Kontes Seo CM303 Bandar Taruhan Agen Judi Bola Online Terpercaya Dan Terbesar Di Indonesia

Level 7 Civil Servant episode 6

Pil Hoon menggenggam tangan Seo Won dan minta maaf, ia mengaku sudah mengikuti Seo Won karena tidak bisa mempercayai Seo Won. Kau selalu hidup dengan tekun dan aku selalu tidak mempercayaimu, itulah mengapa aku minta maaf.
Pil Hoon mengangkat tangan mereka, aku tidak minta maaf karena ini. Pil Hoon mengenakan kaca matanya lagi dan melanjutkan nonton film. Seo Won memandangi Pil Hoon dan kelihatan bersalah.

Agen NIS membuka rak dan minta Do Ha dan Sun Mi membereskan ruangan kosmetik palsu itu agar Gil Ro tidak datang lagi.

Sun Mi mengeluh karena harus membersihkan ruangan. Do Ha komen, apa ini lebih buruk daripada dipaksa kencan? Sun Mi heran, kenapa itu mengganggumu? Kau takut Seo Won berhasil dalam misinya? Jangan terlalu memikirkan ini dan jangan berpikir untuk mengganggunya.

Do Ha minta Sun Mi bergegas karena mereka masih harus mengikuti Tuan Park Dong Gyul.

Young Sun sibuk merias diri lagi, ia mencemaskan anak-anak, Seo Won dan Gil Ro. Seo Won harus memanfaatkan pria yang mencintainya dan Gil Ro tidak tahu kalau ayahnya terlibat kejahatan dan harus mengamatinya, ini terlalu kejam.
Won Suk berkata demi menangkap penjahat ia bahkan bisa lebih kejam lagi. Young Sun berharap mereka tidak akan ketakutan nanti. Won Suk merasa itu lebih baik daripada mati.

Won Suk heran, apa Young Sun akan pergi kencan lagi. Young Sun berkata ini anak lelaki teman ibunya dan ia hanya mencoba bersikap sopan. Katanya orang itu baik.
Won Suk ingin Young Sun lebih waspada karena mereka sangat sibuk. Tapi Young Sun tidak peduli, aku menjalani hidup yang sangat sibuk, jadi kalau aku menikah, aku akan melakukannya dengan sebaik mungkin.

Seo Won dan Pil Hoon minum di cafe. Seo Won tanya bagaimana Pil Hoon bisa mengikutinya karena ia sama sekali tidak menyadari kalau diikuti orang.
Pil Hoon berkata, kalau saja ia tidak diusir dari NIS, ia sudah bisa seperti 007 saat ini.

Seo Won setuju, jadi agen rahasia sepertinya memang lebih cocok untuk Pil Hoon daripada melakukan bisnis seperti sekarang.
Pil Hoon tidak ingin mewarisi perusahaan ayahnya karena bagi ayahnya tidak ada uang kotor di dunia ini. Ayah tidak peduli mau kotor atau bersih, asalkan itu adalah uang tidak ada bedanya. Aku tidak ingin hidup seperti itu.

Seo Won berkata jika kau melakukan satu pekerjaan, pasti ada orang yang tanya, "Apa pekerjaan itu menarik?" dan ada yang tanya "Berapa yang kau hasilkan dari pekerjaan itu? Apa pekerjaan itu mendatangkan banyak uang?" Orang2 itu hidup berdasarkan uang, seperti kau.

Pil Hoon ingat pertanyaan ayahnya, memangnya berapa gaji PNS? lalu pertanyaan Pil Hoon sendiri pada Seo Won, memangnya kau mendapat uang berapa dari sini?
Seo Won berkata, dalam setiap pekerjaan selain dari nilai uangnya, pasti ada hal lain yang lebih penting.



Seo Won menggunakan sedotan sebagai sendok dan ini mengganggu Pil Hoon, kenapa kau minum dengan cara seperti itu?
Seo Won heran, memangnya kenapa?
Pil Hoon : Kalau seperti itu bagaimana kau bisa merasakannya?
Seo Won merasa itu bukan urusan Pil Hoon, mau disendok atau disedot apa urusannya?

Pil Hoon protes, apa aku tidak boleh mempedulikannya? Seo Won melarang Pil Hoon melakukannya, kau hanya mantan rekanku dan sekarang adalah atasanku. Jangan lebih dari itu.
Pil Hoon : Bagaimana kalau aku ingin lebih dari itu?

Seo Won : Aku peringatkan, kau tidak bisa menyukaiku dan aku tidak bisa menyukaimu. Kita tidak bisa melakukannya.
Pil Hoon semakin penasaran dan kesal, apa alasannya? Seo Won ingin mengaku, tapi tidak bisa. Seo Won hanya berkata, kau tidak percaya padaku.

Pil Hoon berkata ia mempercayai Seo Won sekarang, aku hanya tidak terbiasa dengan orang yang hidup seperti dirimu, itulah mengapa aku salah paham kalau kau mungkin punya maksud lain.



Pil Hoon terganggu dengan cream di dekat mulut Seo Won. Ia mengulurkan tangan untuk menghapusnya.

Tapi Seo Won bereaksi lain, ia langsung menelikung lengan Pil Hoon sampai terjatuh di lantai.
Seo Won terkejut sendiri, ia segera minta maaf dan membantu Pil Hoon berdiri. Pil Hoon kesal sekali, ia berdiri dan membersihkan bajunya : ini memalukan sekali. Apa kau mau pamer karena kau terlatih?

Seo Won minta maaf, ia juga kesal kenapa Pil Hoon tiba2 bergerak seperti itu. Pil Hoon membetulkan letak kursi dan ia duduk lagi. Pil Hoon menghentakkan kaki karena ngambek. Kenapa kau seperti ini padaku?
Seo Won : Kau kenapa? Kau duluan yang menyerangku.

Pil Hoon tidak percaya, ia cuma ingin menghapus cream di mulut Seo Won.

Seo Won membersihkan cream dengan lidahnya. Pil Hoon tidak bisa menghilangkan kekesalannya, ya! memangnya kenapa kalau aku mendekatimu?
Seo Won : Tadi kau menggenggam tanganku tanpa ijin.
Pil Hoon : Jadi aku harus minta ijin baru memegang tangan? itu hanya menggenggam tangan dengan alamiah. Apa diantara kita juga tidak boleh melakukan itu?

Seo Won : Aku peringatkan, jangan memiliki perasaan itu.

Pil Hoon tampak kecewa, apa kau sangat tidak menyukaiku? Aku bisa menerima kalau kau pura2 jual mahal, tapi kalau kau benar-benar tidak menyukaiku, aku akan membuatmu menyukaiku. (wow..)
Seo Won tidak seperti ini karena jual mahal, tapi ia juga bukannya membenci Pil Hoon.

Pil Hoon jadi pusing, kau menyukaiku tapi menolakku, apa ini? Kenapa begitu rumit?
Seo Won serba salah, hidupku memang rumit. Aku tidak dalam posisi dimana aku bisa menyukai seseorang saat ini, meskipun ada yang menyukaiku aku tidak bisa menerimanya. Aku kenal seorang eonni dan meskipun ia hampir berusia 40 tahun, ia tidak bisa berkencan. Sekarang aku tahu alasannya.
Pil Hoon : Siapa eonni itu?
Seo Won : Ada kenalanku seperti itu.

Eonni yang dimaksud, tentu saja Young Sun. Saat ini sedang kencan dengan seorang pria stw (stw, setengah tuwa wkk..cameo papinya Baek Seung Jo)
Pria itu berkata ia adalah tipe yang terbuka, ia tidak mengenakan wig, tidak menyombongkan diri dan bangga kalau ia botak. Ia tidak masalah meskipun Young Sun sudah tua. Aku dengar kau sangat sensitif dengan usiamu, tidak masalah meskipun kau berusia 40 tahun.

Young Sun tidak percaya, 39! Saya masih tigapuluhan.
Pria itu mendekat, jujur saja, aku kesepian kau juga kesepian. Pria itu ingin memegang tangan Young Sun.

Young sun cepat2 mengambil ponselnya, saya harus telp. Ia telp Seo Won.
Pil Hoon ingin membantu Seo Won keluar dari masalah rumitnya itu, katakan alasannya dan kita pecahkan situasi rumit itu bersama. Seo Won menghela nafas dan berkata ini sudah malam, kita pulang saja.
Pil Hoon mengajak Seo Won makan. Seo Won tidak mau, ia harus bekerja. Pil Hoon tidak percaya ini. Seo Won menegaskan, nonton film dengannya tadi bukan termasuk kencan, jadi jangan terus ingin melakukan sesuatu denganku.

Young Sun telp. Seo Won mengangkatnya. Young Sun tanya apa Seo Won masih bersama Gil Ro. Seo Won membenarkan.

Sementara itu, Pil Hoon mencoba minum dengan gaya Seo Won.

Seo Won berkata mereka akan segera pulang. Young Sun terkejut, bagaimana Seo Won bisa melakukan itu, ajak dia ke rumah dan masak untuknya.
Seo Won protes, ia tidak bisa melakukan itu.

Young Sun marah, ia teriak : Ya! Apa kau mau tukar tempat denganku? Apa kau pikir kau bisa menemukan pria seperti Gil Ro di sembarang tempat? Apa dia pendek? Apa dia tua? Apa dia kasar? Apa dia Botak? Apa kekurangannya? Kalau aku jadi kau, aku akan mempertahankannya dan hidup dengannya. Kalau kau merengek satu kali lagi, aku akan menghukummu, kau mengerti?! (Bravo Young Sun hahaha)

Pria di depan Young Sun jadi ketakutan. Young Sun tersenyum dan bicara dengan nada lembut lagi, saya adalah tipe terbuka.

Pil Hoon tanya, siapa itu? Apa eonni itu? Seo Won tanya apa Pil Hoon mau ke rumahnya, Seo Won akan masak untuk Pil Hoon.
Pil Hoon heran, kenapa tiba2 berubah? Katanya kau tidak akan mengijinkan pria masuk ke rumahmu kecuali kau akan menikahinya.

Seo Won marah dan teriak, aku bilang akan masak untukmu, kau mau pergi tidak?
Pil Hoon menirukan logat Seo Won : Aku akan pergi.
Pil Hoon senang sekali, ia mengikuti Seo Won. Pil Hoon melihat boneka dan tersenyum.

Pil Hoon dan Seo Won tiba di depan apartemen Seo Won. Seo Won memasukkan kode pintu dengan sembunyi2, agar tidak kelihatan Pil Hoon.
Seo Won melarang Pil Hoon masuk dulu. Ia cepat2 masuk ke apartemen dan dengan cepat beres2. Artinya, Seo Won memasukkan cucian begitu saja ke lemari. Memasukkan baju2 kotor ke kolong tempat tidur dan menyimpan baju dalam di bawah selimut.

Pil Hoon diijinkan masuk, ia mengendus bau parfum dan berkata seharusnya Seo Won membersihkan rumah secara teratur dan tidak menuang parfum kalau ada tamu datang.

Pil Hoon langsung lari dan melompat ke tempat tidur. Ha!
Seo Won terkejut dan menarik kaki Pil Hoon. Ayo bangun! Pil Hoon protes, memangnya kenapa? tempat tidur ya untuk tidur.

Seo Won mulai menggulung majalah dan ingin memukul Pil Hoon.
Pil Hoon berkata ia hanya ingin memberikan hadiah untuk rumah baru. Pil Hoon mengeluarkan boneka monyet yang tadi dibelinya. Aku tidak bisa datang dengan tangan kosong saat diundang pertama kalinya.
Pil Hoon meletakkan boneka monyet itu di sampingnya, ia minta Seo Won tidak memindahkan posisi monyetnya dari situ.
Pil Hoon bicara pada monyetnya, jaga tempat ini baik-baik agar tidak ada pria lain yang masuk ke sini. (he's so cute)

Pil Hoon menyelimuti monyetnya, dan tanpa sengaja menemukan lingerie hitam dari balik selimut. Pil Hoon nyengir lebar, lalu memainkan lingerie itu, kau seksi sekali..
Seo Won murka. Ia langsung menyerang Pil Hoon dengan gulungan majalahnya tanpa ampun.
Hidung Pil Hoon berdarah lagi. Pil Hoon teriak, hidungku berdarah!

Boneka monyet itu kena hukuman haha..dia harus nungging dengan tangan dibelakang dan hidung di meja.
Pil Hoon ingin memindahkan monyetnya. Tapi Seo Won yang sedang masak bagaikan punya mata di punggungnya, jangan coba-coba menyentuh dan memindahkannya.

Pil Hoon protes katanya Seo Won ingin masak untuknya. Tapi apa itu, kenapa kau hanya masak ramen untukku. Seo Won menunjukkan nasi instan pada Pil Hoon, puas sekarang?. Kasihan banget, diundang makan tapi dapatnya makanan instan semua haha.

Pil Hoon mendadak jalan ke kulkas dan membuka kulkas Seo Won. Ternyata memang isinya setengah kosong. Kalaupun ada bahan segar, sudah membusuk semua. Seo Won marah, jangan lihat kesana!
Pil Hoon : Kau benar2 tidak normal.

Pil Hoon jalan mendekat ke arah Seo Won, ia nyengir : Ayo kita masak.
Han Pil Hoon memasak! Ia mengiris, mencincang semua bahan yang bisa dimasak dengan cepat. Bawang, kol, ham, dll keren. Seo Won sampai bengong melihatnya.
Pil Hoon menumis dan menggoyangkan wajan dengan gaya chef profesional.

Tidak lama, Pil Hoon berhasil menyajikan dua macam masakan, nasi goreng campur dan mie instan sayur dengan saus gochujang. Kelihatannya lezat.



Seo Won dan Pil Hoon duduk, siap makan bersama. Pil Hoon tampak bangga, kau tersentuh kan?
Seo Won kagum, apa kau benar2 membuat ini dari bahan2 di rumahku? Pil Hoon berkata makanan bukan soal bahannya, tapi kreativitas. Cie...

Seo Won tanya darimana Pil Hoon belajar masak seperti ini.
Pil Hoon berkata di kemiliteran, ia bagian dapur umum. Ayo cicipilah.

Seo Won mulai makan, tapi rasanya tidak enak. Seo Won menahannya dan makan lagi. Pil Hoon juga makan, ia tanya, rasanya aneh ya?
Seo Won berbohong, tidak..ini enak. Seo Won terus saja makan.

Pil Hoon heran, ia merasakan bagian Seo Won. Tidak mungkin, mana mungkin ini enak.
Seo Won : Kau juga merasa makanannya aneh?
Pil Hoon : Tentu saja, aku ini tentara dapur umum.
Seo Won : Kenapa rasanya seperti ini?
Pil Hoon : Dalam militer, kecepatan lebih penting daripada rasa, meskipun rasanya aneh makan yang banyak. Karena ini pertama kalinya aku masak untuk seorang wanita.

Seo Won tersenyum, ia kelihatan senang. Pil Hoon melihatnya, kau tersenyum. Aku melihatnya. Seo Won menyangkal, aku senyum karena rasanya aneh.
Lalu keduanya ketawa. Seo Won geli, kasihan sekali para tentara itu, kalau yang dipentingkan kecepatan dan bukan rasa.

Tiba2 Seo Won berhenti ketawa, ia kelihatan kesal dan minta Pil Hoon berhenti ketawa, cepat makan dan segera pulang.
Pil Hoon tidak mengerti, kau ini mabuk atau apa. (Kenapa suasana hatinya berubah-ubah dengan cepat)

Pil Hoon melihat sekeliling apartemen Seo Won. Ia tanya, apa kau ingat apa yang mereka ajarkan disana? Tidak peduli kau tinggal di satu tempat untuk sehari atau 10 tahun, jangan meninggalkan jejak pribadimu. Apakah itu foto atau catatan pribadi.
Seo Won : Aku ingat.

Pil Hoon : Kau sudah berhenti dari sana, jadi kau bisa menggantung foto dan membuat kenangan karena rumah ini seperti bukan rumahmu.
Seo Won tertegun. Ia tidak memikirkan soal ini. Karena mungkin ia tidak berharap Pil Hoon masuk ke rumahnya. Seo Won diam saja dan keduanya melanjutkan makan.

Presdir Han masih di kantor, ia duduk dan merenung. Memikirkan ancaman Mi Rae, markas besar akan mendekati putra anda kalau anda keras kepala.
Presdir Han memutuskan telp temannya. Direktur Park? ini aku, bagaimana kalau kita makan siang besok?

Pil Hoon pulang dan memberikan hadiah untuk ibunya. Ibu awalnya senang, tapi heran waktu melihat kosmetik. Kau kan tidak tahu soal kosmetik, ini kosmetik apa, aku tidak bisa memakai sembarang merk, apa kau dibohongi? Berapa harganya?
Pil Hoon berkata ini bagus untuk kulit ibunya dan harganya juga mahal. Ibu tanya apa yang satunya lagi untuk ayah Pil Hoon.

Pil Hoon membeli dua untuk ibu semua. Ibu mengeluh, kenapa membeli produk yang sama dua buah, seharusnya kau membeli untuk ayahmu juga. Pil Hoon merasa ayahnya tidak akan suka atau perlu hal2 seperti ini. Yang paling disukai ayah adalah uang dan aku tidak bisa memberinya uang.



Ayah Pil Hoon pulang. Ibu menyambutnya. Ayah tanya ada masalah apa. Pil Hoon tanya apa ada yang dibutuhkan ayahnya.
Ayah hanya menyuruh Pil Hoon segera tidur. Ia jalan masuk karena capai. Ibu heran, kenapa dengan ayah akhir2 ini, apa terjadi sesuatu di kantor? Ibu juga mengingatkan Pil Hoon soal matseon lagi. Pil Hoon mengeluh, Omma!

Paginya, Do Ha dan Sun Mi mengamati Direktur Park Dong Gyul. Young Sun menunjuk kediaman Park di layar monitor dan berkata ada 3 kamera yang mengarah ke rumah itu. Ia juga sudah mengopi e-mail Park.
Won Suk menyadari suara Young Sun yang tidak terlalu bersemangat. Young Sun masih membahas pengamatan mereka. Won Suk berkata, semuanya sudah berjalan dengan baik, kenapa harus menikah. Hidup sendirian itu paling bagus.
Young Sun marah, jika ada yang pergi kuliah, kapan ada yang tanya kenapa kau kuliah? Kuliah itu biasa. Apa kau tahu apa yang ingin kukatakan padamu saat ini senior?

Agen yang menyamar jadi manager itu tiba2 berkata : Apa kau mau mati?

Won Suk terkejut dan marah, apa katamu?. Ternyata agen tadi menunjuk layar, Han Gil Ro datang lagi kesini, padahal aku sudah menyuruh mereka menaburkan garam agar ia tidak kesini lagi. Agen itu segera keluar.
Young Sun mengeluh, Han Gil Ro ini benar2 melelahkan.



Gil Ro membeli 10 set kosmetik, 5 pria dan 5 wanita dan minta mencatat penjualan itu atas nama Kim Jeong Won. Agen itu mengiyakan dengan sopan.
Do Ha ada di luar mobil mengawasi kediaman Park. Sun Mi ada di dalam mobil, ia ngantuk dan bosan.
Sun Mi iseng menggambar wajah Do Ha. Ia komen, dia punya lipatan mata yang terlalu jelas. Ini tanda tipe pria tidak setia.

Do Ha muncul di jendela mobil dan tanya Sun Mi bicara apa. Sun Mi berkata ia tidak bicara apa-apa. Do Ha heran, ia jelas mendengar Sun Mi bicara.

Direktur Ma dan asisten Park membicarakan masalah perusahaan, memangnya siapa yang mau kerja keras dan bersedia mati demi perusahaan. Kalau mereka melakukannya, siapa yang akan mengakui jasa mereka.
Tiba2 Pil Hoon datang membawa kado. Ia memberikan dua set kosmetik untuk Direktur Ma, yang satu untuk anda dan yang ini untuk ibu anda. Bapak akan pulang kampung kan Tahun Baru ini? Pil Hoon juga memberikan untuk asisten Park.

Park terharu karena Pil Hoon juga mengingat bawahan seperti dirinya. Pil Hoon mendengus, bawahan apanya, disini kita semua rekan kerja. Selamat Tahun Baru.
Direktur Ma juga terharu, ia bersedia mati demi perusahaan. Haha..

Pil Hoon masuk ruang kerjanya dan membagikan hadiah untuk semua stafnya. Mereka senang sekali dan jelas kelihatan kalau hubungan Pil Hoon dan timnya memang kompak.
Pil Hoon juga memberikan satu untuk Seo Won. Seo Won tanya, apa ini?



Pil Hoon menunjuk pipinya, tonic..tonic. Hadiah untuk tim kita.
Pil Hoon masuk kantornya, ia seperti biasa mengecek CCTV rahasianya. Lalu menutup layar waktu Seo Won masuk.
Pil Hoon meminta Seo Won duduk. Ia tanya, sepulang kerja mau kencan dimana. Pil Hoon ingin ke rumah Seo Won lagi untuk masak karena ia menemukan resep baru.

Seo Won tanya berapa uang yang dikeluarkan Pil Hoon untuk produk itu. Kenapa Pil Hoon harus memenuhi kuota penjualan Seo Won. Pil Hoon tidak mengerti, bukankah Seo Won harus menjual produk tidak peduli siapapun pembelinya?
Pil Hoon minta Seo Won tidak berlebihan, ia juga harus beli hadiah untuk Tahun Baru.
Seo Won : Kenapa hanya membeli hadiah untuk tim kita?

Ponsel Seo Won bunyi. Seo Won berkata, jangan telp. Ia menutup telpnya dan berkata ke Pil Hoon, apa kau ingin aku berterima kasih padamu karena kau membantuku menutup target penjualanku bulan ini? Apa kau mengira aku akan mengajakmu kencan? Kau benar2 kekanak-kanakan.
Seo Won mengatakan sesuatu yang membuat Pil Hoon tersinggung lalu Pil Hoon minta Seo Won mengganti uangnya.
Seo Won siap mengeluarkan uang, berapa?
Pil Hoon : 675 ribu Won
Seo Won tidak jadi menggantinya karena ia tidak punya uang sebesar itu. Seo Won dapat telp lagi, ia berkata harus pergi sekarang. Seo Won lari keluar. Pil Hoon kesal, berikan aku 675 ribu Won!

Seo Won bertemu Lee Jin Ju, di cafetaria kantornya. Jin Ju minta Seo Won mengenalkan teman2 agen-nya yang ingin mencari jodoh, Jin Ju siap membantu. Ia janji akan memberikan komisi untuk Seo Won. 10 ribu Won setiap orang.
Seo Won menyangkal, aku tidak kerja di pemerintahan.

Jin Ju tidak percaya, karena ibu Kyung Ja berkata kalau putrinya kerja di NIS. Jin Ju juga mengingatkan Seo Won, ia punya beberapa kencan akhir pekan ini, jadi carilah waktu untuk mereka.



Seo Won jadi marah, kenapa kau menyuruhku melakukan ini itu? Kau bilang ini urusan penting tapi ternyata urusan ini? Apa? 10 ribu Won? Kau pikir aku ini pengemis?

Jin Ju jadi menangis, ia hanya punya Seo Won yang bisa diandalkannya. Jin Ju akhirnya pergi. Seo Won menyesal dan mengejar temannya.

Seo Won tidak melihat Presdir Han dan Mi Rae yang jalan bersama.
Mi Rae : Semuanya akan berakhir hari ini kan?

Presdir Han : Aku tidak pernah melanggar hukum sekalipun, meskipun kondisinya sangat buruk.



Mi Rae tersenyum, mulai sekarang kondisinya akan lebih berbahaya.
Seo Won telp ibunya, ia marah2. Aku bisa gila karena kalian. Tolong jangan lakukan itu Bu. Ia marah karena ibu mengatakan soal pekerjaannya pada Jin Ju.
Ibu bahkan berkata kalau ayah Kyung Ja adalah Kepala Desa saat ini. What? Ayahnya menang?

Seo Won semakin kesal. Ibu ingin Kyung Ja mendukung ayahnya, memujinya di depan pejabat karena Kyung Ja kerja di pemerintahan.



Seo Won lelah dan menutup ponselnya. Ayah minta Ibu telp dan menyuruh Kyung Ja pulang. Ibu punya ide bagus, lebih cepat kalau kita yang ke Seoul. Kita belum pernah ke rumahnya satu kalipun. Ayah setuju.
Kim Mi Rae jalan di dekat Seo Won, ia telp seseorang dan berkata Han Joo Man mulai bergerak. Aku akan mengatur semuanya, jangan bertindak ceroboh.


Seo Won tanpa sengaja mendengarnya dan ia terlihat curiga. Mi Rae menoleh dan melihat Seo Won. Seo Won membungkuk dan bergegas pergi.

NIS mengawasi pergerakan Han Joo Man dan Park Dong Gyul.
Pil Hoon ingin memberikan kado Tahun Baru untuk ayahnya. Ia ingin menulis kartu, tapi merasa kikuk sendiri, aku memang tidak cocok menulis seperti ini.
Pil Hoon melirik tempat duduk Seo Won. Ternyata kosong, kemana 675 ribu Won itu pergi?

Won Suk telp Pil Hoon, nadanya panik. Dimana ayahmu saat ini?
Pil Hoon berkata ayahnya pergi menemui temannya. Won Suk minta Pil Hoon segera menyusul ayahnya. Hanya karena tidak ada yang terjadi sepanjang waktu ini, apa kau pikir dia aman? Cepat bergerak.

Pil Hoon mendengus, apa yang mungkin terjadi? Tapi Pil Hoon bergerak juga menyusul ayahnya.



Do Ha dan Sun Mi sampai di basement sebuah gedung dan melihat Park Dong Gyul jalan. Do Ha akan mengikuti Park dan Sun Mi berjaga di mobil.
Pil Hoon tiba di gedung itu, ia melihat ayahnya di depan lift. Pil Hoon bergegas menyusulnya. Tuan Han sudah masuk lift. Pil Hoon hanya bisa teriak, Ayah!


Tuan Han tidak mendengar teriakan anaknya. Ada orang lain yang menahan pintu lift. It's Jae! Keduanya naik ke lantai atas.
Pil hoon menyusul dengan lift berikutnya.

Jae mengikuti Tuan Han jalan di sepanjang lorong kantor. Waktu mereka sampai di tempat sepi, Jae menghunus belati, ia mendekat dan merangkul Presdir Han.
Jae menusuk Han Joo Man, kau harus patuh. Kalau tidak, berikutnya adalah putramu.

Pil Hoon tiba di dekat mereka. Ia menoleh dan terkejut melihat ayahnya duduk di lantai bersama orang asing.
Pil Hoon teriak, aboji! Ia lari ke arah mereka. Jae melihat Pil Hoon, ia menyeringai dan lari.

Pil Hoon segera melepas jasnya dan minta ayahnya menekan luka dengan jas itu. Ayah bertahanlah, aku akan segera kembali. Pil Hoon mengejar Jae.
Tuan Han terengah-engah, ia ingin mencegah Pil Hoon tapi tidak bisa.

Pil Hoon menemukan Jae di tangga darurat. Ia melompat dan menghadang Jae. Keren juga.
Pil Hoon bisa memojokkan Jae, tapi kondisi berbalik dan Jae berhasil lolos. Pil Hoon ingin mengejar tapi ia ingat ayahnya.

Pil Hoon sempat telp Won Suk, ia berkata ayahnya ditikam. Penyerangnya seorang pria, tinggi sekitar 185 cm, mengenakan topi dan baju hitam, usianya 20-an. Orang itu jalan ke arah basement.

Won Suk mengerti dan segera menyebar informasi untuk para agennya. Ia juga memanggil ambulance untuk ayah Pil Hoon.

Do Ha berhasil menyusul Park Dong Gyul di depan lift. Do Ha mendapat sms tentang Jae. Ia meninggalkan Park dan mencari Jae.

Sun Mi juga mendapat sms yang sama. Sun Mi segera keluar dari mobil untuk mencari Jae.

Pil Hoon kembali ke ayahnya. Ia mengikat luka Ayahnya dengan dasi. Ayah, darah ayah berwarna merah terang, itu artinya liver atau organ dalam ayah tidak terluka, jadi jangan khawatir.
Ayah minta Pil Hoon pergi karena bahaya. Tapi Pil Hoon berkata ia sudah memanggil ambulance. Ayah bertahanlah sebentar. Pil Hoon menggendong ayahnya dan pergi.



Sun Mi berpapasan dengan Jae. Sun Mi melihat belati di saku belakang Jae. Ia sadar, pria itu pasti yang dimaksud dalam sms. Sun Mi lapor, lift B3, kita kedatangan tamu.

Sun Mi langsung menyerang Jae. Ia berhasil menjatuhkan dan mencekik Jae.
Jae lebih kuat dari Sun Mi dan berhasil melepaskan diri. Jae bertarung dengan Sun Mi. Jae berhasil menjatuhkan Sun Mi. Ia akan menikam Sun Mi.

Untung Do Ha datang dan menerjang Jae. Sun Mi terlempar beberapa meter dari mereka.
Do Ha dan Jae bertarung. Do Ha berhasil menjatuhkan pisau Jae.

Tapi Do Ha terlambat mengambil pisau. Jae berhasil mengambil pisau itu lebih dulu dan menjadikan Sun Mi sebagai sandera. Apa kalian agen NIS?
Sun Mi menggeleng, ia ingin Do Ha segera melumpuhkan Jae.

Do Ha berkata ia akan melepaskan Jae, tapi jangan melukai wajah Sun Mi. Sun Mi terkejut, apa yang kau lakukan?



Jae tidak percaya dengan perkataan agen NIS, ia sengaja mengiris pergelangan tangan Sun Mi sebagai jaminan, berapa menit ia akan bisa bertahan?
Jae : Sampai ketemu lagi.

Sun Mi kesakitan. Do Ha segera menolongnya, tidak mempedulikan protes Sun Mi. Do Ha mengikat lengan Sun Mi dengan ikat pinggangnya untuk menghentikan aliran darah.
Do Ha : Pembuluh darahmu luka, tapi bukan arteri utamanya. Meskipun begitu, kau akan syok dalam 5 menit jadi tetaplah sadar. Jangan pingsan.
Do Ha menggendong Sun Mi pergi.



Seo Won tidak ikut makan siang. Ia mendapat sms juga. Seo Won ingat saat Mi Rae telp. Seo Won ingin tahu siapa Mi Rae sebenarnya.
Seo Won nekad masuk ke ruang kantor Pil Hoon. Ia menutup tirai dan memeriksa semua rak dan laci.

Seo Won membongkar laci meja Pil Hoon. Ia mendapatkan data pegawai. Seo Won mengopi data-data Kim Mi Rae.
Seo Won menemukan hadiah dan kartu Pil Hoon untuk ayahnya, ia duduk di meja Pil Hoon dengan rasa bersalah.

Tuan Han ada di RS. Pil Hoon menjaganya. Ibu lari masuk, ia panik sekali. Sayang..sayang..apa yang terjadi? Sayang..?
Pil Hoon menenangkan ibunya. Lukanya tidak mengenai organ dalamnya, jadi Ayah bisa pulang dalam seminggu. Ibu tidak percaya, bagaimana bisa dalam seminggu, coba lihat, ayahmu koma.
Pil Hoon : Tidak, ayah tidak apa-apa, ia hanya tidur karena pengaruh anestesi.
Ibu masih histeris dan menangis ketakutan. Pil Hoon hanya menghela nafas.

Seo Won pergi ke RS. Ia membawa jus.

Won Suk menemui Pil Hoon. Ia tanya apa Pil Hoon melihat wajah penyerangnya. Pil Hoon tidak melihatnya.
Won Suk : Kami sudah mendapat rekaman CCTV-nya, jadi pasti akan menemukan sesuatu.

Pil Hoon merasa ini adalah salahnya, hanya karena ia lengah maka ini terjadi.

Won Suk : Pekerjaan kita bukan pekerjaan yang mudah dan cepat.
Pil Hoon : Tetap saja, ini terjadi pada ayah dan ini salah saya.
Won Suk minta Pil Hoon lebih waspada dan hati-hati. Aku pergi dulu.

Seo Won datang, sepertinya melihat keduanya bicara. 
Seo Won melihat Pil Hoon yang tampak sangat terpukul. Ia sadar baju Pil Hoon kena darah. Seo Won jalan pergi.

Do Ha dan Sun Mi juga di RS. Ia tanya bagaimana luka Sun Mi.
Sun Mi : Rasanya sakit dan memalukan.

Sun Mi tidak mengerti kenapa Do Ha mencemaskan soal luka di wajahnya. Do Ha berkata jika wajah Sun Mi ada bekas lukanya, itu akan membuatnya mudah dijadikan sasaran karena ada tandanya (mudah dikenali), itu akan membuatmu sulit dalam menjalankan misi.

Sun Mi merajuk, jadi ini hanya soal pekerjaan. Tidak ada alasan lain? Do Ha tanya, apa harus ada alasan lain?

Sun Mi : Aku tahu, lain kali kalau hal seperti ini terjadi lagi, jangan selamatkan aku, tidak peduli aku mati atau tidak. Dalam film maupun drama, selalu saja ada pria yang menyelamatkan wanita dan aku tidak suka itu. Kenapa wanita selalu harus ditolong?

Do Ha : Ada film dimana wanitanya yang menolong pria.
Sun Mi : Tidak ada yang seperti itu.
Do Ha : Ada, dalam My Sassy Girl, Jeon Ji Hyun menyelamatkan Cha Tae Hyun.

Sun Mi menghentakkan kaki, kenapa Jeon Ji Hyun melakukan itu? Dia memainkan semua peran yang keren. Sungguh mengesalkan.
Do Ha tersenyum geli.

Pil Hoon menunggui ayahnya. Ibu tidur di sofa. Pil Hoon tampak ragu, lalu perlahan menggenggam tangan ayahnya.
Ayah terbangun. Pil Hoon langsung melepaskan tangan ayahnya.

Ayah tanya apa ini di RS. Pil Hoon membenarkan, ia minta ayah tenang saja karena lukanya tidak parah dan diluar sudah ada polisi yang berjaga.
Ayah ingat ancaman Jae, lain kali giliran anak anda. Ayah sebenarnya cemas. Pil hoon tanya apa Ayah kenal dengan penyerangnya, apa ada orang yang tidak suka dengan ayah?

Ayah minta Pil Hoon pulang saja. Ia tidak nyaman kalau Pil Hoon ada disini. Pil Hoon minta maaf karena tidak bisa melindungi ayahnya.
Ayah : Memangnya kau siapa, bisa melindungiku? Sudah jangan bicara ngawur dan pulang sana.
Pil Hoon : Ayah, kenapa kau seperti ini?

Ayah : Kenapa kau selalu tidak mematuhiku? Kapan kau akan jadi anak yang patuh? Jangan datang ke RS dan bekerja saja dengan baik. Seorang pengusaha tidak boleh membiarkan masalah menjatuhkannya.

Pil Hoon sakit hati, baik aku akan pergi dan tidak akan kesini lagi. Tapi, hubungan antara ayah dan anak bukan hanya perasaan saja. Istirahatlah. Ayah tampak lega saat Pil Hoon pergi, Ayah takut Pil Hoon terancam nyawanya, tapi tidak tahu bagaimana mengungkapkannya.
Pil Hoon keluar dan melihat Seo Won menunggunya. Seo Won tanya kondisi Pil Hoon.
Pil Hoon : Ayahku baik-baik saja.
Seo Won tahu kondisi ayah Pil Hoon dari perawat. Ia ingin tahu apa Pil Hoon baik2 saja. Pil Hoon hanya mengangguk. Ia tanya apa yang dibawa Seo Won.

Seo Won membawa jus untuk Ayah Pil Hoon. Pil Hoon mengambil jus itu dan mengajak Seo Won meminumnya sendiri. Mereka jalan ke lift.
Ada seseorang yang mengamati keduanya. Ternyata dia Jae yang sudah menyamar menjadi dokter. Benar, Jae ini lebih berbahaya dari Mi Rae.
Keduanya duduk di luar sambil minum jus (gila..apa ngga dingin. Joo won tidak pakai jaket lagi) Seo Won tanya apa tidak apa-apa meninggalkan kamar ayah Pil Hoon begitu saja.
Pil Hoon : Apa boleh buat, kami sama-sama tidak nyaman jika menunjukkan perasaan sayang atau semacamnya. Kami harus berjauhan.

Seo Won : Ayahmu terluka.
Pil Hoon berkata itu sudah biasa mereka lakukan. Pil Hoon cerita, waktu ia masih kecil, ia pergi ke jimjilbang dan melihat ayah dan anak saling menggosok punggung masing2.
Pil Hoon ingin mengajak ayahnya ke jimjilbang. Tapi Ayah tidak ada waktu dan hanya memberikan uang pada Pil Hoon. Pil Hoon membayar orang kalau ingin digosok punggungnya. Lalu seorang ajussi tanya, apa Pil Hoon tidak punya ayah. Jadi aku jawab, tidak punya. Itu membuat kami lebih nyaman.



Seo Won tidak percaya kalau Pil Hoon baik-baik saja. Tapi Pil Hoon meyakinkannya, aku baik2 saja. Seo Won menghela nafas, paling tidak ayahmu tidak menimbulkan masalah.


Seo Won memberikan tas berisi baju untuk Pil Hoon. Pil Hoon tampak surprise, lalu melihat isinya dan ketawa ngakak, style fashionmu kuno. Kau ingin aku mengenakan ini?
Seo Won merebut jas itu kembali, berikan padaku kalau tidak mau. Pil Hoon menahannya. Keduanya tarik-tarikan jas.

Pil Hoon mengucapkan terima kasih, aku pasti akan memakainya. Juga..mana 675 ribu Wonku?
Seo Won menahan kesal (bukannya dia sendiri yang ngotot mau mengganti uang Pil Hoon? haha), lalu minta rek bank Pil Hoon, aku akan bayar kembali saat gajian nanti.

Pil Hoon minta maaf, ia mengira bisa membeli waktu Seo Won dengan uangnya, aku seperti ayahku, aku seperti orang bodoh saja.
Seo Won : Kau bukan orang bodoh. Aku seperti itu karena aku takut. Semakin lama aku bersamamu, itu akan mempengaruhi persahabatan kita.
Pil Hoon : Aku tidak mau persahabatan denganmu, bersahabat saja dengan anjingmu.

Pil Hoon memakai jasnya, ia tetap ketawa geli karena itu jas bludru. Seo Won memuji penampilan Pil Hoon, bagus juga. Pil Hoon dengan bangga berkata, semua baju cocok untukku.



Direktur Oh marah pada Won Suk karena kehilangan Jae. Padahal orang itu sudah di depan kalian. Won Suk berkata akan mengurus itu karena mereka adalah timnya.
Direktur Oh kesal dan berkata ia seharusnya menyingkirkan tim Won Suk.

Won Suk jalan keluar dari kantor Oh dan disambut Poong Eon dan Soo Young. Keduanya kerja di bawah Direktur Oh langsung dan mereka mengadu pada Won Suk kalau Direktur Oh memang seperti itu.
Poong Eon memohon agar ditarik ke dalam tim Won Suk saja. Semua mantan anak didik Won Suk langsung menyapa Won Suk dan mengerumuninya, petugas pendisiplin! Mereka senang bertemu mantan pelatihnya. Won Suk tersenyum pada mereka.



Pil Hoon kembali ke kantor. Ia mengenakan baju pemberian Seo Won dan geli dengan selera Seo Won. Tapi baju itu tetap bagus di tubuh Pil Hoon.
Pil Hoon melihat hadiah untuk ayahnya. Ia membaca lagi kartunya dan membuang semuanya ke tong sampah.

Pil Hoon mengecek rekaman seperti biasa. Ia terkejut karena melihat Seo Won dalam rekaman itu.

Pil Hoon langsung memutar video dan melihat Seo Won yang membongkar laci dan raknya lalu mencuri data. Pil Hoon kelihatan marah. Ia dibohongi lagi.

Pil Hoon bergegas pergi dengan wajah murka.

Do Ha menemui Seo won. Ia membawa bir dan minum dengan Seo Won. Do Ha minta Seo Won segera menyelesaikan misinya yang berkaitan dengan Gil Ro.

Seo won merasa bersalah sudah membohongi Gil Ro. Gil Ro mungkin memang kasar, melakukan apapun semaunya, marah-marah, tapi ia bukan orang jahat. Dia juga punya sisi lain yang baik, seperti perhatian pada semua orang dan ia lucu. Tapi itu bukan berarti aku menyukainya.

Do Ha : Sun Mi terluka. Ia diserang saat mengejar orang yang menikam Han Joo Man.

Seo Won terkejut, Sun Mi?  Bagaimana kondisinya, apa dia luka parah?

Do Ha : Semakin lama kau menundanya, kami tidak tahu siapa lagi yang mungkin terluka. Kau seharusnya merasa bersalah pada rekan-rekanmu dan bukan pada Gil Ro. (Do Ha, you may cute but I'm angry with you now ..*%^%$^$%!!!)
Kami bahkan sekarang diperintah membawa senjata.

Seo Won menghela nafas dan tanya dimana Sun Mi sekarang. Do Ha tidak menjawab dan memberikan pistol pada Seo Won untuk melindungi diri. Do Ha bisa melindungi dirinya sendiri. Seo Won menolak, dia orang sipil sekarang, kalau membawa pistol berarti itu melanggar hukum.



Terdengar bunyi bel. Pil Hoon teriak2, Kim Seo Won! buka pintu!
Seo Won dan Do Ha terkejut. Keduanya panik. Seo Won langsung menjawab, ya tunggu sebentar.


Seo Won berusaha menyembunyikan Do Ha. Do Ha mengambil jaket dan pistolnya, lalu membuka lemari. Lemari Seo won penuh, Do Ha bingung.

Seo Won memaksa Do Ha masuk ke lemari, bertahanlah sebentar saja. Seo Won susah payah menutup pintu lemari. Do Ha harus meringkuk di lemari lagi.



Pil Hoon sama sekali tidak sabaran. Ia menekan bel dan teriak2 terus. Seo won akhirnya membuka pintu. Pil Hoon tampak marah. Seo Won memuji baju Pil Hoon, gayamu bagus juga.


Pil Hoon tidak peduli dan langsung masuk ke dalam. Seo Won menghadangnya, apa yang kau lakukan?

Pil Hoon melihat ada dua kaleng bir di meja, ia curiga, apa sebenarnya yang kau sembunyikan?
Seo Won : Menyembunyikan apa? Tidak ada yang kusembunyikan.



Do Ha ingin mendengar pembicaraan keduanya. Ia sedikit merapatkan telinga di pintu lemari. Akibatnya pintu terbuka sedikit.
Pil Hoon mendengarnya, suara apa itu?
Seo Won : Suara apa? Kenapa kau tiba-tiba datang?

Pil Hoon : Lalu bagaimana denganmu, kenapa kau tiba-tiba datang ke kantorku? Kenapa kau datang menemuiku?
Do Ha perlahan menarik pintu lemari dan menutupnya dari dalam. Pil Hoon mendengarnya lagi. Apa ada orang disini?
Seo Won : Tidak ada.

Pil Hoon tidak percaya dan jalan ke arah lemari baju Seo Won. Seo Won menghadangnya.
Pil Hoon : Minggir!
Seo Won : Tidak ada apa-apa!
Pil Hoon : Minggir!

Pil Hoon mendorong Seo Won dan ia ingin membuka lemari. Seo Won menahan Pil Hoon, ia mengunci Pil Hoon ke arah lemari.

Pil Hoon menunduk dan mundur, dan gantian mengunci Seo Won ke arah lemari. Seo Won melawan dan keduanya terjatuh ke atas tempat tidur.
Seo Won menekan Pil Hoon, hentikan. Aku tidak akan menahannya lagi. (Seo Won bisa sungguh2 melukai Pil Hoon)
Pil Hoon berbalik menekan Seo Won, aku juga tidak berencana mempermudahmu.

Keduanya berkelahi sambil duduk. Seo Won berusaha melepaskan diri. Keduanya jatuh ke tempat tidur lagi.
Pil Hoon sekarang ada di atas Seo Won, ia teriak, katakan identitasmu!
Tiba-tiba orang tua Kyung Ja jalan masuk. Ayah dan Ibu syok melihat pemandangan horor di depan mereka.
Seo Won dan Pil Hoon menoleh. Seo Won terkejut, Appa!
Pil Hoon bingung, Appa?! 

Seo Won menendang Pil Hoon dan keduanya bangun dari atas tempat tidur.


Ayah murka. Ia segera menyerang Pil Hoon. Apa yang kau lakukan?! Dasar berandal. Ayah menarik rambut Pil Hoon (haha..reuni Kim Tak Gu lagi.)

Seo Won mencoba menahan ayahnya, jangan ayah. Jangan lakukan itu.
Ayah tetap marah2 dan tidak melepaskan Pil Hoon.

Tidak cukup sampai disitu. Do Ha tejatuh keluar dari lemari dan mendarat di depan mereka.
Do Ha tidak bisa berkutik. Seo Won panik.



Pil Hoon murka melihat Do Ha, tapi tidak bisa bergerak karena cengkeraman ayah.
Sekarang Ibu yang marah, dan menarik rambut Seo Won. Ia memukuli Seo Won, kau menduakan pria?

Ayah menarik rambut Do Ha dengan tangan satunya lagi, ia marah besar. Apa sebenarnya kalian ini?! Bicara!!

Level 7 [1], [2], [3], [4], [5]

Notes :
Ep6 benar2 gila :) sorry for the delay, soalnya perhatianku sering teralih ke google doodle yang ular itu haha..baru nulis satu dua kalimat, main google doodle lagi.

Aku penasaran soalnya, ada yang main ini ngga? kalau nilai sekitar 20-70 an, ularnya masih tidur kan. waktu nilainya dah 100-an, ularnya buka mata. Aku penasaran, ularnya bisa apa lagi wkkk. Aku belum bisa mengalahkan nilaiku sendiri, jadi masih penasaran.
 

0 comments:

Post a Comment