Shark episode 3
Yi Soo lari ke telp umum, ia membawa sebuah amplop coklat dan berusaha telp Det. Byun. Yi Soo tampak ragu, lalu ia memutuskan telp lagi.
Yi Soo memegang kunci loker, tapi nomornya 14 bukan 22 seperti yang disembunyikan Pak Han di kotak musik Yi Hyun.
Tiba-tiba ada sebuah truk yang lari dengan kecepatan tinggi ke arah telepon umum itu. Yi Soo tidak sempat bereaksi dan dalam hitungan detik, truk itu menghantam telepon umum dengan Yi Soo di dalamnya.
Kita mundur lagi, setelah Yi Soo memukuli polisi korup dan dimasukkan penjara. Detektif Byun mendekati sel Yi Soo. Apa kau adalah putra Han Young Man? Yi Soo diam saja.
Byun : Kau bahkan tidak mau bicara dengan detektif? Keyakinanmu kalau ayahmu bukan pelaku tabrak lari itu mungkin benar.
Yi Hyun mengamati kunci loker No. 22 dan mencoba memutar kotak musiknya dengan kunci itu, tapi tidak bisa.
Kakek Jo datang dan mengajak Yi Hyun makan malam. Yi Hyun berkata akan makan setelah kakaknya pulang. Kakek Jo berkata kakak Yi Hyun mungkin akan terlambat pulang. Ia membujuk Yi Hyun makan bersamanya.
Yi Hyun akhirnya bersedia ikut bersama Kakek Jo. Ia mengantongi kunci loker itu dalam saku celananya.
Yi Soo mulai memiliki harapan, ia tanya apa Det. Byun percaya bahwa ayahnya bukan pelakunya. Det. Byun masih belum yakin, tapi ia punya dugaan. Byun tanya apa yang diketahui Yi Soo.
Yi Soo : Seperti yang kukatakan tadi, aku punya saksi.
Det. Byun mengerti, Yi Soo juga pasti punya dugaan siapa pelaku sebenarnya. Byun ingin Yi Soo mengatakan semua kepadanya, agar ia bisa membantu Yi Soo.
Yi Soo menolak, ia akan menemukan pelaku dan buktinya sendiri. Byun menasehati Yi Soo, kau bisa masuk dalam jebakan.
Yi Soo : Ayahku yang masuk ke dalam jebakan!
Byun : Tepat sekali, sekarang katakan kenapa kau pikir ayahmu dijebak. Pasti ada alasannya.
Yi Soo tidak bisa mempercayai Byun. Ia akan mencari alasannya sendiri. Byun menghela nafas, tapi ia bisa mengerti karena kenyataan bahwa mayoritas rekannya korup dan bisa dibeli.
Byun : Kau mau percaya atau tidak, tapi ini adalah tugasku sebagai detektif untuk menemukan siapa pembunuh ayahmu. Itulah mengapa negara membayar kami!
Yi Soo : Dan kalau ada seseorang yang membayar lebih, tugas pekerjaan kalian jadi berubah.
Byun mengerti, Yi Soo pasti sangat marah. Ayahku dibunuh dan fakta2nya ditutupi, aku akan mempertaruhkan nyawa untuk menangkap penjahat yang sebenarnya. Aku mungkin juga akan menghukum orang itu dengan tanganku sendiri.
Tapi kalau dugaanku tidak benar, aku akan masuk dalam kesalahan yang sangat fatal. Yi Soo komen, kalian para polisi sudah membuat banyak sekali kesalahan fatal.
Byun membujuknya, penyelidikannya belum selesai.
Byun mengeluarkan foto Prof Kang dan tanya apa Yi Soo mengenal orang itu.
Hae Woo tiba di kantor polisi dan marah2, kenapa kalian memasukkan anak tidak berdaya ke dalam penjara?! Polisi itu menghela nafas, anak tidak berdaya itu memukuli polisi. Hae Woo membela Yi Soo. Dia pasti punya alasan melakukannya. Dia bukan orang yang akan melakukan sesuatu tanpa alasan. Jadi, bebaskan dia sekarang juga.
Polisi itu masih berargumen, mereka punya prosedur. Hae Woo tanya apa polisi itu tidak menerima telp dari kakeknya?
Polisi korup muncul dan berkata untuk membebaskan Yi Soo.
Kembali ke sel, Byun tanya apa Yi Soo kenal prof Kang. Yi Soo mengamati foto Kang dan menggeleng. Tidak. Byun memasukkan foto Kang dalam dompetnya. Yi Soo tanya apa orang itu ada kaitannya dengan kasus ayahnya.
Byun menjelaskan, Prof Kang dibunuh. Orang terakhir yang bertemu dengan Kang adalah ayah Yi Soo yang juga terbunuh. Korban dan saksi sama-sama dibunuh dalam satu hari. Jadi ada kemungkinan kematian ayahmu terhubung dengan kematian orang ini. Tapi juga bisa saja tidak ada hubungannya.
Yi Soo tanya apa cara meninggalnya sama. Byun menggeleng dan sayangnya ia tidak bisa mengatakan banyak hal karena itu kasus polisi.
Polisi korup muncul : Kurasa kau sudah mengatakan terlalu banyak kepadanya.
Yi Soo jalan keluar kantor polisi. Diikuti polisi korup, rekannya dan Byun. Hae Woo menunggu di luar kantor. Yi Soo melihatnya tapi ia tidak memanggil Hae Woo.
Hae Woo lari ke arah Yi Soo, Han Yi Soo..! kau tidak terluka kan? Yi Soo tanya apa Hae Woo minta keluarganya membebaskan dirinya? Hae Woo membenarkan.
Yi Soo menoleh marah ke arah polisi korup. Polisi itu komen, kenapa? Apa kau punya masalah dengan itu? Yi Soo tidak menjawabnya, ia jalan pergi. Hae Woo mengejarnya. Polisi korup itu berkata ke Yi Soo, ia membebaskan Yi Soo karena Yi Soo masih anak2, tapi lain kali ia tidak akan membiarkannya.
Byun mengangguk ke Yi Soo untuk memintanya pergi.
Setelah mereka pergi, polisi korup dan Byun berdebat. Polisi korup tidak suka kalau Byun terlalu terbuka pada anak itu. Byun merasa itu wajar karena Yi Soo adalah putra korban. Ia harus bicara dengannya untuk mempermudah penyelidikannya.
Polisi korup mengancam akan melaporkan Byun ke kantor pusat. Byun menantangnya, laporkan saja. Polisi korup itu ketawa dan mencoba mendinginkan suasana dengan mengajak Byun serta rekannya minum.
Byun ingin polisi korup itu bertemu dengan saksi yang dimiliki Han Yi Soo.
Polisi korup : Aku akan menyelidiki kasus itu atau tidak, itu keputusanku! Urus saja urusanmu sendiri dan selesaikan pekerjaanmu sendiri.
Byun : Kita sudah melakukan pekerjaan ini selama 15 th. Kita tahu..ada kalanya sesuatu tidak tampak seperti kelihatannya.
Yi Soo dan Hae Woo jalan pulang bersama. Hae Woo bicara soal kecemasannya. Tapi Yi Soo tenggelam dalam pikirannya sendiri. Yi Soo ingat saat melihat Tuan Jo Ui Sun jalan dengan sempoyongan ke dalam rumahnya. Jelas kelihatan Tuan Jo sedang panik.
Yi Soo ingat jam tangan Tuan Jo. Yi Soo tanya apa jam tangan ayah Hae Woo ada di rumah.
Hae Woo bingung, kenapa Yi Soo tanya soal itu. Yi Soo mendesaknya. Hae Woo justru mengira ayahnya melaporkan Yi Soo telah mencuri jam tangannya. Yi Soo menyangkalnya, bukan itu. Tapi Hae Woo tetap mengira ayahnya menuduh Yi Soo mencuri jamnya.
Yi Soo kesal : Aku bilang bukan karena itu!
Hae Woo : Lalu karena apa? pasti ada alasannya.
Yi Soo tidak bisa mengatakan kecurigaannya pada Hae Woo. (Bahwa ayahnya adalah pelaku tabrak lari dan ayah Yi Soo yang harus menanggung kesalahannya dan karena satu hal, ayahnya dibunuh orang.) Yi Soo hanya berkata Hae Woo tidak perlu tahu. Yi Soo jalan pergi.
Beberapa saat kemudian, sepertinya Hae Woo berhasil menyeret Yi Soo ke satu tempat. Ternyata ke Toko Buku Dae Oh.
Pembunuh bayaran yang disewa Kakek Jo menyelinap ke kediaman Yi Soo dan memeriksa laci satu per satu.
Sementara Kakek Jo makan malam bersama Yi Hyun. Kakek Jo selalu tersenyum dan menambahkan makanan ke mangkuk Yi Hyun, ayo makan yang banyak. Sekretaris Park tersenyum melihat mereka. Kakek Jo ini mengerikan juga.
Yi Soo dan Hae Woo menunggu di dalam Toko Buku Dae Oh. Hae Woo heran, kemana pemilik toko, kenapa ia meninggalkan tokonya terbuka begitu saja? (Untuk pergi membunuh? pembunuh dengan pena, pasti yang sering bertemu dengan buku wkk, like a nerd psycopath)
Yi Soo ingin segera pulang. Yi Hyun menungguku. Hae Woo berkata pemilik toko minta ia datang hari ini, ada buku Chagall yang disukainya.
Yi Soo : Kita sudah menunggu selama 30 menit lebih!
Yi Soo tidak sabar dan jalan pergi. Hae Woo tanya apa Yi Soo marah padanya. Kau tampak marah sejak kita keluar dari kantor polisi.
Yi Soo : Aku tidak marah kepadamu.
Hae Woo : Aku hampir marah kepadamu. Yi Hyun bilang kau berkelahi dengan polisi. Tapi kau tetap tidak mau mengatakan alasannya. Lalu apa artinya aku bagimu? Apa aku tidak bisa membantumu sama sekali? Apa kau tahu, betapa cemasnya aku kalau aku tidak tahu dimana dan apa yang kau lakukan?
Aku cemas kalau kau mungkin terluka dan aku akan kehilangan dirimu juga! Aku bahkan tidak bisa tidur.
Yi Soo : Hal seperti itu tidak akan terjadi, jadi jangan khawatir.
Yi Soo tetap ingin pulang dan jalan pergi meninggalkan Hae Woo. Tidak mungkin Yi Soo mengatakan soal ayahnya. Yi Soo berdiri sebentar di depan toko buku dan pemilik toko datang dengan sepeda. Yi Soo benar2 pulang.
Pemilik toko buku itu menoleh sekilas pada Yi Soo, lalu jalan masuk. Ia memberikan buku pesanan Hae Woo. Paman itu heran, kau mendapat yang kau inginkan, tapi kenapa tidak kelihatan gembira?
Hae Woo menjawab dengan wajah muram : Aku gembira. Terima kasih.
Yi Hyun memberikan kunci loker no.22 pada kakaknya. Ini ada di dalam kotak musik.
Kakek Jo telp seseorang dan minta orang itu mencari tahu siapa yang akan ditemui Sopir Han sebelum ia meninggal. Kakek Jo tidak percaya begitu saja kalau Sopir Han sudah membuang dokumen yang dibawa Prof. Kang.
Yi Soo mengamati kunci loker. Itu loker panti pijat Young Bin hanya saja no. telpnya tidak terlalu jelas, ada beberapa angka yang hilang. Yi Soo menulis beberapa kemungkinan angkanya. Aneh juga kenapa tidak langsung pergi ke panti pijat itu saja.
Ayah Hae Woo bertemu polisi korup di tepi sungai. Ia memberikan uang dalam jumlah banyak. Ini terakhir kalinya.
Polisi korup itu cengar-cengir, soalnya putri saya ingin dibelikan biola. Tuan Jo minta jam tangannya. Polisi itu memberikan jam rolex milik Tuan Jo.
Tuan Jo langsung melempar jam itu ke sungai untuk melenyapkan barang bukti.
Yi Soo masih mengutak-atik nomor telp panti pijat Young Bin dan mencoba telp beberapa nomor.(Di Korea memangnya gak ada 108 kaya disini? wkk)
Detektif Byun mendapat laporan, bahwa sebelum kematiannya, prof Kang menerima sebuah amplop. Setelah ia membaca isi amplop itu, wajah Kang berubah bagai melihat hantu lalu mengatakan hal yang aneh.
Byun menebak : Dia berkata akan mengatakan sesuatu yang membuat dunia jungkir balik?
Asistennya membenarkan.
Yi Soo akhirnya menemukan nomor telp Panti pijat Young Bin yang benar dan berusaha tanya alamatnya.
Yi Soo berdiri memandangi langit, ia mengingat kata2 ayahnya : Sebelum ibumu meninggal ia berpesan padaku, tidak peduli bagaimana kau hidup, hiduplah dengan bahagia di saat-saat terakhirmu dan kita akan bertemu lagi kelak. Saat itu aku yakin bahwa aku akan memegang janjiku untuk hidup dengan baik. Kupikir aku akan bisa..
Yi Soo menghela nafas mengingat semuanya. Yi Soo melihat mobil ayah Hae Woo masuk ke halaman rumah. Yi Soo jalan pergi, tapi memutuskan berbalik dan melihat ke arah Tuan Jo.
Tuan Jo mendekat, kau sepertinya membuat masalah hari ini. Yi Soo melirik tangan Tuan Jo, sudah kuduga. Anda tidak mengenakan jam tangan.
Tuan Jo tampak gugup : Jj..jam tangan?
Yi Soo : Menurut saksi mataku, pelaku tabrak lari itu menjatuhkan jam tangannya dan ayahku meninggalkan jam tangannya di rumah saat itu. Artinya, pelakunya bukan ayahku melainkan orang lain.
Tuan Jo : Orang lain? siapa?
Yi Soo : Kurasa pelaku sebenarnya tahu persis jawaban pertanyaan itu.
Tuan Jo pura2 ketawa, apa kau merasa bahwa aku adalah pelakunya? Inilah mengapa kami tidak seharusnya menerima anak muda brutal seperti dirimu. Dengar baik2, kau mungkin bisa lolos saat ini karena kau masih muda, tapi semua ada batasannya.
Kau pintar jadi kurasa kau mengerti maksudku. Tuan Jo pergi.
Yi Soo tidak terima : Aku tidak takut apapun. Orang yang menyebabkan kematian ayahku mungkin memiliki kekayaan dan kekuasaan yang besar tapi ia tidak bisa menang melawan kebenaran.
Tuan Jo masuk ke rumah dalam keadaan kesal dan gelisah. Hae Woo menemui ayahnya, dimana jam tangan ayah? Apa ayah melaporkan Yi Soo telah mencuri jam ayah pada polisi?
Tuan Jo : Apa?
Hae Woo : Apa ayah melaporkannya?
Tuan Jo pusing, kau ini bicara apa? Tidak ada yang seperti itu. Hae Woo masih menegaskan, Ayah berkata yang sebenarnya kan? Tuan Jo terkejut dan berbalik, apa sebenarnya yang dikatakan anak itu kepadamu?
Hae Woo menggeleng, tidak ada. Ia jalan keluar.
Yi Soo kembali ke rumah dan menemukan adiknya menangis. Yi Hyun ada apa? kau mimpi buruk?
Yi Hyun ingin bertemu ayahnya, aku ingin melihat ayah. Aku ingin melihat ayah meskipun hanya sekali saja. Yi Soo sedih dan memeluk adiknya. Kau masih punya oppa. Kau masih punya aku, Yi Hyun-ah.
Tuan Jo juga telp seseorang, ia menyuruh orang itu melaporkan kemana Yi Soo pergi dan siapa yang ia temui. Laporkan semuanya padaku.
Hae Woo melihat Yi Soo di perpustakaan, tapi Yi Soo sibuk mengamati kunci loker No.22 itu. Hae Woo menarik nafas dan mendekati Yi Soo, ia bersikap ceria. Yi Soo menyembunyikan kunci lokernya.
Hae Woo menegur Yi Soo, pria seperti apa kau ini? Kau seharusnya telp setelah meninggalkan toko buku seperti itu kemarin.
Hae Woo mengajak Yi Soo main ke villa keluarganya. Kakek sudah memberikan ijin, kita ajak Yi Hyun juga. Yi Soo menolaknya, ia harus pergi ke satu tempat.
Hae Woo : Kemana?
Yi Soo : Aku akan mengatakan padamu nanti.
Hae Woo minta Yi Soo menyusul mereka ke villa karena ia sudah janji akan mengajak Yi Hyun kesana. Yi Soo tetap tidak bisa.
Hae Woo : Kalau begitu katakan padaku kau mau pergi kemana. Kenapa kau tidak bisa mengatakannya padaku? kenapa kau selalu menyembunyikan banyak hal kepadaku? Aku tahu ini berat bagimu, aku mengerti kau merasa marah, tersinggung, dan sedih. Tapi kau tidak sendirian. Kau memiliki Yi Hyun, aku dan kakek (Nooo!)
Kakek ingin membantumu, tapi kenapa kau selalu ...
Yi Soo memotongnya, aku tidak membutuhkan bantuan dari keluarga seperti keluargamu!
Hae Woo tertegun. Apa katamu? Yi Soo menegaskan, ia tidak butuh bantuan dari keluarga Hae Woo.
Hae Woo tersinggung, apa maksudmu keluarga seperti keluargaku? meskipun ayahku kasar padamu, kau tidak seharusnya berkata seperti itu kepadaku, tidak..kau tidak seharusnya bicara seperti itu tentang kakekku. Aku tahu perasaanmu.
Yi Soo marah : Kau tidak tahu apa-apa! Dan kau tidak perlu tahu. Aku tidak bisa menjelaskannya kepadamu sekarang.
Hae Woo sudah sakit hati, tidak perlu, aku mengerti. Kau berkata bahwa aku tidak ada artinya untukmu. Maaf kalau aku tidak tahu itu dan terus mengganggumu. Aku tidak akan pernah melakukannya lagi.
Hae Woo pergi, ia menangis.
Oh Jun Young melihat Hae Woo menangis. Ia langsung menemui Yi Soo, memangnya kau siapa. Berani membuat Hae Woo menangis. Ayo minta maaf kepadanya! Yi Soo tidak bisa, ia harus memeriksa sesuatu. Ini penting.
Jun Young : Apa yang lebih penting daripada Hae Woo?
Yi Soo : Tidak ada yang lebih penting daripada Hae Woo, apa kau bisa mengantarnya pulang? Kumohon.
Tuan Jo bertemu dengan Junichiro di hotelnya. Junichiro menginap di hotel itu. Tuan Jo minta maaf dengan sikapnya yang tidak pantas waktu itu dan mengundang Junichiro minum teh.
Junichiro menolak karena ada urusan. Ia menanyakan kabar Kakek Jo dan juga kabar anak bernama Han Yi Soo itu.
Tuan Jo kelihatan tidak senang tapi berkata kalau ayahnya memang seperti itu dan Yi Soo hanya salah satu anak yang dibantu pendidikannya oleh ayahnya. Ayah saya menggunakan sebagian dari keuntungan Hotel Gaya untuk memberikan beasiswa bagi siswa kurang mampu.
Junichiro memuji Tuan Jo, anda seorang yang hebat seperti ayah anda.
Yi Soo tiba di Panti pijat Young Bin. Yi Soo menunjukkan kunci loker itu pada seorang wanita disana. Ternyata kunci itu adalah kunci loker stasiun kereta api.
Yi Soo langsung lari kesana. Tapi loker itu sudah kosong.
Untungnya petugas stasiun menyimpan isi loker No. 22. Ia menyerahkan amplop coklat itu pada Yi Soo. Yi Soo duduk dan langsung membaca dokumen di dalamnya.
Yi Soo kelihatan terkejut saat membacanya.
Yi Soo duduk merenung di dalam stasiun kecil itu beberapa lama. Lalu ia lari mencari telp umum dan kita kembali ke awal film.
Yi Soo telp Detektif Byun, Apa saya bisa mempercayai anda, detektif?
Byun : Han Yi Soo? Ada masalah apa?
Yi Soo : Jawab saya!
Byun : Ya..ya kau bisa mempercayaiku. Percayalah padaku.
Yi Soo berkata ia pikir ia tahu kenapa ayahnya dibunuh. Tapi Yi Soo tidak bisa menjelaskannya di telp. ia butuh bantuan Detektif Byun. Yi Soo tidak bisa membuktikan bahwa orang itu membunuh ayahnya hanya dengan dokumen yang dimilikinya.
Byun : Dokumen?
Yi Soo : Sesuatu yang ditinggalkan oleh ayah saya.
Byun akan pergi ke rumah Yi Soo. Yi Soo menolaknya, tidak. Jangan ke rumah, jangan ke kantor polisi juga, kita tidak bisa mempercayai siapapun.
Detektif Byun : Kau dimana sekarang?
Yi Soo menutup telp dan mengatur nafasnya. Lalu ia mengeluarkan kunci loker dan telp seseorang.
Hae Woo masak untuk Yi Hyun. Yi Hyun ingin sekali bisa makan malam bertiga. Hae Woo cemberut, aku lebih suka makan berdua saja denganmu. Yi Hyun menggoda Hae Woo, eonni dan oppa bertengkar ya? Hae Woo diam saja, wajahnya masih cemberut.
Tiba-tiba telp berdering. Yi Hyun semangat, itu pasti kakak. Yi Hyun mengangkatnya, kak kau dimana? kapan kau pulang?
Yi Soo : Kurasa aku akan terlambat pulang hari ini. Aku minta maaf. Mulai besok, kita akan makan bersama dan jalan bersama ke sekolah.
Yi Hyun senang, benarkah? Kau janji? Yi Soo janji.
Yi Hyun : Hae Woo masak spaghetti dan kelihatannya enak. Tapi kakak tidak kebagian karena kalian bertengkar tadi.
Yi Soo ingin bicara dengan Hae Woo. Yi Hyun menyerahkan pesawat telp pada Hae Woo. Hae Woo masih marah, tidak mau. Yi Hyun memaksanya, kak Hae Woo.
Hae Woo menerima pesawat telp dari Yi Hyun. Apa?
Yi Soo menghela nafas, ia sama sekali tidak bisa bicara awalnya. Hae Woo memanggil Yi Soo beberapa kali, halo?
Yi Soo buka suara : Hae Woo, ini aku.
Hae Woo : Aku tahu, ada apa?
Yi Soo mengaku, ia sedang mengalami masa sulit. Hae Woo langsung tampak cemas, Yi Soo..ada apa?
Yi Soo : Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tidak percaya pada apapun. Hae Woo aku..
Hae Woo tanya dimana Yi Soo saat ini. Aku akan kesana, kau dimana Yi Soo?
Yi Soo : Hae Woo..kau ingat apa yang kukatakan padamu? Bahwa disaat ini, kita hanya bisa melakukan apa yang bisa kita lakukan.
Hae Woo ingat, ya saat di danau. Yi Soo memperingatkan Hae Woo, kalau keadaan mungkin akan berat untuk Hae Woo. Kau mungkin tidak bisa menahannya.
Hae Woo : Apa maksudmu?
Yi Soo : Ingatlah ini, tidak peduli apapun yang terjadi, kau dan aku akan bersama.
Hae Woo tidak mengerti, kenapa kau tiba-tiba mengatakan hal seperti itu? Yi Soo hanya minta Hae Woo tidak lupa dengan apa yang dikatakannya. Suara Yi Soo terdengar mendesak, Jangan lupa apa yang kukatakan, Hae Woo. Tidak peduli apapun yang terjadi, kita akan selalu bersama. Jangan lupa kata-kataku Hae Woo, apapun yang terjadi kita akan selalu bersama, kita akan selalu..
Yi Soo menoleh dan melihat truk melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya. Memecahkan kaca telp umum dan membuat Yi Soo terpental dengan kondisi luka parah.
Pengemudi truk turun, ia jalan dengan cuek. Bahkan melangkahi tubuh Yi Soo, lalu mengambil dokumen.
Saat detektif Byun tiba, tubuh Yi Soo sudah tidak ada. Hanya ada sisa-sisa kecelakaan, truk, dan kunci loker no. 14. Byun kelihatan syok.
Seoul, Present day
Kembali ke pesta pernikahan Hae Woo-Jun Young. Yi Soo jalan di lobi hotel dan berpapasan dengan Detektif Byun!
Yi Soo berhenti dan berbalik memandang ke arah Byun. Byun juga melihatnya dengan heran. Tiba-tiba terdengar suara Yi Hyun, Ayah!
Yi Soo melihat Hae Woo dan Yi Hyun jalan bersama. Ia memalingkan muka.
Hae Woo menemui Detektif Byun. Ketiganya kelihatan akrab. Byun mengucapkan selamat atas pernikahan Hae Woo. Ini hari pertamanya di Seoul, jadi tidak bisa datang di upacaranya.
Byun janji akan mentraktir Hae Woo makan setelah Hae Woo pulang dari bulan madu. Hae Woo setuju.
Byun datang menjemput Yi Hyun. Yi Hyun menggandeng lengan ayah angkatnya, sebenarnya ayah tidak perlu menjemputku. Byun pergi atas perintah istrinya, ibumu memerintahku untuk membawamu pulang dengan selamat.
Yi Hyun nyengir lebar, tentu saja ibu berkata seperti itu. Aku terlalu manis untuk jalan sendiri.
Byun : Kau minum ya?
Yi Hyun menutup mulutnya : sedikit.
Byun : Aku sudah bilang minumnya perlahan saja dan sedikit.
Yi Hyun : Aku ini anak ayah, apa ayah pikir aku akan minum seperti itu?
Hae Woo memandangi anak-ayah angkat itu dan ingat saat ia mendengar tentang kecelakaan Yi Soo.
Detektif Byun menemui Kakek dan ayahnya. Byun berkata kalau hasil laporan DNA positif menyatakan bahwa darah yang ditemukan di TKP adalah darah Han Yi Soo. Sedangkan kendaraan di TKP adalah truk sampah.
Ayah Hae Woo heran, tubuhnya tidak ditemukan? Polisi berkata sepertinya pelakunya mengambil tubuh Yi Soo.
Hae Woo tidak percaya begitu saja, ia teriak. Yi Soo tidak meninggal. Kenapa Yi Soo harus meninggal? Dia mungkin ada di RS dan tidak bisa mengontak kita karena ia luka parah. Hae Woo mulai histeris. Kita harus memeriksa RS terdekat!
Kita harus mencarinya dan bukannya duduk diam saja! Bukankah kalian adalah polisi? Kalian harus bisa menemukannya! Kakek, kumohon temukan dia.
Kakek Jo mengiyakan. Ayah Hae Woo tidak tahu bagaimana menemukan orang yang sudah meninggal dan minta ayahnya tidak memberi harapan kosong pada putrinya.
Hae Woo marah : Apa ayah ingin dia meninggal?
Tuan Jo marah, jangan seperti itu di depan tamu. Hae Woo teriak, aku akan menemukan Yi Soo. Tunggu dan lihat saja, aku akan menemukannya.
Hae Woo lari ke tempat tinggal Yi Soo. Sekretaris Park memeluk Yi Hyun, keduanya menangis. Hae Woo datang. Yi Hyun menangis, apa yang harus kita lakukan? Katanya Kakak meninggal.
Hae Woo : Tidak, kakakmu tidak meninggal. Yi Soo tidak meninggal.
Yi Hyun menangis, lalu kenapa ia tidak datang? kenapa ia tidak pulang ke rumah? Dia tidak ada disini.
Hae Woo : Dia mungkin tidak bisa datang sekarang karena suatu alasan.
Hae Woo memeluk Yi Hyun, jangan menangis. Jangan menangis Yi Hyun-ah..
Hae Woo sendiri menangis keras. Detektif Byun masuk ke dalam rumah dan mungkin sejak itu, ia dan istrinya mengadopsi Yi Hyun.
Kembali ke masa kini.
Hae Woo mengamati Byun dan Yi Hyun yang bercanda di pintu putar dengan wajah sendu. Yi Soo juga mengamati mereka semua, lalu jalan pergi.
Hae Woo jalan ke balkon sendirian untuk mengamati bulan. Yi Soo juga, lalu keduanya menyadari kehadiran masing-masing.
Yi Soo mengucapkan selamat atas pernikahan Hae Woo. Hae Woo mengira Yi Soo adalah teman Jun Young, tapi Yi Soo berkata ia hanya melihat saja. Ia baru tiba di Seoul dan ada pernikahan di hotel tempatnya menginap, jadi ini seperti nasib baik.
Yi Soo mengenalkan diri sebagai Jun Yoshimura. Nama Koreanya, Kim Jun. Keduanya bersalaman. Hae Woo mengenalkan diri, saya Jo Hae Woo. Yi Soo memujinya, nama yang bagus. Hae Woo berterima kasih lalu menarik tangannya.
Hae Woo sedikit kikuk dan tanya apa Yi Soo sering ke Korea.
Yi Soo : Ini pertama kalinya aku ke Korea lagi. Setelah pergi ketika masih kecil.
Hae Woo mencoba bersikap ramah dan membicarakan soal perubahan kota Seoul. Yi Soo komen sambil menatap langsung ke arah Hae Woo : Sepertinya sama saja bagiku, di mataku.
Hae Woo tersenyum : Aku selalu merasa berbeda meskipun aku tinggal di sini.
Yi Soo menatap bulan, mungkin ini karena bulan purnama. Hae woo terkejut, ia kenal pembicaraan ini.
Yi Soo menoleh, bulan purnamanya sama sekarang dan dulu.. Hae Woo tersenyum, apa kau menyukai bulan purnama? Hae Woo melihat ke arah langit. Aku juga menyukainya. Dalam kebudayaan Korea, kami suka memandang bulan purnama sambil mengucapkan permohonan.
Kami percaya bulan purnama akan mengabulkan permohonan kami.
Yi Soo : Di dunia Barat artinya tidak terlalu baik, mereka percaya bahwa bulan purnama adalah dewi kegelapan, kebalikan dari matahari. Matahari simbol terang dan bulan simbol kegelapan. Kalau matahari melambangkan kebaikan, maka bulan melambangkan kejahatan.
Hae Woo : Itu penggambaran yang terlalu pesimis. Bulan menyinari kegelapan yang membuatnya lebih baik daripada matahari.
Yi Soo : Seperti Bintang Utara.
Hae Woo tertegun. Yi Soo melanjutkan, bintang itu selalu menunjukkan arah Utara jadi ia membantu para penjelajah yang tersesat menemukan arahnya kembali. Itulah mengapa bintang itu juga disebut bintang navigasi. Sahabat baik para penjelajah.
Hae woo ingat Yi Soo juga mengatakan hal yang sama dengan gaya yang sama tentang Bintang Utara/Polaris itu. Lalu tanpa bisa dicegah, Hae Woo menangis.
Hae Woo tidak tahan dan menangis tersedu-sedu. Yi Soo menoleh, ia tertegun. Lalu memeluk Hae Woo. Aneh juga kenapa Hae Woo tidak merasa canggung dengan pria asing ini dan membiarkan orang itu memeluknya.
Yi Soo sendiri sepertinya ingin menguji Hae Woo, apa masih mengingat dirinya saat remaja.
Hae Woo bisa menguasai dirinya dan melepaskan pelukan Yi Soo, ia kelihatan bingung. Aku..
Tiba-tiba suami Hae Woo muncul. Hae Woo..? Hae Woo berbalik, untungnya tidak kelihatan habis menangis. Jun Young!
Jun Young mencari Hae Woo kemana-mana. Hae Woo berkata ia membutuhkan udara segar setelah merasa sedikit mabuk. Jun Young menoleh ke arah Yi Soo.
Yi Soo langsung mengenalkan diri, saya Jun YoShimura. Jun Young juga bersikap ramah dan mengenalkan dirinya. Hae Woo berkata Jun adalah tamu hotel ini. Yi Soo memuji dan mengucapkan selamat atas pernikahan mereka. Lalu pamit pergi dengan gaya dingin khas Jepang.
Jun Young : Semoga anda senang di sini.
Setelah Yi Soo pergi Jun Young tanya apa Hae Woo mengenal pria itu. Hae Woo menggeleng dan minta maaf karena telah membuat Jun Young menunggu. Jun Young tersenyum, itu tidak masalah baginya. Ia sudah menunggu selama lebih dari 10 tahun.
Jun Young minta Hae Woo istirahat saja dan ia akan mengurus para tamu. Hae Woo tidak mau, ia akan menemui para tamu.
Jun Young memeluk Hae Woo. Anginnya terasa segar. Hae Woo ketawa, tidak ada angin.
Jun Young : Kau ini kurang imajinasi.
Hae Woo : Aku ini memiliki banyak kekurangan.
Jun Young : Tapi itu lebih dari cukup bagiku.
Hae Woo menarik diri, siapa? Aku? Jun Young menjawab, bukan. Kebahagiaan ini, lebih dari cukup bagiku. Aku sangat bahagia, tidak ada lagi yang kuinginkan. Kuharap kau juga bahagia sepertiku, Hae Woo.
Hae Woo tersenyum : Jangan khawatir, aku akan hidup lebih bahagia darimu.
Kakek Jo menerima ucapan selamat dari para pejabat dan pengusaha yang sudah banyak mendapat bantuan dari Kakek Jo. Lalu Ayah Hae Woo mendapat telp dari seseorang. Ia bergegas meninggalkan meja.
Pria itu memeras Ayah Hae Woo. Ayah Hae Woo kesal, berapa lagi yang kau inginkan? Pergilah ke tempat itu besok pagi. Setelah telp ditutup, Ayah Hae Woo marah2.
Jaksa Oh mendekat. Apa itu Jung Man Chul?
Jo Ui Sun marah, seharusnya aku melenyapkan orang itu selagi ada waktu. Tuan Jo pergi. Jaksa Oh diam saja.
Pria bernama Jung Man Chul itu keluar dari sebuah club. Dia polisi korup itu. Seseorang memukulnya dengan tongkat baseball sampai Jung pingsan. Entah siapa yang melakukannya.
Yi Soo berdiri di kamarnya yang gelap, memandang melalui jendela. Yi Soo memegang hiasan ikan hiu, persis seperti ukiran ikan hiu buatan Hae Woo dulu, tapi yang ini dari metal.
Hae Woo juga memandang keluar jendela di kamar pengantinnya. Jun Young keluar dari kamar mandi dan mencarinya.
Jun Young ingat kejadian setelah Yi Soo meninggal...
Hae Woo tidak mau keluar dari kamar, Jun Young berusaha menggedor kamar Hae Woo. Hae Woo buka pintunya! Keluarlah dan kita bicara. Hae Woo..kumohon buka pintumu. Hae Woo, mau berapa lama lagi kau akan seperti ini?
Hae Woo duduk di bawah, dekat tempat tidurnya dan diam saja.
Satu hari Hae Woo menghilang. Ia pergi ke villa dan berdiri di tepi danau. Sorot matanya aneh. Tiba-tiba Hae Woo jalan ke arah danau dengan cepat.
Untungnya Jun Young tiba di tepi danau tepat waktu. Hae Woo! Ia langsung lari dan berusaha sekuat tenaga menarik Hae Woo keluar dari air.
Hae Woo histeris dan menolak, lepaskan aku! lepaskan!
Jun Young terpaksa menampar Hae Woo. Apa hanya ini yang ada di pikiranmu?! Hae Woo tidak mau hidup. Jun Young membentaknya, tapi kau harus terus hidup! Demi Yi Soo juga! Satu-satunya hal yang bisa kau lakukan untuk Yi Soo adalah ..tetap hidup.
Meskipun rasanya sangat sakit sampai kau ingin mati, kau tetap harus hidup. Agar kau bisa mencari tahu kenapa Yi Soo meninggal! Apa kau tidak punya harga diri atau kemauan hidup?
Jun Young janji, aku akan membantumu. Aku akan ada disisimu. Aku akan menjadi kekuatanmu, Hae Woo.
Kembali ke masa kini. Jun Young memandangi Hae Woo yang sudah menjadi istrinya. Hae Woo berbalik dan tersenyum pada Jun Young.
Jun Young mendekat dan berdiri di depan Hae Woo. Sementara di kamar lain, Yi Soo tetap di tempat dengan wajah muram. Pasangan pengantin itu menikmati malam pertama mereka.
Yi Soo kelihatan sangat menderita, ia gelisah sekali karena sadar wanita yang dicintainya sudah menjadi milik orang lain.
Beberapa saat kemudian, seorang wanita bernama Jang Young Hee menemui Yi Soo. Yi Soo memintanya masuk. Young Hee minta maaf, penerbangannya ditunda jadi ia sedikit terlambat. Yi Soo mengerti.
Young Hee adalah sekretaris Yi Soo. Ia langsung mengingatkan jadwal Yi Soo.
Yi Soo memotongnya, apa kau lapar?
Young Hee ketawa, tentu saja aku lapar. Bagaimana kalau kita makan kimchi jjigae dan soju? Yi Soo tersenyum dan menggeleng, sepertinya tidak terlalu tertarik.
Young Hee : Kalau begitu, apa aku bisa minum soju sendiri kalau tidak ada acara lain hari ini?
Yi Soo : Tidak ada acara khusus hari ini.
Young Hee : Baiklah, akan kuminta mereka memasang alarm di waktu bangunmu yang biasa. Sampai besok.
Yi Soo hanya tersenyum. Young Hee menoleh lagi dan mengucapkan selamat tidur lalu jalan pergi. Tapi setelah sampai diluar kamar, wajah Young Hee jadi berubah. Ia seperti berpikir, menganalisa dan memperhitungkan sesuatu.
Young Hee tidak tampak seperti pribadi yang sederhana.
Jam 3:06 pagi. Jo Hae Woo terbangun saat ponselnya berdering. Jaksa Jo Hae Woo? Saya tahu mengapa Han Yi Soo meninggal 12 tahun lalu.
Hae Woo langsung duduk, apa katamu?
Pria itu ternyata Jung Man Chul. Penculiknya memaksanya bicara di telp. Jung Man Chul meminta Hae Woo datang kalau ingin tahu yang sebenarnya. Ia memberikan alamatnya pada Hae Woo.
Hae Woo mengerti dan bersedia datang.
Penculik Jung Man Chul membuang dan menghancurkan ponsel. Ada orang lain yang datang. Penculik itu jalan keluar. Jung Man Chul berusaha melihat siapa orang yang masuk ke ruangan itu.
Oh my..ternyata orang itu Han Yi Soo.
Jung Man Chul tampak ketakutan, siapa kau? Sepertinya kalian ada hubungannya dengan Han Yi Soo. Tapi aku tidak membunuhnya! Bukan aku pelakunya!
Yi Soo menyeringai. Ia jongkok di depan Jung Man Chul dan menepuk lututnya. Seperti seorang jagal yang mencoba menenangkan domba sembelihannya.
Yi Soo : Dunia membutuhkan...keseimbangan. Kalau cuma satu pihak saja yang menderita secara tidak adil..itu akan merusak keseimbangan. Tidakkah kau pikir, hidupmu juga membutuhkan sedikit keseimbangan? Aku akan memberimu kesempatan. Kesempatan untuk mengatakan apa yang terjadi 12 tahun lalu.
Jung Man Chul : Lalu..apa kau akan mengampuniku?
Yi Soo tersenyum : Aku sudah bilang. Hidupmu membutuhkan...sedikit keseimbangan.
Yi Soo menepuk lutut Man Chul lagi, sekarang..katakan padaku.
Hae Woo dan Jun Young pergi ke lokasi yang diminta. Hae Woo kelihatan gelisah.
Yi Soo mendengar semua yang diketahui Jung Man Chul. Aku mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak membunuh Han Young Man dan Han Yi Soo. Bukan aku, tolong percayalah padaku.
Yi Soo berdiri, ia membungkuk dan menepuk pundak pria itu, lalu berbisik. Aku percaya kepadamu.
Pintu terbuka lagi dan seseorang muncul. Tidak jelas, dia penculik tadi atau orang lain lagi. Yi Soo jalan keluar. Yi Soo nyengir ke arah orang yang jalan masuk. Seperti mengucapkan, selamat bersenang-senang.
Orang misterius itu jalan ke arah Jung Man Chul membuat Jung ketakutan setengah mati dan teriak. Lalu layar menjadi gelap. Hanya terdengar suara teriakan.
Shark [1], [2]
Notes :
Fiuh..what an episode. Yi Soo muncul sebagai pribadi yang berbeda. Caranya berdiri di pihak yang berkuasa dan menikmati menyiksa lawan benar-benar mengerikan.
Yi Soo memegang kunci loker, tapi nomornya 14 bukan 22 seperti yang disembunyikan Pak Han di kotak musik Yi Hyun.
Tiba-tiba ada sebuah truk yang lari dengan kecepatan tinggi ke arah telepon umum itu. Yi Soo tidak sempat bereaksi dan dalam hitungan detik, truk itu menghantam telepon umum dengan Yi Soo di dalamnya.
Kita mundur lagi, setelah Yi Soo memukuli polisi korup dan dimasukkan penjara. Detektif Byun mendekati sel Yi Soo. Apa kau adalah putra Han Young Man? Yi Soo diam saja.
Byun : Kau bahkan tidak mau bicara dengan detektif? Keyakinanmu kalau ayahmu bukan pelaku tabrak lari itu mungkin benar.
Yi Hyun mengamati kunci loker No. 22 dan mencoba memutar kotak musiknya dengan kunci itu, tapi tidak bisa.
Kakek Jo datang dan mengajak Yi Hyun makan malam. Yi Hyun berkata akan makan setelah kakaknya pulang. Kakek Jo berkata kakak Yi Hyun mungkin akan terlambat pulang. Ia membujuk Yi Hyun makan bersamanya.
Yi Hyun akhirnya bersedia ikut bersama Kakek Jo. Ia mengantongi kunci loker itu dalam saku celananya.
Yi Soo mulai memiliki harapan, ia tanya apa Det. Byun percaya bahwa ayahnya bukan pelakunya. Det. Byun masih belum yakin, tapi ia punya dugaan. Byun tanya apa yang diketahui Yi Soo.
Yi Soo : Seperti yang kukatakan tadi, aku punya saksi.
Det. Byun mengerti, Yi Soo juga pasti punya dugaan siapa pelaku sebenarnya. Byun ingin Yi Soo mengatakan semua kepadanya, agar ia bisa membantu Yi Soo.
Yi Soo menolak, ia akan menemukan pelaku dan buktinya sendiri. Byun menasehati Yi Soo, kau bisa masuk dalam jebakan.
Yi Soo : Ayahku yang masuk ke dalam jebakan!
Byun : Tepat sekali, sekarang katakan kenapa kau pikir ayahmu dijebak. Pasti ada alasannya.
Yi Soo tidak bisa mempercayai Byun. Ia akan mencari alasannya sendiri. Byun menghela nafas, tapi ia bisa mengerti karena kenyataan bahwa mayoritas rekannya korup dan bisa dibeli.
Byun : Kau mau percaya atau tidak, tapi ini adalah tugasku sebagai detektif untuk menemukan siapa pembunuh ayahmu. Itulah mengapa negara membayar kami!
Yi Soo : Dan kalau ada seseorang yang membayar lebih, tugas pekerjaan kalian jadi berubah.
Byun mengerti, Yi Soo pasti sangat marah. Ayahku dibunuh dan fakta2nya ditutupi, aku akan mempertaruhkan nyawa untuk menangkap penjahat yang sebenarnya. Aku mungkin juga akan menghukum orang itu dengan tanganku sendiri.
Tapi kalau dugaanku tidak benar, aku akan masuk dalam kesalahan yang sangat fatal. Yi Soo komen, kalian para polisi sudah membuat banyak sekali kesalahan fatal.
Byun membujuknya, penyelidikannya belum selesai.
Byun mengeluarkan foto Prof Kang dan tanya apa Yi Soo mengenal orang itu.
Hae Woo tiba di kantor polisi dan marah2, kenapa kalian memasukkan anak tidak berdaya ke dalam penjara?! Polisi itu menghela nafas, anak tidak berdaya itu memukuli polisi. Hae Woo membela Yi Soo. Dia pasti punya alasan melakukannya. Dia bukan orang yang akan melakukan sesuatu tanpa alasan. Jadi, bebaskan dia sekarang juga.
Polisi itu masih berargumen, mereka punya prosedur. Hae Woo tanya apa polisi itu tidak menerima telp dari kakeknya?
Polisi korup muncul dan berkata untuk membebaskan Yi Soo.
Kembali ke sel, Byun tanya apa Yi Soo kenal prof Kang. Yi Soo mengamati foto Kang dan menggeleng. Tidak. Byun memasukkan foto Kang dalam dompetnya. Yi Soo tanya apa orang itu ada kaitannya dengan kasus ayahnya.
Byun menjelaskan, Prof Kang dibunuh. Orang terakhir yang bertemu dengan Kang adalah ayah Yi Soo yang juga terbunuh. Korban dan saksi sama-sama dibunuh dalam satu hari. Jadi ada kemungkinan kematian ayahmu terhubung dengan kematian orang ini. Tapi juga bisa saja tidak ada hubungannya.
Yi Soo tanya apa cara meninggalnya sama. Byun menggeleng dan sayangnya ia tidak bisa mengatakan banyak hal karena itu kasus polisi.
Polisi korup muncul : Kurasa kau sudah mengatakan terlalu banyak kepadanya.
Yi Soo jalan keluar kantor polisi. Diikuti polisi korup, rekannya dan Byun. Hae Woo menunggu di luar kantor. Yi Soo melihatnya tapi ia tidak memanggil Hae Woo.
Hae Woo lari ke arah Yi Soo, Han Yi Soo..! kau tidak terluka kan? Yi Soo tanya apa Hae Woo minta keluarganya membebaskan dirinya? Hae Woo membenarkan.
Yi Soo menoleh marah ke arah polisi korup. Polisi itu komen, kenapa? Apa kau punya masalah dengan itu? Yi Soo tidak menjawabnya, ia jalan pergi. Hae Woo mengejarnya. Polisi korup itu berkata ke Yi Soo, ia membebaskan Yi Soo karena Yi Soo masih anak2, tapi lain kali ia tidak akan membiarkannya.
Byun mengangguk ke Yi Soo untuk memintanya pergi.
Setelah mereka pergi, polisi korup dan Byun berdebat. Polisi korup tidak suka kalau Byun terlalu terbuka pada anak itu. Byun merasa itu wajar karena Yi Soo adalah putra korban. Ia harus bicara dengannya untuk mempermudah penyelidikannya.
Polisi korup mengancam akan melaporkan Byun ke kantor pusat. Byun menantangnya, laporkan saja. Polisi korup itu ketawa dan mencoba mendinginkan suasana dengan mengajak Byun serta rekannya minum.
Byun ingin polisi korup itu bertemu dengan saksi yang dimiliki Han Yi Soo.
Polisi korup : Aku akan menyelidiki kasus itu atau tidak, itu keputusanku! Urus saja urusanmu sendiri dan selesaikan pekerjaanmu sendiri.
Byun : Kita sudah melakukan pekerjaan ini selama 15 th. Kita tahu..ada kalanya sesuatu tidak tampak seperti kelihatannya.
Yi Soo dan Hae Woo jalan pulang bersama. Hae Woo bicara soal kecemasannya. Tapi Yi Soo tenggelam dalam pikirannya sendiri. Yi Soo ingat saat melihat Tuan Jo Ui Sun jalan dengan sempoyongan ke dalam rumahnya. Jelas kelihatan Tuan Jo sedang panik.
Yi Soo ingat jam tangan Tuan Jo. Yi Soo tanya apa jam tangan ayah Hae Woo ada di rumah.
Hae Woo bingung, kenapa Yi Soo tanya soal itu. Yi Soo mendesaknya. Hae Woo justru mengira ayahnya melaporkan Yi Soo telah mencuri jam tangannya. Yi Soo menyangkalnya, bukan itu. Tapi Hae Woo tetap mengira ayahnya menuduh Yi Soo mencuri jamnya.
Yi Soo kesal : Aku bilang bukan karena itu!
Hae Woo : Lalu karena apa? pasti ada alasannya.
Yi Soo tidak bisa mengatakan kecurigaannya pada Hae Woo. (Bahwa ayahnya adalah pelaku tabrak lari dan ayah Yi Soo yang harus menanggung kesalahannya dan karena satu hal, ayahnya dibunuh orang.) Yi Soo hanya berkata Hae Woo tidak perlu tahu. Yi Soo jalan pergi.
Beberapa saat kemudian, sepertinya Hae Woo berhasil menyeret Yi Soo ke satu tempat. Ternyata ke Toko Buku Dae Oh.
Pembunuh bayaran yang disewa Kakek Jo menyelinap ke kediaman Yi Soo dan memeriksa laci satu per satu.
Sementara Kakek Jo makan malam bersama Yi Hyun. Kakek Jo selalu tersenyum dan menambahkan makanan ke mangkuk Yi Hyun, ayo makan yang banyak. Sekretaris Park tersenyum melihat mereka. Kakek Jo ini mengerikan juga.
Yi Soo dan Hae Woo menunggu di dalam Toko Buku Dae Oh. Hae Woo heran, kemana pemilik toko, kenapa ia meninggalkan tokonya terbuka begitu saja? (Untuk pergi membunuh? pembunuh dengan pena, pasti yang sering bertemu dengan buku wkk, like a nerd psycopath)
Yi Soo ingin segera pulang. Yi Hyun menungguku. Hae Woo berkata pemilik toko minta ia datang hari ini, ada buku Chagall yang disukainya.
Yi Soo : Kita sudah menunggu selama 30 menit lebih!
Yi Soo tidak sabar dan jalan pergi. Hae Woo tanya apa Yi Soo marah padanya. Kau tampak marah sejak kita keluar dari kantor polisi.
Yi Soo : Aku tidak marah kepadamu.
Hae Woo : Aku hampir marah kepadamu. Yi Hyun bilang kau berkelahi dengan polisi. Tapi kau tetap tidak mau mengatakan alasannya. Lalu apa artinya aku bagimu? Apa aku tidak bisa membantumu sama sekali? Apa kau tahu, betapa cemasnya aku kalau aku tidak tahu dimana dan apa yang kau lakukan?
Aku cemas kalau kau mungkin terluka dan aku akan kehilangan dirimu juga! Aku bahkan tidak bisa tidur.
Yi Soo : Hal seperti itu tidak akan terjadi, jadi jangan khawatir.
Yi Soo tetap ingin pulang dan jalan pergi meninggalkan Hae Woo. Tidak mungkin Yi Soo mengatakan soal ayahnya. Yi Soo berdiri sebentar di depan toko buku dan pemilik toko datang dengan sepeda. Yi Soo benar2 pulang.
Pemilik toko buku itu menoleh sekilas pada Yi Soo, lalu jalan masuk. Ia memberikan buku pesanan Hae Woo. Paman itu heran, kau mendapat yang kau inginkan, tapi kenapa tidak kelihatan gembira?
Hae Woo menjawab dengan wajah muram : Aku gembira. Terima kasih.
Yi Hyun memberikan kunci loker no.22 pada kakaknya. Ini ada di dalam kotak musik.
Kakek Jo telp seseorang dan minta orang itu mencari tahu siapa yang akan ditemui Sopir Han sebelum ia meninggal. Kakek Jo tidak percaya begitu saja kalau Sopir Han sudah membuang dokumen yang dibawa Prof. Kang.
Yi Soo mengamati kunci loker. Itu loker panti pijat Young Bin hanya saja no. telpnya tidak terlalu jelas, ada beberapa angka yang hilang. Yi Soo menulis beberapa kemungkinan angkanya. Aneh juga kenapa tidak langsung pergi ke panti pijat itu saja.
Ayah Hae Woo bertemu polisi korup di tepi sungai. Ia memberikan uang dalam jumlah banyak. Ini terakhir kalinya.
Polisi korup itu cengar-cengir, soalnya putri saya ingin dibelikan biola. Tuan Jo minta jam tangannya. Polisi itu memberikan jam rolex milik Tuan Jo.
Tuan Jo langsung melempar jam itu ke sungai untuk melenyapkan barang bukti.
Yi Soo masih mengutak-atik nomor telp panti pijat Young Bin dan mencoba telp beberapa nomor.(Di Korea memangnya gak ada 108 kaya disini? wkk)
Detektif Byun mendapat laporan, bahwa sebelum kematiannya, prof Kang menerima sebuah amplop. Setelah ia membaca isi amplop itu, wajah Kang berubah bagai melihat hantu lalu mengatakan hal yang aneh.
Byun menebak : Dia berkata akan mengatakan sesuatu yang membuat dunia jungkir balik?
Asistennya membenarkan.
Yi Soo akhirnya menemukan nomor telp Panti pijat Young Bin yang benar dan berusaha tanya alamatnya.
Yi Soo berdiri memandangi langit, ia mengingat kata2 ayahnya : Sebelum ibumu meninggal ia berpesan padaku, tidak peduli bagaimana kau hidup, hiduplah dengan bahagia di saat-saat terakhirmu dan kita akan bertemu lagi kelak. Saat itu aku yakin bahwa aku akan memegang janjiku untuk hidup dengan baik. Kupikir aku akan bisa..
Yi Soo menghela nafas mengingat semuanya. Yi Soo melihat mobil ayah Hae Woo masuk ke halaman rumah. Yi Soo jalan pergi, tapi memutuskan berbalik dan melihat ke arah Tuan Jo.
Tuan Jo mendekat, kau sepertinya membuat masalah hari ini. Yi Soo melirik tangan Tuan Jo, sudah kuduga. Anda tidak mengenakan jam tangan.
Tuan Jo tampak gugup : Jj..jam tangan?
Yi Soo : Menurut saksi mataku, pelaku tabrak lari itu menjatuhkan jam tangannya dan ayahku meninggalkan jam tangannya di rumah saat itu. Artinya, pelakunya bukan ayahku melainkan orang lain.
Tuan Jo : Orang lain? siapa?
Yi Soo : Kurasa pelaku sebenarnya tahu persis jawaban pertanyaan itu.
Tuan Jo pura2 ketawa, apa kau merasa bahwa aku adalah pelakunya? Inilah mengapa kami tidak seharusnya menerima anak muda brutal seperti dirimu. Dengar baik2, kau mungkin bisa lolos saat ini karena kau masih muda, tapi semua ada batasannya.
Kau pintar jadi kurasa kau mengerti maksudku. Tuan Jo pergi.
Yi Soo tidak terima : Aku tidak takut apapun. Orang yang menyebabkan kematian ayahku mungkin memiliki kekayaan dan kekuasaan yang besar tapi ia tidak bisa menang melawan kebenaran.
Tuan Jo masuk ke rumah dalam keadaan kesal dan gelisah. Hae Woo menemui ayahnya, dimana jam tangan ayah? Apa ayah melaporkan Yi Soo telah mencuri jam ayah pada polisi?
Tuan Jo : Apa?
Hae Woo : Apa ayah melaporkannya?
Tuan Jo pusing, kau ini bicara apa? Tidak ada yang seperti itu. Hae Woo masih menegaskan, Ayah berkata yang sebenarnya kan? Tuan Jo terkejut dan berbalik, apa sebenarnya yang dikatakan anak itu kepadamu?
Hae Woo menggeleng, tidak ada. Ia jalan keluar.
Yi Soo kembali ke rumah dan menemukan adiknya menangis. Yi Hyun ada apa? kau mimpi buruk?
Yi Hyun ingin bertemu ayahnya, aku ingin melihat ayah. Aku ingin melihat ayah meskipun hanya sekali saja. Yi Soo sedih dan memeluk adiknya. Kau masih punya oppa. Kau masih punya aku, Yi Hyun-ah.
Tuan Jo juga telp seseorang, ia menyuruh orang itu melaporkan kemana Yi Soo pergi dan siapa yang ia temui. Laporkan semuanya padaku.
Hae Woo melihat Yi Soo di perpustakaan, tapi Yi Soo sibuk mengamati kunci loker No.22 itu. Hae Woo menarik nafas dan mendekati Yi Soo, ia bersikap ceria. Yi Soo menyembunyikan kunci lokernya.
Hae Woo menegur Yi Soo, pria seperti apa kau ini? Kau seharusnya telp setelah meninggalkan toko buku seperti itu kemarin.
Hae Woo mengajak Yi Soo main ke villa keluarganya. Kakek sudah memberikan ijin, kita ajak Yi Hyun juga. Yi Soo menolaknya, ia harus pergi ke satu tempat.
Hae Woo : Kemana?
Yi Soo : Aku akan mengatakan padamu nanti.
Hae Woo minta Yi Soo menyusul mereka ke villa karena ia sudah janji akan mengajak Yi Hyun kesana. Yi Soo tetap tidak bisa.
Hae Woo : Kalau begitu katakan padaku kau mau pergi kemana. Kenapa kau tidak bisa mengatakannya padaku? kenapa kau selalu menyembunyikan banyak hal kepadaku? Aku tahu ini berat bagimu, aku mengerti kau merasa marah, tersinggung, dan sedih. Tapi kau tidak sendirian. Kau memiliki Yi Hyun, aku dan kakek (Nooo!)
Kakek ingin membantumu, tapi kenapa kau selalu ...
Yi Soo memotongnya, aku tidak membutuhkan bantuan dari keluarga seperti keluargamu!
Hae Woo tertegun. Apa katamu? Yi Soo menegaskan, ia tidak butuh bantuan dari keluarga Hae Woo.
Hae Woo tersinggung, apa maksudmu keluarga seperti keluargaku? meskipun ayahku kasar padamu, kau tidak seharusnya berkata seperti itu kepadaku, tidak..kau tidak seharusnya bicara seperti itu tentang kakekku. Aku tahu perasaanmu.
Yi Soo marah : Kau tidak tahu apa-apa! Dan kau tidak perlu tahu. Aku tidak bisa menjelaskannya kepadamu sekarang.
Hae Woo sudah sakit hati, tidak perlu, aku mengerti. Kau berkata bahwa aku tidak ada artinya untukmu. Maaf kalau aku tidak tahu itu dan terus mengganggumu. Aku tidak akan pernah melakukannya lagi.
Hae Woo pergi, ia menangis.
Oh Jun Young melihat Hae Woo menangis. Ia langsung menemui Yi Soo, memangnya kau siapa. Berani membuat Hae Woo menangis. Ayo minta maaf kepadanya! Yi Soo tidak bisa, ia harus memeriksa sesuatu. Ini penting.
Jun Young : Apa yang lebih penting daripada Hae Woo?
Yi Soo : Tidak ada yang lebih penting daripada Hae Woo, apa kau bisa mengantarnya pulang? Kumohon.
Tuan Jo bertemu dengan Junichiro di hotelnya. Junichiro menginap di hotel itu. Tuan Jo minta maaf dengan sikapnya yang tidak pantas waktu itu dan mengundang Junichiro minum teh.
Junichiro menolak karena ada urusan. Ia menanyakan kabar Kakek Jo dan juga kabar anak bernama Han Yi Soo itu.
Tuan Jo kelihatan tidak senang tapi berkata kalau ayahnya memang seperti itu dan Yi Soo hanya salah satu anak yang dibantu pendidikannya oleh ayahnya. Ayah saya menggunakan sebagian dari keuntungan Hotel Gaya untuk memberikan beasiswa bagi siswa kurang mampu.
Junichiro memuji Tuan Jo, anda seorang yang hebat seperti ayah anda.
Yi Soo tiba di Panti pijat Young Bin. Yi Soo menunjukkan kunci loker itu pada seorang wanita disana. Ternyata kunci itu adalah kunci loker stasiun kereta api.
Yi Soo langsung lari kesana. Tapi loker itu sudah kosong.
Untungnya petugas stasiun menyimpan isi loker No. 22. Ia menyerahkan amplop coklat itu pada Yi Soo. Yi Soo duduk dan langsung membaca dokumen di dalamnya.
Yi Soo kelihatan terkejut saat membacanya.
Yi Soo duduk merenung di dalam stasiun kecil itu beberapa lama. Lalu ia lari mencari telp umum dan kita kembali ke awal film.
Yi Soo telp Detektif Byun, Apa saya bisa mempercayai anda, detektif?
Byun : Han Yi Soo? Ada masalah apa?
Yi Soo : Jawab saya!
Byun : Ya..ya kau bisa mempercayaiku. Percayalah padaku.
Yi Soo berkata ia pikir ia tahu kenapa ayahnya dibunuh. Tapi Yi Soo tidak bisa menjelaskannya di telp. ia butuh bantuan Detektif Byun. Yi Soo tidak bisa membuktikan bahwa orang itu membunuh ayahnya hanya dengan dokumen yang dimilikinya.
Byun : Dokumen?
Yi Soo : Sesuatu yang ditinggalkan oleh ayah saya.
Byun akan pergi ke rumah Yi Soo. Yi Soo menolaknya, tidak. Jangan ke rumah, jangan ke kantor polisi juga, kita tidak bisa mempercayai siapapun.
Detektif Byun : Kau dimana sekarang?
Yi Soo menutup telp dan mengatur nafasnya. Lalu ia mengeluarkan kunci loker dan telp seseorang.
Hae Woo masak untuk Yi Hyun. Yi Hyun ingin sekali bisa makan malam bertiga. Hae Woo cemberut, aku lebih suka makan berdua saja denganmu. Yi Hyun menggoda Hae Woo, eonni dan oppa bertengkar ya? Hae Woo diam saja, wajahnya masih cemberut.
Tiba-tiba telp berdering. Yi Hyun semangat, itu pasti kakak. Yi Hyun mengangkatnya, kak kau dimana? kapan kau pulang?
Yi Soo : Kurasa aku akan terlambat pulang hari ini. Aku minta maaf. Mulai besok, kita akan makan bersama dan jalan bersama ke sekolah.
Yi Hyun senang, benarkah? Kau janji? Yi Soo janji.
Yi Hyun : Hae Woo masak spaghetti dan kelihatannya enak. Tapi kakak tidak kebagian karena kalian bertengkar tadi.
Yi Soo ingin bicara dengan Hae Woo. Yi Hyun menyerahkan pesawat telp pada Hae Woo. Hae Woo masih marah, tidak mau. Yi Hyun memaksanya, kak Hae Woo.
Hae Woo menerima pesawat telp dari Yi Hyun. Apa?
Yi Soo menghela nafas, ia sama sekali tidak bisa bicara awalnya. Hae Woo memanggil Yi Soo beberapa kali, halo?
Yi Soo buka suara : Hae Woo, ini aku.
Hae Woo : Aku tahu, ada apa?
Yi Soo mengaku, ia sedang mengalami masa sulit. Hae Woo langsung tampak cemas, Yi Soo..ada apa?
Yi Soo : Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku tidak percaya pada apapun. Hae Woo aku..
Hae Woo tanya dimana Yi Soo saat ini. Aku akan kesana, kau dimana Yi Soo?
Yi Soo : Hae Woo..kau ingat apa yang kukatakan padamu? Bahwa disaat ini, kita hanya bisa melakukan apa yang bisa kita lakukan.
Hae Woo ingat, ya saat di danau. Yi Soo memperingatkan Hae Woo, kalau keadaan mungkin akan berat untuk Hae Woo. Kau mungkin tidak bisa menahannya.
Hae Woo : Apa maksudmu?
Yi Soo : Ingatlah ini, tidak peduli apapun yang terjadi, kau dan aku akan bersama.
Hae Woo tidak mengerti, kenapa kau tiba-tiba mengatakan hal seperti itu? Yi Soo hanya minta Hae Woo tidak lupa dengan apa yang dikatakannya. Suara Yi Soo terdengar mendesak, Jangan lupa apa yang kukatakan, Hae Woo. Tidak peduli apapun yang terjadi, kita akan selalu bersama. Jangan lupa kata-kataku Hae Woo, apapun yang terjadi kita akan selalu bersama, kita akan selalu..
Yi Soo menoleh dan melihat truk melaju dengan kecepatan tinggi ke arahnya. Memecahkan kaca telp umum dan membuat Yi Soo terpental dengan kondisi luka parah.
Pengemudi truk turun, ia jalan dengan cuek. Bahkan melangkahi tubuh Yi Soo, lalu mengambil dokumen.
Saat detektif Byun tiba, tubuh Yi Soo sudah tidak ada. Hanya ada sisa-sisa kecelakaan, truk, dan kunci loker no. 14. Byun kelihatan syok.
Seoul, Present day
Kembali ke pesta pernikahan Hae Woo-Jun Young. Yi Soo jalan di lobi hotel dan berpapasan dengan Detektif Byun!
Yi Soo berhenti dan berbalik memandang ke arah Byun. Byun juga melihatnya dengan heran. Tiba-tiba terdengar suara Yi Hyun, Ayah!
Yi Soo melihat Hae Woo dan Yi Hyun jalan bersama. Ia memalingkan muka.
Hae Woo menemui Detektif Byun. Ketiganya kelihatan akrab. Byun mengucapkan selamat atas pernikahan Hae Woo. Ini hari pertamanya di Seoul, jadi tidak bisa datang di upacaranya.
Byun janji akan mentraktir Hae Woo makan setelah Hae Woo pulang dari bulan madu. Hae Woo setuju.
Byun datang menjemput Yi Hyun. Yi Hyun menggandeng lengan ayah angkatnya, sebenarnya ayah tidak perlu menjemputku. Byun pergi atas perintah istrinya, ibumu memerintahku untuk membawamu pulang dengan selamat.
Yi Hyun nyengir lebar, tentu saja ibu berkata seperti itu. Aku terlalu manis untuk jalan sendiri.
Byun : Kau minum ya?
Yi Hyun menutup mulutnya : sedikit.
Byun : Aku sudah bilang minumnya perlahan saja dan sedikit.
Yi Hyun : Aku ini anak ayah, apa ayah pikir aku akan minum seperti itu?
Hae Woo memandangi anak-ayah angkat itu dan ingat saat ia mendengar tentang kecelakaan Yi Soo.
Detektif Byun menemui Kakek dan ayahnya. Byun berkata kalau hasil laporan DNA positif menyatakan bahwa darah yang ditemukan di TKP adalah darah Han Yi Soo. Sedangkan kendaraan di TKP adalah truk sampah.
Ayah Hae Woo heran, tubuhnya tidak ditemukan? Polisi berkata sepertinya pelakunya mengambil tubuh Yi Soo.
Hae Woo tidak percaya begitu saja, ia teriak. Yi Soo tidak meninggal. Kenapa Yi Soo harus meninggal? Dia mungkin ada di RS dan tidak bisa mengontak kita karena ia luka parah. Hae Woo mulai histeris. Kita harus memeriksa RS terdekat!
Kita harus mencarinya dan bukannya duduk diam saja! Bukankah kalian adalah polisi? Kalian harus bisa menemukannya! Kakek, kumohon temukan dia.
Kakek Jo mengiyakan. Ayah Hae Woo tidak tahu bagaimana menemukan orang yang sudah meninggal dan minta ayahnya tidak memberi harapan kosong pada putrinya.
Hae Woo marah : Apa ayah ingin dia meninggal?
Tuan Jo marah, jangan seperti itu di depan tamu. Hae Woo teriak, aku akan menemukan Yi Soo. Tunggu dan lihat saja, aku akan menemukannya.
Hae Woo lari ke tempat tinggal Yi Soo. Sekretaris Park memeluk Yi Hyun, keduanya menangis. Hae Woo datang. Yi Hyun menangis, apa yang harus kita lakukan? Katanya Kakak meninggal.
Hae Woo : Tidak, kakakmu tidak meninggal. Yi Soo tidak meninggal.
Yi Hyun menangis, lalu kenapa ia tidak datang? kenapa ia tidak pulang ke rumah? Dia tidak ada disini.
Hae Woo : Dia mungkin tidak bisa datang sekarang karena suatu alasan.
Hae Woo memeluk Yi Hyun, jangan menangis. Jangan menangis Yi Hyun-ah..
Hae Woo sendiri menangis keras. Detektif Byun masuk ke dalam rumah dan mungkin sejak itu, ia dan istrinya mengadopsi Yi Hyun.
Kembali ke masa kini.
Hae Woo mengamati Byun dan Yi Hyun yang bercanda di pintu putar dengan wajah sendu. Yi Soo juga mengamati mereka semua, lalu jalan pergi.
Hae Woo jalan ke balkon sendirian untuk mengamati bulan. Yi Soo juga, lalu keduanya menyadari kehadiran masing-masing.
Yi Soo mengucapkan selamat atas pernikahan Hae Woo. Hae Woo mengira Yi Soo adalah teman Jun Young, tapi Yi Soo berkata ia hanya melihat saja. Ia baru tiba di Seoul dan ada pernikahan di hotel tempatnya menginap, jadi ini seperti nasib baik.
Yi Soo mengenalkan diri sebagai Jun Yoshimura. Nama Koreanya, Kim Jun. Keduanya bersalaman. Hae Woo mengenalkan diri, saya Jo Hae Woo. Yi Soo memujinya, nama yang bagus. Hae Woo berterima kasih lalu menarik tangannya.
Hae Woo sedikit kikuk dan tanya apa Yi Soo sering ke Korea.
Yi Soo : Ini pertama kalinya aku ke Korea lagi. Setelah pergi ketika masih kecil.
Hae Woo mencoba bersikap ramah dan membicarakan soal perubahan kota Seoul. Yi Soo komen sambil menatap langsung ke arah Hae Woo : Sepertinya sama saja bagiku, di mataku.
Hae Woo tersenyum : Aku selalu merasa berbeda meskipun aku tinggal di sini.
Yi Soo menatap bulan, mungkin ini karena bulan purnama. Hae woo terkejut, ia kenal pembicaraan ini.
Yi Soo menoleh, bulan purnamanya sama sekarang dan dulu.. Hae Woo tersenyum, apa kau menyukai bulan purnama? Hae Woo melihat ke arah langit. Aku juga menyukainya. Dalam kebudayaan Korea, kami suka memandang bulan purnama sambil mengucapkan permohonan.
Kami percaya bulan purnama akan mengabulkan permohonan kami.
Yi Soo : Di dunia Barat artinya tidak terlalu baik, mereka percaya bahwa bulan purnama adalah dewi kegelapan, kebalikan dari matahari. Matahari simbol terang dan bulan simbol kegelapan. Kalau matahari melambangkan kebaikan, maka bulan melambangkan kejahatan.
Hae Woo : Itu penggambaran yang terlalu pesimis. Bulan menyinari kegelapan yang membuatnya lebih baik daripada matahari.
Yi Soo : Seperti Bintang Utara.
Hae Woo tertegun. Yi Soo melanjutkan, bintang itu selalu menunjukkan arah Utara jadi ia membantu para penjelajah yang tersesat menemukan arahnya kembali. Itulah mengapa bintang itu juga disebut bintang navigasi. Sahabat baik para penjelajah.
Hae woo ingat Yi Soo juga mengatakan hal yang sama dengan gaya yang sama tentang Bintang Utara/Polaris itu. Lalu tanpa bisa dicegah, Hae Woo menangis.
Hae Woo tidak tahan dan menangis tersedu-sedu. Yi Soo menoleh, ia tertegun. Lalu memeluk Hae Woo. Aneh juga kenapa Hae Woo tidak merasa canggung dengan pria asing ini dan membiarkan orang itu memeluknya.
Yi Soo sendiri sepertinya ingin menguji Hae Woo, apa masih mengingat dirinya saat remaja.
Hae Woo bisa menguasai dirinya dan melepaskan pelukan Yi Soo, ia kelihatan bingung. Aku..
Tiba-tiba suami Hae Woo muncul. Hae Woo..? Hae Woo berbalik, untungnya tidak kelihatan habis menangis. Jun Young!
Jun Young mencari Hae Woo kemana-mana. Hae Woo berkata ia membutuhkan udara segar setelah merasa sedikit mabuk. Jun Young menoleh ke arah Yi Soo.
Yi Soo langsung mengenalkan diri, saya Jun YoShimura. Jun Young juga bersikap ramah dan mengenalkan dirinya. Hae Woo berkata Jun adalah tamu hotel ini. Yi Soo memuji dan mengucapkan selamat atas pernikahan mereka. Lalu pamit pergi dengan gaya dingin khas Jepang.
Jun Young : Semoga anda senang di sini.
Setelah Yi Soo pergi Jun Young tanya apa Hae Woo mengenal pria itu. Hae Woo menggeleng dan minta maaf karena telah membuat Jun Young menunggu. Jun Young tersenyum, itu tidak masalah baginya. Ia sudah menunggu selama lebih dari 10 tahun.
Jun Young minta Hae Woo istirahat saja dan ia akan mengurus para tamu. Hae Woo tidak mau, ia akan menemui para tamu.
Jun Young memeluk Hae Woo. Anginnya terasa segar. Hae Woo ketawa, tidak ada angin.
Jun Young : Kau ini kurang imajinasi.
Hae Woo : Aku ini memiliki banyak kekurangan.
Jun Young : Tapi itu lebih dari cukup bagiku.
Hae Woo menarik diri, siapa? Aku? Jun Young menjawab, bukan. Kebahagiaan ini, lebih dari cukup bagiku. Aku sangat bahagia, tidak ada lagi yang kuinginkan. Kuharap kau juga bahagia sepertiku, Hae Woo.
Hae Woo tersenyum : Jangan khawatir, aku akan hidup lebih bahagia darimu.
Kakek Jo menerima ucapan selamat dari para pejabat dan pengusaha yang sudah banyak mendapat bantuan dari Kakek Jo. Lalu Ayah Hae Woo mendapat telp dari seseorang. Ia bergegas meninggalkan meja.
Pria itu memeras Ayah Hae Woo. Ayah Hae Woo kesal, berapa lagi yang kau inginkan? Pergilah ke tempat itu besok pagi. Setelah telp ditutup, Ayah Hae Woo marah2.
Jaksa Oh mendekat. Apa itu Jung Man Chul?
Jo Ui Sun marah, seharusnya aku melenyapkan orang itu selagi ada waktu. Tuan Jo pergi. Jaksa Oh diam saja.
Pria bernama Jung Man Chul itu keluar dari sebuah club. Dia polisi korup itu. Seseorang memukulnya dengan tongkat baseball sampai Jung pingsan. Entah siapa yang melakukannya.
Yi Soo berdiri di kamarnya yang gelap, memandang melalui jendela. Yi Soo memegang hiasan ikan hiu, persis seperti ukiran ikan hiu buatan Hae Woo dulu, tapi yang ini dari metal.
Hae Woo juga memandang keluar jendela di kamar pengantinnya. Jun Young keluar dari kamar mandi dan mencarinya.
Jun Young ingat kejadian setelah Yi Soo meninggal...
Hae Woo tidak mau keluar dari kamar, Jun Young berusaha menggedor kamar Hae Woo. Hae Woo buka pintunya! Keluarlah dan kita bicara. Hae Woo..kumohon buka pintumu. Hae Woo, mau berapa lama lagi kau akan seperti ini?
Hae Woo duduk di bawah, dekat tempat tidurnya dan diam saja.
Satu hari Hae Woo menghilang. Ia pergi ke villa dan berdiri di tepi danau. Sorot matanya aneh. Tiba-tiba Hae Woo jalan ke arah danau dengan cepat.
Untungnya Jun Young tiba di tepi danau tepat waktu. Hae Woo! Ia langsung lari dan berusaha sekuat tenaga menarik Hae Woo keluar dari air.
Hae Woo histeris dan menolak, lepaskan aku! lepaskan!
Jun Young terpaksa menampar Hae Woo. Apa hanya ini yang ada di pikiranmu?! Hae Woo tidak mau hidup. Jun Young membentaknya, tapi kau harus terus hidup! Demi Yi Soo juga! Satu-satunya hal yang bisa kau lakukan untuk Yi Soo adalah ..tetap hidup.
Meskipun rasanya sangat sakit sampai kau ingin mati, kau tetap harus hidup. Agar kau bisa mencari tahu kenapa Yi Soo meninggal! Apa kau tidak punya harga diri atau kemauan hidup?
Jun Young janji, aku akan membantumu. Aku akan ada disisimu. Aku akan menjadi kekuatanmu, Hae Woo.
Kembali ke masa kini. Jun Young memandangi Hae Woo yang sudah menjadi istrinya. Hae Woo berbalik dan tersenyum pada Jun Young.
Jun Young mendekat dan berdiri di depan Hae Woo. Sementara di kamar lain, Yi Soo tetap di tempat dengan wajah muram. Pasangan pengantin itu menikmati malam pertama mereka.
Yi Soo kelihatan sangat menderita, ia gelisah sekali karena sadar wanita yang dicintainya sudah menjadi milik orang lain.
Beberapa saat kemudian, seorang wanita bernama Jang Young Hee menemui Yi Soo. Yi Soo memintanya masuk. Young Hee minta maaf, penerbangannya ditunda jadi ia sedikit terlambat. Yi Soo mengerti.
Young Hee adalah sekretaris Yi Soo. Ia langsung mengingatkan jadwal Yi Soo.
Yi Soo memotongnya, apa kau lapar?
Young Hee ketawa, tentu saja aku lapar. Bagaimana kalau kita makan kimchi jjigae dan soju? Yi Soo tersenyum dan menggeleng, sepertinya tidak terlalu tertarik.
Young Hee : Kalau begitu, apa aku bisa minum soju sendiri kalau tidak ada acara lain hari ini?
Yi Soo : Tidak ada acara khusus hari ini.
Young Hee : Baiklah, akan kuminta mereka memasang alarm di waktu bangunmu yang biasa. Sampai besok.
Yi Soo hanya tersenyum. Young Hee menoleh lagi dan mengucapkan selamat tidur lalu jalan pergi. Tapi setelah sampai diluar kamar, wajah Young Hee jadi berubah. Ia seperti berpikir, menganalisa dan memperhitungkan sesuatu.
Young Hee tidak tampak seperti pribadi yang sederhana.
Jam 3:06 pagi. Jo Hae Woo terbangun saat ponselnya berdering. Jaksa Jo Hae Woo? Saya tahu mengapa Han Yi Soo meninggal 12 tahun lalu.
Hae Woo langsung duduk, apa katamu?
Pria itu ternyata Jung Man Chul. Penculiknya memaksanya bicara di telp. Jung Man Chul meminta Hae Woo datang kalau ingin tahu yang sebenarnya. Ia memberikan alamatnya pada Hae Woo.
Hae Woo mengerti dan bersedia datang.
Penculik Jung Man Chul membuang dan menghancurkan ponsel. Ada orang lain yang datang. Penculik itu jalan keluar. Jung Man Chul berusaha melihat siapa orang yang masuk ke ruangan itu.
Oh my..ternyata orang itu Han Yi Soo.
Jung Man Chul tampak ketakutan, siapa kau? Sepertinya kalian ada hubungannya dengan Han Yi Soo. Tapi aku tidak membunuhnya! Bukan aku pelakunya!
Yi Soo menyeringai. Ia jongkok di depan Jung Man Chul dan menepuk lututnya. Seperti seorang jagal yang mencoba menenangkan domba sembelihannya.
Yi Soo : Dunia membutuhkan...keseimbangan. Kalau cuma satu pihak saja yang menderita secara tidak adil..itu akan merusak keseimbangan. Tidakkah kau pikir, hidupmu juga membutuhkan sedikit keseimbangan? Aku akan memberimu kesempatan. Kesempatan untuk mengatakan apa yang terjadi 12 tahun lalu.
Jung Man Chul : Lalu..apa kau akan mengampuniku?
Yi Soo tersenyum : Aku sudah bilang. Hidupmu membutuhkan...sedikit keseimbangan.
Yi Soo menepuk lutut Man Chul lagi, sekarang..katakan padaku.
Hae Woo dan Jun Young pergi ke lokasi yang diminta. Hae Woo kelihatan gelisah.
Yi Soo mendengar semua yang diketahui Jung Man Chul. Aku mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak membunuh Han Young Man dan Han Yi Soo. Bukan aku, tolong percayalah padaku.
Yi Soo berdiri, ia membungkuk dan menepuk pundak pria itu, lalu berbisik. Aku percaya kepadamu.
Pintu terbuka lagi dan seseorang muncul. Tidak jelas, dia penculik tadi atau orang lain lagi. Yi Soo jalan keluar. Yi Soo nyengir ke arah orang yang jalan masuk. Seperti mengucapkan, selamat bersenang-senang.
Orang misterius itu jalan ke arah Jung Man Chul membuat Jung ketakutan setengah mati dan teriak. Lalu layar menjadi gelap. Hanya terdengar suara teriakan.
Shark [1], [2]
Notes :
Fiuh..what an episode. Yi Soo muncul sebagai pribadi yang berbeda. Caranya berdiri di pihak yang berkuasa dan menikmati menyiksa lawan benar-benar mengerikan.
0 comments:
Post a Comment