Legend of Arang - Part 1
Arang-gak adalah cerita hantu terkenal dari Prov Gyeongsangnam-do, Miryang-si, Korea Selatan.
MBC juga akan menayangkan drama ini 15 Agt 2012 mendatang. Dengan Lee Jun Ki (Welcome Back!) dan Shin Min Ah sebagai pemeran utamanya.
Aku ngga demen cerita hantu, jadi mungkin tidak akan buat recapnya meskipun kelihatannya dari preview drama ini menarik.
Dibawah ini adalah ringkasan Arang menurut legendanya.
Th 1600, Dinasti Joseon. Miryang memiliki Magistrate/ Kepala Pengadilan yang bijaksana bernama Yun. Magistrate Yun memiliki seorang putri berusia 19th yang cantik jelita bernama Arang. Ibu kandung Arang sudah meninggal dunia. Ia hanya diasuh oleh seorang pelayan.
Arang hidup bahagia dengan Ayah dan pengasuhnya sampai malam naas itu terjadi dan mengubah semuanya.
Hakim Yun terkenal sebagai Hakim yang adil dan jujur. Benar-benar merupakan harapan untuk masyarakat. Saat Hakim Yun ditunjuk sebagai Kepala Pengadilan di Miryang, banyak pejabat korup yang ketakutan. Semua takut kasus korupsi mereka akan ketahuan.
Itulah mengapa banyak pejabat yang ingin membalas dendam pada Hakim Yun dan mencoba menggulingkannya dengan berbagai macam cara.
Hakim Yun memiliki anak buah bernama Baekga dan Jugi. Jugi jatuh cinta pada Arang saat ia melihat Arang untuk pertama kalinya. Saat itu Arang mengunjungi ayahnya dan membawakan makan siang untuk ayahnya.
Baekga membenci Hakim Yun dan berkonspirasi dengan pejabat pemerintah untuk menjatuhkan Hakim Yun. Baekga mengincar jabatan Hakim Yun dan ia membuat kesepakatan dengan pejabat2 itu, jika ia naik menggantikan Hakim Yun, Baekga akan membuat pejabat2 itu kebal hukum.
Jugi mulai mendekati Arang setiap kali Arang datang mengantarkan makan siang untuk Hakim Yun. Jugi selalu merayu Arang di lorong menuju kantor ayahnya. Arang tidak pernah menanggapinya dan Jugi mengira Arang malu. Ini membuat Jugi semakin berani merayu Arang. Ia mengirim surat dan bahkan berani menyentuh tangan Arang.
Jugi menitipkan surat lewat pelayan Arang. Arang langsung membuang surat Jugi begitu ia menerimanya. Arang sama sekali tidak tertarik pada Jugi.
Pelayan Arang : Nona tidak mempedulikannya, tapi kenapa nona selalu tersenyum saat ia mencoba merayu Nona?
Arang : Ayahku adalah Kepala Pengadilan di propinsi ini Bibi, dia selalu mengingatkanku untuk selalu sopan pada semua orang baik anak buahnya atau masyarakat.
Semakin lama, Jugi semakin tidak bisa mengendalikan perasaannya pada Arang. Satu hari, Jugi memberikan surat lagi pada pelayan Arang dan ingin bicara serius tentang perasaannya.
Paginya, Jugi melihat Arang dan menariknya. Arang, ikut aku. Ada yang ingin kukatakan padamu.
Arang menolak dan berkata harus segera menemui ayahnya.
Jugi patah hati karena ditolak langsung oleh Arang. Jugi lari ke halaman belakang dan memukul tiang pengadilan beberapa kali untuk mengendalikan emosinya.
Baekga yang baru kembali dari kediaman seorang pejabat yang membenci Hakim Yun melihatnya.
Baekga : Ada apa denganmu?
Jugi minta maaf, saya ..patah hati Tuan.
Baekga : Patah hati? Ini adalah tempat kerja. Bukan untuk urusan itu. Kau lebih baik pulang dan selesaikan masalahmu dulu!
Jugi : Tapi saya patah hati karena putri Hakim Yun.
Baekga berbalik dan melihat Jugi, lalu tertawa keras. Kau?? patah hati karena gadis bodoh itu, Arang?
Jugi mengiyakan dan tiba-tiba Baekga punya ide. Baekga mendapat jalan untuk menjatuhkan Hakim Yun. Ia mendekati Jugi dan membisikkan sesuatu. Jugi tersenyum mendengarnya.
*******
Suatu hari, saat Arang mengunjungi kantor ayahnya lagi, Jugi mendekati pelayan keluarga Arang dan memberinya banyak uang. Jumlahnya dua kali lipat gaji pelayan itu. Tentu saja bibi itu senang.
Jugi ingin bibi membantunya. Bibi tanya apa yang bisa ia lakukan Tuan?
Jugi : Kudengar Hakim Yun akan melakukan inspeksi mendadak minggu depan. Aku tahu Arang akan sendirian di rumah. Jadi kau harus memintanya pergi ke hutan bambu di luar kota. Aku akan menunggu kalian disana.
Pelayan : Untuk apa kami pergi ke hutan bambu? Tempat itu sepi sekali, saya takut kalau saya harus bertemu anda disana Tuan.
Jugi kesal : Dagchyeo! tutup mulutmu! Aku tidak butuh alasan! Jika kau gagal membawa Arang ke hutan bambu, kau akan segera tahu apa yang akan terjadi pada anggota keluargamu.
Pelayan itu ketakutan dan hanya mengangguk, yang paling penting saat ini adalah ia mendapat uang yang banyak. Dia tidak pernah memiliki uang sebanyak ini.
Hakim Yun juga mengatakan rencananya untuk melakukan inspeksi mendadak pada Arang. Ini adalah perintah Raja. Hakim Yun minta pelayan keluarga menemuinya.
Hakim Yun minta pelayan menjaga Arang selama ia pergi. Pelayan keluarga berjanji akan menjaga Nona-nya baik2. Ia sudah melayani keluarga ini bertahun-tahun, saya akan menjaganya seperti menjaga putri saya sendiri.
Malam itu, Hakim Yun tidur nyenyak karena merasa tenang semua akan berjalan lancar. Arang juga tidur nyenyak.
Ada orang yang menemui pelayan keluarga malam itu, orang itu adalah Jugi.
Jugi menanyakan perkembangan rencana mereka. Pelayan itu berkata semua akan berjalan dengan lancar.
Paginya, Hakim Yun melambaikan tangan pada putri tercintanya. Arang merasa sangat sedih, tapi ia tidak tahu kalau sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.
Malamnya, Arang berdiri di halaman belakang dan duduk di teras belakang rumah. Ia memandang bulan purnama. Arang merindukan ayahnya.
Pelayan mendekati Arang, Nona kenapa kita tidak menikmati sinar bulan diluar?
Arang heran. Bibi mengajak Arang jalan2 keluar rumah. Arang langsung setuju karena selama ini Ayahnya melarang Arang keluar tanpa pengawal.
Arang menikmati lingkungan luar kediamannya. Arang tidak sadar kalau pelayannya membawanya jalan menuju hutan bambu secara perlahan.
Tiba2 Arang merasakan ada orang yang menarik lengannya. Arang menoleh dan melihat Jugi dibelakangnya.
Arang teriak, apa yang kau lakukan?!
Jugi menutup mulut Arang dengan saputangan dan melarikannya ke dalam hutan bambu. Jugi menyuruh bibi meninggalkan mereka. Pelayan itu tidak tega melihat kondisi Arang tapi tidak berani melawan Jugi.
Jugi membawanya ke dalam hutan dan melepaskan Arang tapi tetap menahan tangannya. Jugi berbisik, aku mencintaimu Arang, sudah lama sekali.
Arang takut, tapi ia tidak mencintai Jugi dan memohon Jugi melepaskannya, ia janji tidak akan mengatakan ini pada ayahnya.
Jugi marah dan menodai Arang. Setelah itu Jugi tertawa puas karena sekarang tidak akan ada pria yang mau menikah dengan Arang. Arang hanya punya pilihan menikah dengannya.
Arang marah dan menendang kaki Jugi sampai jatuh. Arang mencoba melawan Jugi meskipun tangannya masih diikat dengan tali.
Jugi murka, ia tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi Arang yang keras kepala. Jugi mengeluarkan pisau dan menikam Arang sampai meninggal.
Jugi syok saat menyadari kalau Arang sudah meninggal. Ia mencoba membangunkan Arang tapi Arang sudah tidak bernyawa lagi.
Jugi akhirnya lari dan mencari sekop. Jugi lari kembali ke dalam hutan dan mulai menggali kuburan untuk Arang. Ia mengubur Arang di tengah hutan bambu dan merasa puas sekarang. Jugi yakin tidak ada orang yang tahu perbuatannya.
Jugi meninggalkan hutan bambu dan menceritakan kematian Arang pada Baekga. Keduanya tertawa. Baekga mengundang Jugi minum bersama di kediamannya. Ayo kita rayakan kehancuran Hakim Yun..!! Kata Baekga.
Hakim Yun akhirnya mendengar kalau Arang menghilang. Hakim Yun langsung memerintahkan anak buahnya menyelidiki kasus menghilangnya Arang, tapi tidak menemukan apapun. Hakim Yun sedih.
Hakim Yun memutuskan kembali ke Miryang. Sepanjang jalan Hakim Yun tidak bisa menahan kesedihannya. Ia tidak bisa membayangkan akan kehilangan putrinya setelah kematian istrinya.
Hakim Yun tiba di rumah dan segera menanyakan masalah ini pada pelayan keluarga. Wanita itu berkata ia tidak tahu apa-apa.
Bibi : Malam saat Nona menghilang. Ia meminta saya mengijinkannya jalan di sekitar rumah. Nona memaksa saya mengijinkannya. Dia janji tidak akan jalan jauh dari rumah ini, Tuan.
Saya tidak bisa melakukan apapun Tuan. Dia adalah putri Anda dan saya hanya pelayan.
Paginya, Hakim Yun segera memerintah anak buahnya mencari Arang. Tapi mereka tidak menemukan apapun setelah berminggu-minggu. Jugi juga termasuk yang dikirim untuk mencari Arang.
Jugi mengirim surat kepada Hakim Yun dan pura2 berduka atas menghilangnya Arang. Baekga dan pejabat lain juga datang ke kediaman Hakim Yun dan pura2 sedih.
Tapi lama kelamaan, Hakim Yun tidak tahan lagi dan pulang ke rumahnya di Hanyang. Hakim Yun mengundurkan diri sebagai Kepala Pengadilan dan ini membuat semua musuh di pemerintahan bernafas lega.
Khususnya Baekga, Jugi dan rekan2 mereka.
Setelah Hakim Yun pergi, banyak orang yang menggantikan posisi sebagai Kepala Pengadilan Miryang. Satu per satu, orang yang menggantikan posisi Hakim Yun meninggal keesokan harinya.
Tidak ada lagi yang bersedia ditunjuk sebagai Kepala Pengadilan Miryang. Bahkan Baekga orang yang sejak dulu ingin menggantikan posisi Hakim Yun.
Satu hari, seorang pemuda pemberani dan jujur datang ke kantor pengadilan Miryang. Dia ingin ikut ujian sebagai Kepala Pengadilan, ia ingin menjadi magistrate yang baru. Pemuda ini ingin tahu kenapa semua Hakim meninggal setelah dipilih.
Pemerintah sangat gembira saat mendengar pemuda ini bersedia mengikuti ujian, mereka langsung menerimanya menjadi Kepala Pengadilan tanpa ujian. Nama pemuda itu adalah Yi Sang Sa (dalam drama diperankan Lee Jun Ki, namanya Eun Oh)
Bersambung..
Notes : Ini cerita legenda, jadi mungkin berbeda dengan dramanya nanti.
Source : thehouseoftranslator.blogspot.com; http://www.koreandrama.org/?p=19371;
MBC juga akan menayangkan drama ini 15 Agt 2012 mendatang. Dengan Lee Jun Ki (Welcome Back!) dan Shin Min Ah sebagai pemeran utamanya.
Aku ngga demen cerita hantu, jadi mungkin tidak akan buat recapnya meskipun kelihatannya dari preview drama ini menarik.
Dibawah ini adalah ringkasan Arang menurut legendanya.
Lukisan Arang di kuil Arang-gak
Arang Saddojeon (Diterjemahkan dari Korea ke Inggris by Martin Kim/Kim Joong Won). Nama2 tokoh mungkin berbeda dengan dramanya.
Kisah ini terjadi pada waktu Raja Myeongjeong memerintah Dinasti Joseon. Th 1600.
Di Miryang ada paviliun cantik bernama Yeongnambu di tepi sungai Namcho-on. Paviliun ini adalah satu dari 3 paviliun cantik di Korea selain Bubyeoungnu dan Choksoengnu.
Di samping Paviliun Yeongnambu ada kuil yang bernama Arang-gak.
Arang-gak adalah kuil yang didedikasikan untuk seorang wanita cantik yang hidup sekitar th 1600 saat pemerintahan Raja Myeongjeong.
Seorang wanita cantik bernama Arang yang meninggal karena dibunuh oleh anak buah ayahnya dan juga pelayannya. Tragis.
Kisah ini terjadi pada waktu Raja Myeongjeong memerintah Dinasti Joseon. Th 1600.
Di Miryang ada paviliun cantik bernama Yeongnambu di tepi sungai Namcho-on. Paviliun ini adalah satu dari 3 paviliun cantik di Korea selain Bubyeoungnu dan Choksoengnu.
Di samping Paviliun Yeongnambu ada kuil yang bernama Arang-gak.
Arang-gak adalah kuil yang didedikasikan untuk seorang wanita cantik yang hidup sekitar th 1600 saat pemerintahan Raja Myeongjeong.
Seorang wanita cantik bernama Arang yang meninggal karena dibunuh oleh anak buah ayahnya dan juga pelayannya. Tragis.
Th 1600, Dinasti Joseon. Miryang memiliki Magistrate/ Kepala Pengadilan yang bijaksana bernama Yun. Magistrate Yun memiliki seorang putri berusia 19th yang cantik jelita bernama Arang. Ibu kandung Arang sudah meninggal dunia. Ia hanya diasuh oleh seorang pelayan.
Arang hidup bahagia dengan Ayah dan pengasuhnya sampai malam naas itu terjadi dan mengubah semuanya.
Hakim Yun terkenal sebagai Hakim yang adil dan jujur. Benar-benar merupakan harapan untuk masyarakat. Saat Hakim Yun ditunjuk sebagai Kepala Pengadilan di Miryang, banyak pejabat korup yang ketakutan. Semua takut kasus korupsi mereka akan ketahuan.
Itulah mengapa banyak pejabat yang ingin membalas dendam pada Hakim Yun dan mencoba menggulingkannya dengan berbagai macam cara.
Hakim Yun memiliki anak buah bernama Baekga dan Jugi. Jugi jatuh cinta pada Arang saat ia melihat Arang untuk pertama kalinya. Saat itu Arang mengunjungi ayahnya dan membawakan makan siang untuk ayahnya.
Baekga membenci Hakim Yun dan berkonspirasi dengan pejabat pemerintah untuk menjatuhkan Hakim Yun. Baekga mengincar jabatan Hakim Yun dan ia membuat kesepakatan dengan pejabat2 itu, jika ia naik menggantikan Hakim Yun, Baekga akan membuat pejabat2 itu kebal hukum.
Jugi mulai mendekati Arang setiap kali Arang datang mengantarkan makan siang untuk Hakim Yun. Jugi selalu merayu Arang di lorong menuju kantor ayahnya. Arang tidak pernah menanggapinya dan Jugi mengira Arang malu. Ini membuat Jugi semakin berani merayu Arang. Ia mengirim surat dan bahkan berani menyentuh tangan Arang.
Jugi menitipkan surat lewat pelayan Arang. Arang langsung membuang surat Jugi begitu ia menerimanya. Arang sama sekali tidak tertarik pada Jugi.
Pelayan Arang : Nona tidak mempedulikannya, tapi kenapa nona selalu tersenyum saat ia mencoba merayu Nona?
Arang : Ayahku adalah Kepala Pengadilan di propinsi ini Bibi, dia selalu mengingatkanku untuk selalu sopan pada semua orang baik anak buahnya atau masyarakat.
Semakin lama, Jugi semakin tidak bisa mengendalikan perasaannya pada Arang. Satu hari, Jugi memberikan surat lagi pada pelayan Arang dan ingin bicara serius tentang perasaannya.
Paginya, Jugi melihat Arang dan menariknya. Arang, ikut aku. Ada yang ingin kukatakan padamu.
Arang menolak dan berkata harus segera menemui ayahnya.
Jugi patah hati karena ditolak langsung oleh Arang. Jugi lari ke halaman belakang dan memukul tiang pengadilan beberapa kali untuk mengendalikan emosinya.
Baekga yang baru kembali dari kediaman seorang pejabat yang membenci Hakim Yun melihatnya.
Baekga : Ada apa denganmu?
Jugi minta maaf, saya ..patah hati Tuan.
Baekga : Patah hati? Ini adalah tempat kerja. Bukan untuk urusan itu. Kau lebih baik pulang dan selesaikan masalahmu dulu!
Jugi : Tapi saya patah hati karena putri Hakim Yun.
Baekga berbalik dan melihat Jugi, lalu tertawa keras. Kau?? patah hati karena gadis bodoh itu, Arang?
Jugi mengiyakan dan tiba-tiba Baekga punya ide. Baekga mendapat jalan untuk menjatuhkan Hakim Yun. Ia mendekati Jugi dan membisikkan sesuatu. Jugi tersenyum mendengarnya.
*******
Jugi ingin bibi membantunya. Bibi tanya apa yang bisa ia lakukan Tuan?
Jugi : Kudengar Hakim Yun akan melakukan inspeksi mendadak minggu depan. Aku tahu Arang akan sendirian di rumah. Jadi kau harus memintanya pergi ke hutan bambu di luar kota. Aku akan menunggu kalian disana.
Pelayan : Untuk apa kami pergi ke hutan bambu? Tempat itu sepi sekali, saya takut kalau saya harus bertemu anda disana Tuan.
Jugi kesal : Dagchyeo! tutup mulutmu! Aku tidak butuh alasan! Jika kau gagal membawa Arang ke hutan bambu, kau akan segera tahu apa yang akan terjadi pada anggota keluargamu.
Pelayan itu ketakutan dan hanya mengangguk, yang paling penting saat ini adalah ia mendapat uang yang banyak. Dia tidak pernah memiliki uang sebanyak ini.
Hakim Yun juga mengatakan rencananya untuk melakukan inspeksi mendadak pada Arang. Ini adalah perintah Raja. Hakim Yun minta pelayan keluarga menemuinya.
Hakim Yun minta pelayan menjaga Arang selama ia pergi. Pelayan keluarga berjanji akan menjaga Nona-nya baik2. Ia sudah melayani keluarga ini bertahun-tahun, saya akan menjaganya seperti menjaga putri saya sendiri.
Malam itu, Hakim Yun tidur nyenyak karena merasa tenang semua akan berjalan lancar. Arang juga tidur nyenyak.
Ada orang yang menemui pelayan keluarga malam itu, orang itu adalah Jugi.
Jugi menanyakan perkembangan rencana mereka. Pelayan itu berkata semua akan berjalan dengan lancar.
Paginya, Hakim Yun melambaikan tangan pada putri tercintanya. Arang merasa sangat sedih, tapi ia tidak tahu kalau sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.
Malamnya, Arang berdiri di halaman belakang dan duduk di teras belakang rumah. Ia memandang bulan purnama. Arang merindukan ayahnya.
Pelayan mendekati Arang, Nona kenapa kita tidak menikmati sinar bulan diluar?
Arang heran. Bibi mengajak Arang jalan2 keluar rumah. Arang langsung setuju karena selama ini Ayahnya melarang Arang keluar tanpa pengawal.
Arang menikmati lingkungan luar kediamannya. Arang tidak sadar kalau pelayannya membawanya jalan menuju hutan bambu secara perlahan.
Tiba2 Arang merasakan ada orang yang menarik lengannya. Arang menoleh dan melihat Jugi dibelakangnya.
Arang teriak, apa yang kau lakukan?!
Jugi menutup mulut Arang dengan saputangan dan melarikannya ke dalam hutan bambu. Jugi menyuruh bibi meninggalkan mereka. Pelayan itu tidak tega melihat kondisi Arang tapi tidak berani melawan Jugi.
Jugi membawanya ke dalam hutan dan melepaskan Arang tapi tetap menahan tangannya. Jugi berbisik, aku mencintaimu Arang, sudah lama sekali.
Arang takut, tapi ia tidak mencintai Jugi dan memohon Jugi melepaskannya, ia janji tidak akan mengatakan ini pada ayahnya.
Jugi marah dan menodai Arang. Setelah itu Jugi tertawa puas karena sekarang tidak akan ada pria yang mau menikah dengan Arang. Arang hanya punya pilihan menikah dengannya.
Arang marah dan menendang kaki Jugi sampai jatuh. Arang mencoba melawan Jugi meskipun tangannya masih diikat dengan tali.
Jugi murka, ia tidak tahu lagi harus bagaimana menghadapi Arang yang keras kepala. Jugi mengeluarkan pisau dan menikam Arang sampai meninggal.
Jugi syok saat menyadari kalau Arang sudah meninggal. Ia mencoba membangunkan Arang tapi Arang sudah tidak bernyawa lagi.
Jugi akhirnya lari dan mencari sekop. Jugi lari kembali ke dalam hutan dan mulai menggali kuburan untuk Arang. Ia mengubur Arang di tengah hutan bambu dan merasa puas sekarang. Jugi yakin tidak ada orang yang tahu perbuatannya.
Jugi meninggalkan hutan bambu dan menceritakan kematian Arang pada Baekga. Keduanya tertawa. Baekga mengundang Jugi minum bersama di kediamannya. Ayo kita rayakan kehancuran Hakim Yun..!! Kata Baekga.
Hakim Yun akhirnya mendengar kalau Arang menghilang. Hakim Yun langsung memerintahkan anak buahnya menyelidiki kasus menghilangnya Arang, tapi tidak menemukan apapun. Hakim Yun sedih.
Hakim Yun memutuskan kembali ke Miryang. Sepanjang jalan Hakim Yun tidak bisa menahan kesedihannya. Ia tidak bisa membayangkan akan kehilangan putrinya setelah kematian istrinya.
Hakim Yun tiba di rumah dan segera menanyakan masalah ini pada pelayan keluarga. Wanita itu berkata ia tidak tahu apa-apa.
Bibi : Malam saat Nona menghilang. Ia meminta saya mengijinkannya jalan di sekitar rumah. Nona memaksa saya mengijinkannya. Dia janji tidak akan jalan jauh dari rumah ini, Tuan.
Saya tidak bisa melakukan apapun Tuan. Dia adalah putri Anda dan saya hanya pelayan.
Paginya, Hakim Yun segera memerintah anak buahnya mencari Arang. Tapi mereka tidak menemukan apapun setelah berminggu-minggu. Jugi juga termasuk yang dikirim untuk mencari Arang.
Jugi mengirim surat kepada Hakim Yun dan pura2 berduka atas menghilangnya Arang. Baekga dan pejabat lain juga datang ke kediaman Hakim Yun dan pura2 sedih.
Tapi lama kelamaan, Hakim Yun tidak tahan lagi dan pulang ke rumahnya di Hanyang. Hakim Yun mengundurkan diri sebagai Kepala Pengadilan dan ini membuat semua musuh di pemerintahan bernafas lega.
Khususnya Baekga, Jugi dan rekan2 mereka.
Setelah Hakim Yun pergi, banyak orang yang menggantikan posisi sebagai Kepala Pengadilan Miryang. Satu per satu, orang yang menggantikan posisi Hakim Yun meninggal keesokan harinya.
Tidak ada lagi yang bersedia ditunjuk sebagai Kepala Pengadilan Miryang. Bahkan Baekga orang yang sejak dulu ingin menggantikan posisi Hakim Yun.
Satu hari, seorang pemuda pemberani dan jujur datang ke kantor pengadilan Miryang. Dia ingin ikut ujian sebagai Kepala Pengadilan, ia ingin menjadi magistrate yang baru. Pemuda ini ingin tahu kenapa semua Hakim meninggal setelah dipilih.
Pemerintah sangat gembira saat mendengar pemuda ini bersedia mengikuti ujian, mereka langsung menerimanya menjadi Kepala Pengadilan tanpa ujian. Nama pemuda itu adalah Yi Sang Sa (dalam drama diperankan Lee Jun Ki, namanya Eun Oh)
Bersambung..
Notes : Ini cerita legenda, jadi mungkin berbeda dengan dramanya nanti.
Source : thehouseoftranslator.blogspot.com; http://www.koreandrama.org/?p=19371;
0 comments:
Post a Comment