Kontes Seo CM303 Bandar Taruhan Agen Judi Bola Online Terpercaya Dan Terbesar Di Indonesia

Bridal Mask episode 4


Gaksital mengejar Sasaki yang ingin membunuh Kang To dan melumpuhkannya. Tiba2 Lee Kang To sudah menodongkan pistol dibelakang Gaksital.
Gaksital menoleh dan Kang To menyeringai, Bingo! Senang bertemu denganmu. Gaksital kau benar2 licin.

Kang To menembaki dan memaki Gaksital. Kang San berkata dalam hati, Kang To-ya..ini aku. Aku kakakmu. Ini kakakmu..

Kang To berkata banyak yang ingin ia ketahui dari Gaksital. Apa hubungan Lee Gong, Kimura dan Hakim Choi.
Tapi Sasaki sadar dan tiba2 melemparkan pisau ke arah Kang To.

Gaksital menerima pisau itu. Kang To terkejut dan menembak Sasaki. Sasaki roboh tidak bernyawa.
Kang To tidak percaya, apa kau barusan..menyelamatkanku? Kenapa? Kenapa kau menyelamatkan...

Kang To mendekati Gaksital dan memaksa membuka topengnya. Siapa kau? buka topengmu!! Cepat buka, brengsek!

Tiba-tiba Baek Gun muncul dan memukul Kang To sampai pingsan.
Baek Gun tanya kondisi Kang San, Tuan Muda, anda tidak apa-apa?

Kang San memeluk tubuh Kang To. Baek Gun minta Kang San tidak cemas, Tuan Kecil hanya pingsan sebentar saja. Baek Gun mengajak Kang San segera pergi.

Kang San meletakkan Kang To dan segera lari. Tidak lama Abe dan pasukan datang, mereka hanya menemukan Kang To yang pingsan dan Sasaki.

Baek Gun membawa Kang San ke pondok terpencil di tengah hutan. Ia mencabut peluru di kaki Kang San, lalu menaburkan obat. Kang San menahan sakit.

Setelah itu Baek Gun minta Kang San mengatakan yang sebenarnya pada Tuan Kecil. Jika tuan tahu kalau ayahnya meninggal dengan tidak adil.

Kang San tidak mau, kalau dia tahu yang sebenarnya, apa kau pikir Kang To akan memihakku? Kalau ia tahu aku adalah Gaksital, Kang To pasti akan menangkapku.
Kang San menyesal sudah pura2 jadi anak idiot. Bagaimana aku bisa menunjukkan pada ibu yang sebenarnya siapa aku? Aku tidak bisa melakukannya.

Baek Gun membujuk, mungkin saja dia (KT) akan mendukung pemikiran kita.

Kang San : Meskipun begitu, apa kau pikir Kang To bisa membantu kita? Kang to hanya akan ada dalam bahaya. Ia pasti akan sangat bingung.

Baek Gun menghela nafas, Tuan Muda selama anda tetap menjadi Gaksital, anda berdua pasti akan bertemu kembali. Sepertinya saya telah memberikan beban yang terlalu berat untuk anda.

Kang San : Apa katamu?

Flashback, Kang San saat masih menjadi mahasiswa dan memimpin demo anti Jepang. Ia ditangkap dan disiksa habis-habisan.

Satu hari, penghuni penjara panik dan teriak2 memanggil penjaga. Kang San tiba2 jadi gila, ia sorry..pup dan mengecat tembok dengan kotorannya, masuk ke mulutnya juga.

Kang San berkata jika bukan karena Baek Gun, ia mungkin tidak akan bisa menahan semuanya dan tidak akan dilepas dengan alasan gila. Aku tidak akan memaafkan diriku sendiri.
Karena kau, aku tidak pura2 idiot karena ingin bertahan hidup. Aku pura-pura untuk membalaskan dendam ayah dan membantu rekan2 seperjuanganku dalam gerakan kemerdekaan.

Baek Gun : Tuan Muda..
Kang San minta Baek Gun tidak cemas, kalau ia bertemu Kang To lagi, aku tidak akan mati.
Baek Gun : Tentu saja.

Kang San : Sampai saat ini, aku baru berurusan dengan Choi Myung Sub dan Lee Gong. Sebelum Kang to tahu, aku harus bergegas.
Baek Gun minta Kang San sembunyi saja dulu untuk sementara ini. Kang San berkata, Woo Byeong Jun menyebut nama ayah, mereka sedang menyelidiki identitasku. Ini hanya masalah waktu.

Kang San menoleh ke dinding, disana ada Wall Of Crime ala Joseon. (Bukan hanya Gun Wook dan Yoon Sung aja yang punya ternyata.)

1. Woo Byung Jun : Menerima medali dari Kantor Gubernur karena mengidentifikasi keracunan di Hainan.
2. Presiden merayakan ulang tahun Kaisar dengan masyarakat.
3. Asahi Bank memberikan suku bunga tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
4. Count Lee Si Young : Demi kedamaian dengan Jepang menyumbangkan tanah di Hawolgok-dong, seharga 70,000 pada Negara.

Geum Hwa Jeong
Kimura Taro dan petinggi lainnya berkumpul di Geum Hwa Jeong. Woo yakin target Gaksital jelas adalah mereka berlima. Lima orang yang sudah menghianati Lee Sun.

Taro menyanggahnya, Lee Sun yang sudah melawan mereka. Woo tetap berkata kalau merekalah yang melanggar perjanjian dengan Lee Sun.

Flashback, Gyeongsung 13 th lalu.
Lee Sun berkumpul bersama lima orang lainnya. Choi Myung Sub/Kwon Su Jeong, Cho, Woo Byeong Jun, Lee Shi Young, Pak In Sam.

Lee Sun (Petugas Penyelidik Rahasia - bertanggung jawab pada Raja Gojong): Sesuai rencana, kami akan mengawal Raja menyeberang perbatasan.

Woo Byung Jun : Jika kita bisa mengantar Yang Mulia sampai sungai Yalu, lalu ke Beijing. Maka Kwon Su Jeong dan pasukannya akan mengawal Yang Mulia dan anda menuju Beijing.

Lee Sung mengerti. Pak In Sam janji, setelah Yang Mulia tiba dengan selamat di Beijing, kami akan segera menjadikan berita itu sebagai headline di koran.
Lee Sun : Terima kasih.

Count Lee Shi Young : Anda harus menyelesaikan tugas yang diatur oleh Raja Gojong dan juga oleh 10 juta rakyat Joseon. Lakukan yang terbaik, Tuan.

Lee Sun janji akan melakukan yang terbaik.
Lee Shi Young mengulurkan tangan, semua mengikutinya. Lee Sun mengira semua sepakat, tapi rekan2nya saling melirik penuh arti.

Malam itu, Lee Sun, Baek Gun dan beberapa anak buahnya menyusup ke istana Deoksu-gung. Mereka terkejut saat pintu terbuka dan dayang2 istana berlarian dengan ngeri.
Ternyata Raja Gojong telah terbunuh. (Gojong, Raja ke-26 Joseon. Raja pertama Korean Empire-Dae Han Je Guk. Meninggal secara misterius th 1919)

Lee Sun dan semuanya syok. Saat mereka akan masuk ke dalam, dari dalam istana muncul beberapa pembunuh.


Kedua pihak langsung bertarung tapi Lee Sun kalah jumlah dan Baek Gun teriak menyuruhnya segera pergi.
Pembunuh itu mengejar Lee Sun dan Baek Gun.

Taro menyesal kenapa mereka tidak mengejar anak buah Lee Sun dan menghabisi mereka semua. Lee Shi Young berkata tidak ada gunanya menyesalinya, kita harus memikirkan solusi.

Taro janji, meskipun ia harus mengerahkan semua anak buah dari kantor polisi di Jongro, ia akan melindungi mereka semua.
Lee tidak percaya, Choi Myung Sub dibunuh di ruang sidang yang penuh dengan petugas. Bahkan di jalan, yang penuh dengan prajurit ia dengan berani merusak spanduk Lee Gong.

Taro kesal dan menghantam meja : Kishokai akan melindungi kalian!
Semua jadi diam.

Kenji masuk, ia membungkuk. Konno Koji ingin bertemu anda. Taro heran, malam2 begini?
Kenji gemetaran : Ini karena...Sasaki tewas.

Joseon Chongdokbu - Kantor Daerah Gubernur Joseon
Koji marah2 pada Taro, apa kau pikir ini masuk akal? Dia tahanan dengan tuduhan percobaan pembunuhan! Bagaimana ia bisa keluar di jam ini dan menyerang Lee Kang To?
Taro janji akan menghukum orang yang bertanggung jawab.

Koji kesal, apa menghukum orang itu saja sudah cukup? Petugas Lee adalah anak buahku dan ia sudah mencoba membunuh Kang to dua kali! Ini berarti adalah provokasi langsung kepadaku.
Taro merasa Koji berlebihan dan apa ada bukti kalau Sasaki mencoba membunuh Lee Kang To?

Koji : Choi Myeong Sub, Lee Gong, Kimura Taro, bagaimana hubungan kalian dengan Gaksital?

Taro berkata tidak mengerti maksud Koji. Koji mengancam, ia tidak ingin penyelidikan Kang To dihalangi. Ini adalah peringatan terakhirku pada orang yang menghalangi penyelidikan polisi Kekaisaran. Aku Konno akan menangkapnya.
Petugas Lee Kang To, kau harus menangkap Gaksital, mengerti?

Kang To mengerti.

Kang to pergi ke klub malam itu. Ia bersulang bersama Meri dan Tamao/Lee Hae Seok. Kang To masih memikirkan kenapa Gaksital menolongnya saat itu, tapi ia ingin menghapus keresahan dengan menyanyi. Kang to mengajak Meri ke atas panggung.
Para gadis menari di belakang Kang To. Kang To mengambil mike dan mulai menyanyi. Tapi Kang To ingat Gaksital lagi. Ia berhenti menyanyi dan menutup matanya. Kang to turun dari panggung dan pergi.

Meri terkejut, oppa..kau mau kemana? Lee Hae Seok juga mengejarnya. Ada apa denganmu?
Kang to minta maaf. Hae Seok menghiburnya, karena Gaksital lingkungan ini sudah bagaikan film aksi spektakuler.

Kang To : Hae Seok, selama dia adalah rakyat Joseon, mau masih kecil atau sudah tua, mereka semua ingin membunuhku, kau tahu itu, ya kan? tapi saat aku dalam bahaya, seseorang mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkanku. Siapa itu menurutmu?

Hae Seok : Jika bukan keluarga, mengapa ada orang yang bersedia menyelamatkanmu?
Kang to tertegun, Keluarga?
Hae Seok : Masuk akal kalau kalian punya hubungan darah.

Kang to bergegas pergi. Hae Seok hanya teriak memanggilnya, Kang To!

Kang To pulang ke rumah, ia masuk ke kamar dan terkejut saat melihat Kang San tampak terburu-buru keluar sambil membawa pakaian yang bernoda darah. Kang San terkejut.

Kang To juga terkejut, apa kau, Kak? Apa itu kau? Biar kulihat!

Kang to mencoba melihat kaki Kang San, ia ingin mencari bekas luka. Kang San teriak-teriak, jangan lakukan ini..aku takut. Kang to mendesak kakaknya, ia ingin melihat bajunya juga.
Kang San akhirnya teriak : Ibu!!!!

Ibu lari masuk dan mendorong Kang To, bunuh saja aku, dasar brengsek. Bunuh saja ibumu!
Kang To : Aku hanya perlu memastikan luka peluru. Bukan kau, bukan kau kan?

Kang San tiba2 kejang-kejang dan jatuh ke lantai. Ia teriak2, menakutkan! menakutkan! Jangan memukuliku! jangan memukuliku!

Ibu menenangkan Kang San, ia marah ke Kang To, apa kau puas sekarang? Apa kau merasa senang? Apa kau suka melakukan ini pada kakakmu?

Kang San teriak2 terus, jangan pukul aku! jangan pukul aku! Ibu menenangkannya. Lalu berkata, setiap kali Kang To berbuat jahat pada sesama rakyat Joseon, kakakmu pasti diserang dan dipukuli. Apa kau mengerti?

Apa kau tahu kalau kakakmu adalah obyek penghinaan dan penyiksaan?

Kang to terpukul, ia baru tahu itu. Lalu jalan keluar kamar dengan lemas.
Ibu sibuk menenangkan Kang San yang masih kejang-kejang. Kang San ini pintar sekali pura-pura.

Kang to berdiri di luar kamar, ia masih mendengar suara ibu menenangkan kakaknya. Lalu Kang To pergi.

Kang San berhenti gemetaran, ibu tetap membelai punggung Kang San, tenang, tenang, tenang. Kang San hanya menghela nafas.

Paginya, Ueno Rie duduk minum kopi dalam kereta makan yang mewah. Ia memandang keluar.

Tidak jauh dari mejanya, ada beberapa pria yang melirik Rie. Seorang pria membujuk rekannya untuk mencoba mendekati Rie.
Pria itu setuju. Dia seorang reporter.

Reporter itu jalan mendekati Rie. Pelayan kereta makan tanpa sengaja menabraknya dan membuat jasnya basah. Reporter itu marah, apa kau tahu berapa harga baju ini? Kau dijual pun tidak akan bisa membelikanku baju ini, brengsek.
Pelayan minta maaf tapi tetap tidak diterima. Reporter melihat ke arah Rie. Rie tampak muak.

Reporter itu mendekat dan tersenyum pada Rie, apa anda keberatan kalau saya duduk bersama anda?
Rie mengangguk dan tersenyum tipis.

Katsuyama Jun mengawasi keduanya. I like him instantly hehe..mungkin akan jadi lawan seimbang untuk Kang To.

Reporter itu mengenalkan diri, ia dari Gyeong Seong Ilbo, Park Seong Il. Park menawarkan cara untuk melewati waktu dengan menyenangkan.
Rie bersedia mengikutinya. Ternyata Park mengajak Rie main poker.

Ueno Rie memenangkan semuanya, ia sama sekali tidak gentar dan justru membuat Park yang memiliki kartu bagus jadi ragu dan mundur. Ia tampak kesal.
Rie menagih janji Park.

Park harus telanjang dan menyerahkan bajunya pada Rie. Rie jalan melewati Park, ia ingin memberikan baju itu untuk orang yang tepat dan memanggil pelayan.
Ia minta Jun memberikan baju Park pada pelayan tadi, baju yang lebih mahal dari nyawamu, apa kau tidak ingin mencobanya? Rie jalan keluar.

Park meminta bajunya kembali pada pelayan itu. Ia marah sekali.

Kenji dan Koiso menunggu Ueno Rie, mereka sudah membawa papan nama. Rie jalan keluar dan melihat Kenji. Ia jalan mendekati mereka.

Tapi Park lari menyusul dari dalam stasiun dan langsung mencekal tangan Rie. Park melihat Kenji dan teriak, Kapten Kimura tangkap wanita ini! Dia judi di depan umum dalam kereta.
Kenji kesal, aku kesini untuk menjemput seseorang.

Park mengancamnya, apa kau meremehkan jurnalis saat ini? Apa kau benar2 ingin melakukan ini? Baik, headline besok pagi akan tertulis : Polisi mengabaikan laporan dari masyarakat.

Kenji akhirnya teriak minta Koiso menangkap Rie. Jun sudah akan maju tapi Rie mengangkat tangannya, memberi tanda agar Jun diam dulu. Jun diam dan jalan mengikuti Rie dan Koiso.

Rie diam saja saat di kantor polisi. Ia sama sekali tidak menjawab pertanyaan Koiso. Kenji datang dan Koiso menghormat, ia mengeluh kalau Rie tidak mau kerja sama.

Kenji melihat wajah Rie dengan gaya kurang ajar, lalu ia membuka koper Rie dan membuang isinya begitu saja. Jun sudah mau memenggal Kenji, tapi Rie mencegahnya.

Kenji menemukan piringan hitam dengan gambar wajah Rie, ia membaca namanya, Ra ra. Apa kau seorang penyanyi? Kalau begitu nyanyikan sebuah lagu.

Rie diam saja. Kenji minta Rie menyanyikan lagu. Kenji mengeluh, kalau kau menyanyi dengan baik, aku berpikir untuk melepaskanmu.

Kenji menyentuh pipi Rie dengan piringan hitamnya, apa aku harus menunjukkan padamu seperti apa Polisi Kerajaan itu?
Jun sudah tidak tahan lagi dan jalan maju. Mungkin dengan rencana membelah Kenji jadi 9.

Untungnya, Kimura Taro lari turun dari tangga. Ia teriak, Kenji! Lalu memukul wajah Kenji.
Kenji jatuh tersungkur dengan keras, ia bingung, Ayah. Taro menyuruh polisi lain keluar.

Kimura Taro membungkuk sampai pinggang, Saya benar2 minta maaf untuk masalah ini, Agassi.

Kenji heran melihat ayahnya. Taro menoleh, apa yang kau lakukan. Cepat memberi hormat.
Kenji : Apa?
Taro : Ini Ueno Rie. Putri Ketua Ueno!

Kenji bagai disambar petir, ia langsung membungkuk dengan wajah sampai ke lantai.

Rie tampak puas. Ia berdiri di depan Taro. Chief Kimura.
Taro : Ya. Nona, tolong berikan..

Belum selesai Taro bicara, Rie langsung menamparnya dengan keras! Wa...Taro tertegun tapi hanya membungkuk. Kenji terperangah, ia syok.
Rie : Aku akan mengatakan pada ayahku kalau upacara penyambutannya sungguh luar biasa.
Taro hanya membungkuk, Ya.

Rie jalan keluar dan sengaja menginjak tangan Kenji dengan high-heelsnya, astaga...Rie pintar membalas dendam haha..

Rie bertemu Kang to di halaman kantor polisi. Kang To hanya melirik sekilas, tapi Rie seperti mengenali Kang To. Bahkan sorot matanya kelihatan kagum. Ia sampai menoleh melihat Kang To. Jun juga menyadari itu.

Abe lapor kalau mereka sekarang ditugaskan untuk mengawal VIP. Kang To terkejut, apa mereka tidak tahu kalau aku mengejar Gaksital?
Kenji muncul dan memarahi Abe. Abe bergegas pergi. Kang To mendekat, ia protes kenapa Kenji melanggar perintah Konno...

Kenji sudah sangat emosional, soalnya tangannya habis diremukkan oleh Rie hehe..ia langsung mencabut pistol dan mengarahkannya ke kepala Kang to. Tutup mulutmu! Aku akan menembak kalau kau berani bicara sepatah kata lagi.

Kang to maju dan menempelkan pistol di dahinya, ia menyeringai. Kenji tambah murka, kau berani ketawa?! Tidak ada yang benar hari ini, jadi apa aku tembak saja kau? Apa aku tembak saja dan lihat bagaimana reaksi Konno?

Kang To : Semakin kau injak gandum Joseon, semakin cepat tumbuhnya. Kenapa kau tidak menginjaknya terus? (Bukannya dia Sato Hiroshi...Kang to mulai sadar? akhirnya.)

Kang To pergi. Kenji marah2 dan benar2 akan menembak Kang to, tapi Koiso menghalanginya.

Malamnya, Mok Dan menyamar sebagai pria lengkap dengan kumis, topi dan tongkat. Ia masuk diam2 ke penginapan tempatnya menginap waktu itu. Tuan Song tidur di meja depan, jadi ia tidak tahu Mok Dan masuk.

Kang To juga menyetir dan berhenti di depan penginapan itu.

Awalnya ia hanya memeriksa bagian depan penginapan dan menghela nafas. Kang to sebenarnya akan pergi, tapi ia berbalik dan menatap tajam jendela. Kang To melihat sinar senter.

Kang to langsung lari dan menerobos masuk hotel. Membuat Tuan Song terbangun karena kaget. Aigoo..Pak polisi, kenapa kau kesini?
Kang to memberi tanda untuk diam dan ia langsung ke atas. Kang To menyiapkan pistol.

Mok Dan mendengar suara Kang to. Ia bergegas masuk ke kamar mandi, menahan pintunya dan mencari pisaunya.
Mok Dan menemukannya dan berusaha kabur lewat jendela seperti saat itu. Sayang jendelanya macet.

Kang to memeriksa kamar demi kamar dan mendengar suara dari arah kamar mandi, ia berusaha membuka tapi macet. Kang To mendobrak kamar mandi dan melihat Mok Dan hampir melompat dari jendela.

Kang To lari dan menarik Mok Dan turun. Mok Dan menyerang Kang To dengan pisau, tapi dengan mudah dikalahkan. Kang To merebut pisau Mok Dan lalu menahan Mok Dan di dinding. Kang To menyalakan lampu. Ia menyeringai melihat Mok Dan. Bingo!

Kang To menarik kumis palsu dan topi Mok Dan, ia tampak geli. Aku tahu kau akan kembali kesini. Ini markas kalian kan? Dimana Gaksital?
Mok Dan : Aku tidak tahu.
Kang To : Kau tidak tahu? Apa aku harus membunuh pemilik hotel dulu? baru kau akan bicara?

Mok Dan : Aku cuma...pisau itu..aku cuma datang mengambil pisau itu.
Kang to tidak percaya, ia mengacungkan pisau, hanya untuk pisau ini? Kau ingin mengambil ini?

Kang To melihat pisau itu dan tertegun, ini..dalam hati ia bingung, kenapa kau memiliki pisau ini..Ini kuberikan pada Boon Yi..

Kang to menahan tangis, lalu ia menyibakkan rambut Mok Dan melihat telinga kanan-nya, ada tahi lalat besar. Kang To mengenalinya. Ia syok.

Mok Dan heran melihat Kang To, tapi ia tidak menyia-nyiakan waktu. Mok Dan mendorong Kang to dan kabur.

Kang To terjatuh di lantai dan menangis. Kang to ingat...13 th lalu, rombongan mereka melewati Sungai Yalu dekat perbatasan.
Ayahnya, Lee Sun dan Baek Gun pengawal ayahnya memimpin rombongan. Kang To duduk di samping kusir kereta. Nama aslinya Lee Young, jadi ukiran Yung (Chinese karakter) di pisau itu adalah namanya? wow..

Mok Dan kecil tiba2 menghadang rombongan itu, ia minta pertolongan untuk ibunya.
Baek Gun turun dan memeriksa ibu Mok Dan, ia menggeleng pada Mok Dan. Ibunya sudah meninggal.

Mok Dan menangis dan menggoncang ibunya, Ibu bangun..Ibu! Kita harus ke Manchuria mencari Ayah, ibu bangun!
Lee Young turun dan berdiri di depan kuda ayahnya. Aboji, sepertinya anak ini juga akan ke Manchuria. Apa kita bisa mengajaknya bersama?
Lee Sun mengangguk dan Boon ikut bersama rombongan mereka.

Selama perjalanan itu, Kang To kecil sangat memperhatikan Mok Dan. Mok Dan demam dan Kang To merawatnya, ia melihat tahi lalat di telinga Mok Dan.

Kang To membakarkan ubi manis untuk Mok Dan dan memberikan bagian yang lebih besar.

Keduanya main papan seluncur di tengah hutan salju.

Kang To tertawa : Ini menyenangkan ya?

Mok Dan : Ya, tuan muda.

Mok Dan duduk dan melihat pisau Kang To, ia mengambilnya. Kang To merampas pisau itu, jangan sentuh. Ini milikku. Mok Dan terdiam.
Kang To menjelaskan, pisau ini dibuat sendiri oleh ayahku dan diberikan kepadaku. Ayah bilang kalau aku tidak boleh menghilangkannya.

Mok Dan : Apa gunanya memiliki pisau? Anda harus tahu cara berkelahi.
Kang To : Aku hebat dalam berkelahi, aku belajar Taekkyeon dari hyungku. Mau lihat?

Kang to berdiri dan menendang pohon. Mok Dan tertawa melihatnya.

Satu bulan kemudian, perbatasan Manchuria.
Kang To dan Mok Dan main, keduanya tendang2an kaki. Ibu geli melihat mereka, lalu berkata sepertinya mata kaki maknae kita (anak paling kecil) sudah sembuh, melihat bagaimana ia main.

Kang To : Ibu, kalau kita sampai Manchuria, ayo kita cari ayah Boon Yi dan hidup bersama.

Ibu tersenyum, ia setuju. Lalu membelai kepala Mok Dan, tentu saja kita harus tinggal bersama. Tidak mudah hidup di negara orang.

Kang To senang sekali. Kau dengar itu? Kita akan hidup bersama.
Kang To mengulurkan kelingkingnya, janji. Keduanya mengaitkan kelingking membuat janji.

Kwon Su Jeong dan pasukannya sudah menunggu mereka. Ia menembakkan pistol dan teriak, saudaraku..kejar mereka!!
Baek Gun terkejut, ini penyergapan! Penyergapan!

Kang To dan Mok Dan ketakutan. Ibu minta keduanya pegangan erat2.
Mereka mengejar dari segala penjuru. Menembaki anak buah Lee Sun. Banyak yang mulai jatuh tertembak.

Salah satu pembunuh menembak kusir, membuat kereta kuda terguling.

Kang San atau Lee In lari dan menolong ibu, Kang To dan Mok Dan. Ibu teriak pada Kang To dan Mok Dan, kalian berdua cepat lari.
Seorang pembunuh hampir membunuh Ibu dan Kang San, tapi Lee Sun lebih cepat, ia menebas pembunuh itu dan menarik istrinya.

Lee Sun dan Baek Gun bertempur melawan pembunuh. Kang San melindungi Ibu.
Kang to dan Mok Dan lari di tengah padang rumput. Pembunuh itu teriak, kita tidak bisa membiarkan mereka lolos! Temukan mereka!

Kang to akhirnya memberikan pisaunya untuk Mok Dan, apapun yang terjadi kau harus tetap hidup. Keduanya berpelukan, lalu Kang To lari mengalihkan perhatian mereka.
Kang To tidak tahan berlari lagi, ia terjatuh kelelahan. Seorang pembunuh sudah hampir menebas kepalanya. Tiba2 ada yang menikam orang itu dari belakang. Lee In/Kang San yang membunuh orang itu.

Ibu memanggil mereka, In! In! Kang San menarik Kang To untuk bergegas lari bersama Ibu. Kang to teriak, hyung! Boon yi, bawa Boon yi juga.

Kang To menoleh ke Mok Dan, ia melihat seorang pembunuh bersiap memenggal Dan.

Kang To memalingkan wajahnya, ia tidak melihat lagi.

Kembali ke masa kini, Kang To ingat semua perlakuan kasarnya pada Boon Yi. Saat ia menangkap dan menyiksa Boon Yi-nya.
Kang To menangis gemetaran, kau..kau adalah Boon Yi.

Mok Dan kembali ke rombongan sirkus. Ny. Oh mencemaskan Mok Dan, apa kau tahu kau sudah membuat umurku jadi pendek hanya karena mencemaskanmu?

Tuan Cho bertekad akan membunuh Lee Kang To, mereka tidak punya pilihan lain. Mereka tidak bisa membubarkan sirkus dan tidak bisa meninggalkan Joseon.
Shin Nan da heran kenapa tidak bisa. Cho tidak bisa memberi tahu alasannya tapi mereka tidak boleh menyerahkan Mok Dan pada polisi.

Mok Dan ke Tuan Cho, anda tidak bisa melakukan ini sendiri. Saya ingin membantu Tuan. Semuanya jadi ikut.
Gye Sun mendengar rencana mereka dan tersenyum.

Shunji minum sendiri di club. Ia ingat ekspresi Mok Dan saat tahu kalau Shunji dan Kang To berteman.
Lee Kang To muncul dan mengambil bir Shunji, ia cuek saja dan menghabiskan bir punya temannya itu.

Kang To : Hyungnim-mu ini..aku hampir mati kehausan di depan sumur.
Shunji : Apa maksudmu ?
Kang To : Bagaimana kau bisa menyiksaku seperti ini? (Maksudnya Mok Dan)
Shunji : Apa sebenarnya maksudmu?

Kang to : Gadis itu yang ingin kubunuh, sebelum menangkap Gaksital. Aku harus menangkapnya dulu. Jika ia adalah cinta pertamamu...jika ia adalah gadis yang kau pikirkan siang dan malam...Jika itu kau, apa yang akan kau lakukan?

Shunji tertegun, ia terkejut mendengar ini. Shunji jadi tahu kalau maksudnya pasti Esther dan tuan muda yang ditunggu Esther selama ini.

Kang to bertekad, kalau itu aku, aku akan tetap membunuhnya. What? Selama aku bisa menangkap Gaksital, melepaskan gadis seperti itu tidak berarti apa-apa. Untuk memancing orang itu keluar, aku bisa mencincangnya (Mok Dan) menjadi 8 bagian dan menyebarkan tubuhnya ke atas pegunungan.
Kau pikir aku tidak bisa melakukan itu? Aku Lee Kang To. Berapa kali aku lolos dari kematian? Biarkan saja mereka ke neraka!!

Shunji marah, ia memukul Kang To sampai terjatuh ke lantai. Meri teriak, Oppa! Oppa kau tidak apa-apa?
Shunji menghela nafas, pulanglah ke rumah. Kang To diam saja, ia hanya tertawa seperti orang gila.

Kang San memandangi foto keluarga mereka, Kang to...adikku. Lee Kang To.
Ibu memanggilnya, Kang San, apa kau sudah tidur? Kang San mengubah air mukanya dan menjawab, belum ibu.

Ibu masuk dan tanya, apa Kang To juga tidur di kantor polisi kemarin malam.
Kang San : Ya. Jangan cemas Ibu, aku pergi melihatnya diam-diam.
Ibu hanya mengangguk. Ia menghela nafas, kalau seperti ini terus, aku tidak tahu kapan anak ini akan membuat kesalahan lagi.

Kang to jalan pulang. Ia ragu-ragu masuk rumah, lalu akan jalan balik ke kantor polisi. Tapi ia mendengar suara ibu.

Ibu sedang berdoa, saya mohon..saya mohon, pada dewa2 di langit dan bumi, saya mohon. Anak malang saya Kang San, tolong biarkan dia sadar dari mimpi buruknya ini dan hidup dengan normal. Kang to kami, biarkan ia dewasa dengan cepat, dan tolong jangan biarkan dia melakukan kejahatan lagi.
Biarkan dia hidup dengan jujur dan biarkan semua hukuman yang harus ia terima karena dosa-dosanya, ditimpakan pada ibunya ini. Saya mohon..saya mohon..pada dewa2 di langit dan bumi, saya mohon.

Ibu jalan masuk dan Kang To menangis mendengarnya.

Kang San masih belum tidur, tapi ia mendengar Kang To masuk. Kang San pura2 tidur. Kang To duduk di dekatnya, Hyung. Kang to menyentuh bahunya.
Kang to : Hyung..apa sakit sekali? Jika ada yang memukulmu, katakan padaku. Siapapun orang brengsek itu, aku akan membunuhnya.

Kang San berbalik. Kang To tidur di samping Kang San. Apa kau ingat kak, saat kau, ibu, dan aku dikejar oleh Majok/penjahat berkuda.
Saat ayah meninggal, semua pelayan juga meninggal. Saat itulah aku berjanji padanya, kau tidak boleh mati. Aku pasti akan datang dan menemukanmu. Aku benar2 mengira ia sudah meninggal. Tapi ia masih hidup. Apa yang harus kulakukan?

Aku harus membunuhnya. Kang San membuka matanya, ia terkejut.

Kang to menangis, aku juga tidak mau hidup seperti ini. Aku juga ingin mendapatkan pekerjaan yang akan membuat ibu bahagia.
Hyung..kau mungkin tidak tahu. Bahkan hanya untuk jadi penarik ricksaw, juga dibutuhkan backing. Kerja sepanjang hari dan hanya mendapat uang sedikit..kau dipukuli dan dipukuli lagi.

Aku mendapatkan uang seperti ini, karena aku ingin membayar untuk biaya kuliahmu. Aku berpikir jika kau berhasil lulus dari Universitas Gyeongseong, maka semua penderitaan kita akan berakhir. Kita tidak punya uang, tidak punya latar belakang, dan tidak punya pendidikan. Kenapa kita harus bersumpah setia pada penjahat2 itu demi bertahan hidup di dunia ini?
Aku tidak tahu. Aku tidak tahu cara yang lebih baik lagi dari ini. Hyung....

Kang To mengguncang bahunya, Hyung..hyung..katakan sesuatu.

Kang San menangis, ia susah payah menahan nafasnya, agar tidak terdengar Kang To.

Kang to menangis terisak dan menyembunyikan wajahnya di punggung Kang San. Ia menangis sampai tertidur. Kang San juga menangis diam-diam.

Paginya, Ibu siap-siap membuat sarapan. Kang San lari-lari menemui ibu. Ia membawa ikan. Ibu! Kang to kembali, Ibu ..Kang To kembali.
Ibu tampak senang, benarkah?

Kang San : Kang To kita ..bukankah ia suka makan makarel/sarden. Setelah dibakar sedikit, ini pasti enak sekali untuk sarapan Ibu. Ini benar2 gemuk.
Kang San langsung masuk dapur, aku akan membuat sarapan dengan ini. Ibu jalan mengikutinya sambil tersenyum.

Kang To terbangun, ia tampak terkejut. Lalu sadar, ia ada di rumah. Kang San muncul di pintu, Kang To ya..waktunya sarapan. Ibu sudah membuatkan banyak makanan enak.
Kang to berkata harus kerja (kerja apa..padahal Gaksitalnya ada di depannya haha..) Kang San memaksa Kang to makan, sarapan dulu baru pergi. Kau baru bisa pergi setelah makan, ayo.

Ibu memasak banyak makanan enak untuk sarapan. Keren...hampir semuanya sayur tapi kelihatannya enak.

Kang San sibuk memisahkan daging ikan dari tulangnya untuk Kang To. Kang To berkata ia bisa makan sendiri.
Ibu : Hyungmu pergi ke pasar pagi-pagi sekali hanya untuk membeli ikan kesukaanmu.

Kang San : Makan ini, aku sudah mengambil tulangnya. Ini lebih besar lagi. Yang ini masih ada tulangnya.
Kang To makan saja semuanya, ia juga minum supnya. Ibu menggeser mangkuk supnya ke dekat Kang to. Kang To juga mengambil sup ibu dan meminumnya.

Kang San memberikan supnya, ini minum juga ini. Kang to minum sup Kang San sampai habis. Kang San gembira sekali.

Kang To menyuruh Kang San makan. Kang San berkata ia makan sisa ikannya saja. Kang To menyuapi Kang San ikan, sudah ..makan ini.
Ibu tampak bahagia.

Sebaliknya, anggota sirkus mulai bersiap. Mereka mengenakan kostum tradisional dengan wajah penuh tekad. Kecuali Shin Nan Da mungkin.

Mok Dan mengenakan topeng Gaksi, the bride. Ayo kita lakukan.

Kang To jalan pergi, ia akan berangkat ke kantor polisi. Kang san memanggilnya, Kang To ya! Pulanglah cepat dan main denganku!

Kang To berbalik dan melambai ke Kang San. Ia tersenyum lalu pergi.

Baru beberapa meter, tiba2 sebilah pisau melesat ke arah Kang To. Kang To reflek menghindar. Ia terkejut. Pisau itu menancap di dinding rumah orang.

Mok Dan berdiri dengan kostum penari diatas genting, ia melompat turun dan lari dengan cepat.
Kang To mengejarnya, berhenti! Ia langsung mengeluarkan pistol.

Kang To lari sampai jalan raya, ia terperangkap di tengah para penari yang mengenakan topeng.
Kang To melihat penari dengan Gaksital itu, ia mengejar Mok Dan. Bos Cho menyerang Kang To, tapi dengan mudah dipatahkan.

Tiba2 Mok Dan melompat dan mencoba menikam Kang To.

Kang To tidak punya pilihan kecuali menembaknya, kena bagian dada. Dekat jantung.

Mok Dan langsung roboh. Kang To mendekat dan menemukan pisau miliknya. Ia terkejut.

Kang To cepat-cepat mengangkat tubuh Mok Dan dan membuka topengnya. Benar, itu Boon Yi.
Kang To pucat pasi, ia memeluk Mok Dan dengan wajah ketakutan.

BM [1], [2], [3]

Notes :
Menurut cerita komik, Setelah Jepang dibom Sekutu th 1945, Gaksital tidak akan mati dan pergi dengan kekasihnya. Jadi happy end :)
Semoga ini juga happy end.

Joo Won singing


0 comments:

Post a Comment