The Princess' Man episode 24 - Final
Seung Yoo bergegas pergi ke tepi sungai dan mencegah mereka membunuh Se Ryung. Ia memberi isyarat para prajurit untuk pergi.
Se Ryung mengucapkan terima kasih dan ingin diantar menemui Kim Seung Yoo.
Seung Yoo membelai wajah Se Ryung lalu membuka tutup matanya. Se Ryung terkejut. Seung Yoo apalagi.
Seung Yoo bingung bagaimana Se Ryung bisa pergi ke hutan ini.
Itu tidak penting, kata Se Ryung. Petugas Shin ingin menggunakanku sebagai umpan untuk memancingmu keluar, Guru. Jangan tertipu oleh trik apapun yang mereka mainkan.
Seung Yoo menahan tangis, Hanya untuk mengatakan ini padaku, kau pergi kesini?
Se Ryung mengangguk.
Seung Yoo : Saat kau menghilang..apa orang itu tahu ?
Se Ryung : Aku benar2 minta maaf. Karena aku harus mengendarai kuda, aku dipergoki oleh anak buahnya.
Seung Yoo mengerti dan mengajak Se Ryung pergi ke perkemahan dulu. Mereka harus mengatakan ini pada orang2 disana. Se Ryung mengerti dan mengikuti Seung Yoo.
Shin Myun marah2, ia memerintah untuk mengumpulkan pasukan dan masuk hutan Hoe Ryeong.
Ja Beon tidak setuju, ini terlalu ceroboh. Masuk ke dalam markas musuh di tengah malam, terlalu berbahaya.
Shin Myun tidak mau dengar, Apa kau tidak mau mematuhi perintahku?
Ja Beon hanya bisa mengangguk, baiklah, saya lakukan.
Seung Yoo membawa Se Ryung menemui Seok Ju dll. Wajah para wanita Bing Ok Gwan tampak kesal, apa ini? So Aeng bahkan menyindir kalau Se Ryung tergila-gila karena pria.
Mu yeong : Kukira tidak, Putri benar2 pemberani.
Cho Hi langsung meminta Mu yeon diam karena Lee Si Ae mendekati mereka.
Lee Si Ae ke Seung yoo : Siapa wanita ini?
Seung Yoo : Wanita ini adalah istri saya.
Lee tampak terkejut, benarkah? Jadi kau sudah menikah. Lee menyuruh Seung Yoo masuk ke dalam.
Seung Yoo mengerti, ia minta Se Ryung menunggunya, ia harus menghadiri pertemuan. Seung Yoo minta Muyeong menjaga Se Ryung.
Lee mendengar rencana Shin Myun yang ingin menggunakan Se Ryung sebagai umpan untuk menangkap mereka.
Seung Yoo membenarkan dan berkata kalau pasukan Shin Myun akan masuk ke hutan ini.
Lee : Kita harus segera memberi peringatan pada pasukan di lokasi lain.
Seung Yoo : Terlalu beresiko untuk mengumpulkan pasukan di tengah malam. Ini hanya akan memberikan kesempatan musuh untuk menyerang kita.
Lee heran, apa berarti kita harus bertempur dengan pasukan yang ada di perkemahan ini saja? Seung Yoo tersenyum.
(Seung Yoo ini punya bakat seperti Kong Ming haha..)
Pasukan Lee bersiap untuk perang. Seung Yoo jalan mendekati Se Ryung dan mengucapkan selamat tinggal tanpa kata-kata. Se Ryung tersenyum sebagai dukungan untuk Seung Yoo.
Seung Yoo dan pasukan pemanah mencari lokasi yang tepat untuk sembunyi.
Seung Yoo : Sebelum aku memberi perintah, jangan bergerak dulu.
Mereka mengerti.
Seok Ju dan No Geol duduk di depan api unggun menjaga kemah.
Pasukan Shin Myun berbaris mendekat. Ja Beon melihat perkemahan itu.
No Geol ingin buang air kecil. Seok Ju hanya menghela nafas. Lalu No geol melihat pasukan Shin Myun, ia teriak dan mengajak Seok Ju lari.
Shin Myun : Kecuali wanita, semua yang hidup..bunuh mereka semua!
Pasukan Shin Myun menyerbu markas pemberontak. Tapi mereka keluar lagi dengan bingung, Tuan ..tidak ada pasukan pemberontak disini.
Ja Beon melihat api unggun dan sadar kalau itu semua jebakan. Tapi terlambat.
Seung Yoo dengan cepat memberi perintah dan pasukan panah menembakkan ratusan anak panah ke arah pasukan Shin Myun.
Pertempuran dimulai. Seung Yoo dengan beringas membantai banyak orang, Shin Myun juga tapi tidak sebanyak Seung Yoo.
Pasukan Shin Myun banyak berkurang. Ja Beon usul untuk mundur. Shin Myun tidak setuju.
Ja Beon : Jika seperti ini, seluruh pasukan akan dihancurkan.
Akhirnya Shin Myun menurut, Mundur! Mereka berbaris pergi, tapi belum juga meninggalkan lokasi pertempuran, pasukan Park Heung Soo menyergap dari belakang.
Shin Myun dan Ja Beon mati-matian menghadapi pasukan Park. Seung Yoo melihat posisi Shin Myun terbuka dan ia melemparkan pedang dari jarak jauh ke arah Shin Myun.
Di detik yang menentukan, Ja Beon mengorbankan dirinya untuk melindungi Shin Myun. Pedang Seung Yoo mengenai Ja Beon.
Shin Myun syok : Ja Beon!
Ja Beon dengan sisa tenaganya minta Shin Myun pergi. Tuan, cepat lari. Kita harus mundur sekarang. Lalu ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Shin Myun sedih sekali, Ja Beon! Ia menangisi kepergian anak buah dan teman yang paling setia.
Seung Yoo dan pasukannya kembali ke markas. Se Ryung menunggu dengan gelisah dan Seung Yoo hanya tersenyum tipis saat bertemu Se Ryung, lalu harus menghadiri pertemuan.
Lee Si Ae merasa lokasi ini tidak aman lagi dan pasukan Shin Myun pasti akan kembali lagi dalam skala yang lebih besar. Ia ingin memindahkan markas.
Seung Yoo tidak setuju, pertempuran besar seperti ini memang tidak akan bisa dihindari dan itu pasti terjadi di Hamgil-do.
Cho Hi dll termasuk Se Ryung merawat para prajurit yang terluka. Seung Yoo mengamati Se Ryung tanpa bicara, sampai Se Ryung sadar dan melihat Seung Yoo. Se Ryung melihat tangan Seung Yoo berdarah, apa kau terluka?
Seung Yoo baru sadar kalau ternyata ia juga terluka.
Se Ryung merawat luka Seung Yoo dalam kamar.
Seung Yoo : Apa kau tinggal di rumah Shin Myun selama ini?
Se Ryung : Dia tidak berani melakukan apapun padaku.
Seung Yoo tampak merasa bersalah, aku tidak tahu kalau kau akan tinggal disana.
Se Ryung : Berpikir kalau satu hari kau akan datang menjemputku, ini bukan hal yang berat untuk ditahan.
Se Ryung mengamati wajah Seung Yoo yang terkena darah orang lain. Seung Yoo menyadarinya dan tanya apa Se Ryung tidak suka bau darah di tubuhnya.
Se Ryung menggeleng, ia berdiri dan menarik Seung Yoo ke pelukannya.
Seung Yoo : Setelah setiap pertempuran, saat aku kembali dengan tubuh penuh darah segar, aku sendiri..apa aku manusia..atau monster..aku bahkan tidak terlalu yakin.
Se Ryung : Bagiku, kau hanya orang yang sangat kurindukan.
Seung Yoo berdiri dan membelai wajah Se Ryung, ia keluar dan berkata akan tidur di tenda. Seung Yoo minta Se Ryung istirahat di dalam.
Setelah Seung Yoo keluar, Se Ryung menekan dadanya lagi, ia merasa tidak enak.
Shin Myun menguburkan Ja Beon di suatu tempat di hutan itu. Ia berdiri dengan pandangan kosong. Prajurit mulai menaburkan tanah dan Shin Myun menghentikan mereka.
Shin Myun tampak terpukul, ia bicara pada mayat Ja Beon : Aku bahkan belum mengatakan terima kasih sepatah katapun. Kau selalu mendukung cara berpikirku yang bodoh. Melindungi aku yang tidak berguna ini.
Benar-benar..terima kasih. Shin Myun menangis dan memberi hormat pada Ja beon lalu memerintah pasukan menguburkan pria itu.
(Bye Ja Beon...yang selalu bisa muncul dimanapun dan kapanpun, ahli pedang dan prajurit yang hebat.)
Suyang resah karena tidak menerima kabar juga dari Shin Myun. Seharusnya saat ini, dia bisa menangkap Kim Seung Yoo atau membunuhnya, dia seharusnya sudah menyelesaikannya.
Suyang merasa Shin Myun masih menganggap Kim Seung Yoo sebagai temannya.
Shin Suk Joo langsung membantah, itu tidak mungkin.
Suyang mendengus, sebagai ayahnya tentu saja kau akan mengatakan itu. Jika Petugas Shin memutuskan bergabung bersama Kim Seung Yoo, apa yang harus kulakukan?
Kwon Ram terkejut, Yang Mulia!
Suyang ketawa, aku cuma bercanda. Petugas Shin tidak akan meninggalkan kau disini, di dekatku, dan menghianatiku.
Shin Suk Joo diam saja.
Seung Yoo mengecek para penjaga dan melihat Se Ryung, keduanya saling melempar senyum dan pergi bersama.
Seung Yoo mengajak Se Ryung duduk di dekat mata air. Duduk disini rasanya sungguh damai. Aku kadang2 datang kesini.
Se ryung : Apa kau kesini kalau merasa lelah?
Seung Yoo : Kalau aku merasa lelah, atau saat aku sangat merindukan seseorang, maka aku akan datang kesini.
Akan ada pertempuran besar hari ini. Seluruh Hamgil-do akan menjadi medan pertempuran. Tolong kembalilah ke kota dan tunggu aku di kuil Seung Bup Sa.
Se Ryung menolak. Tapi Seung Yoo membujuknya, membiarkan kau pergi lebih sulit daripada mati, tapi membiarkanmu tetap di tempat berbahaya ini, aku tidak akan bisa pergi bertempur sama sekali.
Se Ryung akhirnya mengerti, kumohon kembalilah hidup-hidup. Kembalilah kesisiku hidup-hidup.
Seung Yoo mengangguk dan tersenyum.
Han Myung Hoe memanggil Shin Myun dan menunjukkan surat rahasia Raja. Han berkata kalau Raja sangat marah karena Shin Myun tidak juga berhasil menangkap Kim Seung Yoo. Pada pertempuran kali ini, Han ingin Shin Myun membunuh Seung Yoo.
Han : Hanya dengan cara ini, kau bisa mendapatkan kembali kepercayaan Yang Mulia.
Shin Myun mengiyakan. Han berkata akan berjaga di belakang pasukan Shin Myun.
Han meletakkan tangannya di atas patung anjing dari kayu. Sepertinya ukiran anjing pemburu. Shin Myun dan Han Myung Hoe adalah anjing pemburu untuk Suyang.
Seung Yoo dan Se Ryung jalan sambil bergandengan tangan. Cho Hi dll juga siap berangkat meskipun berat hati.
Seok Ju minta Cho Hi tidak pergi ke Bing Ok Gwan dan mencari tempat sembunyi lain. Cho Hi mengancam Seok Ju, kalau kau berani mati, aku tidak akan memaafkanmu. Seok Ju menggenggam tangan Cho Hi dan kali ini Cho Hi membalasnya.
Seung Yoo janji jika mereka bertemu lagi, mereka tidak akan berpisah lagi. Keduanya berpelukan. Seung Yoo minta Se Ryung cepat pergi.
Seung Yoo dll menyusun strategi, dimana lokasi penyergapan, lokasi penyerangan. Seorang prajurit lari masuk dan lapor kalau pasukan militer telah berangkat dari Hamheung.
Seung Yoo : Berapa besar pasukannya?
Prajurit itu berkata sepertinya untuk penyerangan penuh.
Shin Myun berbaris bersama pasukannya. Pasukan Han Myung Hoe ada di belakang mereka dan bersembunyi di balik pepohonan.
Seung yoo juga sudah menunggu bersama pasukan pemberontak.
Shin Myun berdiri beberapa meter di depan markas Seung yoo, ia teriak, mereka pemberontak. Jangan biarkan satupun dari mereka hidup!
Seung Yoo tidak mau kalah, ia balas teriak : Mereka itu adalah anjing Suyang. Kita akan membunuh mereka semua dan menuju ibukota!
Semua teriak dan perangpun pecah! Dua pemimpin dengan brutal menghabisi prajurit lawan. Sampai akhirnya Seung Yoo dan Shin Myun berhadapan lagi.
Shin Myun memaki Seung Yoo : Kau...brengsek, hari ini kau ditakdirkan mati di tanganku.
Seung Yoo marah : Apa kau tidak merasa malu pada Jong?
Keduanya bertempur dengan sengit dan Shin Myun hampir berhasil menjatuhkan Seung Yoo. Seung Yoo memeluk pinggang Shin Myun. Tapi Shin Myun berhasil membebaskan diri dan beradu kekuatan pedang dengan Seung Yoo.
Han Myung Hoe : Kita tidak bisa melepaskan kesempatan ini, tembakkan panah ke arah Kim Seung Yoo!
Kapten bingung, ia protes karena Shin Myun juga ada disana. Han Myung Hoe tidak peduli, ia teriak, cepat tembak!!
Akhirnya Kapten memberi perintah pasukannya untuk menembakkan panah.
Shin Myun yang masih bertarung dengan Seung Yoo tertembak punggungnya! Dua anak panah sekaligus. Shin Myun kaget dan menoleh ke belakang. Seung Yoo juga kaget.
No Geol dan Seok Ju mencari tempat sembunyi karena melihat hujan anak panah, mereka heran bukannya mereka juga pasukan Suyang?
Seung Yoo segera menarik Shin Myun ke balik barikade, kenapa mereka menembakkan panah ke arahmu?
Shin Myun : Kau, dasar brengsek..kenapa kau menyelamatkanku?
Seung Yoo juga terkena panah di lengannya.
Seung Yoo ingin membawa Shin Myun ke tempat aman dulu, tapi Shin Myun justru menolaknya. Shin Myun ingat saat-saat bahagia mereka bertiga.
Seung yoo yang datang pagi2 ke markas dan mengajaknya bertarung. Mabuk bersama Jong dan Seung Yoo, mengantar Jong ke pernikahan-nya..
Shin Myun : Kalian selalu..membuatku seperti bahan tertawaan. Aku akan pergi menemui Jong dulu, pergilah!
Shin Myun mendorong Seung Yoo dan berdiri, ia menjadikan tubuhnya sebagai tameng untuk Seung yoo. Punggung Shin Myun dihujani anak panah, lalu ia jatuh terduduk dalam kondisi tidak bernyawa.
Seung Yoo menahan tangis dan menutup mata Shin Myun. Lupakan semuanya dan pergilah. Shin Myun!
(Bye Myun..kasihan juga)
Seung Yoo berdiri dengan murka, ia teriak Serang!!
Peperangan selesai dan pihak Seung Yoo menang. (Han Myung Hoe sepertinya berhasil kabur, karena dalam sejarah ia masih akan diangkat jadi perdana menteri untuk Raja berikutnya) Lee Si Ae senang sekali dan ingin Seung Yoo mengambil alih pimpinan.
Seung Yoo menolak, ada yang harus ia lakukan. Seung Yoo akan menyerang Suyang di ibukota, yang kemungkinan besar kendor penjagaan-nya karena semua pasukan terpusat disini.
Lee Si Ae setuju dan minta Seung Yoo berangkat dulu untuk memeriksa ibukota. Setelah menerima pesan Seung Yoo, Lee akan mengirim pasukannya diam2. Seung Yoo mengerti.
Di Ibukota, Suyang tetap marah karena tidak juga berhasil menekan kekuatan pemberontak. Apa aku harus melihat Lee Si Ae dan Kim Seung Yoo lari kesini?
Suyang bahkan tidak menunjukkan rasa sedih atau empati atas kematian Shin Myun.
Suyang ngomel, sampai kematiannya, Petugas Shin tidak berhasil menyelesaikan misinya.
Kwon Ram terkejut dan mencoba memberikan alasan kalau Petugas Shin sebagai anggota militer telah melakukan yang terbaik.
Suyang : Itu suatu kehormatan baginya untuk mati di medan perang.
Shin Suk Joo selama ini hanya diam saja, menahan perasaan. Suyang meminta Shin Suk Joo pergi, kau pasti bersedih, pergilah.
Shin Suk Joo keluar dan baru saat di luar ruangan Raja, ia menangis sedih karena kehilangan putra kesayangan-nya.
Se Ryung, Cho Hi dan dua gadis lain tiba di ibukota. Mereka berpisah, Cho Hi janji jika tidak bisa menemukan tempat tinggal akan mencari Se Ryung di kuil.
Se Ryung tiba di kuil. Ia memberi hormat ke arah altar. Lalu jalan ke dalam.
Se Ryung melihat P. Kyung Hye khusuk berdoa. P. Kyung Hye menyadari ada orang dan terkejut saat melihat Se Ryung.
Eun Geum membawa Mi Soo ke halaman kuil. Se Ryung dan P. Kyung Hye tersenyum melihat Mi Soo.
P. Kyung Hye : Jadi kau akan bertemu Kim Seung Yoo disini?
Se Ryung membenarkan. P. Kyung Hye mengangguk, kau bisa tinggal disini bersamaku.
P. Kyung Hye diam sebentar lalu berkata kalau Shin Myun meninggal. Se Ryung terkejut, ia belum tahu kabar ini.
P. Kyung Hye : Meskipun ia orang yang pantas dibenci, aku merasa kasihan padanya.
Se Ryung : Dia...karena aku, telah banyak terluka.
(Shin Myun, dianggap penghianat oleh teman2nya, ditolak dan dibenci wanita yang dicintainya, dan mati karena dikhianati pihaknya sendiri. Kasihan memang.)
P. Kyung Hye : Hal itu bukan sesuatu yang bisa kau kendalikan, jangan terlalu memikirkannya.
Se Ryung tiba-tiba merasa tidak enak lagi, P. Kyung Hye heran, ada apa?
Se Ryung merasa terganggu dengan harum dupa di kuil. P. Kyung Hye sadar, apa kau...?
Se Ryung duduk sendiri di kamar, ia membelai perutnya, senang dengan kenyataan kalau ia mengandung anak Kim Seung Yoo.
Seung Yoo, bersama Seok Ju dan No Geol mengamati kondisi istana Gyeongbuk. Ini mungkin yang membuat Suyang mimpi buruk haha..
Suyang mimpi, melihat Danjong dengan baju putih berdiri di depannya. Danjong menangis sedih dan air matanya menetes ke punggung tangan Suyang.
Suyang terbangun dengan perasaan kacau. Ratu bangun juga, apa anda mendapat mimpi buruk?
Ratu mencemaskan kesehatan Suyang dan mengajak suaminya ikut ke kuil dengannya untuk berdoa.
Paginya, Seung Yoo mendapat laporan dari anak buah Lee kalau Lee Si Ae tertangkap.
Seok Ju bingung, apa yang terjadi?
Pria itu berkata ada penghianat dalam kelompok mereka dan gunung tempat mereka sembunyi diserbu.
Lee Si Ae menyuruh anak buahnya segera pergi untuk mengatakan ini pada Seung Yoo. Lee tidak bisa menyelesaikan bagiannya. Dia berharap anda berhasil.
No Geol mendengar keramaian diluar, ternyata rombongan Suyang akan pergi ke Seung Bup Sa untuk berdoa.
No Geol segera lari ke dalam, kakak! Raja meninggalkan istana. Kudengar ia akan ke Seung Bup Sa untuk berdoa.
Seok Ju : Suyang meninggalkan istana. Ini kesempatan kita.
Seung Yoo mengerti dan minta Seok Ju mengajak No Geol sembunyi.
Seok Ju dan No Geol tidak mengerti, kita harus pergi bersama.
Seung Yoo : Daripada mati bersamaku, aku punya permintaan penting lain. Istriku juga ada di Seung Bup Sa.
Seok Ju kaget, apa?
Seung Yoo menghela nafas, kalau aku pergi ke Seung Bup Sa, aku atau Suyang pasti mati...takdir wanita itu benar2 tidak beruntung. Aku percayakan istriku padamu.
Jangan biarkan ia sendirian. Tolong jaga dia.
No Geol : Hyungnim..apa kau benar2 ingin pergi sendiri?
Seung Yoo : Aku...selalu merasa benar2 lelah. Roh mereka yang penasaran adalah beban di pundakku. Sampai di titik dimana aku tidak bisa bernafas. Dan sekarang..aku ingin meletakkan beban itu. Tidak ada yang bisa menggantikan tempatku. Pertempuran ini hanya milikku.
Seok Ju mengalah, baiklah. Pergi dan lakukan keinginanmu. Kita harus bertemu lagi.
Seung Yoo tersenyum, mengangguk.
P. Kyung Hye menggendong Mi Soo dengan riang, cuaca hari ini...sehangat senyuman ayahmu. Eun Geum berlari mendatangi, Yang Mulia! Raja dan Ratu telah tiba.
P. Kyung Hye terkejut, ia menyerahkan Mi Soo pada Eun Geum dan lari mencari Se Ryung.
Rombongan Suyang masuk ke halaman kuil. Eun Geum berdiri menghormat sambil menggendong Mi Soo.
Suyang melihat Mi Soo dan wajahnya tampak tidak senang (karena mendiang kakaknya punya keturunan dan dia kehilangan anak. Tapi sebenarnya, Suyang sempat punya cucu dari PM Sung.), anak ini...apa anak Kyung Hye?
Eun Geum mengiyakan. Suyang hanya diam saja dan jalan masuk.
P. Kyung Hye menemui Se Ryung dan memintanya sembunyi dulu. Jadi, tinggal disini dan jangan keluar. Para ibu akan tahu kalau kau hamil hanya dengan mendengar cara bernafasmu. Jika ia (Ratu) melihatmu, maka akan timbul masalah besar.
Terlambat, Suyang dan rombongan sudah tiba dan mendengar pembicaraan mereka.
Suyang kaget melihat Se Ryung, bagaimana kau..lalu, orang yang hamil itu..
Ratu syok. Suyang marah, anak itu..anak siapa itu? Jangan bilang kalau itu..anak Kim Seung Yoo?
Se Ryung menjawab dengan dingin, orang itu sudah jadi suami saya.
Suyang bludreg lagi, Suami? Ia teriak dan memerintah Se Ryung dikurung agar tidak keluyuran. Suyang jalan pergi.
Suyang duduk di depan patung Budha, bukannya introspeksi ia justru menyalahkan langit. Apa kau masih tidak puas setelah mengambil Putra Mahkota? Bagaimana kau bisa membiarkan putriku mengandung anak dari putra Kim Jong Seo?
Suyang teriak memanggil Im Woon, ia ingin minum arak.
Se Ryung disidang oleh Ratu, apa Kim Seung Yoo tahu masalah ini?
Se Ryung : Dia masih belum tahu.
Ratu putus asa, jatuh cinta dengan anggota keluarga musuh itu sudah salah. Tapi sekarang, bahkan ada anak..
Se Ryung : Anak ini tidak ada hubungannya dengan dendam masa lalu.
Ratu : Apa kau pikir kalau kau dan Kim Seung Yoo akan punya masa depan? Kau jelas tahu kalau ini akan jadi tragedi. Tapi kau berkeras melanjutkannya.
Se Ryung : Takdir anak ini, tidak seorangpun berhak menentukannya. Hak untuk memilih ada di tangan anak ini.
Ratu hanya menghela nafas.
Malam semakin larut dan Seung Yoo menyelinap ke kuil. Ia membunuh seorang penjaga dan menyamar jadi pengawal istana.
Seung Yoo melumpuhkan penjaga satu per satu, sampai ke ruang doa utama. Ia menyelinap masuk ke dalam.
Seung Yoo melihat punggung Suyang. Semua orang yang sudah terbunuh karena Suyang, Jong, gurunya, ayahnya terbayang di ingatan Seung Yoo.
Suyang mendengar suara, apa itu Woon? Bukan Im Woon, tapi Seung Yoo! Mengarahkan pedang langsung ke leher Suyang.
Seung Yoo : Suyang...aku kesini untuk mengambil kepalamu.
Suyang terkejut melihat Seung Yoo, tapi tidak terlalu ketakutan.
Se Ryung tidur di samping Mi Soo. Tiba-tiba ia terbangun dan merasa resah.
Suyang : Apa kau benar2 tidak peduli? Jika kau membunuhku, Se Ryung akan sangat menderita. Apa bedanya kau dan aku? Aku sudah menodai tanganku dengan darah dari banyak orang demi duduk di takhta.
Kau juga membunuh banyak orang untuk alasan balas dendam.
Seung Yoo teriak, tutup mulut! Untuk memenuhi tanggung jawab , aku sudah sampai sejauh ini.
Suyang : Jadi kau pikir kau bisa mengalahkanku hanya dengan alasan ini?
Seung Yoo : Tidak masalah kalau aku kalah, atau gagal, menganggap kegagalanku sebagai pelajaran, orang lain akan menentangmu lagi. Jika orang itu mati, orang lain pasti akan muncul.
Suyang : Apa?
Seung Yoo masih belum puas : Sepanjang hidupmu...ditakdirkan penuh dengan kelelahan dan kesakitan. Kau tidak akan pernah berhenti menyesali hari saat kau duduk di takhta bernoda darah itu. Kau akan ingin merobek jantungmu sendiri.
Matamu akan mengeluarkan air mata darah. Mengapa? Apa kau kira darahmu akan berbeda?
Suyang teriak : Kau brengsek...benar-benar..
Seung Yoo : Setelah kau mati..berlututlah di depan mereka yang sudah keu bunuh dengan kejam dan mohon ampun.
Seung Yoo mengayunkan pedang dan siap menebas leher Suyang.
Suyang teriak, Se Ryung mengandung.
Ini membuat Seung Yoo terhenti. Suyang melanjutkan, Kim Seung Yoo, itu anakmu.
Seung Yoo tampak bimbang sesaat, lalu teriak, jangan bicara ngawur!
Kesempatan ini diambil Im Woon yang segera melemparkan pedang melukai Seung Yoo. Seung Yoo berhasil dilumpuhkan dan diseret keluar.
Seung Yoo diikat dan dibawa ke depan Suyang. Im Woon mengayunkan pedang dan melukai kepala Seung Yoo.
Seung Yoo sudah disiksa habis-habisan.
Suyang : Aku tanya, apa kau bersedia memohon padaku untuk mengampunimu? Sebagai putra Kim Jong Seo, selama kau meminta ampun padaku, dan mengakuiku sebagai Raja, Aku akan mengijinkanmu pergi jauh bersama Se Ryung.
Seung Yoo melihat ke arah Suyang, pandangannya mulai kabur. Tapi ia tidak mau menyerah. Seung Yoo meludahi Suyang.
Suyang tidak percaya, kau...kau. Bunuh ia segera!!
Im Woon siap mengayunkan pedang untuk menghabisi Seung Yoo. Se Ryung lari dan teriak, tidak! Im Woon langsung berhenti. (Im Woon ini lumayan patuh dengan Se Ryung)
Se Ryung langsung memeluk Seung Yoo dan mendelik marah ke ayahnya, bunuh aku dulu.
Ratu dan P. Kyung Hye juga keluar. Ratu teriak, bagaimana...bagaimana anda bisa mengambil nyawa orang di kuil Budha? Apa anda tidak tahu kondisi tubuh Se Ryung?
Suyang mengancam, saat fajar aku akan membunuhmu. Kurung orang ini di Naegeumbu!
Im Woon menarik Se Ryung dan dua pengawal menyeret tubuh Seung Yoo. Mereka dipisahkan lagi.
Seung Yoo dilempar ke penjara dalam kondisi babak belur dan setengah sadar.
Seung Yoo justru mengingat kata2 Suyang, Se Ryung hamil. Kim Seung Yoo, itu anakmu.
Seung Yoo tersenyum lalu membayangkan kehidupan sederhana dan bahagia bersama Se Ryung dan putri mereka. Seung Yoo sepertinya yakin kalau anaknya perempuan.
Ratu membujuk Se Ryung agar memikirkan cara menyelamatkan Seung Yoo. Ayahmu terlalu marah, jika terus seperti ini, sesuatu bisa terjadi padamu juga. Pergi dan mintalah ampun padanya. Yang Mulia adalah penguasa Joseon.
Pergi dan bujuk Kim Seung Yoo untuk menggigit bibirnya sekali ini saja. Dengan begitu..kalian bertiga bisa bertahan hidup.
Se Ryung menangis, ia tidak bisa melakukannya.
Ratu putus asa, Se Ryung!
P. Kyung Hye ikut membujuk, kau harus memikirkan anak di rahim-mu. Sekarang, hidupmu bukan milikmu sendiri.
Ratu : Lupakan semua hal seperti keadilan atau tanggung jawab. Pergi dan bujuk dia untuk tetap disisimu.
P. Kyung Hye menangis, paling tidak biarkan anak ini melihat ayahnya. Ia ingat Mi Soo yang tidak sempat melihat ayahnya.
Se Ryung bingung antara harga diri dan kesempatan hidup untuk Seung Yoo. Ia menangis sedih.
Ratu masuk ke penjara Naegeumbu bersama Se Ryung. Se Ryung terpukul melihat kondisi Seung Yoo.
Se Ryung masuk ke dalam sel dan perlahan mengangkat kepala Seung Yoo ke pangkuannya.
Seung Yoo sadar, ia tersenyum melihat Se Ryung. Jangan menangis.
Se Ryung menggeleng, aku tidak akan menangis. Lupakan semuanya dan pergi jauh, jauh sekali. Aku tidak akan memimpikan hal yang berlebihan. Kau ada diantara ayahku dan aku. Aku sudah membuatmu banyak menderita.
Jalan yang terakhir ini...aku akan melakukan sesuai keinginanmu.
Seung Yoo : Setelah aku mati, dan menemui Ayahku dan Jong, "Ada seorang wanita yang mencintaiku lebih dari aku mencintai diriku sendiri." Aku akan mengatakan ini pada mereka.
Seung Yoo mengulurkan tangan menyentuh perut Se Ryung.
Seung Yoo (dalam hati) : Kenapa...kau tidak mengatakannya padaku?
Se Ryung (dalam hati) : Apa kau sudah tahu?
Seung Yoo : Dalam kehidupan mendatang, apapun yang terjadi, pastikan kau mengenaliku.
Setelah berkata itu, tangan Seung yoo terjatuh. Seperti meninggal.
Se Ryung menangis dan menelungkupkan diri di dada Seung Yoo. guru! Guru! kita pergi bersama.
Beberapa waktu kemudian....
Seok Ju, No Geol, Cho Hi, Mu Yeong dan So Aeng ada di depan sebuah kuburan besar. No Geol menuang arak ke cawan yang dipegang Seok Ju.
Seok Ju berdiri dan menuang arak ke atas makam. Orang kejam. Kalian berdua terbaring bersama disini seperti ini, apa kau senang?
Cho Hi : Karena mereka pergi bersama-sama, di hari dan waktu yang sama, mereka pasti bahagia bersama.
No Geol berkata karena Seung Yoo, ia menikah dengan So aeng. So Aeng juga mengucapkan terima kasih dan semoga Seung Yoo bahagia bersama Se Ryung disana.
Muyeong merasa tidak percaya kalau mereka sudah tidak ada lagi di dunia ini.
Raja Sejo sudah tua, dan masih mengalami kesulitan tidur.
Ratu masuk dan tanya apa Raja mau ke mata air panas.
Raja tidak sanggup pergi, seluruh tubuhnya sakit. Ratu membujuk untuk pergi secara diam-diam. Ia akan menemani Raja. Raja setuju.
Rombongan Raja melewati satu desa. Para penduduk tidak mengenalinya, hanya tahu kalau mereka pasti bangsawan.
Dari arah berlawanan ada seorang pria keren jalan bersama anak perempuan.
Anak perempuan itu berwajah manis, kelihatan pintar dan cerdas. Juga tampak riang dan bahagia.
Raja menghentikan rombongannya. Pria itu, Kim Seung Yoo jalan melewati Raja tanpa berhenti. Raja mengenalinya dan tampak heran.
Seung Yoo tidak melihat rombongan Raja. Ratu juga melihat Seung Yoo. Setelah melewati tandu Ratu, kita baru melihat kalau Seung Yoo jalan dengan bantuan tongkat. Kim Seung Yoo buta. Mungkin karena tebasan pedang Im Woon saat di kuil.
Flashback,
Ratu ingat, saat Seung Yoo kehilangan kesadaran. Im Woon masuk dan mengecek nafas Seung Yoo. Im Woon memberi isyarat pada Ratu kalau Seung Yoo masih hidup.
Ratu : Kalian berdua..mulai sekarang kalian adalah orang yang sudah mati. Pergilah jauh-jauh. Dan juga...jangan pernah muncul lagi di depan ayahmu.
Ratu memerintah Im Woon membawa keluar keduanya dengan berpura-pura menjadi mayat. Seung Yoo pingsan, sementara Se Ryung berbaring memeluk Seung Yoo.
Ratu menemui Raja : Apa anda puas sekarang? Se Ryung juga bunuh diri.
Saya mengubur mereka dengan tangan sendiri jadi...saya mohon jangan lakukan apapun pada makam mereka.
Raja diam saja, tapi ia juga tampak terpukul.
Seung Yoo dan putrinya pulang. Yeo Ri menunggu mereka dan segera membantu Seung Yoo duduk. Nona kecil itu masuk ke dalam.
Se Ryung jalan keluar dan segera duduk sambil memijat lengan Seung yoo.
Putri mereka protes, mulai lagi. Ibu dan Ayah mengabaikanku lagi.
Seung Yoo dan Se Ryung ketawa geli.
Yeo Ri membujuk Nona kecilnya, Agassi, bukankah anda masih memiliki saya?
Yeo Ri mengajak Nona Kim masuk ke dalam.
Raja mengintip mereka dan melihat wajah Se Ryung yang tampak bahagia bersama keluarganya.
Raja jalan pergi dan Ratu membantunya. Apa ini perbuatan Ratuku?
Ratu mengangguk dan Raja tampak lega. Ia senang dengan keputusan istrinya. Keduanya jalan pergi.
(Ratu Jeonghui memang lumayan kuat. Setelah Sejo meninggal, Jeonghui-lah yang memerintah dibalik tirai.)
Seung Yoo dan Se Ryung jalan-jalan ke padang. Se Ryung tanya apa Seung Yoo menyesal telah melepas banyak hal karena dirinya.
Seung Yoo : Meskipun aku kehilangan penglihatanku, aku mendapatkan hatiku. Meskipun aku tidak bisa balas dendam, aku justru mendapatkan dirimu.
Se Ryung tersenyum. Kita sudah sampai.
Kuda Seung Yoo sudah menunggu.
Se Ryung : Apa kau tidak takut?
Seung Yoo tersenyum : Ada kau disisiku. Aku tidak takut.
Yeo Ri dan Kim-agassi membaca puisi di kipas Seung Yoo. Itu adalah puisi yang ditulis orang tuanya saat di tepi air terjun. Suara Nona kecil itu bergantian dan bersamaan dengan suara orang tuanya.
Seung Yoo dan Se Ryung tampak berkuda dengan bebas di padang rumput.
Suara Kim-agassi : "Apa sebenarnya cinta itu, aku tanya pada dunia."
Suara Seung Yoo+Se Ryung : "Aku akan menjawabnya seperti ini. Jika tanpa ragu, kita bisa berjanji untuk bersama sampai maut memisahkan kita, itu cinta."
Notes :
We won! We won! ...hehe aku kaya yang bikin drama aja..seneng banget karena mereka dapat awards!
Park Shi Hoo + Moon Chae Won :
2011 KBS Drama Awards: Top Excellence Award, Actor (The Princess' Man)
2011 KBS Drama Awards: Best Couple (The Princess' Man)
2011 KBS Drama Awards: Popularity Award (The Princess' Man)
2011 KBS Drama Awards: Top Excellence Award, Actor (The Princess' Man)
2011 KBS Drama Awards: Best Couple (The Princess' Man)
2011 KBS Drama Awards: Popularity Award (The Princess' Man)
Lee Min Woo + Hong Soo Hyun :
2011 KBS Drama Awards: Best Couple (The Princess' Man)
Congratulation for all actors !
Senang rasanya buat recap drama yang akhirnya dapat award banyak hehe...puas akhirnya happy-end, meskipun awalnya nangis2. Penulis skenarionya benar-benar kreatif.
Daripada mati konyol kaya Romeo+Juliet lebih baik pura2 mati dan hidup bahagia :) Kenapa Deokman dan Bidam tidak dibuat seperti itu ya.
Dari semua karakter, kurasa Jung Jong yang paling banyak berkembang. Dari pria yang pemalas dan suka mabuk-mabukan, menjadi pria bertanggung jawab dan pemberani.
Thank's for reading ^_^
PM [1], [History], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16], [17], [18], [19], [20], [21], [22], [23]
0 comments:
Post a Comment