Jang Ok Jung episode 9
Sukjong lari mencari Ok Jung dan menemukan gadis itu masih sibuk menyelamatkan baju di dalam kolam cucian di tengah hujan. Sukjong mendekat, apa yang kau lakukan disini?
Ok Jung berkata seharusnya Raja tidak ada di sini. Sukjong marah karena Ok Jung selalu menghindarinya.
P. Dong Pyeong jalan masuk istana. Ia bertekad bertemu Raja untuk mengijinkannya membawa Ok Jung keluar dari istana.
Ibu Suri Myeongseong jalan di tengah hujan, ia marah karena Sukjong tiba-tiba pergi begitu saja. Inhyeon berusaha menenangkan Ibu Suri tapi sia-sia.
Sukjong tidak terima dikatakan sebagai langit yang terlalu jauh sehingga Ok Jung tidak bisa mendekati maupun menyentuhnya. Sukjong nekad turun ke dalam kolam cucian, ia menarik tangan Ok Jung dan berkata : lihat baik-baik ..karena langit akan jatuh kearahmu.
Sukjong menarik Ok Jung dan menciumnya. Ok Jung awalnya berusaha melepaskan diri tapi akhirnya ia menyerah.
P. Dong Pyeong jalan ke arah mereka dan melihat semuanya. Ia menjatuhkan payungnya dalam kondisi syok. Harapannya untuk membawa Ok Jung keluar dari istana pupus sudah.
Sukjong melepaskan Ok Jung. Sukjong ingin membelai pipi Ok Jung tapi Ok Jung memalingkan wajahnya, saya ...permisi dulu.
Ok Jung jalan meninggalkan Sukjong. Sukjong masih berdiri di tengah kolam. Ia hanya menghela nafas.
Ok Jung bertemu P. Dong Pyeong di dekat pintu. Ok Jung-ah! Ok Jung terkejut, P. Dong Pyeong.
P. Dong Pyeong ingin mendekat tapi Ok Jung mundur, maafkan saya. Saya..banyak yang harus saya kerjakan, saya permisi dulu. Ok Jung bergegas pergi. Kasihan P. Dong Pyeong.
Ibu Suri Myeongseong bertemu Ibu Suri Agung Jo. Kedua Ibu Suri seperti biasa saling adu argumen. Ibu Suri Jo menyindir Inhyeon yang selalu muncul di istana padahal belum dipilih sebagai Ratu.
Inhyeon minta maaf dan berjanji akan bertindak lebih hati-hati lagi. Ibu Suri Myeongseong membelanya, ibu mertuanya saja tidak pusing kenapa seorang tetua harus memusingkan masalah itu.
Ibu Suri Jo : Ya ampun, ibu mertua? Apa dia sudah melakukan pernikahan kerajaan sendiri? Yang paling penting adalah keputusan Yang Mulia Raja.
Ibu Suri Myeongseong berkata Raja adalah putranya yang berbakti dan akan mengikuti nasihatnya dan meminta Ibu Suri Jo memikirkan dirinya sendiri saja. Karena penghianatan yang dilakukan P. Bok Sun dan Heo Gyeon, partai Namin sudah hampir binasa. Saya takut, Ibu Suri Agung akan terlibat masalah yang tidak menguntungkan dan terpaksa dikeluarkan dari istana.
Jika itu terjadi, maka Partai Namin akan benar2 hancur.
Ibu Suri Agung murka, jaga bicaramu, aku ini masih anggota keluarga paling tua di istana! Siapa yang berani mengusirku?
Ibu Suri Myeongseong tersenyum : Apa susahnya keluar istana? Kalau kesehatan anda terganggu..maka Yang Mulia Raja bisa mengirim anda ke istana di pinggir kota, itu kedengarannya cukup bagus.
Apa anda mengerti? Setelah anda keluar istana, akan sulit untuk kembali. Jadi saya mohon anda diam saja. Saya mohon diri, ayo Lady Min.
Ibu Suri Jo murka : Beraninya dia mengancamku keluar istana!
Dayang Choi menenangkan Ibu Suri. Ibu Suri minta dipanggilkan Bangsawan Jo Sa Seok dan P. Dong Pyeong segera.
Ibu Suri Jo marah2 pada bangsawan Jo, apa aku harus dipermalukan oleh Ibu Suri Myeongseong? Apa sebenarnya yang kau lakukan?
Bangsawan Jo belum bisa melakukan apapun akibat pemberontakan Heo Jeok itu. Partai Seoin akan menuduh semua gerakan saya sebagai penghianatan.
Ibu Suri Jo : Ok Jung..apa yang dilakukan Ok Jung? Dia satu-satunya yang bisa kita usahakan di depan Raja!
P. Dong Pyeong tidak percaya dengan semua yang didengarnya, jadi itu sebabnya anda membawanya masuk? Bangsawan Jo tahu bahwa P. Dong Pyeong sudah lama kenal Ok Jung, bagaimana menurutmu? P. Dong Pyeong tanya apa tidak ada gadis lain selain Ok Jung?
Bangsawan Jo berkata semua cara mendekati Raja telah dihalangi . Anda juga tidak bisa menduduki posisi di pemerintahan karena anda adalah keluarga Raja. Jadi hanya Ok Jung satu-satunya cara.
Ibu Suri Jo bertekad mencari waktu untuk membawa Ok Jung kembali ke depan Raja. Tidak ada lagi harapan bagi kita, partai Namin.
P. Dong Pyeong hanya bisa menghela nafas.
Sukjong memikirkan kejadian bersama Ok Jung tadi dan ia berkata ke Kasim Yang, aku ingin keluar sebentar. Bersiaplah.
Sukjong ternyata memanggil Jang Hyeon ke gibang dan memberinya tugas. Sukjong ingin Jang Hyeon menyelidiki darimana sumber keuangan partai Seoin.
Jang Hyeon memberikan informasi bahwa partai Seoin mengusai perdagangan alkohol di Joseon. Apa yang akan anda lakukan Yang Mulia? Sukjong dengan santai menjawab, aku akan menikmati minumannya. Itu akan membantuku mendapatkan jawabannya.
Sukjong ingin menjatuhkan pajak dalam bentuk tekstil bahkan ia juga ingin menarik pajak dari kaum bangsawan. Para Menteri protes, pajak itu hanya dikenakan bagi rakyat saja.
Sukjong menunjuk catatan sejarah, sudah ada niat untuk memungut pajak kain dari kaum bangsawan sejak jaman Hyo Jong (tapi belum terealisasi, ini kaya proyek MRT ya wkk)
Perdana Menteri Min berkata pajak tekstil hanya dikenakan untuk rakyat biasa. Kalau bangsawan juga harus membayar pajak, lalu apa bedanya bangsawan dan rakyat biasa? Itu akan menghancurkan hirarki kasta dalam masyarakat.
Menteri Kim, mantan ayah mertua Raja juga sependapat dengan Menteri Min, menarik pajak pada kaum bangsawan akan menggoncangkan dasar negara Joseon. Lagipula ada kaum bangsawan yang terlalu miskin untuk membayar pajak dalam bentuk kain.
Sukjong kesal : Bahkan ayah mertua yang kupercaya juga mengatakan hal yang sama, ini sangat mengecewakanku.
Semua Menteri minta Raja mempertimbangkan keputusannya.
Sukjong marah : Kalau kaum bangsawan membayar pajak untuk militer, itu akan mengembangkan kekuatan militer dan membantu pertahanan militer kita. Saat para bangsawan menikmati kebebasan membayar pajak, kau masih memaksa rakyat membayar pajak. Aku sangat kecewa.
Sukjong membanting bukunya. Menteri Min masih mendesak Raja untuk mempertimbangkan keputusannya.
Menteri Min bertemu Sukjong, ia minta Raja tidak marah, ini juga demi kepentingan Raja. Sukjong tidak percaya, sekarang semuanya punya alasan.
Menteri Min tanya apa Raja tahu alasan mengapa Yeonsan dan Gwanghae diturunkan dari takhta? Secara resmi alasannya adalah sikap yang tidak bermoral, tapi sebenarnya mereka telah mengusik kantong kelas bangsawan.
Sukjong : Jadi kalau aku mengajukan soal perubahan pajak, apa kau akan menurunkanku dari takhta?
Menteri Min : Itu tidak mungkin. Masalah yang mendesak saat ini bukannya masalah mendapatkan pajak lebih lagi, tapi masalah mengambil Ratu baru dan melanjutkan garis keturunan Raja. Kita akan bertemu lagi besok, Yang Mulia.
Menteri Min pergi. Sukjong kesal sekali dan memanggil P. Dong Pyeong untuk menemaninya minum. Kalau aku tidak minum sekarang, aku bisa gila karena murka!
Ok Jung melihat Cheon Sanggung dari jauh dan sepertinya Cheon Sanggung masih kesal karena insiden Wonsam itu. Ok Jung melihat Ja Kyung dan Ja Kyung tidak tahu kalau Cheon Sanggung masih di sekitar situ.
Ok Jung sengaja memancing Ja Kyung. Ja Kyung mengejeknya, kau masih di istana, kukira kau sudah diusir. Ok Jung berkata ia belum sempat berterima kasih pada Ja Kyung waktu itu, kalau bukan karena Ja Kyung, ia tidak akan bisa mencoba mengenakan Wonsam milik calon Ratu berikutnya.
Ja Kyung : Kenapa kau berterima kasih padaku?
Ok Jung : Bukankah kau yang berkata kalau Lady Min memintaku mencoba Wonsam itu karena tidak ada cermin besar, jadi Lady Min ingin melihat perancang Wonsam itu mengenakannya.
Ja Kyung : Untuk apa kau mengingatkan ini? Kau sekarang adalah pelayan yang tidak tahu malu berani mengenakan busana majikannya. Apa kau pikir akan ada orang yang mempercayaimu sekarang ini?
Ok Jung tersenyum, tapi tetap saja kebenaran harus dinyatakan. Kau yang menyuruhku memakainya jadi aku mengenakannya tanpa curiga.
Ja Kyung : Apa kau punya bukti? Apa ada orang yang mendengar kalau aku menyuruhmu mengenakannya? Kau tidak punya kan? Bagaimana kau akan membuktikan kalau aku berbohong kepadamu?
Cheon Sanggung mendengar semuanya dan jalan mendekat. Disini, orang yang akan membuktikannya.
Ja Kyung menoleh dengan syok. Cheon Sanggung menatap dingin Ja Kyung, jadi itu cerita sesungguhnya.
Ja Kyung berlutut di depan Cheon Sanggung, Nyonya maafkan saya, jangan usir saya keluar dari istana.
Cheon Sanggung marah : Kalau hati pembuat baju itu beracun, itu sama saja dengan meminta orang mengenakan racunmu! Dasar bodoh!
Ja Kyung menangis dan minta maaf, ia ingin dilepaskan sekali ini saja.
Cheon Sanggung : Mulai sekarang kau masuk ke dalam masa percobaan, aku akan memutuskan hukumanmu setelah aku diskusi dengan bagian pendisiplin. Aku tidak tahan melihatmu, keluar!
Ja kyung jalan keluar sambil melirik marah ke arah Ok Jung.
Cheon Sanggung sekarang mengembalikan Ok Jung ke bagian jimbang tapi jika Ok Jung punya niat lain selain membuat baju, aku peringatkan, lebih baik kau meninggalkan istana. Kalau kau mengerti, kau boleh pergi. Ok Jung mengiyakan.
Sukjong minum bersama P. Dong Pyeong. Sukjong setengah mabuk dan berkata alasannya ingin menjadi Raja yang kuat adalah agar ia bisa menjaga orang2nya semaunya. P. Dong Pyeong mengerti.
Sukjong : Aku ingin rakyatku bisa kenyang, mereka bisa menikmati daging yang mereka ternakkan di tanah leluhur mereka..tapi mereka (para bangsawan/menteri) mencuri sendok, mangkuk dan menghancurkan meja. Bahkan pajak kain untuk mengambil pajak dari bangsawan agar militer semakin kuat dan mengurangi beban rakyat.. tapi karena itu tidak menguntungkan mereka, mereka menolaknya.
P. Dong Pyeong berkata selama Raja tetap berpegang pada tujuannya, Raja pasti akan berhasil.
Sukjong menghela nafas dan meminta pamannya minum saja, ini anggur yang sangat bagus dan kita hentikan dulu masalah politik ini. Bagaimana kalau membahas sesuatu yang menyenangkan? Baiklah, Yang Goon-ah..(wkk..caranya memanggil Kasim Yang itu lo) tidak peduli selarut apa aku tidur malam ini, kau harus membangunkanku tepat waktu besok, aku benci datang terlambat pada pertemuan pagi dan memberikan alasan bagi mereka membicarakanku.
Kasim Yang mengerti, baik Yang Mulia. Sukjong meminta Kasim Yang pergi.
Sukjong : Paman, apa kita main permainan 20 pertanyaan?
P. Dong Pyeong setuju. Lalu mereka mulai saling tanya jawab, sampai kemudian Sukjong membicarakan Ok Jung.
Sukjong : Dia biasa melihatmu dengan mata besarnya tanpa mengatakan apapun, lalu kalau dia marah, matanya membesar dan akan membantahmu dengan nada marah. Bahkan kadangkala aku juga jadi takut.
P. Dong Pyeong : Kalau itu sampai membuat Yang Mulia takut dan membantah anda..sepertinya tidak ada yang seperti itu di Joseon. Apa yang anda maksud anak kucing yang anda miliki waktu itu? (wkk si Na-Bi ya..)
Sukjong ketawa, kau salah. P. Dong Pyeong minta petunjuk lagi.
Sukjong : Aku takut.
P. Dong Pyeong : Apa?
Sukjong : Awalnya aku takut dia mendekatiku, sekarang aku takut kalau dia berhenti mendekatiku. Lalu aku mulai merasa rindu kalau tidak melihatnya..akhirnya aku mulai mencarinya sebelum aku sadar apa yang kulakukan.
P. Dong Pyeong mengerti sekarang : Lalu..
Sukjong : Lalu?
P. Dong Pyeong : Apakah dia seorang gadis? Orang yang selalu anda bicarakan selama ini?
Sukjong : Kau benar.
P. Dong Pyeong dengan kesedihan yang tertahan : Apa Yang Mulia tulus dengannya dan benar2 takut kehilangan dirinya?
Sukjong : Ini pertama kalinya, tanpa mempertimbangkan latar belakang keluarganya yang mungkin akan mendatangkan keuntungan politik bagiku, aku jatuh cinta kepadanya. Dia yang pertama bagiku.
P. Dong Pyeong menghela nafas, Ok Jung juga adalah cinta pertamanya. Sukjong menambahkan, aku akan segera mengenalkan dia kepadamu. P. Dong Pyeong minum araknya. Sukjong ketawa. Ia menuang arak untuk pamannya dan mengajak pamannya minum perlahan, kita mungkin akan minum sampai pagi.
Setelah itu, keduanya jalan bersama sambil menyanyi dan saling berangkulan. Mabuk. Para kasim berjaga di belakang keduanya.
Tiba-tiba Sukjong berhenti, bagaimana ini? P. Dong Pyeong tanya, kenapa?
Sukjong : Aku harus kencing.
Kasim Yang : Saya akan membawakan Mae-woo Reul Yang Mulia.
P. Dong Pyeong ngakak, Mae artinya bunga ceri dan Woo artinya hujan, hujan diatas bunga ceri..! Sama saja namanya juga kencing, tapi kalau saya tetap disebut kencing. Tapi kalau Yang Mulia sebutannya ..hujan diatas bunga ceri...!
(Aku yakin, Yoo Ah In benar2 nahan ketawa. Itu sebabnya frame-nya close up ke arah Lee Sang Yeob dan benar saja, waktu frame digeser, Ah In memang ketawa lebar)
P. Dong Pyeong menarik tangan Sukjong dan mengajaknya kencing di tembok. Kasim Yang panik mencegah Yang Mulia melakukan itu, tidak Yang Mulia..saya membawa Mae-woo reul. P. Dong Pyeong dan Sukjong mengibaskan tangan mereka, shush...keduanya jalan ke arah tembok.
Kasim Yang memberi kode dan para dayang mengeluarkan mae-woo reul itu alias..pispot ala Joseon.
Kasim Yang mengambil baskom dan meminta Raja kencing di atas baskom itu. (Ah In benar2 ketawa lebar)
Sukjong melihat ke arah bangunan di depannya, aku pernah melihat tempat ini sebelumnya..P. Dong Pyeong komen, tentu saja, ini istana anda.
Sukjong ketawa : Ah..ya, disini aku bertemu dengan jawaban dari pertanyaan 20 tadi. (Maksudnya Ok Jung) Sukjong ngeloyor pergi. P. Dong Pyeong berubah raut mukanya, ia sebenarnya tidak terlalu mabuk.
Sukjong dan P. Dong Pyeong masuk ke sebuah kamar dan keduanya langsung berbaring di lantai. Sukjong tiba-tiba duduk dan berseru ke Kasim Yang, Yang Goon..aku pernah diundang oleh Ibu Suri Agung untuk minum teh disini. Panggilkan gungnyeo yang waktu itu kesini sekarang. Aku harus minum tehnya.
Kasim Yang mengiyakan. Sukjong berbaring lagi. P. Dong Pyeong menghela nafas, ia tahu gungnyeo yang dimaksud adalah Ok Jung.
Kasim Yang memutuskan pergi dan memanggil Ok Jung sendiri. Dayang Raja mendekati P. Dong Pyeong dan mengingatkan, sebentar lagi jam malam, saat itu tidak boleh ada pria di dalam istana kecuali Raja. (Loh..pengawal dan pasukan bukan pria? wkk ) P. Dong Pyeong mengerti. Ia menoleh ke arah Sukjong sekali lalu keluar dipapah para Kasim.
Sukjong duduk lagi dan tersenyum lalu tidur lagi.
Ok Jung diantar masuk ke depan kamar dimana Sukjong tidur. Dayang memberikan baki teh kepada Ok Jung.
Ok Jung jalan masuk dan melihat Sukjong tidur begitu saja diatas tikar, mabuk berat. (Cara tidurnya benar2 mirip Jae Shin) Ok Jung meletakkan baki teh dan memandangi Sukjong.
Ok Jung meletakkan bantal di bawah kepala Sukjong dan menyelimutinya. Sukjong memegang tangan Ok Jung dan bergumam. Lalu ia membuka matanya dan melihat Ok Jung.
Sukjong merasa ini mimpi, ia tersenyum dan tidur lagi. Ok Jung memasukkan tangan Sukjong ke dalam selimut. Ok Jung kembali ke bagian jimbang sambil memegang dadanya. P. Dong Pyeong melihat Ok Jung, ia sadar Ok Jung mencintai Raja.
Paginya, Sukjong terbangun sambil memeluk selimutnya. Kasim Yang lari, Yang Mulia..tidak ada waktu lagi, ini hampir waktunya pertemuan pagi!
Sukjong terkejut dan langsung duduk, kepalanya sakit sekali. Kenapa kau baru bilang? Kasim Yang minta maaf karena tidak membangunkan Sukjong tepat waktu.
Sukjong : Baiklah, aku akan pergi.
Sukjong berusaha berdiri dibantu Yang, tapi ia jatuh lagi dan membuat Kasim Yang jatuh juga.
Sukjong menghadiri pertemuan pagi. Para Menteri masih mencium bau alkohol dari tubuh Raja. Sukjong minta maaf, ia minum banyak semalam. Sukjong cegukan.
Para Menteri langsung sok menasehati, Yang Mulia..tidak baik minum alkohol terlalu banyak.
Sukjong : Aku tahu.
Menteri Min juga minta Raja menjaga kesehatannya. Sukjong setuju lalu berkata mulai hari ini aku akan berhenti minum alkohol..itu tidak baik untuk kesehatan.
Aku perlu alasan agar aku bisa benar2 berhenti minum. Sukjong minta para menteri memberikan alasan untuknya.
Menteri Min : Kalau Yang Mulia datang ke ruang sidang seperti ini lagi akibat kebanyakan minum, ini akan membuat istana tidak disiplin.
Menteri lain menyambung : Begitu banyak beras dihamburkan untuk membuat alkohol (arak beras) dan itu akan semakin memperparah kelaparan yang melanda masyarakat. Tolong pertimbangkan itu.
Sukjong setuju, benar..itu yang dilakukan oleh alkohol. Bagaimana aku bisa membiarkan beras diambil untuk dibuat jadi arak? Yah, aku akan berhenti minum untuk sementara ini. Bagaimana?
Semua menteri setuju.
Sukjong menyambung : Kalau cuma aku apa gunanya bagi musibah kelaparan? Kalian juga harus ikut dan kita akan menyusun undang-undang pelarangan - geumjubeop (Gubrag! para menteri pasti stres hahaha)
Menteri Min mencoba negosiasi. Sukjong berkata, menarik pajak tekstil akan menggoyahkan dasar negara Joseon dan menambahkan beban pada kaum bangsawan. Tapi berhenti minum alkohol adalah untuk pengendalian diri kita. Tidak akan mengambil jatah beras dari rakyat dan akan mengenyangkan mereka. Bukankah ini ide hebat? Apa kalian tidak setuju?
Menteri Min : Tapi Yang Mulia...
Sukjong berkata dengan dingin : Ini untuk mengurangi kelaparan dalam masyarakat, aku sudah bilang aku akan berusaha menahannya, kenapa kalian yang katanya sangat memihak rakyat terus menolaknya? Padahal yang dibutuhkan hanyalah sedikit kesabaran kalian dan bukan uang kalian?
Menteri Min tidak bisa berkutik. Mau bilang apa dia? Itu cara Sukjong memangkas pendanaan partai Seoin sedikit demi sedikit. Kalau ada UU dilarang minum alkohol, siapa yang berani minum? tidak ada yang beli alkohol berarti Seoin akan kehilangan pundi2 untuk sementara. Kalau menolak, apa mau dikenakan pajak tekstil saja? pilih salah satu haha..
Sukjong : Aku akan meresmikan Undang-undang pelarangan minum alkohol. Dengan batas kotaraja. (kalau diluar ibukota boleh, tapi konsumsi terbesar ya di ibukota.)
Jang Hyeon memuji kecerdasan Sukjong. Itu taktik menyerang Jeong Dong Gek Seo, Suara dari Timur menyerang dari Barat. Yang diobrolkan pajak tekstil padahal tujuannya alkohol.
Sukjong juga sekaligus bisa mengurangi kelaparan dalam masyarakat. Ini membunuh dua ekor burung dengan sebuah batu. Sukjong merasa sangat senang.
Sukjong tanya kapan Jang Hyeon akan memperlihatkan bunga yang ia sebut waktu itu? Jang Hyeon berkata waktu adalah hal yang paling penting. Sukjong mengerti, Jang Hyeon masih menunggu waktu yang tepat.
Sukjong berkata ia punya selera yang tinggi, apa Jang Hyeon merasa percaya diri. Jang Hyeon mengiyakan, tentu saja..Yang Mulia.
Partai Seoin juga mulai sadar, Raja meributkan soal pajak tekstil tapi sebenarnya Raja sedang memangkas sumber dana kita.
Menteri Min setuju dan kita telah jatuh ke dalam perangkap Raja. Rasanya seperti hidungku dipotong di depan mataku sendiri. Bagaimana ia bisa mengerjai kita seperti ini?
Menteri Kim menghela nafas, lagipula ia menyinggung masalah kelaparan dan kita tidak punya pilihan. Ia usul, kita pura2 mematuhi UU itu saja dulu.
Sukjong memikirkan kejadian semalam, saat ia melihat Ok Jung, apa itu benar mimpi? Yang Goon, apa kau diluar?
Pintu terbuka dan P. Myeong an lari masuk. Kasim Yang mengikutinya. Sukjong ketawa, Myeong-an ku datang. Kasim Yang minta maaf, Tuan Putri masuk begitu saja.
Sukjong mengerti dan minta Kasim Yang pergi dulu.
P. Myeong An menutup buku di depan kakaknya, apa anda tidak bosan membaca buku ini terus? Sukjong berkata ia tidak bosan, apa kau tahu..lalu Sukjong ingat kata2 Ok Jung, ada harta karun di dalam sebuah buku.
Sukjong : Ada harta karun tersembunyi di dalam sebuah buku.
P. Myeong An tidak membutuhkan itu, ia menagih hadiah dari kakaknya.
Sukjong : Hadiah?
Sukjong ketawa, oh ya lusa adalah hari ulang tahunmu! P. Myeong An cemberut, kalau orabeoni..bukan, kalau Yang Mulia lupa lagi..saya tidak akan menemui Yang Mulia lagi.
Sukjong tanya apa yang diinginkan Myeong An. Myeong An berbisik di telinga kakaknya. Sukjong berkata, bukankah itu sedikit berbahaya?
P. Myeong An : Kalau saya menikah nanti, bagaimana saya bisa mendapatkan hadiah seperti itu? Itu yang saya inginkan.
Sukjong : Tapi ibu tidak akan setuju.
Adiknya mengeluh. Sukjong tersenyum, baiklah kita lakukan saja. Aku akan mencarikan yang bagus untukmu. P. Myeong An senang sekali, terima kasih kakak, anda yang terbaik, Yang Mulia!
P. Myeong An mencium pipi Sukjong lalu lari. Sukjong ketawa geli. (Aku yakin ini bukan akting tapi beneran wkk)
Ok Jung jalan dan duduk di tangga, ia mengingat semua pertemuannya dengan Sukjong. Ok Jung jadi sentimentil dan melantunkan puisi. Sukjong muncul dan menyambung bait berikutnya.
Ok Jung berdiri dan menghormat. Sukjong tersenyum, itu puisi Li Bai, tentang kerinduan seorang gungnyeo pada seseorang. Yang tidak menyadari kalau kakinya basah karena embun dingin di bawah sinar bulan. Ok Jung membenarkan.
Sukjong : Siapa namamu? Kalau dipikir, aku belum sempat menanyakan namamu. (benar juga, Sukjong belum tahu nama Ok Jung, dia tidak terlalu ngeh saat ibu Ok Jung memanggilnya waktu itu)
Ok Jung : Nama saya, Jang Ok Jung.
Sukjong mengulang nama Ok Jung beberapa kali, lalu tanya apa dia bisa menjadi orang yang dirindukan Ok Jung. Ok Jung tidak menjawab, ia membungkuk dan berkata harus segera pergi. Ok Jung jalan pergi.
Sukjong mengejarnya dan memeluk Ok Jung dari belakang. Jangan membalikkan punggungmu kepadaku lagi atau jalan meninggalkanku. Kumohon.
Ok Jung tampak syok, Chonha.. Sukjong janji akan memperpendek jarak diantara mereka, selangkah demi selangkah. Tidak terlalu cepat tapi juga tidak terlalu lambat. Aku akan datang kepadamu dengan perlahan. Bukan sebagai Kepala Pengawal Istana, tapi sebagai seorang pria. Sebagai Yi Sun dari istana ini.
Ok Jung : Apa anda bisa berjanji bahwa anda tidak akan pernah melepaskan tangan yang anda genggam saat ini?
Sukjong : Aku berjanji. Bukan sebagai Kepala Pengawal Raja ..tapi sebagai Yi Sun sang Raja.
Sukjong memeluk Ok Jung erat-erat.
Ok Jung dalam hati : Yang Mulia..saya tidak akan pernah melepaskan tangan ini.
Gosip mulai menyebar, para gungnyeo membicarakan soal Raja yang memeluk seorang gungnyeo misterius.
Dayang Hong juga mengatakan soal ini pada Ibu Suri Myeongseong. Ibu Suri tanya gungnyeo itu dari bagian mana dan dari partai apa. Dayang Hong berkata anehnya tidak ada gungnyeo yang roknya dibalik sebagai tanda sudah mendapat kemurahan Raja (alias tidur dengan Raja).
Ibu Suri tidak masalah dengan ini, selama gungnyeo itu bukan dari Partai Namin. Selir bisa membantu dalam urusan suksesi kerajaan, jadi itu tidak jelek. Ibu Suri tanya dimana Raja sekarang.
Dayang Hong berkata Raja akan mengurus hadiah untuk P. Myeong an sebelum pertandingan polo sore ini.
Jang Hyeon dan Hee Jae membicarakan masalah kuda. Mereka sudah mengambil kuda terbaik dari Jeju untuk memasok kuda bagi pasukan Yang Mulia. Jang Hyeon tidak peduli meskipun biayanya sangat tinggi.
Jang Hyeon tanya apa Hee Jae tahu siapa yang paling ditakuti Jang Hyeon. Bukan Raja ataupun Menteri Min, melainkan orang yang tidak membutuhkan apapun. Dalam hal ini, Yang Mulia dan aku sangat cocok. Yang Mulia sudah punya semua yang ia butuhkan. Adikmu Ok Jung harus memainkan peranannya. (menjadi yang dibutuhkan Raja)
Beberapa gungnyeo menjahili Ok Jung lagi saat Ok Jung sedang merebus kain. Shi Young datang dan mendorong mereka, ia kesal karena mereka selalu jahat pada Ok Jung. Apa salah Ok Jung?
Mereka berkata jika Shi Young terus membela Ok Jung, Ja Kyung tidak akan melepaskan Shi Young.
Shi Young membantu Ok Jung membersihkan diri. Ok Jung tanya kenapa Shi Young selalu membantunya padahal ia berasal dari kalangan bawah. Padahal Shi Young dari kelas menengah (chungin)
Shi Young : Apa bedanya? Kalau kau bukan dari kelas yangban/bangsawan, semuanya sama saja.
Ok Jung janji tidak akan melupakan kebaikan Shi Young kalau ia muncul dalam bentuk lain kelak. Shi Young bingung, apa maksudnya.
Ok Jung diam saja, tapi mulai terlihat ada rasa tidak terima dalam diri Ok Jung dan satu pengharapan karena Raja sendiri yang menjadi pendukungnya. Ok Jung hanya membutuhkan waktu.
Sukjong bersiap untuk bermain polo. Pemimpin tim lawan adalah P. Dong Pyeong.
Hyeon Moo membenarkan, ini karena P. Dong Pyeong adalah penunggang kuda terbaik. Sukjong janji pada Hyeon Moo, kalau militernya sudah diatur ulang, ia akan membawa semuanya.
Sukjong minta Hyeon Moo berangkat dulu bersama P. Dong Pyeong. Ia harus mengunjungi satu tempat dulu.
Sukjong pergi ke..jimbang! wkk..ada saja alasannya. Cheon Sanggung heran, apa ada baju yang tidak pas lagi. Sukjong berkata semuanya baik, ia hanya ingin mengucapkan terima kasih pada bagian jimbang yang membuatkan baju indah untuknya.
Cheon Sanggung menghormat : Yang Mulia sungguh murah hati.
Sukjong jalan ke arah para gungnyeo, matanya melirik Ok Jung. Sukjong berkata bagian dapur istana akan memberi semangat untuk P. Dong Pyeong, ia ingin bagian jimbang memberi semangat untuk timnya.
Sukjong sengaja berbalik tepat di depan Ok Jung, Sukjong menyentuhkan tangannya ke tangan Ok Jung dan diam-diam menggenggamnya. Ok Jung terperanjat. Sukjong masih bicara sambil menggenggam tangan Ok Jung. Ia ingin menghadiahkan sutra untuk tentaranya dan minta tolong bagian jimbang, kalian siap? tentu saja mereka siap.
Ok Jung membiarkan tangannya digenggam sebentar. Sukjong melepaskan tangan Ok Jung dan berbalik. Ok Jung tersenyum ke arah Sukjong. Sukjong tersenyum dan jalan pergi. Kasim Yang hanya melirik dingin para gungnyeo itu.
Ibu Suri mengundang Inhyeon untuk menghadiri ulang tahun P. Myeong an. Ada beberapa pejabat dan ini adalah kesempatan baik untuk menunjukkan pada mereka.
Inhyeon berterima kasih atas perhatian Ibu Suri.
Menteri Min mendapat laporan bahwa kekasih rahasia Raja adalah keponakan Jang Hyeon. Menteri Min kesal sekali. Mereka harus segera melenyapkan gadis itu.
Speaking of the devil, Jang Hyeon muncul, menaburkan garam ke atas luka Menteri Min. Ia datang karena Yang Mulia Raja memintanya menyiapkan hadiah istimewa untuk P. Myeong an. Ia sudah jauh2 menyuruh orang mencari kuda ke pulau Jeju.
Menteri Min kesal, kenapa Yang Mulia Raja harus meminta orang rendahan sepertimu menyiapkan hadiah? Jang Hyeon ketawa, saya yakin itu karena Yang Mulia Raja membutuhkan banyak hal. Sampai harus mencari pedagang rendahan seperti saya. Menteri Min marah dan mengusir Jang Hyeon, ia minta anak buahnya mencari tahu siapa keponakan Jang Hyeon.
P. Myeong An senang sekali dengan hadiahnya. Saya akan menaikinya setiap hari. Sukjong ketawa. Kuda itu belum dilatih, jangan menaikinya sendiri.
Ibu Suri dan Inhyeon datang. P. Myeong An melambai pada ibunya. Sukjong menghormat pada ibunya dan memberi salam sekilas pada Inhyeon. Ibu Suri berkata ia meminta Lady Min datang.
Sukjong menyindirnya, dia belum menjadi anggota keluarga Raja, bagaimana ia selalu..
Inhyeon menunduk karena merasa malu dan tidak enak. Sukjong mohon diri pada ibunya karena ada pertandingan polo. Sukjong pergi.
Ibu Suri meminta Inhyeon mengikuti Sukjong ke arena polo. Inhyeon tampak ragu, Ibu Suri mendesaknya untuk menciptakan pertemuan tanpa sengaja.
Inhyeon menurut dan jalan ke lapangan polo. Ia justru bertemu Ok Jung yang membawa baki penuh baju. Inhyeon menyindir, kita terus saja bertemu padahal istana ini begitu besar. Sepertinya hubungan kita bukan hubungan biasa.
Inhyeon : Kalau aku duduk sebagai Ratu, aku akan membutuhkan bantuanmu untuk urusan busana. Kurasa hubungan kita bukan hubungan sembarangan.
Ok Jung membenarkan. Dalam hati berkata, tidak, saya harap hubungan ini hanya hubungan biasa. Saya benar2 tidak ingin bermusuhan dengan anda dengan Yang Mulia ada diantara kita.
Sukjong berangkat ke lapangan polo. Tiba2 ia menoleh ke belakang dan melihat Ok Jung berdiri berhadapan dengan Inhyeon. Sukjong tersenyum melihat Ok Jung.
Ok Jung dan Inhyeon berpisah. Sukjong melihat P. Myeong An yang masih sibuk belajar naik kuda.
P. Myeong An tidak sabaran, ia menendang kuda agar mau jalan cepat. Kuda itu marah dan menjatuhkan P. Myeong An.
Kuda itu lari ke arah Ok Jung yang sedang jalan. Anehnya Ok Jung tidak menghindar tapi justru syok melihat kuda.
Sukjong panik. Ia langsung lari ke arah Ok Jung dengan sekuat tenaganya sambil teriak2 Ok jung-ah! Jang Ok Jung...!
Sukjong lari melewati Inhyeon dan langsung mendorong Ok Jung. Ok Jung terjatuh dan pingsan. Kuda itu menerjang Sukjong. Sukjong terlempar ke arah dinding, kepalanya terbentur ke dinding. Sukjong jatuh ke tanah. Pelipisnya berdarah.
Jang Hyeon melihat semuanya itu dan kelihatan panik. Inhyeon syok, ia membeku. Ok Jung sadar dan melihat Sukjong pingsan. Ok Jung langsung memburu ke arah Sukjong, Yang Mulia..! Yang Mulia!
Inhyeon dan semuanya lari ke arah Sukjong. Tapi Inhyeon tidak berani menyingkirkan Ok Jung. Ok Jung panik, Yang Mulia!
Ibu Suri tiba, ia syok melihat Sukjong pingsan. Putraku! Ibu Suri langsung menyingkirkan Ok Jung. Singkirkan wanita ini dan cepat tolong Yang Mulia! Semua kalang kabut.
Para dayang langsung menarik Ok Jung menjauh dari Raja. Menteri Min mengamati reaksi Jang Hyeon dan ia sadar, gungnyeo itulah keponakan Jang Hyeon.
Ok Jung diseret pergi, Ok Jung berusaha melawan tapi tidak bisa. Ia teriak2 Yang Mulia..Yang Mulia!
Inhyeon benar-benar syok, ia sama sekali tidak menyangka Sukjong bersedia mengorbankan nyawanya untuk Ok Jung. Ini pukulan telak untuk Inhyeon.
Ibu Suri dan Kasim Yang menangis, putraku..putraku..Yang Mulia..
Jang Hyeon masih bingung, ia melihat Raja lalu ke arah Ok Jung diseret. Jang Hyeon takut juga, kalau Yang Mulia meninggal karena urusan ini, Ok Jung pasti mati dan dia bisa diseret. Jang Hyeon masih harus menunggu.
Raja Sukjong pingsan. Ibu Suri, P. Myeong an, P. Dong Pyeong ada di sekitar Raja, semuanya cemas. Kenapa Yang Mulia tidak juga sadar?
Tabib Istana minta maaf, ini karena kepala Yang Mulia terbentur sangat keras. Ibu Suri menangis dan minta tabib segera melakukan akupuntur.
P. Dong Pyeong hanya menghela nafas.
Menteri Min lapor soal Ok Jung pada Ibu Suri. Gungnyeo itu masuk atas perintah Ibu suri Agung Jo melalui Bangsawan Jo Sa Seok. Artinya dia berasal dari partai Namin.
Dan bukan hanya itu, dia adalah keponakan Jang Hyeon, orang yang mendanai pemberontakan Partai Namin tapi tetap hidup.
Ibu Suri terkejut, jadi Partai Namin memang sudah punya rencana saat memasukkan gadis itu? Menteri Min menambahkan, lebih parahnya, ibu gadis itu adalah seorang budak. Jadi ia dari kelas rendahan.
Ibu Suri syok, ini memalukan! Bagaimana seorang gadis rendahan bisa begitu dekat dengan Raja?
Menteri Min minta maaf, ini salahnya karena tidak mencegahnya sejak awal. Ibu Suri Myeongseong menyuruh Menteri Min segera mengusir Ok Jung. Gadis serendah dan sehina itu tidak boleh berada di dekat Raja meskipun hanya sekejap.
Tapi kemudian Ibu Suri berubah pikiran dan berkata akan melakukannya sendiri.
Ok Jung dibawa ke bagian laundry dan didorong ke tanah. Ok Jung memohon pada para dayang, Nyonya..saya mohon, ijinkan saya melihat Yang Mulia sekali saja. Saya tidak akan meminta yang lainnya lagi, hanya itu saja..
Ibu Suri Myeongseong datang. Ok Jung berdiri, Yang Mulia..ijinkan saya.... belum selesai bicara, Ibu Suri sudah menampar Ok Jung dengan keras.
Ibu Suri marah, beraninya kau menyebut Raja dengan mulut kasarmu itu, cepat usir perempuan rendah ini sekarang juga!
Para dayang mengikuti perintah Ibu Suri dan melempar Ok Jung keluar istana. Lalu menutup pintu gerbangnya. Ok Jung berdiri dan menggedor pintu gerbang istana, Dae Bi Mama! Dae Bi Mama! Saya mohon..ijinkan saya menemui Yang Mulia sekali saja.
Ibu Suri sengaja mengusir Ok Jung karena jika seorang gungnyeo sudah keluar istana maka kesuciannya bisa diragukan. Siapa yang tahu apa yang akan ia lakukan dengan tubuhnya begitu ia keluar dari istana. Ok Jung menangis dan menggedor pintu gerbang tanpa henti.
Menteri Min menghadiri rapat partainya, ia berkata Raja masih belum sadar dan kondisinya masih belum bisa dipastikan. Menteri Kim menghela nafas, ini masalah karena Raja belum punya keturunan dan tidak ada yang bisa menggantikannya bertugas. Tapi takhta tidak boleh kosong meskipun hanya sebentar.
Menteri Min usul untuk menempatkan seseorang untuk memerintah di balik layar. Menteri Kim mengira mereka akan meminta Ibu Suri Agung Jo untuk memerintah. Menteri Min tidak setuju karena Ibu Suri Jo berasal dari partai Namin. Min ingin menempatkan Ibu Suri Myeongseong untuk duduk di takhta sementara ini. Dia adalah ibu kandung Raja dan anggota partai mereka.
Menteri Min juga tidak peduli kalau Ibu Suri Agung Jo protes, memangnya apa yang bisa dilakukan wanita tua yang tinggal di belakang istana?
Menteri Min menghadap Ibu Suri Myeongseong dan memintanya menjadi pengganti Raja untuk sementara, takhta tidak bisa dibiarkan kosong meskipun hanya sekejap.
Karena Yang Mulia Raja belum memiliki Putra Mahkota, takhta yang kosong bisa menyebabkan penghianatan.
Ibu Suri akhirnya setuju dan tanya apa masalah yang paling mendesak saat ini. Menteri Min menjawab, tentu saja pernikahan kerajaan.
Malamnya, Ok Jung masih berada di depan gerbang istana. Ia tidak mau beranjak dari situ dan duduk di tangga istana. Ini membuat semua orang tahu kalau Ok Jung diusir dan bukannya lari.
Tabib istana sibuk memeriksa dan melakukan terapi akupuntur kepada Sukjong. Ibu Suri dan P. Myeong An duduk di dekat Raja. Keduanya menangis. Ok Jung juga menangis di luar istana. Sekarang hati dan pikirannya hanya dipenuhi oleh Sukjong.
Ibu Suri Agung Jo seperti yang diduga marah besar dan merasa tersinggung karena dilangkahi oleh Ibu Suri Myeongseong. Ibu Suri Myeongseong dengan santai menjawab, ini karena masalahnya sangat gawat dan mendesak. Ibu Suri Agung Jo tetap ingin protokoler istana dipatuhi, dia adalah yang tertua dalam keluarga Raja.
Ibu Suri Myeongseong menyindirnya, memangnya kenapa kalau anda adalah yang tertua, apa anda merasa berhak menjadi pengganti sementara Raja? Tapi kalau kemunculan anda akan membuat para menteri menolak hadir, bagaimana anda akan menghadapinya? (nyebelin emang Ibu Suri satu ini)
Ibu Suri Myeongseong melanjutkan, posisi Ibu Suri Agung Jo sebagai yang tertua di istana hanya formalitas saja. Tapi tidak ada yang benar-benar mendukung Ibu Suri Agung Jo di dalam istana. Sementara dia adalah ibu kandung Raja dan dibelakangnya ada partai Seoin yang dipilih oleh Raja. Jadi apa yang harus kita lakukan? Apa saya harus memberikan jabatan sementara ini untuk anda? Apa anda ingin mencobanya?
Ibu Suri Agung Jo sampai mencengkeram roknya erat2 karena menahan marah. Ibu Suri Myeongseong hanya tersenyum dan mohon diri.
Ibu Suri Myeongseong duduk di takhta Raja, ia berkata akan duduk disini sementara waktu saja, sampai kondisi Raja pulih kembali. Semua menteri setuju menerima perintah Ibu Suri.
Ibu Suri langsung mengajukan usulan pernikahan kerajaan. Ibu Suri ingin putri Menteri Min duduk di posisi Ratu. Satu lagi, Ibu Suri ingin Lady Min segera pindah ke istana untuk merawat Raja. Ibu Suri pura2 tanya persetujuan Menteri Min.
Menteri Min tentu saja langsung mengiyakan. Ibu Suri ingin Lady Min masuk istana dengan iring-iringan seperti seorang Ratu. Menteri Min langsung berterima kasih. Menteri Kim hanya melirik dingin saja pada rekannya itu.
Inhyeon mondar-mandir di kamarnya. Ia memikirkan lagi saat Sukjong teriak panik dan tanpa pikir panjang lari demi menyelamatkan Jang Ok Jung. Inhyeon menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir bayangan itu.
Ayahnya masuk dan berkata semuanya sudah selesai. Inhyeon tertegun, Ayah..? Dari luar terdengar ucapan selamat dari para pendukung mereka. Selamat Yang Mulia Ratu..!
Inhyeon jalan keluar dan menerima penghormatan dari dayang istana dan semua anak buahnya. Inhyeon tersenyum.
Ok Jung masih duduk menunggu di depan pintu gerbang istana. Tiba-tiba pintu gerbang istana terbuka dan dari dalam keluar iringan para dayang. Mereka membungkuk ke depan.
Ok Jung berdiri dan mendengar teriakan : Perhatian.. Ratu baru telah tiba..!
Ok Jung bukannya langsung membungkuk, tapi jalan mendekat ke arah iringan tandu dan melihat Lady Inhyeon.
Iringan tandu berhenti dan Ok Jung menatap tajam Inhyeon. Keduanya beradu pandang dengan dingin. Yeah..duel dimulai. Bring it on ladies!
Ok Jung [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8]
Preview ep 10
Inhyeon dipermalukan, ia ditinggal calon pengantin pria pada hari pernikahan mereka.
Sementara pengantin pria menghabiskan malamnya bersama wanita lain.
Menteri Min marah dan berusaha membunuh Ok Jung. Tapi anak buah Jang Hyeon menyelamatkan Ok Jung. Ibu Suri Myeongseong mulai sakit. Inhyeon membuat kesepakatan dengan Sukjong, ia akan mengijinkan Sukjong mengangkat Ok Jung sebagai selirnya, dengan syarat Sukjong harus menjadikan Inhyeon sebagai Ratunya. Ok Jung mulai mengerti permainan ini, ia tidak bisa mendapatkan Sukjong tanpa kehilangan sesuatu, Ok Jung bertekad akan menjadi orang yang memiliki kekuasaan besar agar tidak ada lagi yang berani mengusiknya.
Notes : ep 10 dll mungkin baru bisa posting minggu depan, karena sibuk. See ya..!
Ok Jung berkata seharusnya Raja tidak ada di sini. Sukjong marah karena Ok Jung selalu menghindarinya.
P. Dong Pyeong jalan masuk istana. Ia bertekad bertemu Raja untuk mengijinkannya membawa Ok Jung keluar dari istana.
Ibu Suri Myeongseong jalan di tengah hujan, ia marah karena Sukjong tiba-tiba pergi begitu saja. Inhyeon berusaha menenangkan Ibu Suri tapi sia-sia.
Sukjong tidak terima dikatakan sebagai langit yang terlalu jauh sehingga Ok Jung tidak bisa mendekati maupun menyentuhnya. Sukjong nekad turun ke dalam kolam cucian, ia menarik tangan Ok Jung dan berkata : lihat baik-baik ..karena langit akan jatuh kearahmu.
Sukjong menarik Ok Jung dan menciumnya. Ok Jung awalnya berusaha melepaskan diri tapi akhirnya ia menyerah.
P. Dong Pyeong jalan ke arah mereka dan melihat semuanya. Ia menjatuhkan payungnya dalam kondisi syok. Harapannya untuk membawa Ok Jung keluar dari istana pupus sudah.
Sukjong melepaskan Ok Jung. Sukjong ingin membelai pipi Ok Jung tapi Ok Jung memalingkan wajahnya, saya ...permisi dulu.
Ok Jung jalan meninggalkan Sukjong. Sukjong masih berdiri di tengah kolam. Ia hanya menghela nafas.
Ok Jung bertemu P. Dong Pyeong di dekat pintu. Ok Jung-ah! Ok Jung terkejut, P. Dong Pyeong.
P. Dong Pyeong ingin mendekat tapi Ok Jung mundur, maafkan saya. Saya..banyak yang harus saya kerjakan, saya permisi dulu. Ok Jung bergegas pergi. Kasihan P. Dong Pyeong.
Ibu Suri Myeongseong bertemu Ibu Suri Agung Jo. Kedua Ibu Suri seperti biasa saling adu argumen. Ibu Suri Jo menyindir Inhyeon yang selalu muncul di istana padahal belum dipilih sebagai Ratu.
Inhyeon minta maaf dan berjanji akan bertindak lebih hati-hati lagi. Ibu Suri Myeongseong membelanya, ibu mertuanya saja tidak pusing kenapa seorang tetua harus memusingkan masalah itu.
Ibu Suri Jo : Ya ampun, ibu mertua? Apa dia sudah melakukan pernikahan kerajaan sendiri? Yang paling penting adalah keputusan Yang Mulia Raja.
Ibu Suri Myeongseong berkata Raja adalah putranya yang berbakti dan akan mengikuti nasihatnya dan meminta Ibu Suri Jo memikirkan dirinya sendiri saja. Karena penghianatan yang dilakukan P. Bok Sun dan Heo Gyeon, partai Namin sudah hampir binasa. Saya takut, Ibu Suri Agung akan terlibat masalah yang tidak menguntungkan dan terpaksa dikeluarkan dari istana.
Jika itu terjadi, maka Partai Namin akan benar2 hancur.
Ibu Suri Agung murka, jaga bicaramu, aku ini masih anggota keluarga paling tua di istana! Siapa yang berani mengusirku?
Ibu Suri Myeongseong tersenyum : Apa susahnya keluar istana? Kalau kesehatan anda terganggu..maka Yang Mulia Raja bisa mengirim anda ke istana di pinggir kota, itu kedengarannya cukup bagus.
Apa anda mengerti? Setelah anda keluar istana, akan sulit untuk kembali. Jadi saya mohon anda diam saja. Saya mohon diri, ayo Lady Min.
Ibu Suri Jo murka : Beraninya dia mengancamku keluar istana!
Dayang Choi menenangkan Ibu Suri. Ibu Suri minta dipanggilkan Bangsawan Jo Sa Seok dan P. Dong Pyeong segera.
Ibu Suri Jo marah2 pada bangsawan Jo, apa aku harus dipermalukan oleh Ibu Suri Myeongseong? Apa sebenarnya yang kau lakukan?
Bangsawan Jo belum bisa melakukan apapun akibat pemberontakan Heo Jeok itu. Partai Seoin akan menuduh semua gerakan saya sebagai penghianatan.
Ibu Suri Jo : Ok Jung..apa yang dilakukan Ok Jung? Dia satu-satunya yang bisa kita usahakan di depan Raja!
P. Dong Pyeong tidak percaya dengan semua yang didengarnya, jadi itu sebabnya anda membawanya masuk? Bangsawan Jo tahu bahwa P. Dong Pyeong sudah lama kenal Ok Jung, bagaimana menurutmu? P. Dong Pyeong tanya apa tidak ada gadis lain selain Ok Jung?
Bangsawan Jo berkata semua cara mendekati Raja telah dihalangi . Anda juga tidak bisa menduduki posisi di pemerintahan karena anda adalah keluarga Raja. Jadi hanya Ok Jung satu-satunya cara.
Ibu Suri Jo bertekad mencari waktu untuk membawa Ok Jung kembali ke depan Raja. Tidak ada lagi harapan bagi kita, partai Namin.
P. Dong Pyeong hanya bisa menghela nafas.
Sukjong memikirkan kejadian bersama Ok Jung tadi dan ia berkata ke Kasim Yang, aku ingin keluar sebentar. Bersiaplah.
Sukjong ternyata memanggil Jang Hyeon ke gibang dan memberinya tugas. Sukjong ingin Jang Hyeon menyelidiki darimana sumber keuangan partai Seoin.
Jang Hyeon memberikan informasi bahwa partai Seoin mengusai perdagangan alkohol di Joseon. Apa yang akan anda lakukan Yang Mulia? Sukjong dengan santai menjawab, aku akan menikmati minumannya. Itu akan membantuku mendapatkan jawabannya.
Sukjong ingin menjatuhkan pajak dalam bentuk tekstil bahkan ia juga ingin menarik pajak dari kaum bangsawan. Para Menteri protes, pajak itu hanya dikenakan bagi rakyat saja.
Sukjong menunjuk catatan sejarah, sudah ada niat untuk memungut pajak kain dari kaum bangsawan sejak jaman Hyo Jong (tapi belum terealisasi, ini kaya proyek MRT ya wkk)
Perdana Menteri Min berkata pajak tekstil hanya dikenakan untuk rakyat biasa. Kalau bangsawan juga harus membayar pajak, lalu apa bedanya bangsawan dan rakyat biasa? Itu akan menghancurkan hirarki kasta dalam masyarakat.
Menteri Kim, mantan ayah mertua Raja juga sependapat dengan Menteri Min, menarik pajak pada kaum bangsawan akan menggoncangkan dasar negara Joseon. Lagipula ada kaum bangsawan yang terlalu miskin untuk membayar pajak dalam bentuk kain.
Sukjong kesal : Bahkan ayah mertua yang kupercaya juga mengatakan hal yang sama, ini sangat mengecewakanku.
Semua Menteri minta Raja mempertimbangkan keputusannya.
Sukjong marah : Kalau kaum bangsawan membayar pajak untuk militer, itu akan mengembangkan kekuatan militer dan membantu pertahanan militer kita. Saat para bangsawan menikmati kebebasan membayar pajak, kau masih memaksa rakyat membayar pajak. Aku sangat kecewa.
Sukjong membanting bukunya. Menteri Min masih mendesak Raja untuk mempertimbangkan keputusannya.
Menteri Min bertemu Sukjong, ia minta Raja tidak marah, ini juga demi kepentingan Raja. Sukjong tidak percaya, sekarang semuanya punya alasan.
Menteri Min tanya apa Raja tahu alasan mengapa Yeonsan dan Gwanghae diturunkan dari takhta? Secara resmi alasannya adalah sikap yang tidak bermoral, tapi sebenarnya mereka telah mengusik kantong kelas bangsawan.
Sukjong : Jadi kalau aku mengajukan soal perubahan pajak, apa kau akan menurunkanku dari takhta?
Menteri Min : Itu tidak mungkin. Masalah yang mendesak saat ini bukannya masalah mendapatkan pajak lebih lagi, tapi masalah mengambil Ratu baru dan melanjutkan garis keturunan Raja. Kita akan bertemu lagi besok, Yang Mulia.
Menteri Min pergi. Sukjong kesal sekali dan memanggil P. Dong Pyeong untuk menemaninya minum. Kalau aku tidak minum sekarang, aku bisa gila karena murka!
Ok Jung melihat Cheon Sanggung dari jauh dan sepertinya Cheon Sanggung masih kesal karena insiden Wonsam itu. Ok Jung melihat Ja Kyung dan Ja Kyung tidak tahu kalau Cheon Sanggung masih di sekitar situ.
Ok Jung sengaja memancing Ja Kyung. Ja Kyung mengejeknya, kau masih di istana, kukira kau sudah diusir. Ok Jung berkata ia belum sempat berterima kasih pada Ja Kyung waktu itu, kalau bukan karena Ja Kyung, ia tidak akan bisa mencoba mengenakan Wonsam milik calon Ratu berikutnya.
Ja Kyung : Kenapa kau berterima kasih padaku?
Ok Jung : Bukankah kau yang berkata kalau Lady Min memintaku mencoba Wonsam itu karena tidak ada cermin besar, jadi Lady Min ingin melihat perancang Wonsam itu mengenakannya.
Ja Kyung : Untuk apa kau mengingatkan ini? Kau sekarang adalah pelayan yang tidak tahu malu berani mengenakan busana majikannya. Apa kau pikir akan ada orang yang mempercayaimu sekarang ini?
Ok Jung tersenyum, tapi tetap saja kebenaran harus dinyatakan. Kau yang menyuruhku memakainya jadi aku mengenakannya tanpa curiga.
Ja Kyung : Apa kau punya bukti? Apa ada orang yang mendengar kalau aku menyuruhmu mengenakannya? Kau tidak punya kan? Bagaimana kau akan membuktikan kalau aku berbohong kepadamu?
Cheon Sanggung mendengar semuanya dan jalan mendekat. Disini, orang yang akan membuktikannya.
Ja Kyung menoleh dengan syok. Cheon Sanggung menatap dingin Ja Kyung, jadi itu cerita sesungguhnya.
Ja Kyung berlutut di depan Cheon Sanggung, Nyonya maafkan saya, jangan usir saya keluar dari istana.
Cheon Sanggung marah : Kalau hati pembuat baju itu beracun, itu sama saja dengan meminta orang mengenakan racunmu! Dasar bodoh!
Ja Kyung menangis dan minta maaf, ia ingin dilepaskan sekali ini saja.
Cheon Sanggung : Mulai sekarang kau masuk ke dalam masa percobaan, aku akan memutuskan hukumanmu setelah aku diskusi dengan bagian pendisiplin. Aku tidak tahan melihatmu, keluar!
Ja kyung jalan keluar sambil melirik marah ke arah Ok Jung.
Cheon Sanggung sekarang mengembalikan Ok Jung ke bagian jimbang tapi jika Ok Jung punya niat lain selain membuat baju, aku peringatkan, lebih baik kau meninggalkan istana. Kalau kau mengerti, kau boleh pergi. Ok Jung mengiyakan.
Sukjong minum bersama P. Dong Pyeong. Sukjong setengah mabuk dan berkata alasannya ingin menjadi Raja yang kuat adalah agar ia bisa menjaga orang2nya semaunya. P. Dong Pyeong mengerti.
Sukjong : Aku ingin rakyatku bisa kenyang, mereka bisa menikmati daging yang mereka ternakkan di tanah leluhur mereka..tapi mereka (para bangsawan/menteri) mencuri sendok, mangkuk dan menghancurkan meja. Bahkan pajak kain untuk mengambil pajak dari bangsawan agar militer semakin kuat dan mengurangi beban rakyat.. tapi karena itu tidak menguntungkan mereka, mereka menolaknya.
P. Dong Pyeong berkata selama Raja tetap berpegang pada tujuannya, Raja pasti akan berhasil.
Sukjong menghela nafas dan meminta pamannya minum saja, ini anggur yang sangat bagus dan kita hentikan dulu masalah politik ini. Bagaimana kalau membahas sesuatu yang menyenangkan? Baiklah, Yang Goon-ah..(wkk..caranya memanggil Kasim Yang itu lo) tidak peduli selarut apa aku tidur malam ini, kau harus membangunkanku tepat waktu besok, aku benci datang terlambat pada pertemuan pagi dan memberikan alasan bagi mereka membicarakanku.
Kasim Yang mengerti, baik Yang Mulia. Sukjong meminta Kasim Yang pergi.
Sukjong : Paman, apa kita main permainan 20 pertanyaan?
P. Dong Pyeong setuju. Lalu mereka mulai saling tanya jawab, sampai kemudian Sukjong membicarakan Ok Jung.
Sukjong : Dia biasa melihatmu dengan mata besarnya tanpa mengatakan apapun, lalu kalau dia marah, matanya membesar dan akan membantahmu dengan nada marah. Bahkan kadangkala aku juga jadi takut.
P. Dong Pyeong : Kalau itu sampai membuat Yang Mulia takut dan membantah anda..sepertinya tidak ada yang seperti itu di Joseon. Apa yang anda maksud anak kucing yang anda miliki waktu itu? (wkk si Na-Bi ya..)
Sukjong ketawa, kau salah. P. Dong Pyeong minta petunjuk lagi.
Sukjong : Aku takut.
P. Dong Pyeong : Apa?
Sukjong : Awalnya aku takut dia mendekatiku, sekarang aku takut kalau dia berhenti mendekatiku. Lalu aku mulai merasa rindu kalau tidak melihatnya..akhirnya aku mulai mencarinya sebelum aku sadar apa yang kulakukan.
P. Dong Pyeong mengerti sekarang : Lalu..
Sukjong : Lalu?
P. Dong Pyeong : Apakah dia seorang gadis? Orang yang selalu anda bicarakan selama ini?
Sukjong : Kau benar.
P. Dong Pyeong dengan kesedihan yang tertahan : Apa Yang Mulia tulus dengannya dan benar2 takut kehilangan dirinya?
Sukjong : Ini pertama kalinya, tanpa mempertimbangkan latar belakang keluarganya yang mungkin akan mendatangkan keuntungan politik bagiku, aku jatuh cinta kepadanya. Dia yang pertama bagiku.
P. Dong Pyeong menghela nafas, Ok Jung juga adalah cinta pertamanya. Sukjong menambahkan, aku akan segera mengenalkan dia kepadamu. P. Dong Pyeong minum araknya. Sukjong ketawa. Ia menuang arak untuk pamannya dan mengajak pamannya minum perlahan, kita mungkin akan minum sampai pagi.
Setelah itu, keduanya jalan bersama sambil menyanyi dan saling berangkulan. Mabuk. Para kasim berjaga di belakang keduanya.
Tiba-tiba Sukjong berhenti, bagaimana ini? P. Dong Pyeong tanya, kenapa?
Sukjong : Aku harus kencing.
Kasim Yang : Saya akan membawakan Mae-woo Reul Yang Mulia.
P. Dong Pyeong ngakak, Mae artinya bunga ceri dan Woo artinya hujan, hujan diatas bunga ceri..! Sama saja namanya juga kencing, tapi kalau saya tetap disebut kencing. Tapi kalau Yang Mulia sebutannya ..hujan diatas bunga ceri...!
(Aku yakin, Yoo Ah In benar2 nahan ketawa. Itu sebabnya frame-nya close up ke arah Lee Sang Yeob dan benar saja, waktu frame digeser, Ah In memang ketawa lebar)
Pispot ala Joseon, ada motif nya lagi. |
Kasim Yang memberi kode dan para dayang mengeluarkan mae-woo reul itu alias..pispot ala Joseon.
Kasim Yang mengambil baskom dan meminta Raja kencing di atas baskom itu. (Ah In benar2 ketawa lebar)
Sukjong melihat ke arah bangunan di depannya, aku pernah melihat tempat ini sebelumnya..P. Dong Pyeong komen, tentu saja, ini istana anda.
Sukjong ketawa : Ah..ya, disini aku bertemu dengan jawaban dari pertanyaan 20 tadi. (Maksudnya Ok Jung) Sukjong ngeloyor pergi. P. Dong Pyeong berubah raut mukanya, ia sebenarnya tidak terlalu mabuk.
Sukjong dan P. Dong Pyeong masuk ke sebuah kamar dan keduanya langsung berbaring di lantai. Sukjong tiba-tiba duduk dan berseru ke Kasim Yang, Yang Goon..aku pernah diundang oleh Ibu Suri Agung untuk minum teh disini. Panggilkan gungnyeo yang waktu itu kesini sekarang. Aku harus minum tehnya.
Kasim Yang mengiyakan. Sukjong berbaring lagi. P. Dong Pyeong menghela nafas, ia tahu gungnyeo yang dimaksud adalah Ok Jung.
Kasim Yang memutuskan pergi dan memanggil Ok Jung sendiri. Dayang Raja mendekati P. Dong Pyeong dan mengingatkan, sebentar lagi jam malam, saat itu tidak boleh ada pria di dalam istana kecuali Raja. (Loh..pengawal dan pasukan bukan pria? wkk ) P. Dong Pyeong mengerti. Ia menoleh ke arah Sukjong sekali lalu keluar dipapah para Kasim.
Sukjong duduk lagi dan tersenyum lalu tidur lagi.
Ok Jung diantar masuk ke depan kamar dimana Sukjong tidur. Dayang memberikan baki teh kepada Ok Jung.
Ok Jung jalan masuk dan melihat Sukjong tidur begitu saja diatas tikar, mabuk berat. (Cara tidurnya benar2 mirip Jae Shin) Ok Jung meletakkan baki teh dan memandangi Sukjong.
Ok Jung meletakkan bantal di bawah kepala Sukjong dan menyelimutinya. Sukjong memegang tangan Ok Jung dan bergumam. Lalu ia membuka matanya dan melihat Ok Jung.
Sukjong merasa ini mimpi, ia tersenyum dan tidur lagi. Ok Jung memasukkan tangan Sukjong ke dalam selimut. Ok Jung kembali ke bagian jimbang sambil memegang dadanya. P. Dong Pyeong melihat Ok Jung, ia sadar Ok Jung mencintai Raja.
Paginya, Sukjong terbangun sambil memeluk selimutnya. Kasim Yang lari, Yang Mulia..tidak ada waktu lagi, ini hampir waktunya pertemuan pagi!
Sukjong terkejut dan langsung duduk, kepalanya sakit sekali. Kenapa kau baru bilang? Kasim Yang minta maaf karena tidak membangunkan Sukjong tepat waktu.
Sukjong : Baiklah, aku akan pergi.
Sukjong berusaha berdiri dibantu Yang, tapi ia jatuh lagi dan membuat Kasim Yang jatuh juga.
Sukjong menghadiri pertemuan pagi. Para Menteri masih mencium bau alkohol dari tubuh Raja. Sukjong minta maaf, ia minum banyak semalam. Sukjong cegukan.
Para Menteri langsung sok menasehati, Yang Mulia..tidak baik minum alkohol terlalu banyak.
Sukjong : Aku tahu.
Menteri Min juga minta Raja menjaga kesehatannya. Sukjong setuju lalu berkata mulai hari ini aku akan berhenti minum alkohol..itu tidak baik untuk kesehatan.
Aku perlu alasan agar aku bisa benar2 berhenti minum. Sukjong minta para menteri memberikan alasan untuknya.
Menteri Min : Kalau Yang Mulia datang ke ruang sidang seperti ini lagi akibat kebanyakan minum, ini akan membuat istana tidak disiplin.
Menteri lain menyambung : Begitu banyak beras dihamburkan untuk membuat alkohol (arak beras) dan itu akan semakin memperparah kelaparan yang melanda masyarakat. Tolong pertimbangkan itu.
Sukjong setuju, benar..itu yang dilakukan oleh alkohol. Bagaimana aku bisa membiarkan beras diambil untuk dibuat jadi arak? Yah, aku akan berhenti minum untuk sementara ini. Bagaimana?
Semua menteri setuju.
Sukjong menyambung : Kalau cuma aku apa gunanya bagi musibah kelaparan? Kalian juga harus ikut dan kita akan menyusun undang-undang pelarangan - geumjubeop (Gubrag! para menteri pasti stres hahaha)
Menteri Min mencoba negosiasi. Sukjong berkata, menarik pajak tekstil akan menggoyahkan dasar negara Joseon dan menambahkan beban pada kaum bangsawan. Tapi berhenti minum alkohol adalah untuk pengendalian diri kita. Tidak akan mengambil jatah beras dari rakyat dan akan mengenyangkan mereka. Bukankah ini ide hebat? Apa kalian tidak setuju?
Menteri Min : Tapi Yang Mulia...
Sukjong berkata dengan dingin : Ini untuk mengurangi kelaparan dalam masyarakat, aku sudah bilang aku akan berusaha menahannya, kenapa kalian yang katanya sangat memihak rakyat terus menolaknya? Padahal yang dibutuhkan hanyalah sedikit kesabaran kalian dan bukan uang kalian?
Menteri Min tidak bisa berkutik. Mau bilang apa dia? Itu cara Sukjong memangkas pendanaan partai Seoin sedikit demi sedikit. Kalau ada UU dilarang minum alkohol, siapa yang berani minum? tidak ada yang beli alkohol berarti Seoin akan kehilangan pundi2 untuk sementara. Kalau menolak, apa mau dikenakan pajak tekstil saja? pilih salah satu haha..
Sukjong : Aku akan meresmikan Undang-undang pelarangan minum alkohol. Dengan batas kotaraja. (kalau diluar ibukota boleh, tapi konsumsi terbesar ya di ibukota.)
Jang Hyeon memuji kecerdasan Sukjong. Itu taktik menyerang Jeong Dong Gek Seo, Suara dari Timur menyerang dari Barat. Yang diobrolkan pajak tekstil padahal tujuannya alkohol.
Sukjong juga sekaligus bisa mengurangi kelaparan dalam masyarakat. Ini membunuh dua ekor burung dengan sebuah batu. Sukjong merasa sangat senang.
Sukjong tanya kapan Jang Hyeon akan memperlihatkan bunga yang ia sebut waktu itu? Jang Hyeon berkata waktu adalah hal yang paling penting. Sukjong mengerti, Jang Hyeon masih menunggu waktu yang tepat.
Sukjong berkata ia punya selera yang tinggi, apa Jang Hyeon merasa percaya diri. Jang Hyeon mengiyakan, tentu saja..Yang Mulia.
Partai Seoin juga mulai sadar, Raja meributkan soal pajak tekstil tapi sebenarnya Raja sedang memangkas sumber dana kita.
Menteri Min setuju dan kita telah jatuh ke dalam perangkap Raja. Rasanya seperti hidungku dipotong di depan mataku sendiri. Bagaimana ia bisa mengerjai kita seperti ini?
Menteri Kim menghela nafas, lagipula ia menyinggung masalah kelaparan dan kita tidak punya pilihan. Ia usul, kita pura2 mematuhi UU itu saja dulu.
Sukjong memikirkan kejadian semalam, saat ia melihat Ok Jung, apa itu benar mimpi? Yang Goon, apa kau diluar?
Pintu terbuka dan P. Myeong an lari masuk. Kasim Yang mengikutinya. Sukjong ketawa, Myeong-an ku datang. Kasim Yang minta maaf, Tuan Putri masuk begitu saja.
Sukjong mengerti dan minta Kasim Yang pergi dulu.
P. Myeong An menutup buku di depan kakaknya, apa anda tidak bosan membaca buku ini terus? Sukjong berkata ia tidak bosan, apa kau tahu..lalu Sukjong ingat kata2 Ok Jung, ada harta karun di dalam sebuah buku.
Sukjong : Ada harta karun tersembunyi di dalam sebuah buku.
P. Myeong An tidak membutuhkan itu, ia menagih hadiah dari kakaknya.
Sukjong : Hadiah?
Sukjong ketawa, oh ya lusa adalah hari ulang tahunmu! P. Myeong An cemberut, kalau orabeoni..bukan, kalau Yang Mulia lupa lagi..saya tidak akan menemui Yang Mulia lagi.
Sukjong tanya apa yang diinginkan Myeong An. Myeong An berbisik di telinga kakaknya. Sukjong berkata, bukankah itu sedikit berbahaya?
P. Myeong An : Kalau saya menikah nanti, bagaimana saya bisa mendapatkan hadiah seperti itu? Itu yang saya inginkan.
Sukjong : Tapi ibu tidak akan setuju.
Adiknya mengeluh. Sukjong tersenyum, baiklah kita lakukan saja. Aku akan mencarikan yang bagus untukmu. P. Myeong An senang sekali, terima kasih kakak, anda yang terbaik, Yang Mulia!
P. Myeong An mencium pipi Sukjong lalu lari. Sukjong ketawa geli. (Aku yakin ini bukan akting tapi beneran wkk)
Ok Jung jalan dan duduk di tangga, ia mengingat semua pertemuannya dengan Sukjong. Ok Jung jadi sentimentil dan melantunkan puisi. Sukjong muncul dan menyambung bait berikutnya.
Ok Jung berdiri dan menghormat. Sukjong tersenyum, itu puisi Li Bai, tentang kerinduan seorang gungnyeo pada seseorang. Yang tidak menyadari kalau kakinya basah karena embun dingin di bawah sinar bulan. Ok Jung membenarkan.
Sukjong : Siapa namamu? Kalau dipikir, aku belum sempat menanyakan namamu. (benar juga, Sukjong belum tahu nama Ok Jung, dia tidak terlalu ngeh saat ibu Ok Jung memanggilnya waktu itu)
Ok Jung : Nama saya, Jang Ok Jung.
Sukjong mengulang nama Ok Jung beberapa kali, lalu tanya apa dia bisa menjadi orang yang dirindukan Ok Jung. Ok Jung tidak menjawab, ia membungkuk dan berkata harus segera pergi. Ok Jung jalan pergi.
Sukjong mengejarnya dan memeluk Ok Jung dari belakang. Jangan membalikkan punggungmu kepadaku lagi atau jalan meninggalkanku. Kumohon.
Ok Jung tampak syok, Chonha.. Sukjong janji akan memperpendek jarak diantara mereka, selangkah demi selangkah. Tidak terlalu cepat tapi juga tidak terlalu lambat. Aku akan datang kepadamu dengan perlahan. Bukan sebagai Kepala Pengawal Istana, tapi sebagai seorang pria. Sebagai Yi Sun dari istana ini.
Ok Jung : Apa anda bisa berjanji bahwa anda tidak akan pernah melepaskan tangan yang anda genggam saat ini?
Sukjong : Aku berjanji. Bukan sebagai Kepala Pengawal Raja ..tapi sebagai Yi Sun sang Raja.
Sukjong memeluk Ok Jung erat-erat.
Ok Jung dalam hati : Yang Mulia..saya tidak akan pernah melepaskan tangan ini.
Gosip mulai menyebar, para gungnyeo membicarakan soal Raja yang memeluk seorang gungnyeo misterius.
Dayang Hong juga mengatakan soal ini pada Ibu Suri Myeongseong. Ibu Suri tanya gungnyeo itu dari bagian mana dan dari partai apa. Dayang Hong berkata anehnya tidak ada gungnyeo yang roknya dibalik sebagai tanda sudah mendapat kemurahan Raja (alias tidur dengan Raja).
Ibu Suri tidak masalah dengan ini, selama gungnyeo itu bukan dari Partai Namin. Selir bisa membantu dalam urusan suksesi kerajaan, jadi itu tidak jelek. Ibu Suri tanya dimana Raja sekarang.
Dayang Hong berkata Raja akan mengurus hadiah untuk P. Myeong an sebelum pertandingan polo sore ini.
Jang Hyeon dan Hee Jae membicarakan masalah kuda. Mereka sudah mengambil kuda terbaik dari Jeju untuk memasok kuda bagi pasukan Yang Mulia. Jang Hyeon tidak peduli meskipun biayanya sangat tinggi.
Jang Hyeon tanya apa Hee Jae tahu siapa yang paling ditakuti Jang Hyeon. Bukan Raja ataupun Menteri Min, melainkan orang yang tidak membutuhkan apapun. Dalam hal ini, Yang Mulia dan aku sangat cocok. Yang Mulia sudah punya semua yang ia butuhkan. Adikmu Ok Jung harus memainkan peranannya. (menjadi yang dibutuhkan Raja)
Beberapa gungnyeo menjahili Ok Jung lagi saat Ok Jung sedang merebus kain. Shi Young datang dan mendorong mereka, ia kesal karena mereka selalu jahat pada Ok Jung. Apa salah Ok Jung?
Mereka berkata jika Shi Young terus membela Ok Jung, Ja Kyung tidak akan melepaskan Shi Young.
Shi Young membantu Ok Jung membersihkan diri. Ok Jung tanya kenapa Shi Young selalu membantunya padahal ia berasal dari kalangan bawah. Padahal Shi Young dari kelas menengah (chungin)
Shi Young : Apa bedanya? Kalau kau bukan dari kelas yangban/bangsawan, semuanya sama saja.
Ok Jung janji tidak akan melupakan kebaikan Shi Young kalau ia muncul dalam bentuk lain kelak. Shi Young bingung, apa maksudnya.
Ok Jung diam saja, tapi mulai terlihat ada rasa tidak terima dalam diri Ok Jung dan satu pengharapan karena Raja sendiri yang menjadi pendukungnya. Ok Jung hanya membutuhkan waktu.
Sukjong bersiap untuk bermain polo. Pemimpin tim lawan adalah P. Dong Pyeong.
Hyeon Moo membenarkan, ini karena P. Dong Pyeong adalah penunggang kuda terbaik. Sukjong janji pada Hyeon Moo, kalau militernya sudah diatur ulang, ia akan membawa semuanya.
Sukjong minta Hyeon Moo berangkat dulu bersama P. Dong Pyeong. Ia harus mengunjungi satu tempat dulu.
Sukjong pergi ke..jimbang! wkk..ada saja alasannya. Cheon Sanggung heran, apa ada baju yang tidak pas lagi. Sukjong berkata semuanya baik, ia hanya ingin mengucapkan terima kasih pada bagian jimbang yang membuatkan baju indah untuknya.
Cheon Sanggung menghormat : Yang Mulia sungguh murah hati.
Sukjong jalan ke arah para gungnyeo, matanya melirik Ok Jung. Sukjong berkata bagian dapur istana akan memberi semangat untuk P. Dong Pyeong, ia ingin bagian jimbang memberi semangat untuk timnya.
Sukjong sengaja berbalik tepat di depan Ok Jung, Sukjong menyentuhkan tangannya ke tangan Ok Jung dan diam-diam menggenggamnya. Ok Jung terperanjat. Sukjong masih bicara sambil menggenggam tangan Ok Jung. Ia ingin menghadiahkan sutra untuk tentaranya dan minta tolong bagian jimbang, kalian siap? tentu saja mereka siap.
Ok Jung membiarkan tangannya digenggam sebentar. Sukjong melepaskan tangan Ok Jung dan berbalik. Ok Jung tersenyum ke arah Sukjong. Sukjong tersenyum dan jalan pergi. Kasim Yang hanya melirik dingin para gungnyeo itu.
Ibu Suri mengundang Inhyeon untuk menghadiri ulang tahun P. Myeong an. Ada beberapa pejabat dan ini adalah kesempatan baik untuk menunjukkan pada mereka.
Inhyeon berterima kasih atas perhatian Ibu Suri.
Menteri Min mendapat laporan bahwa kekasih rahasia Raja adalah keponakan Jang Hyeon. Menteri Min kesal sekali. Mereka harus segera melenyapkan gadis itu.
Speaking of the devil, Jang Hyeon muncul, menaburkan garam ke atas luka Menteri Min. Ia datang karena Yang Mulia Raja memintanya menyiapkan hadiah istimewa untuk P. Myeong an. Ia sudah jauh2 menyuruh orang mencari kuda ke pulau Jeju.
Menteri Min kesal, kenapa Yang Mulia Raja harus meminta orang rendahan sepertimu menyiapkan hadiah? Jang Hyeon ketawa, saya yakin itu karena Yang Mulia Raja membutuhkan banyak hal. Sampai harus mencari pedagang rendahan seperti saya. Menteri Min marah dan mengusir Jang Hyeon, ia minta anak buahnya mencari tahu siapa keponakan Jang Hyeon.
P. Myeong An senang sekali dengan hadiahnya. Saya akan menaikinya setiap hari. Sukjong ketawa. Kuda itu belum dilatih, jangan menaikinya sendiri.
Ibu Suri dan Inhyeon datang. P. Myeong An melambai pada ibunya. Sukjong menghormat pada ibunya dan memberi salam sekilas pada Inhyeon. Ibu Suri berkata ia meminta Lady Min datang.
Sukjong menyindirnya, dia belum menjadi anggota keluarga Raja, bagaimana ia selalu..
Inhyeon menunduk karena merasa malu dan tidak enak. Sukjong mohon diri pada ibunya karena ada pertandingan polo. Sukjong pergi.
Ibu Suri meminta Inhyeon mengikuti Sukjong ke arena polo. Inhyeon tampak ragu, Ibu Suri mendesaknya untuk menciptakan pertemuan tanpa sengaja.
Inhyeon menurut dan jalan ke lapangan polo. Ia justru bertemu Ok Jung yang membawa baki penuh baju. Inhyeon menyindir, kita terus saja bertemu padahal istana ini begitu besar. Sepertinya hubungan kita bukan hubungan biasa.
Inhyeon : Kalau aku duduk sebagai Ratu, aku akan membutuhkan bantuanmu untuk urusan busana. Kurasa hubungan kita bukan hubungan sembarangan.
Ok Jung membenarkan. Dalam hati berkata, tidak, saya harap hubungan ini hanya hubungan biasa. Saya benar2 tidak ingin bermusuhan dengan anda dengan Yang Mulia ada diantara kita.
Sukjong berangkat ke lapangan polo. Tiba2 ia menoleh ke belakang dan melihat Ok Jung berdiri berhadapan dengan Inhyeon. Sukjong tersenyum melihat Ok Jung.
Ok Jung dan Inhyeon berpisah. Sukjong melihat P. Myeong An yang masih sibuk belajar naik kuda.
P. Myeong An tidak sabaran, ia menendang kuda agar mau jalan cepat. Kuda itu marah dan menjatuhkan P. Myeong An.
Kuda itu lari ke arah Ok Jung yang sedang jalan. Anehnya Ok Jung tidak menghindar tapi justru syok melihat kuda.
Sukjong panik. Ia langsung lari ke arah Ok Jung dengan sekuat tenaganya sambil teriak2 Ok jung-ah! Jang Ok Jung...!
Sukjong lari melewati Inhyeon dan langsung mendorong Ok Jung. Ok Jung terjatuh dan pingsan. Kuda itu menerjang Sukjong. Sukjong terlempar ke arah dinding, kepalanya terbentur ke dinding. Sukjong jatuh ke tanah. Pelipisnya berdarah.
Jang Hyeon melihat semuanya itu dan kelihatan panik. Inhyeon syok, ia membeku. Ok Jung sadar dan melihat Sukjong pingsan. Ok Jung langsung memburu ke arah Sukjong, Yang Mulia..! Yang Mulia!
Inhyeon dan semuanya lari ke arah Sukjong. Tapi Inhyeon tidak berani menyingkirkan Ok Jung. Ok Jung panik, Yang Mulia!
Ibu Suri tiba, ia syok melihat Sukjong pingsan. Putraku! Ibu Suri langsung menyingkirkan Ok Jung. Singkirkan wanita ini dan cepat tolong Yang Mulia! Semua kalang kabut.
Para dayang langsung menarik Ok Jung menjauh dari Raja. Menteri Min mengamati reaksi Jang Hyeon dan ia sadar, gungnyeo itulah keponakan Jang Hyeon.
Ok Jung diseret pergi, Ok Jung berusaha melawan tapi tidak bisa. Ia teriak2 Yang Mulia..Yang Mulia!
Inhyeon benar-benar syok, ia sama sekali tidak menyangka Sukjong bersedia mengorbankan nyawanya untuk Ok Jung. Ini pukulan telak untuk Inhyeon.
Ibu Suri dan Kasim Yang menangis, putraku..putraku..Yang Mulia..
Jang Hyeon masih bingung, ia melihat Raja lalu ke arah Ok Jung diseret. Jang Hyeon takut juga, kalau Yang Mulia meninggal karena urusan ini, Ok Jung pasti mati dan dia bisa diseret. Jang Hyeon masih harus menunggu.
Raja Sukjong pingsan. Ibu Suri, P. Myeong an, P. Dong Pyeong ada di sekitar Raja, semuanya cemas. Kenapa Yang Mulia tidak juga sadar?
Tabib Istana minta maaf, ini karena kepala Yang Mulia terbentur sangat keras. Ibu Suri menangis dan minta tabib segera melakukan akupuntur.
P. Dong Pyeong hanya menghela nafas.
Menteri Min lapor soal Ok Jung pada Ibu Suri. Gungnyeo itu masuk atas perintah Ibu suri Agung Jo melalui Bangsawan Jo Sa Seok. Artinya dia berasal dari partai Namin.
Dan bukan hanya itu, dia adalah keponakan Jang Hyeon, orang yang mendanai pemberontakan Partai Namin tapi tetap hidup.
Ibu Suri terkejut, jadi Partai Namin memang sudah punya rencana saat memasukkan gadis itu? Menteri Min menambahkan, lebih parahnya, ibu gadis itu adalah seorang budak. Jadi ia dari kelas rendahan.
Ibu Suri syok, ini memalukan! Bagaimana seorang gadis rendahan bisa begitu dekat dengan Raja?
Menteri Min minta maaf, ini salahnya karena tidak mencegahnya sejak awal. Ibu Suri Myeongseong menyuruh Menteri Min segera mengusir Ok Jung. Gadis serendah dan sehina itu tidak boleh berada di dekat Raja meskipun hanya sekejap.
Tapi kemudian Ibu Suri berubah pikiran dan berkata akan melakukannya sendiri.
Ok Jung dibawa ke bagian laundry dan didorong ke tanah. Ok Jung memohon pada para dayang, Nyonya..saya mohon, ijinkan saya melihat Yang Mulia sekali saja. Saya tidak akan meminta yang lainnya lagi, hanya itu saja..
Ibu Suri Myeongseong datang. Ok Jung berdiri, Yang Mulia..ijinkan saya.... belum selesai bicara, Ibu Suri sudah menampar Ok Jung dengan keras.
Ibu Suri marah, beraninya kau menyebut Raja dengan mulut kasarmu itu, cepat usir perempuan rendah ini sekarang juga!
Para dayang mengikuti perintah Ibu Suri dan melempar Ok Jung keluar istana. Lalu menutup pintu gerbangnya. Ok Jung berdiri dan menggedor pintu gerbang istana, Dae Bi Mama! Dae Bi Mama! Saya mohon..ijinkan saya menemui Yang Mulia sekali saja.
Ibu Suri sengaja mengusir Ok Jung karena jika seorang gungnyeo sudah keluar istana maka kesuciannya bisa diragukan. Siapa yang tahu apa yang akan ia lakukan dengan tubuhnya begitu ia keluar dari istana. Ok Jung menangis dan menggedor pintu gerbang tanpa henti.
Menteri Min menghadiri rapat partainya, ia berkata Raja masih belum sadar dan kondisinya masih belum bisa dipastikan. Menteri Kim menghela nafas, ini masalah karena Raja belum punya keturunan dan tidak ada yang bisa menggantikannya bertugas. Tapi takhta tidak boleh kosong meskipun hanya sebentar.
Menteri Min usul untuk menempatkan seseorang untuk memerintah di balik layar. Menteri Kim mengira mereka akan meminta Ibu Suri Agung Jo untuk memerintah. Menteri Min tidak setuju karena Ibu Suri Jo berasal dari partai Namin. Min ingin menempatkan Ibu Suri Myeongseong untuk duduk di takhta sementara ini. Dia adalah ibu kandung Raja dan anggota partai mereka.
Menteri Min juga tidak peduli kalau Ibu Suri Agung Jo protes, memangnya apa yang bisa dilakukan wanita tua yang tinggal di belakang istana?
Menteri Min menghadap Ibu Suri Myeongseong dan memintanya menjadi pengganti Raja untuk sementara, takhta tidak bisa dibiarkan kosong meskipun hanya sekejap.
Karena Yang Mulia Raja belum memiliki Putra Mahkota, takhta yang kosong bisa menyebabkan penghianatan.
Ibu Suri akhirnya setuju dan tanya apa masalah yang paling mendesak saat ini. Menteri Min menjawab, tentu saja pernikahan kerajaan.
Malamnya, Ok Jung masih berada di depan gerbang istana. Ia tidak mau beranjak dari situ dan duduk di tangga istana. Ini membuat semua orang tahu kalau Ok Jung diusir dan bukannya lari.
Tabib istana sibuk memeriksa dan melakukan terapi akupuntur kepada Sukjong. Ibu Suri dan P. Myeong An duduk di dekat Raja. Keduanya menangis. Ok Jung juga menangis di luar istana. Sekarang hati dan pikirannya hanya dipenuhi oleh Sukjong.
Ibu Suri Agung Jo seperti yang diduga marah besar dan merasa tersinggung karena dilangkahi oleh Ibu Suri Myeongseong. Ibu Suri Myeongseong dengan santai menjawab, ini karena masalahnya sangat gawat dan mendesak. Ibu Suri Agung Jo tetap ingin protokoler istana dipatuhi, dia adalah yang tertua dalam keluarga Raja.
Ibu Suri Myeongseong menyindirnya, memangnya kenapa kalau anda adalah yang tertua, apa anda merasa berhak menjadi pengganti sementara Raja? Tapi kalau kemunculan anda akan membuat para menteri menolak hadir, bagaimana anda akan menghadapinya? (nyebelin emang Ibu Suri satu ini)
Ibu Suri Myeongseong melanjutkan, posisi Ibu Suri Agung Jo sebagai yang tertua di istana hanya formalitas saja. Tapi tidak ada yang benar-benar mendukung Ibu Suri Agung Jo di dalam istana. Sementara dia adalah ibu kandung Raja dan dibelakangnya ada partai Seoin yang dipilih oleh Raja. Jadi apa yang harus kita lakukan? Apa saya harus memberikan jabatan sementara ini untuk anda? Apa anda ingin mencobanya?
Ibu Suri Agung Jo sampai mencengkeram roknya erat2 karena menahan marah. Ibu Suri Myeongseong hanya tersenyum dan mohon diri.
Ibu Suri Myeongseong duduk di takhta Raja, ia berkata akan duduk disini sementara waktu saja, sampai kondisi Raja pulih kembali. Semua menteri setuju menerima perintah Ibu Suri.
Ibu Suri langsung mengajukan usulan pernikahan kerajaan. Ibu Suri ingin putri Menteri Min duduk di posisi Ratu. Satu lagi, Ibu Suri ingin Lady Min segera pindah ke istana untuk merawat Raja. Ibu Suri pura2 tanya persetujuan Menteri Min.
Menteri Min tentu saja langsung mengiyakan. Ibu Suri ingin Lady Min masuk istana dengan iring-iringan seperti seorang Ratu. Menteri Min langsung berterima kasih. Menteri Kim hanya melirik dingin saja pada rekannya itu.
Inhyeon mondar-mandir di kamarnya. Ia memikirkan lagi saat Sukjong teriak panik dan tanpa pikir panjang lari demi menyelamatkan Jang Ok Jung. Inhyeon menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir bayangan itu.
Ayahnya masuk dan berkata semuanya sudah selesai. Inhyeon tertegun, Ayah..? Dari luar terdengar ucapan selamat dari para pendukung mereka. Selamat Yang Mulia Ratu..!
Inhyeon jalan keluar dan menerima penghormatan dari dayang istana dan semua anak buahnya. Inhyeon tersenyum.
Ok Jung masih duduk menunggu di depan pintu gerbang istana. Tiba-tiba pintu gerbang istana terbuka dan dari dalam keluar iringan para dayang. Mereka membungkuk ke depan.
Ok Jung berdiri dan mendengar teriakan : Perhatian.. Ratu baru telah tiba..!
Ok Jung bukannya langsung membungkuk, tapi jalan mendekat ke arah iringan tandu dan melihat Lady Inhyeon.
Iringan tandu berhenti dan Ok Jung menatap tajam Inhyeon. Keduanya beradu pandang dengan dingin. Yeah..duel dimulai. Bring it on ladies!
Ok Jung [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8]
Preview ep 10
Inhyeon dipermalukan, ia ditinggal calon pengantin pria pada hari pernikahan mereka.
Sementara pengantin pria menghabiskan malamnya bersama wanita lain.
Menteri Min marah dan berusaha membunuh Ok Jung. Tapi anak buah Jang Hyeon menyelamatkan Ok Jung. Ibu Suri Myeongseong mulai sakit. Inhyeon membuat kesepakatan dengan Sukjong, ia akan mengijinkan Sukjong mengangkat Ok Jung sebagai selirnya, dengan syarat Sukjong harus menjadikan Inhyeon sebagai Ratunya. Ok Jung mulai mengerti permainan ini, ia tidak bisa mendapatkan Sukjong tanpa kehilangan sesuatu, Ok Jung bertekad akan menjadi orang yang memiliki kekuasaan besar agar tidak ada lagi yang berani mengusiknya.
Notes : ep 10 dll mungkin baru bisa posting minggu depan, karena sibuk. See ya..!
0 comments:
Post a Comment