Jang Ok Jung episode 14
Ok Jung melihat ibunya diperlakukan tidak manusiawi oleh Ibu Suri Myeongseong. Ok Jung maju untuk protes. Ratu Inhyeon berkata mereka tidak bisa apa-apa karena status Ok Jung berbeda dengan ibunya, yang Sukwon level 4 itu Ok Jung bukan ibunya dan itu adalah hukum di Joseon.
Ibu Suri berdiri dan ikut menghina Ayah Ok Jung. Ok Jung tersinggung dan menampar Dayang Hong, kau berjanji menjaga ibuku! dan seperti ini kau menjaganya? Ok Jung bahkan menampar Dayang Hong untuk kedua kalinya.
Ratu Inhyeon marah, memukul dayang Ibu Suri berarti memukul Ibu Suri sendiri.
Ok Jung tidak peduli, Apa kita harus membahas apa ini kasar atau tidak? Hong sanggung adalah dayang dengan status lebih rendah dari saya. Seorang selir yang melayani Yang Mulia Raja. Saya bisa menahan semua penghinaan yang ditujukan pada saya, tapi saya tidak akan bisa menahan penghinaan yang ditujukan kepada ibu saya. Apa anda mengerti?
Ok Jung berbalik dan melotot marah pada semua nyonya bangsawan yang hadir. Para Nyonya langsung memalingkan wajahnya, berusaha menghindari tatapan Ok Jung.
Ok Jung muak dan jalan pergi tanpa membungkuk. Ratu Inhyeon tidak percaya dengan sikap Ok Jung. Ibu Suri kelihatan hampir stroke. Ratu Inhyeon segera membantunya, Ibunda..anda tidak apa-apa?
Ok Jung turun dari aula itu dan mengajak ibunya ke Chwi Seon Dang. Ny. Yoon merasa tidak enak dan berkata lebih baik ia pulang saja.
Ok Jung melarangnya, Ibu kita pergi ke kediamanku saja, aku akan menyeduhkan teh hangat untuk Ibu.
Sukjong jalan ke arah lokasi pesta dan menyadari perlakuan tidak adil yang diterima Ibu Ok Jung.
Tapi Sukjong pura-pura tidak tahu dan jalan ke arah mereka. Kasim Yang mengumumkan kedatangan Raja. Semua berdiri menghormat.
Ratu Inhyeon terkejut dan buru-buru turun untuk menyambut Raja.
Sukjong tersenyum dan menyapa Ibu Ok Jung, kita sudah pernah bertemu sebelumnya, di lokasi perburuan kerajaan, benar kan?
Ibu Ok Jung terkejut dan membungkuk dalam-dalam, ampuni saya Yang Mulia, saya bodoh dan tidak mengenali anda waktu itu. Sukjong tersenyum, Ok Jung-ku dan ibu sudah menyelamatkan nyawaku, tapi aku pergi tanpa mengucapkan terima kasih.
Ibu Ok Jung tersenyum, ia kelihatan lega dengan sikap Raja. Sukjong mengajaknya pergi ke kediaman Ok Jung, aku menyeduh teh lebih baik darinya.
Ratu Inhyeon jalan mendekat bersama Ibu tirinya. Ia mengenalkan ibunya kepada Sukjong, maafkan saya Yang Mulia tapi ibu saya yang mendapatkan gelar Bu bu-in (Ibu mertua Raja) ingin menyampaikan salam kepada anda.
Ibu tiri Inhyeon membungkuk dan mengucapkan salam, apa Yang Mulia baik-baik saja?
Sukjong hanya mengangguk, ya terima kasih. Selamat bersenang-senang.
Sukjong berpaling ke Ny. Yoon dan Ok Jung, ayo kita pergi sekarang, aku ingin tahu seperti apa masa kecil Jang Sukwon.
Ratu Inhyeon tersinggung perasaannya. Ibu tirinya menoleh ke arah Ratu dengan pandangan bingung. Kenapa Ratu dan keluarganya diabaikan oleh Raja? Ratu susah payah menahan air matanya. Mereka hanya bisa melihat Sukjong jalan pergi diikuti Ok Jung dan ibunya.
Terdengar suara tawa riang dari Chwi Seon Dang. Sukjong geli mendengar cerita masa kecil Ok Jung yang ternyata lumayan tomboy. Ok Jung malu, jangan menggoda saya terus Yang Mulia.
Sukjong merasa iri pada Ibu Ok Jung yang tahu tentang Ok Jung sejak kecil.
Ibu Ok Jung terharu, kemurahan Yang Mulia sungguh tidak terukur.
Sukjong ingin ibu Ok Jung sering datang karena ia ingin bertanya banyak hal soal Ok Jung. Sukjong berkata ia harus menemui P. Dong Pyeong dulu. Ok Jung mengerti dan mengantar Sukjong bersama ibunya.
Setelah Sukjong pergi. Ny. Yoon menggenggam tangan putrinya, ini mimpi atau bukan? Lady Sukwonku ternyata mendapat kasih sayang dari Yang Mulia Raja.
Ok Jung tertawa, ini bukan mimpi Bu. Ibu Ok Jung menangis bahagia. Lalu Ny. Yoon menyarankan agar Ok Jung minta maaf pada para tetua.
Ok Jung menolaknya, tidak. Mereka itu tidak akan pernah berubah kecuali ia dilahirkan kembali. Ok Jung harus seperti ini jika ingin bertahan di istana. Ibunya hanya menghela nafas, ia tampak cemas. Keduanya saling bergenggaman tangan.
Ibu Suri sakit kepala, ia tidak tahu apa yang terjadi dengan putranya. Ibu Suri tidak mengerti bagaimana putranya bisa memperlakukan ibu mertuanya seburuk itu dan memihak ibu Jang Sukwon yang rendahan.
Ibu Suri merasa malu kepada Ibu Ratu Inhyeon. Pastikan anda menghibur ibu anda.
Ratu menenangkan Ibu Suri.
Sukjong berlatih memanah dengan P. Dong Pyeong. Sebenarnya ini untuk mencoba busur baru yang terbuat dari tanduk kerbau air. Sukjong suka dengan busur ini dan ingin memberikan busur seperti ini untuk pasukan khususnya.
P. Dong Pyeong mendengar kalau Qing tidak suka jika Joseon memperkuat militernya.
Sukjong yakin Jang Hyeon bisa mengurusnya, ia akan mempercayakan ini pada Jang Hyeon dan sebagai gantinya Sukjong akan memberikan hak untuk perdagangan ginseng dua kali lipat besarnya.
Chi Soo mendengar ini dari Menteri Min, Jang Hyeon mengimpor tanduk kerbau air untuk menggandakan haknya untuk berdagang ginseng? (seperti kuota dagang)
Chi Soo geli dan berkata : Jang Hyeon hanya akan minum airnya saja.
Menteri Min : Minum airnya saja?
Chi Soo berkata, Qing pasti akan menolaknya karena Qing tidak suka jika Joseon memperkuat militernya. Ayah angkat Chi Soo akan mengurus masalah ini di istana dan dia yang akan mengimpor tanduk kerbau air itu. Chi Soo yakin akan mendapatkan hak untuk berdagang ginseng yang diimpikan Jang Hyeon.
Tapi Chi Soo tidak akan mengambil hak itu, ia akan memberikannya untuk Min Daegam sebagai hadiah, tanda jadi kerjasama kita.
Menteri Min terkejut, anda memberikan hak perdagangan ginseng yang diinginkan semua pedagang besar di Joseon sebagai hadiah? Chi Soo ingin satu hal sebagai gantinya.
Menteri Min ketawa : Tolong katakan, justru aneh kalau anda tidak ingin sesuatu.
Chi Soo ingin Menteri Min mengenalkannya pada Raja Joseon.
Menteri Min tanya apa ini ada hubungannya dengan rencana mengambil kepala Jang Hyeon. Chi Soo tersenyum dan tidak ingin menjelaskan lebih jauh, kita hanya perlu saling kenal untuk urusan bisnis saja. Menteri Min mengerti, ia tidak perlu tahu masalah pribadi Chi Soo.
Semakin saya mengenal anda, semakin sedikit yang saya ketahui tentang anda. Menteri Min berkata kesepakatan mereka akan sah begitu ia melihat tanduk kerbau air itu.
Chi Soo tersenyum.
(Bahaya...aku langsung memihak Chi Soo wkkk...dia pinter. Aku senang perang dagang dan politik kaya gini. )
Ratu Inhyeon dan Ok Jung merangkai bunga bersama. Ratu hanya merangkai bunga peoni dari pohon.
Ok Jung heran, bukankah keduanya mirip, baik peoni taman maupun peoni pohon. Ratu membenarkan, tapi level kedua bunga itu berbeda. Bunga peoni pohon bisa dikatakan Rajanya bunga sementara peoni taman hanya Menteri bunga.
Ok Jung : Apa bunga juga ada statusnya?Ratu membenarkan, ini mengagumkan, ya kan? bahkan selera kita soal bunga juga menentukan status kita.
Ok Jung tersenyum : Tapi ngomong2, apa pentingnya status bunga yang ditentukan oleh manusia? Meskipun kelihatannya cantik, tapi status sebenarnya dari bunga ditentukan oleh kupu-kupu dan lebah. Bukankah tidak ada gunanya memutuskan status bunga? Tentu saja, menurut saya itu juga berlaku sama untuk manusia.
Ratu terkejut : Apa?
Dayang Joo menegur Ok Jung : Sukwon Mama, anda sudah sangat kasar. Tolong jaga perkataan anda.
Ok Jung membentak Dayang Joo : Kau yang seharusnya menjaga perkataanmu! Beraninya kau memotong pembicaraan kami!
Dayang Joo terkejut dan langsung bungkam. Ratu Inhyeon diam saja. Ok Jung tersenyum pada Ratu, soal status hanya berlaku untuk bunga saya harap Yang Mulia tidak salah paham.
Dayang Joo jalan sambil membawa vas berisi rangkaian bunga Ratu Inhyeon. Ok Jung jalan di depannya. Dayang Joo bukannya berhenti dan memberi jalan pada Ok Jung sesuai aturan, justru mencoba menghindar. Ok Jung marah dan sengaja menghalangi jalan Dayang Joo.
Dayang Joo tampak kesal, kenapa anda menghalangi jalan saya?
Ok Jung : Untuk apa aku melakukannya? Aku menghalangi jalanmu beberapa kali dan kau berkata "kenapa anda menghalagi jalan saya?" (karena secara level, Dayang Joo ada di bawah Ok Jung)
Aku hampir kehilangan nyawaku karenamu.
Dayang Joo sedikit gemetar : Saya tidak tahu apa yang anda katakan.
Ok Jung : Orang yang memberi maupun yang menerima perintah, keduanya sama-sama memalukan. Kejahatanmu menculik dan mencoba membunuh wanita milik Raja, setelah aku mengatakan itu pada Yang Mulia dan kau disiksa, apa kau akhirnya akan merendahkan dirimu didepanku?
Dayang Joo gemetaran dan menjatuhkan vas bunganya. Ia berlutut di depan Ok Jung, ampuni saya Sukwon Mama. Saya tidak punya pilihan kecuali menjalankan perintah untuk bertahan.
Ok Jung juga berlutut di depan Dayang Joo, tidak masalah bagimu mengambil nyawa orang lain untuk menyelamatkan nyawamu sendiri, jadi tidak masalah bagiku untuk mencabut nyawamu untuk menyelamatkan nyawaku sendiri. Apa aku harus melakukannya?
Dayang Joo memohon-mohon, tolong ampuni saya..tolong ampuni saya. Sukwon mama, saya sudah bersalah kepada anda, tolong ampuni nyawa saya kali ini saja.
Ok Jung : Baik, aku akan mengampunimu setengah. Dengan satu syarat, kau akan menjalankan perintahku kalau waktunya tiba. Mengerti?
Dayang Joo hanya bisa mengiyakan, ya Nyonya. Saya akan melakukan apapun perintah anda.
Ok Jung : Apapun perintahnya, ingatlah itu tidak ada artinya dibanding apa yang sudah kau lakukan kepadaku. Kau tidak boleh lupa kalau kau mengincar nyawaku, mengerti?
Dayang Joo : Ya, saya mengerti Sukwon Mama.
Ok Jung berdiri dan memberikan satu peringatan lagi, dan tidak peduli apa yang kubicarakan dengan Yang Mulia Ratu..jangan pernah ikut campur seperti itu lagi. Itu sangat menjengkelkan.
Dayang Joo menangis dan berjanji akan mengingat itu. Ok Jung menginjak bunga rangkaian Ratu dan jalan pergi dengan dagu terangkat.
Sukjong kecewa karena Jang Hyeon tidak berhasil mendapatkan tanduk kerbau air dari Cina yang bagus. Ia ingin sekali mempersenjatai pasukan khusus dengan senjata yang terbaik.
Jang Hyeon membungkuk, ia minta maaf karena Cina tidak mau menjual tanduk kerbau air dalam jumlah besar. Jang Hyeon minta Sukjong memberinya waktu lagi untuk pergi ke Cina dan membicarakan masalah ini. Sukjong bersedia memberikan waktu tapi kalau ada orang lain yang bisa menyediakan tanduk itu, aku harus memberinya hak untuk perdagangan ginseng.
Menteri Jo terkejut, apa Yang Mulia juga memerintahkan ini kepada orang lain juga?
Sukjong : Bukan perintah, dia mengajukan diri. Jadi aku membiarkannya. Aku harus bersikap adil.
Menteri Jo ingin tahu siapa orangnya. Sukjong hanya tersenyum. Tiba2 Menteri Min datang.
Menteri Min masuk dan minta maaf karena datang terlambat. Menteri Min berhasil menyediakan tanduk kerbau air yang diinginkan Sukjong. Sukjong sedikit merasa tidak enak pada Jang Hyeon. Menteri Jo terkejut dan Jang Hyeon seperti...
Menteri Min komen : Petugas Jang, kau seperti seekor kucing yang memakan buah kenari. Aku berhasil mengimpor tanduk kerbau yang akan menjadi senjata terkuat di Joseon.
Jang Hyeon hanya ketawa untuk menutupi kekesalannya.
Flashback, Menteri Min menemui Chi Soo dan menanyakan pesanan tanduknya. Chi Soo tersenyum dan menunjukkan beberapa peti penuh tanduk kerbau, ini baru pengiriman pertama.
Menteri Min melihat tanduk itu lalu ketawa senang, Jang Hyeon benar-benar akan menelan air kali ini.
Chi Soo tersenyum, jadi Tuan akan mengenalkan saya kepada Raja? Menteri Min tidak mengerti apa perlunya pedagang seperti Chi Soo mengenal Raja. Ia akan memberikan semua yang diinginkan Chi Soo.
Chi Soo berkata ia hanya membutuhkan satu hal itu saja.
Menteri Min masih kelihatan enggan. Joseon itu negara yang ketat, tidak mudah bertemu Raja.
Chi Soo tidak banyak bicara, ia mengambil obor dan menjatuhkannya di atas tanduk2 kerbau mahal itu. Membakarnya begitu saja. Menteri Min terkejut, apa yang anda lakukan? Cepat matikan apinya!
Chi Soo : Sepertinya setelah anda melihat sesuatu yang diluar kendali anda, anda akan membawa saya menemui Yang Mulia Raja. Tolong usahakan perkenalan kami.
(wow..I Love Chi Soo. Aku suka gayanya berperang lewat perdagangan ini. wah bahaya..)
Jang Hyeon pulang dan marah2. Ia membanting guci antiknya sampai pecah berantakan, membuang semua buku. Jang Hyeon marah besar. Tuan Jin..temukan semuanya tentang Tuan Jin. Bahkan tentang parasit-parasit yang hidup darinya.
Hee Jae mengerti, saya dengar ia tinggal di gibang Man Wol. Saya akan memeriksanya.
Jang Hyeon : Tuan Jin...hanya mendengar namanya saja, sudah merusak suasana hatiku. Tuan Jin..
Malamnya, Chi Soo berlatih pedang (be still..my heart wkk). Ia ingat saat remaja. Chi Soo menahan Ja Kyung dan tanya apa yang dilihat Ja Kyung.
Ja Kyung yang ingin melarikan diri tampak ketakutan, ia berkata hanya melihat seorang pria bertatto. Chi Soo ingat waktu masuk ke dalam gudang kain yang terbakar dan melihat Ibunya meninggal lalu Ok Jung pingsan.
Chi Soo berlatih lagi, aku sudah mengambil alih toko kain, tidak..ibu berkata yang dibutuhkan dalam bisnis adalah keahlian dan kepandaian. Ok Jung-ah..bukankah seharusnya kau pergi denganku saat ini. Ok Jung-ah, waktu sudah berlalu dan aku sudah membangun kekuatanku untuk mendapatkan kau kembali. Aku akan datang menemuimu sekarang, Ok Jung.
Sayang Chi Soo benar-benar sudah sangat terlambat. Ok Jung jalan-jalan sambil bergandengan tangan dengan Sukjong. Ia sedikit terkejut dengan apa yang terjadi.
Sukjong mengerti, kenapa aku menyerahkan impor itu pada Min Yoo Jung?
Ok Jung membenarkan. Jadi hak perdagangan ginseng akan jatuh ke tangannya. Sukjong menjelaskan, kekuasaan didapat dari kompetisi. Meskipun Min Yoo Jung dan aku adalah musuh dalam strategi dan yang lainnya, tapi kadang penting juga mendinginkan suasana dan memberinya umpan kecil.
Ok Jung : Maksudnya kali ini Yang Mulia memberinya wortel? dan bukan tongkat?
Sukjong ketawa dan menggelengkan kepalanya, dia belum sepenuhnya dalam tanganku. Keduanya ketawa. Sukjong tanya apa Ok Jung tahu apa yang membuat seorang Raja menjadi Raja yang besar?
Ok Jung : Bukankah Raja yang dihormati dan dicintai oleh semua pengikutnya?
Sukjong : Hormat dan cinta itu hanya perlu diberikan oleh rakyat. Menjadi Raja yang besar adalah membuat pengikutku benar2 bergantung sepenuhnya kepadaku. Posisi dariku, uang dariku dan perintah juga dariku.
Aku bisa membuat mereka tertawa dan menangis dengan kata-kataku. Itu yang akan membuatku menjadi Raja yang besar. (berarti selangkah lagi jadi diktator.) Dan ada satu hal yang harus mereka sadari.
Ok Jung : Yang harus mereka sadari, apa itu Yang Mulia?
Sukjong : Rasa takut. Para pengikut harus tahu takut pada Raja dan pilihan Raja. Itulah yang membuat seorang Raja bisa menjadi Raja yang besar menurutku.
Ok Jung tertegun. Sukjong tertawa, aku pasti sudah jadi terlalu serius ya kan? Oya , kapan ibumu kembali ke istana? Aku ingin mendengar lebih banyak lagi tentang masa kecilmu. Ok Jung hanya ketawa. Sukjong menggandeng tangan Ok Jung sambil ketawa lebar.
P. Dong Pyeong melihat mereka dan kelihatan masih patah hati.
Ratu jalan di belakang P. Dong Pyeong dan melihat mereka, wajahnya juga tampak muram. P. Dong Pyeong menoleh dan keduanya saling membungkuk.
Ratu Inhyeon jalan bersama P. Dong Pyeong. P. Dong Pyeong menyinggung soal pertemuan pertama mereka, P. Dong Pyeong berkata saat itu Ratu jelas sekali terlihat kecewa waktu tahu bahwa dia adalah P. Dong Pyeong Yi Hang. Saya pikir reputasi saya sebagai playboy sudah menyebar di kalangan keluarga bangsawan. Saya bahkan berhenti mengunjungi gibang untuk sementara waktu.
Ratu Inhyeon tertawa, sekarang anda akhirnya menjadi diri anda sendiri lagi. Tapi ...kenapa anda tadi terlihat begitu tidak bersemangat?
P. Dong Pyeong berkata perasaan tiap orang bisa berubah-ubah. Ratu heran, bahkan orang seperti anda juga memiliki kekhawatiran? P. Dong Pyeong tertawa, apa ada orang yang tidak memiliki kekhawatiran di dunia ini?
Ratu : Apa anda..bersedia mengatakannya kepada saya?
P. Dong Pyeong : Tembok yang tidak bisa saya panjat dan bunga yang tidak bisa saya ambil..
Ratu tampak heran. P. Dong Pyeong tersenyum, itu adalah semua masalah saya.
Ibu Suri Myeongseong memberikan teh khusus untuk Ratu Inhyeon yang akan menghangatkan rahim Ratu dan membuatnya bisa mengandung. Ratu Inhyeon berterima kasih dan minta maaf karena kebodohannya. Ibu Suri batuk2 dan berkata usianya mungkin tidak akan panjang dan ingin Ratu segera mengandung. Anda harus bisa melahirkan anak laki-laki sulung, Ratuku.
Hanya itu satu-satunya cara mendapatkan kembali perhatian dari Raja.
Ratu Inhyeon menunduk, tapi Yang Mulia Raja tidak membuka hatinya kepada saya.
Ibu Suri bertekad membuat Raja membuka hatinya untuk Ratu. Ia ingin Raja dan Ratu pergi keluar ke istana di pinggir desa.
Ibu Suri tersenyum : Serahkan semuanya kepada saya, ayo kita temui Raja sekarang. Sudah lama anda tidak melihat wajah Yang Mulia, benar kan?
Ratu Inhyeon menunduk dan berterima kasih pada Ibu Suri.
Ibu Suri dan Ratu menemui Sukjong. Ibu Suri ingin mereka mengunjungi Neung haeng/ makam Raja Hyeonjong. Ibu Suri ingin mengenalkan Ratu kepada mendiang Raja tapi tertunda karena kesehatannya.
Sukjong berkata ia juga ingin mengunjungi makam ayahnya dan tanya apa ibunya bisa bepergian dalam kondisi seperti ini.
Ibu Suri : Saat ini adalah yang terbaik. Tidak ada acara resmi sejak Ratu masuk istana. Ini waktunya untuk menunjukkan keluarga Raja yang bahagia pada rakyat dengan mengunjungi makam kerajaan.
Sukjong : Keluarga Raja yang bahagia..kalau begitu Jang Sukwon juga harus ikut bersama kita. Agar kita bisa benar-benar menunjukkan keluarga Raja yang bahagia.
Ibu Suri jelas tidak setuju tapi Ratu Inhyeon terpaksa menyetujuinya. Sukjong hanya tersenyum.
Malamnya, Sukjong memeluk Ok Jung di tempat tidur mereka dan tanya apa Ok Jung selalu merasa sedih karena ibu Ok Jung. Ok Jung membenarkan.
Sukjong tanya apa Ok Jung ingat permintaannya, kalau ia ingin memiliki anak dari Ok Jung.
Ok Jung tanya apa Sukjong ingin seorang Putri darinya? Atau ...bagaimana kalau seorang anak laki-laki? Apa bisa?
Sukjong tersenyum : Ya, bisa saja. Bisa saja anak laki-laki, tidak, aku benar2 berharap akan mendapatkan anak laki-laki. Jang Ok Jung, aku ingin mendapatkan putra sulungku denganmu.
Ok Jung sangat bahagia dan memeluk Sukjong. Sukjong tersenyum, kita akan bersenang-senang di desa, pemandangan di dekat danau sungguh sangat indah.
(Perasaan semua rencana Ibu Suri selalu jadi blunder untuknya sendiri wkk)
Ok Jung mengatakan rencana Sukjong untuk bisa memiliki putra sulung bersamanya kepada Jang Hyeon dan Kakaknya. Ok Jung berkata hatinya berdebar hanya dengan mendengar rencana itu saja.
Jang Hyeon senang tapi perjalanan mereka masih panjang. Siapa yang akan melahirkan putra sulung Yang Mulia? Ok Jung yakin dialah yang akan melahirkannya. Pasti saya. Harus saya.
Hee Jae tampak cemas dengan perjalanan ini, kenapa Ibu Suri ingin melakukan perjalanan ini? Jelas semua untuk Ratu dan akan meninggalkan Jang Sukwon kita.
Ok Jung yakin Raja tidak akan meninggalkannya. Jang Hyeon berkata pihak Ibu Suri tidak menyerah begitu saja.
Hee Jae mengingatkan Ok Jung agar tidak membiarkan Raja dicuri darinya. Jang Hyeon mengingatkan satu hal, Sukwon Mama meskipun anda mengandung, anda tidak boleh mengatakannya pada siapapun, khususnya Ibu Suri dan Ratu. Apa anda mengerti?
Ok Jung heran tapi ia setuju dengan usul pamannya.
Ratu Inhyeon ingin mengenakan hiasan yang lebih cerah. Dayang Joo memuji kecantikan Ratu dan berkata kali ini Yang Mulia Raja tidak akan meninggalkan Ratu, tapi ia terdiam karena merasa salah bicara.
Ratu menghela nafas dan minta semuanya diulang lagi, jika Ibu negara ini terlihat mengenakan busana mewah itu tidak akan disenangi rakyat yang sudah menderita. Mungkin jika ada satu hal yang bisa kudapatkan meskipun aku diperlakukan seperti ini oleh Yang Mulia Raja adalah hati rakyat.
Dayang Joo menunduk. Ratu minta mereka mengulang dandanan untuknya, sederhana tapi anggun.
Sebaliknya, Ok Jung memilih busana yang mencolok seperti biasa, ia memang sengaja mengenakan busana seperti itu. Shi Young menghela nafas, seharusnya anda tampil lebih kalem.
Ok Jung ketawa, kenapa? Kau takut aku disebut wanita yang menggoda Yang Mulia Raja. Kudengar rumor itu sudah tersebar dalam masyarakat. Aku tidak bisa menghindari dipersalahkan, apapun yang kukenakan. Jadi lebih baik aku menikmatinya.
Ok Jung tiba-tiba merasa pusing. Shi Young membantunya, Jang Sukwon, anda tidak apa-apa? Apa kita sebaiknya memanggil tabib? Ok Jung setuju.
Menteri Min menemui Ibu Suri dan tanya apa Yang Mulia Raja akan berangkat belakangan. Ibu Suri berkata Raja akan berangkat bersama mereka. Tandu itu untuknya dan Ratu sementara Jang Sukwon akan naik kuda di belakang mereka.
Menteri Min tidak senang karena Ok Jung juga ikut. Ibu Suri tidak bisa melarangnya tapi ia ingin Menteri Min tidak khawatir. Setelah seharian berkuda dan kena debu, bagaimana ia bisa terlihat cantik di depan Raja. Ibu Suri menjamin kesuksesan rencananya, kita akan segera mendengar kabar baik.
Tabib istana memeriksa nadi Ok Jung dan mengatakan kabar gembira, Selamat Jang Sukwon, anda sedang mengandung. Ok Jung dan Shi Young sangat gembira. Tabib ingin melaporkan pada Kepala Tabib Istana tapi Ok Jung melarangnya.
Tabib itu heran, tapi kenapa Jang Sukwon? kehamilan anda adalah kabar gembira untuk negeri ini.
Ok Jung hanya minta tabib itu merahasiakan kehamilannya untuk sementara karena Ok Jung ingin mengatakannya sendiri pada Raja sebelum orang lain. Tabib itu mengerti.
Ok Jung merasa semuanya akan lancar karena ia akan melakukan perjalanan dengan tandu. Ok Jung meraba perutnya, sampai ia mengatakan pada Yang Mulia..ia akan merahasiakan kehamilannya ini.
Menteri Min melihat tabib keluar dari Chwi Seon Dang dan menahannya, bukankah kau tabib istana? Sepertinya kau keluar dari Chwi Seon Dang. Ada apa? Apa Jang Sukwon sakit?
Tabib itu berusaha bungkam tapi Menteri Min membujuknya dengan promosi jabatan. Akhirnya tabib itu buka mulut.
Sukjong hampir berangkat tapi mendapat laporan dari Hyeon Moo soal sinyal konflik di perbatasan. Sukjong terkejut, apa itu berarti perang?
Hyeon Moo : Tidak separah perang tapi sepertinya ada insiden pelanggaran.
Sukjong memanggil beberapa Menteri tapi minta mereka tidak terlalu berlebihan agar tidak memicu konflik terlalu besar.
Kasim Yang tanya soal perjalanan mereka, tapi Raja minta mereka pergi dulu, ia akan menyusul setelah masalahnya beres.
Menteri Min mondar-mandir di kantornya, ia benar2 geram mendengar kehamilan Ok Jung. Menteri Jo datang dan mengingatkan panggilan Raja untuk rapat. Tapi Menteri Min pergi tanpa menggubris Jo.
Menteri Min menemui Ibu Suri dan berkata sepertinya Jang Sukwon mengandung. Ibu Suri terkejut, tidak mungkin. Bagaimana anda tahu? Apa anda yakin?
Menteri Min berkata ia bertemu tabib istana yang baru kembali dari Chwi Seon Dang.
Ibu Suri tanya apa Raja sudah tahu. Menteri Min berkata saat ini Raja sedang sibuk dengan urusan kericuhan di perbatasan dan dia juga harus segera rapat bersama Raja. Menteri Min minta Ibu Suri memutuskan untuk tetap membiarkan Jang Sukwon naik kuda sesuai tradisi. Saya akan mengurus sisanya.
Ibu Suri terlihat bimbang, ia mencengkeram roknya erat2, tapi putra saya..Ibu Suri merasa serba salah. Tapi ia memutuskan mengikuti keinginan Menteri Min.
Ok Jung jalan sambil memegang perutnya dengan bahagia. Shi Young mengikutinya dan tersenyum. Ok Jung melihat Sukjong sedang memberikan pengarahan kondisi perbatasan. Ok Jung mendekat.
Shi Young meminta Ok Jung menemui Raja, tapi Ok Jung hanya ingin melihat Sukjong dari jauh seperti ini. Ia senang melihat Sukjong seperti itu. Ia tersenyum memandangi Sukjong sambil meraba perutnya. Ok Jung memutuskan pergi tanpa mengganggu Sukjong.
Sukjong melihatnya dan menghentikan rapatnya sebentar. Ia lari mengejar Ok Jung dan menarik lengannya. Shi Young buru-buru membungkuk.
Ok Jung berbalik dan tersenyum lebar, Yang Mulia. Sukjong ketawa, bukankah kau datang ingin mengatakan sesuatu padaku? Kau sudah datang sampai ke sini, jadi mengapa kau pergi begitu saja?
Ok Jung tersenyum, ia tidak mengatakan kehamilannya dan berkata hanya ingin melihat Sukjong. Ok Jung tidak ingin mengganggu Sukjong.
Sukjong berkata tidak bisa pergi bersama Ok Jung. Kau harus berangkat dulu, tapi aku akan menyusulmu meskipun sudah malam. Ok Jung tanya apa Sukjong akan ke istana di pedesaan. Sukjong membenarkan, tentu saja aku akan pergi ke tempat Ok Jung-ku berada.
Sukjong tanya apa Ok Jung tidak enak badan, ia memeriksa dahi Ok Jung dan berkata Ok Jung sedikit demam. Ok Jung membenarkan dan hampir mengatakan kalau ia mengandung. Tapi Sukjong dipanggil untuk segera mengurus masalah perbatasan. Sukjong janji akan segera menemui Ok Jung nanti, ia tidak akan terlambat.
Ok Jung : Baik Yang Mulia, saya akan mengatakan pada anda nanti. Anda harus datang.
Sukjong : Tentu saja.
Ok Jung berbalik dan jalan pergi. Wajahnya sedikit sedih. Sukjong menyusulnya dan memeluknya dari belakang. Sebentar saja, aku ingin seperti ini sebentar saja. Bahkan sampai saat ini, aku masih tidak percaya apa ini nyata atau hanya mimpi.
Sukjong : Hati-hati di jalan, aku akan menemuimu nanti.
Sukjong pergi dan Ok Jung memandangi punggungnya, sedikit kecewa karena belum bisa mengatakan berita bahagia ini kepada Raja.
Menteri Min memanggil Dayang Joo dan menyuruhnya melakukan sesuatu. Dayang Joo menolak karena takut dengan ancaman Ok Jung. Tapi Menteri Min memaksanya, meskipun kau tidak melakukannya apa kau pikir dia akan membiarkanmu begitu saja? Dayang Joo tanya apa Menteri Min bersedia menjamin keluarganya. Min mengangguk. Akhirnya Dayang Joo bersedia melakukan perintah Menteri Min.
Ibu Suri dan Ratu jalan ke arah tandu dan melihat Min Daegam bicara dengan Dayang Joo. Ratu heran dan ingin mendekat. Tapi Ibu Suri mencegahnya, jangan ikut campur Ratu, lebih baik anda tidak tahu.
Ratu terkejut, Ibunda! Tapi Ibu Suri diam saja.
Dayang Joo pergi ke istal kuda dan mencampur obat ke dalam makanan kuda.
Saatnya berangkat. Ok Jung datang dengan wajah ceria dan menghormat pada Ibu Suri dan Ratu. Yang Mulia, bagaimana kabar anda? Ibu Suri tidak menggubrisnya dan Ratu hanya menoleh sekilas. Wajah Ratu muram melihat Ok Jung.
Ratu hanya melihat dua buah tandu dan menanyakan tandu lainnya. Ibu Suri berkata Ok Jung tidak bisa naik tandu tapi harus naik kuda. Dayang Hong mendukung dan berkata ini adalah ketetapan dari Ratu Soheon istri Raja Sejong.
Ok Jung yang tahu kondisinya menolak naik kuda dengan alasan tidak biasa naik kuda. Ibu Suri melirik Ok Jung dan tanya apa Ok Jung mau mengabaikan tradisi hanya karena Ok Jung kesayangan Raja?
Ok Jung bimbang, ia meraba perutnya. Ibu Suri menyindirnya, kalau tidak segera berangkat kita tidak akan sampai disana sebelum matahari terbenam. Putuskan, kau akan naik kuda atau tidak.
Ok Jung : Kalau begitu lebih baik saya tidak ikut.
Ratu sedikit heran dan Ibu Suri kelihatan kesal, tapi ia tersenyum pada Ratu, kalau begitu kita pergi sendiri saja Ratu.
Ibu Suri memanas-manasi Ok Jung, dan berkata nanti Ratu bisa berjalan-jalan bersama Raja di danau yang pemandangannya indah. Ok Jung membungkuk dan jalan kembali ke istana.
Rombongan Ibu Suri berangkat. Ok Jung melihat ke arah mereka dan kelihatan ragu.
Shi Young bingung, apa yang akan anda lakukan? Ok Jung ingat peringatan kakaknya, kau tidak boleh membiarkan Yang Mulia dicuri disana. Lalu janji Sukjong yang akan menyusul Ok Jung kesana meskipun sudah malam.
Ok Jung akhirnya bersedia naik kuda. Shi Young membujuknya untuk tidak pergi tapi Ok Jung berkeras ingin pergi karena nanti Yang Mulia Raja akan kesana dan kalau ia tidak pergi, mereka akan saling merindukan. Ok Jung ingin mengatakan soal kehamilannya pada Raja hari ini.
Ibu Suri dan Dayang Hong tersenyum saat mengetahui Ok Jung berubah pikiran.
Sukjong selesai dengan rapatnya dan minta Hyeon Moo menyiapkan kuda.
Rombongan Ibu Suri mulai keluar istana. Ok Jung harus tersiksa duduk di punggung kuda. Ok Jung memegangi perutnya. Ratu Inhyeon sedikit tidak enak melihat cara mereka memperlakukan Ok Jung. Tapi tidak ada yang bisa ia lakukan.
Rombongan itu sampai di pinggiran desa. Ok Jung jelas kelelahan dan kepanasan diatas punggung kuda, ia kelihatan pusing.
Tiba-tiba kudanya mulai gelisah, mungkin pengaruh obat. Kuda itu tidak bisa dikendalikan, membuat Ok Jung jatuh ke tanah dengan keras.
Tubuh Ok Jung berguling beberapa kali. Ok Jung pingsan sambil memegangi perutnya.
Ibu Suri dan Ratu terkejut. Ibu Suri jelas ketakutan setengah mati. Berhenti! berhenti!
Shi Young dan para dayang panik, mereka mengerumuni Ok Jung. Ratu dan Ibu Suri mendekati Ok Jung. Ratu panik, Ibu Suri gemetaran, ia benar-benar takut
Malamnya, Sukjong dan pasukannya sudah tiba di istana pedesaan itu. Sukjong tampak bingung kenapa rombongan Ibu Suri belum tiba. Kasim Yang lapor dan menceritakan soal Jang Sukwon yang terjatuh dari kuda lalu tidak sadarkan diri. Jang Sukwon segera dibawa kembali ke istana.
Sukjong panik dan segera lari untuk kembali ke istana.
Tabib istana memeriksa denyut nadi Ok Jung lagi, ia tampak syok. Tabib itu membungkuk, tolong ambil saja nyawa saya, Sukwon Mama!
Ok Jung syok dan terpukul, ia kehilangan bayinya. Tidak..itu tidak mungkin. Shi Young berusaha menghiburnya.
Tapi tidak ada penghiburan yang cukup untuk meringankan penderitaan ibu yang baru saja kehilangan bayinya. Ok Jung memegang perutnya dan menangis pilu, katakan padaku itu tidak benar..aku bahkan belum sempat mengucapkan selamat datang kepadanya ..ini tidak boleh terjadi..
Tabib merasa sedih, Mama..bayi ini tidak beruntung. saya akan melaporkannya pada Yang Mulia.
Ok Jung melarangnya, jangan! jangan mengatakan ini pada siapapun. Tabib bingung, tapi Yang Mulia harus tahu. Ok Jung tidak mengijinkannya, Yang Mulia Raja sangat mengharapkan bayi ini, jika Yang Mulia tahu itu akan sangat menyakitinya. Aku akan menguburnya dalam hatiku sendirian. Jadi kumohon, jangan katakan apapun.
Shi Young menangis sedih.
Ibu Suri berusaha menenangkan dirinya, ia benar2 ketakutan seperti orang tidak waras. Ini bukan salahku, naik kuda adalah tradisi dan kalau dia mengandung seharusnya ia bisa menjaga kandungannya sendiri.
Ratu Inhyeon jalan masuk dan mendengar kata-kata Ibu Suri. Ibunda, anda tadi berkata 'mengandung' siapa yang mengandung? Lalu Ratu sadar, apa Jang Sukwon yang mengandung?
Sukjong tiba di istana. Ibu Suri dan Ratu menyambutnya. Pertanyaan pertama yang diajukan Sukjong adalah, bagaimana dengan Jang Sukwon?
Ratu yang menjawab, dia sedang beristirahat di Chwi Seon Dang.
Sukjong : Kudengar ia terjatuh dari kuda, apa dia terluka?
Ratu tidak segera menjawab dan melirik Ibu Suri. Saya dengar dia baik-baik saja. Sukjong mulai curiga tapi ia diam saja. Ibu Suri berkata Ok Jung mungkin sedikit syok tapi tabib sudah memeriksanya dan menyiapkan obat. Sukjong mengerti, tapi ia bisa merasakan ibunya tampak ketakutan.
Chwi Seon Dang gelap gulita. Shi Young tanya apa ia boleh menyalakan lilin.
Ok Jung : Bagaimana aku bisa menghadapi cahaya? Aku bahkan tidak bisa bertemu dengannya. Aku bahkan belum sempat mengatakan kepadanya kalau aku adalah ibunya.
Sukjong sudah sampai di depan kamar Ok Jung tapi batal membuka pintu karena mendengar kata2 Ok Jung.
Ok Jung : Aku tidak bisa naik tandu karena statusku yang rendah. Aku naik kuda padahal sedang mengandung karena status rendahku. Aku takut disalahkan karena perlakuan khusus yang kuterima hanya karena aku mendapat kasih sayang Raja.
Dan ini akan mempengaruhi Yang Mulia. Jadi aku naik kuda itu.
Sukjong syok mendengarnya.
Ok Jung menangis : Apa yang seharusnya kulakukan? Hanya karena aku mencintai Yang Mulia..jika aku harus berada di sisinya ..sepertinya Yang Mulia selalu mengalami kesulitan karena diriku. Yang Mulia kehilangan bayi yang sangat dinantikannya karena aku.
Shi Young menghibur Ok Jung, itu bukan salah Nyonya, kalau saja Ibu Suri mengijinkan anda naik tandu. Kudanya tidak akan berjingkrak seperti itu.
Ok Jung hanya bisa menangis menyesali nasibnya.
Sukjong mengepalkan tangan, ia gemetaran menahan murka. Sukjong pergi.
Sukjong memanggil tabib dan ingin tahu yang sebenarnya. Apa yang terjadi dengan Jang Sukwon?
Tabib istana ketakutan, tolong ambil saja nyawa saya Yang Mulia. Sukjong terkejut, mengapa?
Tabib : Sukwon Mama mengandung, tapi dia minta agar saya merahasiakannya.
Sukjong benar-benar menyesal, ia tanya siapa lagi yang tahu soal ini. Tabib itu bohong, hanya ..saya.
Sukjong murka, secepat kilat ia menghunus pedang dan mengarahkannya ke leher tabib itu, jangan bohong! siapa lagi yang tahu soal kehamilan Jang Sukwon?
Tabib itu gemetaran : Dae Bi Mama...Yang Mulia.
Sukjong syok, ibuku tahu? Apa Ratu juga tahu? Tabib itu menangis dan berkata ia bersumpah demi nyawanya kalau Ratu tidak tahu. Sukjong menekankan pedangnya, apa hanya ibuku saja? tidak ada yang lain? Tabib itu membenarkan dan tidak mengatakan soal Menteri Min.
Sukjong teriak, Yang Goon apa kau diluar? Kasim Yang masuk dan Sukjong memerintahnya memeriksa kuda yang dinaiki Jang Sukwon tadi.
Ratu merasa cemas, kalau Jang Sukwon mengandung dan keguguran karena perjalanan ini, Yang Mulia pasti merasa kecewa. Ibu Suri berkata mungkin ini keberuntungan yang dikirim langit untuk Ratu. Anda bisa hamil lebih dulu.
Kalau perempuan Jang itu tidak keguguran, suksesi takhta pasti akan kacau.
Sukjong mengunjungi Ibu Suri. Ratu dan Ibu Suri berdiri. Sukjong tampak tenang dan duduk.
Ratu tanya kenapa Sukjong berkunjung malam-malam seperti ini. Sukjong dengan santai menjawab, kalian berdua pasti sangat lelah karena perjalanan ini.
Ratu dan Ibu Suri kelihatan heran. Ratu berkata mereka tidak bisa mengeluh kelelahan, Jang Sukwon jatuh dari kuda, jadi saya merasa sangat cemas.
Sukjong ke Ratu : Kau selalu sangat baik hati. Bagaimana dengan anda, Ibunda?Ibu Suri gemetaran.
Ratu menjawab untuk Ibu Suri, kalau Ibu Suri juga merasa cemas.
Sukjong sekarang bicara keras ke Ratu : Apa Ibunda juga mengatakan kenapa ia berkeras membiarkan Jang Sukwon yang sedang mengandung naik ke atas kuda?
Ratu dan Ibu Suri terkejut mendengar nada kebencian dalam suara Sukjong. Putraku bagaimana anda bisa..
Sukjong memotongnya, jangan menghindarinya. Aku datang setelah tahu segalanya. Ibu Suri berusaha menjelaskan, tapi ia terbatuk-batuk.
Ratu berkata mereka baru saja tahu soal kehamilan Jang Sukwon sekarang ini, tapi tidak ada yang akan berubah meskipun kami tahu sebelumnya. Tidak ada yang bisa mengubah tradisi di istana. Saya hanya merasa sedih karena dia terjatuh dari kuda.
Sukjong : Tradisi? Tembok itu yang akan selalu memisahkan kita dalam perbedaan pemikiran.
Meributkan tradisi dan bukannya manusia.
Sukjong mengatur emosinya, benar..aku datang untuk meminta bantuanmu, Ratu. Sebagai kepala Nae Myeong Bu, naikkan level Jang Sukwon ke level 1, Bin.
Ratu syok, Yang Mulia..
Ibu Suri juga panik, putraku! Orang rendahan itu ke Level 1 Bin? Ibu Suri tidak bisa mengijinkan Sukjong mengangkat Selir yang belum memiliki anak ke level 1 Bin. Itu tidak pernah terjadi.
Sukjong : Ibunda juga melakukan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Ibu Suri tanya apa yang sudah ia lakukan? Sukjong menuduhnya sengaja membuat Jang Sukwon keguguran, artinya sama saja ia sudah melahirkan putraku. Ibu Suri terkejut dan berusaha membela diri.
Sukjong ingin ibunya tahu betapa murkanya ia saat ini, Apa ibunda tahu itu? Hal mengerikan apa yang Ibunda lakukan dan apa yang harus Ibunda bayar karenanya?
Ibu Suri menahan tangisnya, ia berusaha menjawab tapi terbatuk-batuk lagi. Ratu Inhyeon mendekat ke arah Ibu Suri, Ibunda!
Sukjong tidak terpengaruh, ia bicara lagi, ia melepaskan masalah ini bukan karena ia tidak tahu apa yang dilakukan Ibu Suri. Jika Sukjong menyalahkan Ibu Suri dan menyebabkan keributan semua mungkin akan menyalahkan Jang Sukwon lagi.
Jadi Sukjong menahan semua ini, apa anda tahu itu Ibunda?
Ibu Suri akhirnya berkata ia mengerti dan akan melakukan sesuai keinginan Sukjong. Sukjong pergi tanpa menghiraukan Ibu Suri.
Batuk Ibu Suri semakin parah. Ratu teriak memanggil tabib istana.
Sukjong jalan ke Chwi Seon Dang, ia mengingat semua kata2 Ok Jung soal anak, anak dari saya...apa bisa anak laki-laki?
Ratu Inhyeon jalan ke arah Chwi Seon Dang mungkin ingin menyusul Raja tapi terhenti saat melihat Ok Jung muncul, Yang Mulia..
Ratu awalnya ingin pergi tapi memutuskan mendengarkan percakapan mereka.
Ok Jung sudah berdandan dan menunjukkan wajah tegar, ia tersenyum manis. Apa anda mencari saya, Yang Mulia?
Sukjong tersenyum dan berkata ia akan memenuhi janjinya. Ok Jung tanya janji apa.
Sukjong : Tidak peduli apa yang sudah ditentukan hukum, aku akan memberikan baju yang bisa membersihkan statusmu.
Ok Jung mulai menangis, maksud Yang Mulia..?
Sukjong menahan tangisnya : Lahirkan anak laki-laki sulung untukku, maka aku akan memberimu baju yang kujanjikan padamu saat kita masih remaja, Hee Bin.
Ok Jung terkejut, apa anda tadi memanggil saya Hee Bin?
Sukjong : Mulai sekarang, Jang Ok Jung kau menjadi Selir Level 1 Bin. Kau adalah Hee Bin. Jang Hee Bin, itu gelarmu.
Ok Jung menangis, Yang Mulia!
Sukjong : Dan itu hanya mungkin jika kau memiliki anak laki-laki. Jika kau melahirkan putra sulungku..aku akan membuat anak itu meneruskan takhta.
Tangis Ok Jung semakin keras, Yang Mulia..! Sukjong mengulurkan tangannya dan Ok Jung lari ke dalam pelukan Sukjong.
Ratu Inhyeon yang mendengar rencana Sukjong langsung menangis sakit hati. Ia sama sekali tidak diperhitungkan dan sama sekali tidak dianggap sebagai Ratu, karena apapun yang terjadi Sukjong sudah menetapkan anak Ok Jung yang akan menjadi penerusnya. Ratu Inhyeon mungkin tidak mengira keputusan Raja akan sejauh ini.
Sementara itu, Ok Jung menangis bahagia dalam pelukan Sukjong.
Sukjong tersenyum. Ini adalah caranya membalas mereka yang sudah menyakiti kekasihnya dan membuat mereka berdua kehilangan anak mereka.
Ok Jung [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13]
Notes :
Inhyeon melakukan semua tradisi dan adat istiadat yang ia ketahui sejak kecil tapi semua itu justru menjauhkannya dari Sukjong. Apa jangan2 Inhyeon mengubah strateginya dengan Choi musuri? semakin menarik saja wkk.
Ibu Suri berdiri dan ikut menghina Ayah Ok Jung. Ok Jung tersinggung dan menampar Dayang Hong, kau berjanji menjaga ibuku! dan seperti ini kau menjaganya? Ok Jung bahkan menampar Dayang Hong untuk kedua kalinya.
Ratu Inhyeon marah, memukul dayang Ibu Suri berarti memukul Ibu Suri sendiri.
Ok Jung tidak peduli, Apa kita harus membahas apa ini kasar atau tidak? Hong sanggung adalah dayang dengan status lebih rendah dari saya. Seorang selir yang melayani Yang Mulia Raja. Saya bisa menahan semua penghinaan yang ditujukan pada saya, tapi saya tidak akan bisa menahan penghinaan yang ditujukan kepada ibu saya. Apa anda mengerti?
Ok Jung berbalik dan melotot marah pada semua nyonya bangsawan yang hadir. Para Nyonya langsung memalingkan wajahnya, berusaha menghindari tatapan Ok Jung.
Ok Jung muak dan jalan pergi tanpa membungkuk. Ratu Inhyeon tidak percaya dengan sikap Ok Jung. Ibu Suri kelihatan hampir stroke. Ratu Inhyeon segera membantunya, Ibunda..anda tidak apa-apa?
Ok Jung turun dari aula itu dan mengajak ibunya ke Chwi Seon Dang. Ny. Yoon merasa tidak enak dan berkata lebih baik ia pulang saja.
Ok Jung melarangnya, Ibu kita pergi ke kediamanku saja, aku akan menyeduhkan teh hangat untuk Ibu.
Sukjong jalan ke arah lokasi pesta dan menyadari perlakuan tidak adil yang diterima Ibu Ok Jung.
Tapi Sukjong pura-pura tidak tahu dan jalan ke arah mereka. Kasim Yang mengumumkan kedatangan Raja. Semua berdiri menghormat.
Ratu Inhyeon terkejut dan buru-buru turun untuk menyambut Raja.
Sukjong tersenyum dan menyapa Ibu Ok Jung, kita sudah pernah bertemu sebelumnya, di lokasi perburuan kerajaan, benar kan?
Ibu Ok Jung terkejut dan membungkuk dalam-dalam, ampuni saya Yang Mulia, saya bodoh dan tidak mengenali anda waktu itu. Sukjong tersenyum, Ok Jung-ku dan ibu sudah menyelamatkan nyawaku, tapi aku pergi tanpa mengucapkan terima kasih.
Ibu Ok Jung tersenyum, ia kelihatan lega dengan sikap Raja. Sukjong mengajaknya pergi ke kediaman Ok Jung, aku menyeduh teh lebih baik darinya.
Ratu Inhyeon jalan mendekat bersama Ibu tirinya. Ia mengenalkan ibunya kepada Sukjong, maafkan saya Yang Mulia tapi ibu saya yang mendapatkan gelar Bu bu-in (Ibu mertua Raja) ingin menyampaikan salam kepada anda.
Ibu tiri Inhyeon membungkuk dan mengucapkan salam, apa Yang Mulia baik-baik saja?
Sukjong hanya mengangguk, ya terima kasih. Selamat bersenang-senang.
Sukjong berpaling ke Ny. Yoon dan Ok Jung, ayo kita pergi sekarang, aku ingin tahu seperti apa masa kecil Jang Sukwon.
Ratu Inhyeon tersinggung perasaannya. Ibu tirinya menoleh ke arah Ratu dengan pandangan bingung. Kenapa Ratu dan keluarganya diabaikan oleh Raja? Ratu susah payah menahan air matanya. Mereka hanya bisa melihat Sukjong jalan pergi diikuti Ok Jung dan ibunya.
Terdengar suara tawa riang dari Chwi Seon Dang. Sukjong geli mendengar cerita masa kecil Ok Jung yang ternyata lumayan tomboy. Ok Jung malu, jangan menggoda saya terus Yang Mulia.
Sukjong merasa iri pada Ibu Ok Jung yang tahu tentang Ok Jung sejak kecil.
Ibu Ok Jung terharu, kemurahan Yang Mulia sungguh tidak terukur.
Sukjong ingin ibu Ok Jung sering datang karena ia ingin bertanya banyak hal soal Ok Jung. Sukjong berkata ia harus menemui P. Dong Pyeong dulu. Ok Jung mengerti dan mengantar Sukjong bersama ibunya.
Setelah Sukjong pergi. Ny. Yoon menggenggam tangan putrinya, ini mimpi atau bukan? Lady Sukwonku ternyata mendapat kasih sayang dari Yang Mulia Raja.
Ok Jung tertawa, ini bukan mimpi Bu. Ibu Ok Jung menangis bahagia. Lalu Ny. Yoon menyarankan agar Ok Jung minta maaf pada para tetua.
Ok Jung menolaknya, tidak. Mereka itu tidak akan pernah berubah kecuali ia dilahirkan kembali. Ok Jung harus seperti ini jika ingin bertahan di istana. Ibunya hanya menghela nafas, ia tampak cemas. Keduanya saling bergenggaman tangan.
Ibu Suri sakit kepala, ia tidak tahu apa yang terjadi dengan putranya. Ibu Suri tidak mengerti bagaimana putranya bisa memperlakukan ibu mertuanya seburuk itu dan memihak ibu Jang Sukwon yang rendahan.
Ibu Suri merasa malu kepada Ibu Ratu Inhyeon. Pastikan anda menghibur ibu anda.
Ratu menenangkan Ibu Suri.
Sukjong berlatih memanah dengan P. Dong Pyeong. Sebenarnya ini untuk mencoba busur baru yang terbuat dari tanduk kerbau air. Sukjong suka dengan busur ini dan ingin memberikan busur seperti ini untuk pasukan khususnya.
P. Dong Pyeong mendengar kalau Qing tidak suka jika Joseon memperkuat militernya.
Sukjong yakin Jang Hyeon bisa mengurusnya, ia akan mempercayakan ini pada Jang Hyeon dan sebagai gantinya Sukjong akan memberikan hak untuk perdagangan ginseng dua kali lipat besarnya.
Chi Soo mendengar ini dari Menteri Min, Jang Hyeon mengimpor tanduk kerbau air untuk menggandakan haknya untuk berdagang ginseng? (seperti kuota dagang)
Chi Soo geli dan berkata : Jang Hyeon hanya akan minum airnya saja.
Menteri Min : Minum airnya saja?
Chi Soo berkata, Qing pasti akan menolaknya karena Qing tidak suka jika Joseon memperkuat militernya. Ayah angkat Chi Soo akan mengurus masalah ini di istana dan dia yang akan mengimpor tanduk kerbau air itu. Chi Soo yakin akan mendapatkan hak untuk berdagang ginseng yang diimpikan Jang Hyeon.
Tapi Chi Soo tidak akan mengambil hak itu, ia akan memberikannya untuk Min Daegam sebagai hadiah, tanda jadi kerjasama kita.
Menteri Min terkejut, anda memberikan hak perdagangan ginseng yang diinginkan semua pedagang besar di Joseon sebagai hadiah? Chi Soo ingin satu hal sebagai gantinya.
Menteri Min ketawa : Tolong katakan, justru aneh kalau anda tidak ingin sesuatu.
Chi Soo ingin Menteri Min mengenalkannya pada Raja Joseon.
Menteri Min tanya apa ini ada hubungannya dengan rencana mengambil kepala Jang Hyeon. Chi Soo tersenyum dan tidak ingin menjelaskan lebih jauh, kita hanya perlu saling kenal untuk urusan bisnis saja. Menteri Min mengerti, ia tidak perlu tahu masalah pribadi Chi Soo.
Semakin saya mengenal anda, semakin sedikit yang saya ketahui tentang anda. Menteri Min berkata kesepakatan mereka akan sah begitu ia melihat tanduk kerbau air itu.
Chi Soo tersenyum.
(Bahaya...aku langsung memihak Chi Soo wkkk...dia pinter. Aku senang perang dagang dan politik kaya gini. )
Ratu Inhyeon dan Ok Jung merangkai bunga bersama. Ratu hanya merangkai bunga peoni dari pohon.
Ok Jung heran, bukankah keduanya mirip, baik peoni taman maupun peoni pohon. Ratu membenarkan, tapi level kedua bunga itu berbeda. Bunga peoni pohon bisa dikatakan Rajanya bunga sementara peoni taman hanya Menteri bunga.
Ok Jung : Apa bunga juga ada statusnya?Ratu membenarkan, ini mengagumkan, ya kan? bahkan selera kita soal bunga juga menentukan status kita.
Ok Jung tersenyum : Tapi ngomong2, apa pentingnya status bunga yang ditentukan oleh manusia? Meskipun kelihatannya cantik, tapi status sebenarnya dari bunga ditentukan oleh kupu-kupu dan lebah. Bukankah tidak ada gunanya memutuskan status bunga? Tentu saja, menurut saya itu juga berlaku sama untuk manusia.
Ratu terkejut : Apa?
Dayang Joo menegur Ok Jung : Sukwon Mama, anda sudah sangat kasar. Tolong jaga perkataan anda.
Ok Jung membentak Dayang Joo : Kau yang seharusnya menjaga perkataanmu! Beraninya kau memotong pembicaraan kami!
Dayang Joo terkejut dan langsung bungkam. Ratu Inhyeon diam saja. Ok Jung tersenyum pada Ratu, soal status hanya berlaku untuk bunga saya harap Yang Mulia tidak salah paham.
Dayang Joo jalan sambil membawa vas berisi rangkaian bunga Ratu Inhyeon. Ok Jung jalan di depannya. Dayang Joo bukannya berhenti dan memberi jalan pada Ok Jung sesuai aturan, justru mencoba menghindar. Ok Jung marah dan sengaja menghalangi jalan Dayang Joo.
Dayang Joo tampak kesal, kenapa anda menghalangi jalan saya?
Ok Jung : Untuk apa aku melakukannya? Aku menghalangi jalanmu beberapa kali dan kau berkata "kenapa anda menghalagi jalan saya?" (karena secara level, Dayang Joo ada di bawah Ok Jung)
Aku hampir kehilangan nyawaku karenamu.
Dayang Joo sedikit gemetar : Saya tidak tahu apa yang anda katakan.
Ok Jung : Orang yang memberi maupun yang menerima perintah, keduanya sama-sama memalukan. Kejahatanmu menculik dan mencoba membunuh wanita milik Raja, setelah aku mengatakan itu pada Yang Mulia dan kau disiksa, apa kau akhirnya akan merendahkan dirimu didepanku?
Dayang Joo gemetaran dan menjatuhkan vas bunganya. Ia berlutut di depan Ok Jung, ampuni saya Sukwon Mama. Saya tidak punya pilihan kecuali menjalankan perintah untuk bertahan.
Ok Jung juga berlutut di depan Dayang Joo, tidak masalah bagimu mengambil nyawa orang lain untuk menyelamatkan nyawamu sendiri, jadi tidak masalah bagiku untuk mencabut nyawamu untuk menyelamatkan nyawaku sendiri. Apa aku harus melakukannya?
Dayang Joo memohon-mohon, tolong ampuni saya..tolong ampuni saya. Sukwon mama, saya sudah bersalah kepada anda, tolong ampuni nyawa saya kali ini saja.
Ok Jung : Baik, aku akan mengampunimu setengah. Dengan satu syarat, kau akan menjalankan perintahku kalau waktunya tiba. Mengerti?
Dayang Joo hanya bisa mengiyakan, ya Nyonya. Saya akan melakukan apapun perintah anda.
Ok Jung : Apapun perintahnya, ingatlah itu tidak ada artinya dibanding apa yang sudah kau lakukan kepadaku. Kau tidak boleh lupa kalau kau mengincar nyawaku, mengerti?
Dayang Joo : Ya, saya mengerti Sukwon Mama.
Ok Jung berdiri dan memberikan satu peringatan lagi, dan tidak peduli apa yang kubicarakan dengan Yang Mulia Ratu..jangan pernah ikut campur seperti itu lagi. Itu sangat menjengkelkan.
Dayang Joo menangis dan berjanji akan mengingat itu. Ok Jung menginjak bunga rangkaian Ratu dan jalan pergi dengan dagu terangkat.
Sukjong kecewa karena Jang Hyeon tidak berhasil mendapatkan tanduk kerbau air dari Cina yang bagus. Ia ingin sekali mempersenjatai pasukan khusus dengan senjata yang terbaik.
Jang Hyeon membungkuk, ia minta maaf karena Cina tidak mau menjual tanduk kerbau air dalam jumlah besar. Jang Hyeon minta Sukjong memberinya waktu lagi untuk pergi ke Cina dan membicarakan masalah ini. Sukjong bersedia memberikan waktu tapi kalau ada orang lain yang bisa menyediakan tanduk itu, aku harus memberinya hak untuk perdagangan ginseng.
Menteri Jo terkejut, apa Yang Mulia juga memerintahkan ini kepada orang lain juga?
Sukjong : Bukan perintah, dia mengajukan diri. Jadi aku membiarkannya. Aku harus bersikap adil.
Menteri Jo ingin tahu siapa orangnya. Sukjong hanya tersenyum. Tiba2 Menteri Min datang.
Menteri Min masuk dan minta maaf karena datang terlambat. Menteri Min berhasil menyediakan tanduk kerbau air yang diinginkan Sukjong. Sukjong sedikit merasa tidak enak pada Jang Hyeon. Menteri Jo terkejut dan Jang Hyeon seperti...
Menteri Min komen : Petugas Jang, kau seperti seekor kucing yang memakan buah kenari. Aku berhasil mengimpor tanduk kerbau yang akan menjadi senjata terkuat di Joseon.
Jang Hyeon hanya ketawa untuk menutupi kekesalannya.
Flashback, Menteri Min menemui Chi Soo dan menanyakan pesanan tanduknya. Chi Soo tersenyum dan menunjukkan beberapa peti penuh tanduk kerbau, ini baru pengiriman pertama.
Menteri Min melihat tanduk itu lalu ketawa senang, Jang Hyeon benar-benar akan menelan air kali ini.
Chi Soo tersenyum, jadi Tuan akan mengenalkan saya kepada Raja? Menteri Min tidak mengerti apa perlunya pedagang seperti Chi Soo mengenal Raja. Ia akan memberikan semua yang diinginkan Chi Soo.
Chi Soo berkata ia hanya membutuhkan satu hal itu saja.
Menteri Min masih kelihatan enggan. Joseon itu negara yang ketat, tidak mudah bertemu Raja.
Chi Soo tidak banyak bicara, ia mengambil obor dan menjatuhkannya di atas tanduk2 kerbau mahal itu. Membakarnya begitu saja. Menteri Min terkejut, apa yang anda lakukan? Cepat matikan apinya!
Chi Soo : Sepertinya setelah anda melihat sesuatu yang diluar kendali anda, anda akan membawa saya menemui Yang Mulia Raja. Tolong usahakan perkenalan kami.
(wow..I Love Chi Soo. Aku suka gayanya berperang lewat perdagangan ini. wah bahaya..)
Jang Hyeon pulang dan marah2. Ia membanting guci antiknya sampai pecah berantakan, membuang semua buku. Jang Hyeon marah besar. Tuan Jin..temukan semuanya tentang Tuan Jin. Bahkan tentang parasit-parasit yang hidup darinya.
Hee Jae mengerti, saya dengar ia tinggal di gibang Man Wol. Saya akan memeriksanya.
Jang Hyeon : Tuan Jin...hanya mendengar namanya saja, sudah merusak suasana hatiku. Tuan Jin..
Malamnya, Chi Soo berlatih pedang (be still..my heart wkk). Ia ingat saat remaja. Chi Soo menahan Ja Kyung dan tanya apa yang dilihat Ja Kyung.
Ja Kyung yang ingin melarikan diri tampak ketakutan, ia berkata hanya melihat seorang pria bertatto. Chi Soo ingat waktu masuk ke dalam gudang kain yang terbakar dan melihat Ibunya meninggal lalu Ok Jung pingsan.
Chi Soo berlatih lagi, aku sudah mengambil alih toko kain, tidak..ibu berkata yang dibutuhkan dalam bisnis adalah keahlian dan kepandaian. Ok Jung-ah..bukankah seharusnya kau pergi denganku saat ini. Ok Jung-ah, waktu sudah berlalu dan aku sudah membangun kekuatanku untuk mendapatkan kau kembali. Aku akan datang menemuimu sekarang, Ok Jung.
Sayang Chi Soo benar-benar sudah sangat terlambat. Ok Jung jalan-jalan sambil bergandengan tangan dengan Sukjong. Ia sedikit terkejut dengan apa yang terjadi.
Sukjong mengerti, kenapa aku menyerahkan impor itu pada Min Yoo Jung?
Ok Jung membenarkan. Jadi hak perdagangan ginseng akan jatuh ke tangannya. Sukjong menjelaskan, kekuasaan didapat dari kompetisi. Meskipun Min Yoo Jung dan aku adalah musuh dalam strategi dan yang lainnya, tapi kadang penting juga mendinginkan suasana dan memberinya umpan kecil.
Ok Jung : Maksudnya kali ini Yang Mulia memberinya wortel? dan bukan tongkat?
Sukjong ketawa dan menggelengkan kepalanya, dia belum sepenuhnya dalam tanganku. Keduanya ketawa. Sukjong tanya apa Ok Jung tahu apa yang membuat seorang Raja menjadi Raja yang besar?
Ok Jung : Bukankah Raja yang dihormati dan dicintai oleh semua pengikutnya?
Sukjong : Hormat dan cinta itu hanya perlu diberikan oleh rakyat. Menjadi Raja yang besar adalah membuat pengikutku benar2 bergantung sepenuhnya kepadaku. Posisi dariku, uang dariku dan perintah juga dariku.
Aku bisa membuat mereka tertawa dan menangis dengan kata-kataku. Itu yang akan membuatku menjadi Raja yang besar. (berarti selangkah lagi jadi diktator.) Dan ada satu hal yang harus mereka sadari.
Ok Jung : Yang harus mereka sadari, apa itu Yang Mulia?
Sukjong : Rasa takut. Para pengikut harus tahu takut pada Raja dan pilihan Raja. Itulah yang membuat seorang Raja bisa menjadi Raja yang besar menurutku.
Ok Jung tertegun. Sukjong tertawa, aku pasti sudah jadi terlalu serius ya kan? Oya , kapan ibumu kembali ke istana? Aku ingin mendengar lebih banyak lagi tentang masa kecilmu. Ok Jung hanya ketawa. Sukjong menggandeng tangan Ok Jung sambil ketawa lebar.
P. Dong Pyeong melihat mereka dan kelihatan masih patah hati.
Ratu jalan di belakang P. Dong Pyeong dan melihat mereka, wajahnya juga tampak muram. P. Dong Pyeong menoleh dan keduanya saling membungkuk.
Ratu Inhyeon jalan bersama P. Dong Pyeong. P. Dong Pyeong menyinggung soal pertemuan pertama mereka, P. Dong Pyeong berkata saat itu Ratu jelas sekali terlihat kecewa waktu tahu bahwa dia adalah P. Dong Pyeong Yi Hang. Saya pikir reputasi saya sebagai playboy sudah menyebar di kalangan keluarga bangsawan. Saya bahkan berhenti mengunjungi gibang untuk sementara waktu.
Ratu Inhyeon tertawa, sekarang anda akhirnya menjadi diri anda sendiri lagi. Tapi ...kenapa anda tadi terlihat begitu tidak bersemangat?
P. Dong Pyeong berkata perasaan tiap orang bisa berubah-ubah. Ratu heran, bahkan orang seperti anda juga memiliki kekhawatiran? P. Dong Pyeong tertawa, apa ada orang yang tidak memiliki kekhawatiran di dunia ini?
Ratu : Apa anda..bersedia mengatakannya kepada saya?
P. Dong Pyeong : Tembok yang tidak bisa saya panjat dan bunga yang tidak bisa saya ambil..
Ratu tampak heran. P. Dong Pyeong tersenyum, itu adalah semua masalah saya.
Ibu Suri Myeongseong memberikan teh khusus untuk Ratu Inhyeon yang akan menghangatkan rahim Ratu dan membuatnya bisa mengandung. Ratu Inhyeon berterima kasih dan minta maaf karena kebodohannya. Ibu Suri batuk2 dan berkata usianya mungkin tidak akan panjang dan ingin Ratu segera mengandung. Anda harus bisa melahirkan anak laki-laki sulung, Ratuku.
Hanya itu satu-satunya cara mendapatkan kembali perhatian dari Raja.
Ratu Inhyeon menunduk, tapi Yang Mulia Raja tidak membuka hatinya kepada saya.
Ibu Suri bertekad membuat Raja membuka hatinya untuk Ratu. Ia ingin Raja dan Ratu pergi keluar ke istana di pinggir desa.
Ibu Suri tersenyum : Serahkan semuanya kepada saya, ayo kita temui Raja sekarang. Sudah lama anda tidak melihat wajah Yang Mulia, benar kan?
Ratu Inhyeon menunduk dan berterima kasih pada Ibu Suri.
Ibu Suri dan Ratu menemui Sukjong. Ibu Suri ingin mereka mengunjungi Neung haeng/ makam Raja Hyeonjong. Ibu Suri ingin mengenalkan Ratu kepada mendiang Raja tapi tertunda karena kesehatannya.
Sukjong berkata ia juga ingin mengunjungi makam ayahnya dan tanya apa ibunya bisa bepergian dalam kondisi seperti ini.
Ibu Suri : Saat ini adalah yang terbaik. Tidak ada acara resmi sejak Ratu masuk istana. Ini waktunya untuk menunjukkan keluarga Raja yang bahagia pada rakyat dengan mengunjungi makam kerajaan.
Sukjong : Keluarga Raja yang bahagia..kalau begitu Jang Sukwon juga harus ikut bersama kita. Agar kita bisa benar-benar menunjukkan keluarga Raja yang bahagia.
Ibu Suri jelas tidak setuju tapi Ratu Inhyeon terpaksa menyetujuinya. Sukjong hanya tersenyum.
Malamnya, Sukjong memeluk Ok Jung di tempat tidur mereka dan tanya apa Ok Jung selalu merasa sedih karena ibu Ok Jung. Ok Jung membenarkan.
Sukjong tanya apa Ok Jung ingat permintaannya, kalau ia ingin memiliki anak dari Ok Jung.
Ok Jung tanya apa Sukjong ingin seorang Putri darinya? Atau ...bagaimana kalau seorang anak laki-laki? Apa bisa?
Sukjong tersenyum : Ya, bisa saja. Bisa saja anak laki-laki, tidak, aku benar2 berharap akan mendapatkan anak laki-laki. Jang Ok Jung, aku ingin mendapatkan putra sulungku denganmu.
Ok Jung sangat bahagia dan memeluk Sukjong. Sukjong tersenyum, kita akan bersenang-senang di desa, pemandangan di dekat danau sungguh sangat indah.
(Perasaan semua rencana Ibu Suri selalu jadi blunder untuknya sendiri wkk)
Ok Jung mengatakan rencana Sukjong untuk bisa memiliki putra sulung bersamanya kepada Jang Hyeon dan Kakaknya. Ok Jung berkata hatinya berdebar hanya dengan mendengar rencana itu saja.
Jang Hyeon senang tapi perjalanan mereka masih panjang. Siapa yang akan melahirkan putra sulung Yang Mulia? Ok Jung yakin dialah yang akan melahirkannya. Pasti saya. Harus saya.
Hee Jae tampak cemas dengan perjalanan ini, kenapa Ibu Suri ingin melakukan perjalanan ini? Jelas semua untuk Ratu dan akan meninggalkan Jang Sukwon kita.
Ok Jung yakin Raja tidak akan meninggalkannya. Jang Hyeon berkata pihak Ibu Suri tidak menyerah begitu saja.
Hee Jae mengingatkan Ok Jung agar tidak membiarkan Raja dicuri darinya. Jang Hyeon mengingatkan satu hal, Sukwon Mama meskipun anda mengandung, anda tidak boleh mengatakannya pada siapapun, khususnya Ibu Suri dan Ratu. Apa anda mengerti?
Ok Jung heran tapi ia setuju dengan usul pamannya.
Ratu Inhyeon ingin mengenakan hiasan yang lebih cerah. Dayang Joo memuji kecantikan Ratu dan berkata kali ini Yang Mulia Raja tidak akan meninggalkan Ratu, tapi ia terdiam karena merasa salah bicara.
Ratu menghela nafas dan minta semuanya diulang lagi, jika Ibu negara ini terlihat mengenakan busana mewah itu tidak akan disenangi rakyat yang sudah menderita. Mungkin jika ada satu hal yang bisa kudapatkan meskipun aku diperlakukan seperti ini oleh Yang Mulia Raja adalah hati rakyat.
Dayang Joo menunduk. Ratu minta mereka mengulang dandanan untuknya, sederhana tapi anggun.
Sebaliknya, Ok Jung memilih busana yang mencolok seperti biasa, ia memang sengaja mengenakan busana seperti itu. Shi Young menghela nafas, seharusnya anda tampil lebih kalem.
Ok Jung ketawa, kenapa? Kau takut aku disebut wanita yang menggoda Yang Mulia Raja. Kudengar rumor itu sudah tersebar dalam masyarakat. Aku tidak bisa menghindari dipersalahkan, apapun yang kukenakan. Jadi lebih baik aku menikmatinya.
Ok Jung tiba-tiba merasa pusing. Shi Young membantunya, Jang Sukwon, anda tidak apa-apa? Apa kita sebaiknya memanggil tabib? Ok Jung setuju.
Menteri Min menemui Ibu Suri dan tanya apa Yang Mulia Raja akan berangkat belakangan. Ibu Suri berkata Raja akan berangkat bersama mereka. Tandu itu untuknya dan Ratu sementara Jang Sukwon akan naik kuda di belakang mereka.
Menteri Min tidak senang karena Ok Jung juga ikut. Ibu Suri tidak bisa melarangnya tapi ia ingin Menteri Min tidak khawatir. Setelah seharian berkuda dan kena debu, bagaimana ia bisa terlihat cantik di depan Raja. Ibu Suri menjamin kesuksesan rencananya, kita akan segera mendengar kabar baik.
Tabib istana memeriksa nadi Ok Jung dan mengatakan kabar gembira, Selamat Jang Sukwon, anda sedang mengandung. Ok Jung dan Shi Young sangat gembira. Tabib ingin melaporkan pada Kepala Tabib Istana tapi Ok Jung melarangnya.
Tabib itu heran, tapi kenapa Jang Sukwon? kehamilan anda adalah kabar gembira untuk negeri ini.
Ok Jung hanya minta tabib itu merahasiakan kehamilannya untuk sementara karena Ok Jung ingin mengatakannya sendiri pada Raja sebelum orang lain. Tabib itu mengerti.
Ok Jung merasa semuanya akan lancar karena ia akan melakukan perjalanan dengan tandu. Ok Jung meraba perutnya, sampai ia mengatakan pada Yang Mulia..ia akan merahasiakan kehamilannya ini.
Menteri Min melihat tabib keluar dari Chwi Seon Dang dan menahannya, bukankah kau tabib istana? Sepertinya kau keluar dari Chwi Seon Dang. Ada apa? Apa Jang Sukwon sakit?
Tabib itu berusaha bungkam tapi Menteri Min membujuknya dengan promosi jabatan. Akhirnya tabib itu buka mulut.
Sukjong hampir berangkat tapi mendapat laporan dari Hyeon Moo soal sinyal konflik di perbatasan. Sukjong terkejut, apa itu berarti perang?
Hyeon Moo : Tidak separah perang tapi sepertinya ada insiden pelanggaran.
Sukjong memanggil beberapa Menteri tapi minta mereka tidak terlalu berlebihan agar tidak memicu konflik terlalu besar.
Kasim Yang tanya soal perjalanan mereka, tapi Raja minta mereka pergi dulu, ia akan menyusul setelah masalahnya beres.
Menteri Min mondar-mandir di kantornya, ia benar2 geram mendengar kehamilan Ok Jung. Menteri Jo datang dan mengingatkan panggilan Raja untuk rapat. Tapi Menteri Min pergi tanpa menggubris Jo.
Menteri Min menemui Ibu Suri dan berkata sepertinya Jang Sukwon mengandung. Ibu Suri terkejut, tidak mungkin. Bagaimana anda tahu? Apa anda yakin?
Menteri Min berkata ia bertemu tabib istana yang baru kembali dari Chwi Seon Dang.
Ibu Suri tanya apa Raja sudah tahu. Menteri Min berkata saat ini Raja sedang sibuk dengan urusan kericuhan di perbatasan dan dia juga harus segera rapat bersama Raja. Menteri Min minta Ibu Suri memutuskan untuk tetap membiarkan Jang Sukwon naik kuda sesuai tradisi. Saya akan mengurus sisanya.
Ibu Suri terlihat bimbang, ia mencengkeram roknya erat2, tapi putra saya..Ibu Suri merasa serba salah. Tapi ia memutuskan mengikuti keinginan Menteri Min.
Ok Jung jalan sambil memegang perutnya dengan bahagia. Shi Young mengikutinya dan tersenyum. Ok Jung melihat Sukjong sedang memberikan pengarahan kondisi perbatasan. Ok Jung mendekat.
Shi Young meminta Ok Jung menemui Raja, tapi Ok Jung hanya ingin melihat Sukjong dari jauh seperti ini. Ia senang melihat Sukjong seperti itu. Ia tersenyum memandangi Sukjong sambil meraba perutnya. Ok Jung memutuskan pergi tanpa mengganggu Sukjong.
Sukjong melihatnya dan menghentikan rapatnya sebentar. Ia lari mengejar Ok Jung dan menarik lengannya. Shi Young buru-buru membungkuk.
Ok Jung berbalik dan tersenyum lebar, Yang Mulia. Sukjong ketawa, bukankah kau datang ingin mengatakan sesuatu padaku? Kau sudah datang sampai ke sini, jadi mengapa kau pergi begitu saja?
Ok Jung tersenyum, ia tidak mengatakan kehamilannya dan berkata hanya ingin melihat Sukjong. Ok Jung tidak ingin mengganggu Sukjong.
Sukjong berkata tidak bisa pergi bersama Ok Jung. Kau harus berangkat dulu, tapi aku akan menyusulmu meskipun sudah malam. Ok Jung tanya apa Sukjong akan ke istana di pedesaan. Sukjong membenarkan, tentu saja aku akan pergi ke tempat Ok Jung-ku berada.
Sukjong tanya apa Ok Jung tidak enak badan, ia memeriksa dahi Ok Jung dan berkata Ok Jung sedikit demam. Ok Jung membenarkan dan hampir mengatakan kalau ia mengandung. Tapi Sukjong dipanggil untuk segera mengurus masalah perbatasan. Sukjong janji akan segera menemui Ok Jung nanti, ia tidak akan terlambat.
Ok Jung : Baik Yang Mulia, saya akan mengatakan pada anda nanti. Anda harus datang.
Sukjong : Tentu saja.
Ok Jung berbalik dan jalan pergi. Wajahnya sedikit sedih. Sukjong menyusulnya dan memeluknya dari belakang. Sebentar saja, aku ingin seperti ini sebentar saja. Bahkan sampai saat ini, aku masih tidak percaya apa ini nyata atau hanya mimpi.
Sukjong : Hati-hati di jalan, aku akan menemuimu nanti.
Sukjong pergi dan Ok Jung memandangi punggungnya, sedikit kecewa karena belum bisa mengatakan berita bahagia ini kepada Raja.
Menteri Min memanggil Dayang Joo dan menyuruhnya melakukan sesuatu. Dayang Joo menolak karena takut dengan ancaman Ok Jung. Tapi Menteri Min memaksanya, meskipun kau tidak melakukannya apa kau pikir dia akan membiarkanmu begitu saja? Dayang Joo tanya apa Menteri Min bersedia menjamin keluarganya. Min mengangguk. Akhirnya Dayang Joo bersedia melakukan perintah Menteri Min.
Ibu Suri dan Ratu jalan ke arah tandu dan melihat Min Daegam bicara dengan Dayang Joo. Ratu heran dan ingin mendekat. Tapi Ibu Suri mencegahnya, jangan ikut campur Ratu, lebih baik anda tidak tahu.
Ratu terkejut, Ibunda! Tapi Ibu Suri diam saja.
Dayang Joo pergi ke istal kuda dan mencampur obat ke dalam makanan kuda.
Saatnya berangkat. Ok Jung datang dengan wajah ceria dan menghormat pada Ibu Suri dan Ratu. Yang Mulia, bagaimana kabar anda? Ibu Suri tidak menggubrisnya dan Ratu hanya menoleh sekilas. Wajah Ratu muram melihat Ok Jung.
Ratu hanya melihat dua buah tandu dan menanyakan tandu lainnya. Ibu Suri berkata Ok Jung tidak bisa naik tandu tapi harus naik kuda. Dayang Hong mendukung dan berkata ini adalah ketetapan dari Ratu Soheon istri Raja Sejong.
Ok Jung yang tahu kondisinya menolak naik kuda dengan alasan tidak biasa naik kuda. Ibu Suri melirik Ok Jung dan tanya apa Ok Jung mau mengabaikan tradisi hanya karena Ok Jung kesayangan Raja?
Ok Jung bimbang, ia meraba perutnya. Ibu Suri menyindirnya, kalau tidak segera berangkat kita tidak akan sampai disana sebelum matahari terbenam. Putuskan, kau akan naik kuda atau tidak.
Ok Jung : Kalau begitu lebih baik saya tidak ikut.
Ratu sedikit heran dan Ibu Suri kelihatan kesal, tapi ia tersenyum pada Ratu, kalau begitu kita pergi sendiri saja Ratu.
Ibu Suri memanas-manasi Ok Jung, dan berkata nanti Ratu bisa berjalan-jalan bersama Raja di danau yang pemandangannya indah. Ok Jung membungkuk dan jalan kembali ke istana.
Rombongan Ibu Suri berangkat. Ok Jung melihat ke arah mereka dan kelihatan ragu.
Shi Young bingung, apa yang akan anda lakukan? Ok Jung ingat peringatan kakaknya, kau tidak boleh membiarkan Yang Mulia dicuri disana. Lalu janji Sukjong yang akan menyusul Ok Jung kesana meskipun sudah malam.
Ok Jung akhirnya bersedia naik kuda. Shi Young membujuknya untuk tidak pergi tapi Ok Jung berkeras ingin pergi karena nanti Yang Mulia Raja akan kesana dan kalau ia tidak pergi, mereka akan saling merindukan. Ok Jung ingin mengatakan soal kehamilannya pada Raja hari ini.
Ibu Suri dan Dayang Hong tersenyum saat mengetahui Ok Jung berubah pikiran.
Sukjong selesai dengan rapatnya dan minta Hyeon Moo menyiapkan kuda.
Rombongan Ibu Suri mulai keluar istana. Ok Jung harus tersiksa duduk di punggung kuda. Ok Jung memegangi perutnya. Ratu Inhyeon sedikit tidak enak melihat cara mereka memperlakukan Ok Jung. Tapi tidak ada yang bisa ia lakukan.
Rombongan itu sampai di pinggiran desa. Ok Jung jelas kelelahan dan kepanasan diatas punggung kuda, ia kelihatan pusing.
Tiba-tiba kudanya mulai gelisah, mungkin pengaruh obat. Kuda itu tidak bisa dikendalikan, membuat Ok Jung jatuh ke tanah dengan keras.
Tubuh Ok Jung berguling beberapa kali. Ok Jung pingsan sambil memegangi perutnya.
Ibu Suri dan Ratu terkejut. Ibu Suri jelas ketakutan setengah mati. Berhenti! berhenti!
Shi Young dan para dayang panik, mereka mengerumuni Ok Jung. Ratu dan Ibu Suri mendekati Ok Jung. Ratu panik, Ibu Suri gemetaran, ia benar-benar takut
Malamnya, Sukjong dan pasukannya sudah tiba di istana pedesaan itu. Sukjong tampak bingung kenapa rombongan Ibu Suri belum tiba. Kasim Yang lapor dan menceritakan soal Jang Sukwon yang terjatuh dari kuda lalu tidak sadarkan diri. Jang Sukwon segera dibawa kembali ke istana.
Sukjong panik dan segera lari untuk kembali ke istana.
Tabib istana memeriksa denyut nadi Ok Jung lagi, ia tampak syok. Tabib itu membungkuk, tolong ambil saja nyawa saya, Sukwon Mama!
Ok Jung syok dan terpukul, ia kehilangan bayinya. Tidak..itu tidak mungkin. Shi Young berusaha menghiburnya.
Tapi tidak ada penghiburan yang cukup untuk meringankan penderitaan ibu yang baru saja kehilangan bayinya. Ok Jung memegang perutnya dan menangis pilu, katakan padaku itu tidak benar..aku bahkan belum sempat mengucapkan selamat datang kepadanya ..ini tidak boleh terjadi..
Tabib merasa sedih, Mama..bayi ini tidak beruntung. saya akan melaporkannya pada Yang Mulia.
Ok Jung melarangnya, jangan! jangan mengatakan ini pada siapapun. Tabib bingung, tapi Yang Mulia harus tahu. Ok Jung tidak mengijinkannya, Yang Mulia Raja sangat mengharapkan bayi ini, jika Yang Mulia tahu itu akan sangat menyakitinya. Aku akan menguburnya dalam hatiku sendirian. Jadi kumohon, jangan katakan apapun.
Shi Young menangis sedih.
Ibu Suri berusaha menenangkan dirinya, ia benar2 ketakutan seperti orang tidak waras. Ini bukan salahku, naik kuda adalah tradisi dan kalau dia mengandung seharusnya ia bisa menjaga kandungannya sendiri.
Ratu Inhyeon jalan masuk dan mendengar kata-kata Ibu Suri. Ibunda, anda tadi berkata 'mengandung' siapa yang mengandung? Lalu Ratu sadar, apa Jang Sukwon yang mengandung?
Sukjong tiba di istana. Ibu Suri dan Ratu menyambutnya. Pertanyaan pertama yang diajukan Sukjong adalah, bagaimana dengan Jang Sukwon?
Ratu yang menjawab, dia sedang beristirahat di Chwi Seon Dang.
Sukjong : Kudengar ia terjatuh dari kuda, apa dia terluka?
Ratu tidak segera menjawab dan melirik Ibu Suri. Saya dengar dia baik-baik saja. Sukjong mulai curiga tapi ia diam saja. Ibu Suri berkata Ok Jung mungkin sedikit syok tapi tabib sudah memeriksanya dan menyiapkan obat. Sukjong mengerti, tapi ia bisa merasakan ibunya tampak ketakutan.
Chwi Seon Dang gelap gulita. Shi Young tanya apa ia boleh menyalakan lilin.
Ok Jung : Bagaimana aku bisa menghadapi cahaya? Aku bahkan tidak bisa bertemu dengannya. Aku bahkan belum sempat mengatakan kepadanya kalau aku adalah ibunya.
Sukjong sudah sampai di depan kamar Ok Jung tapi batal membuka pintu karena mendengar kata2 Ok Jung.
Ok Jung : Aku tidak bisa naik tandu karena statusku yang rendah. Aku naik kuda padahal sedang mengandung karena status rendahku. Aku takut disalahkan karena perlakuan khusus yang kuterima hanya karena aku mendapat kasih sayang Raja.
Dan ini akan mempengaruhi Yang Mulia. Jadi aku naik kuda itu.
Sukjong syok mendengarnya.
Ok Jung menangis : Apa yang seharusnya kulakukan? Hanya karena aku mencintai Yang Mulia..jika aku harus berada di sisinya ..sepertinya Yang Mulia selalu mengalami kesulitan karena diriku. Yang Mulia kehilangan bayi yang sangat dinantikannya karena aku.
Shi Young menghibur Ok Jung, itu bukan salah Nyonya, kalau saja Ibu Suri mengijinkan anda naik tandu. Kudanya tidak akan berjingkrak seperti itu.
Ok Jung hanya bisa menangis menyesali nasibnya.
Sukjong mengepalkan tangan, ia gemetaran menahan murka. Sukjong pergi.
Sukjong memanggil tabib dan ingin tahu yang sebenarnya. Apa yang terjadi dengan Jang Sukwon?
Tabib istana ketakutan, tolong ambil saja nyawa saya Yang Mulia. Sukjong terkejut, mengapa?
Tabib : Sukwon Mama mengandung, tapi dia minta agar saya merahasiakannya.
Sukjong benar-benar menyesal, ia tanya siapa lagi yang tahu soal ini. Tabib itu bohong, hanya ..saya.
Sukjong murka, secepat kilat ia menghunus pedang dan mengarahkannya ke leher tabib itu, jangan bohong! siapa lagi yang tahu soal kehamilan Jang Sukwon?
Tabib itu gemetaran : Dae Bi Mama...Yang Mulia.
Sukjong syok, ibuku tahu? Apa Ratu juga tahu? Tabib itu menangis dan berkata ia bersumpah demi nyawanya kalau Ratu tidak tahu. Sukjong menekankan pedangnya, apa hanya ibuku saja? tidak ada yang lain? Tabib itu membenarkan dan tidak mengatakan soal Menteri Min.
Sukjong teriak, Yang Goon apa kau diluar? Kasim Yang masuk dan Sukjong memerintahnya memeriksa kuda yang dinaiki Jang Sukwon tadi.
Ratu merasa cemas, kalau Jang Sukwon mengandung dan keguguran karena perjalanan ini, Yang Mulia pasti merasa kecewa. Ibu Suri berkata mungkin ini keberuntungan yang dikirim langit untuk Ratu. Anda bisa hamil lebih dulu.
Kalau perempuan Jang itu tidak keguguran, suksesi takhta pasti akan kacau.
Sukjong mengunjungi Ibu Suri. Ratu dan Ibu Suri berdiri. Sukjong tampak tenang dan duduk.
Ratu tanya kenapa Sukjong berkunjung malam-malam seperti ini. Sukjong dengan santai menjawab, kalian berdua pasti sangat lelah karena perjalanan ini.
Ratu dan Ibu Suri kelihatan heran. Ratu berkata mereka tidak bisa mengeluh kelelahan, Jang Sukwon jatuh dari kuda, jadi saya merasa sangat cemas.
Sukjong ke Ratu : Kau selalu sangat baik hati. Bagaimana dengan anda, Ibunda?Ibu Suri gemetaran.
Ratu menjawab untuk Ibu Suri, kalau Ibu Suri juga merasa cemas.
Sukjong sekarang bicara keras ke Ratu : Apa Ibunda juga mengatakan kenapa ia berkeras membiarkan Jang Sukwon yang sedang mengandung naik ke atas kuda?
Ratu dan Ibu Suri terkejut mendengar nada kebencian dalam suara Sukjong. Putraku bagaimana anda bisa..
Sukjong memotongnya, jangan menghindarinya. Aku datang setelah tahu segalanya. Ibu Suri berusaha menjelaskan, tapi ia terbatuk-batuk.
Ratu berkata mereka baru saja tahu soal kehamilan Jang Sukwon sekarang ini, tapi tidak ada yang akan berubah meskipun kami tahu sebelumnya. Tidak ada yang bisa mengubah tradisi di istana. Saya hanya merasa sedih karena dia terjatuh dari kuda.
Sukjong : Tradisi? Tembok itu yang akan selalu memisahkan kita dalam perbedaan pemikiran.
Meributkan tradisi dan bukannya manusia.
Sukjong mengatur emosinya, benar..aku datang untuk meminta bantuanmu, Ratu. Sebagai kepala Nae Myeong Bu, naikkan level Jang Sukwon ke level 1, Bin.
Ratu syok, Yang Mulia..
Ibu Suri juga panik, putraku! Orang rendahan itu ke Level 1 Bin? Ibu Suri tidak bisa mengijinkan Sukjong mengangkat Selir yang belum memiliki anak ke level 1 Bin. Itu tidak pernah terjadi.
Sukjong : Ibunda juga melakukan yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Ibu Suri tanya apa yang sudah ia lakukan? Sukjong menuduhnya sengaja membuat Jang Sukwon keguguran, artinya sama saja ia sudah melahirkan putraku. Ibu Suri terkejut dan berusaha membela diri.
Sukjong ingin ibunya tahu betapa murkanya ia saat ini, Apa ibunda tahu itu? Hal mengerikan apa yang Ibunda lakukan dan apa yang harus Ibunda bayar karenanya?
Ibu Suri menahan tangisnya, ia berusaha menjawab tapi terbatuk-batuk lagi. Ratu Inhyeon mendekat ke arah Ibu Suri, Ibunda!
Sukjong tidak terpengaruh, ia bicara lagi, ia melepaskan masalah ini bukan karena ia tidak tahu apa yang dilakukan Ibu Suri. Jika Sukjong menyalahkan Ibu Suri dan menyebabkan keributan semua mungkin akan menyalahkan Jang Sukwon lagi.
Jadi Sukjong menahan semua ini, apa anda tahu itu Ibunda?
Ibu Suri akhirnya berkata ia mengerti dan akan melakukan sesuai keinginan Sukjong. Sukjong pergi tanpa menghiraukan Ibu Suri.
Batuk Ibu Suri semakin parah. Ratu teriak memanggil tabib istana.
Sukjong jalan ke Chwi Seon Dang, ia mengingat semua kata2 Ok Jung soal anak, anak dari saya...apa bisa anak laki-laki?
Ratu Inhyeon jalan ke arah Chwi Seon Dang mungkin ingin menyusul Raja tapi terhenti saat melihat Ok Jung muncul, Yang Mulia..
Ratu awalnya ingin pergi tapi memutuskan mendengarkan percakapan mereka.
Ok Jung sudah berdandan dan menunjukkan wajah tegar, ia tersenyum manis. Apa anda mencari saya, Yang Mulia?
Sukjong tersenyum dan berkata ia akan memenuhi janjinya. Ok Jung tanya janji apa.
Sukjong : Tidak peduli apa yang sudah ditentukan hukum, aku akan memberikan baju yang bisa membersihkan statusmu.
Ok Jung mulai menangis, maksud Yang Mulia..?
Sukjong menahan tangisnya : Lahirkan anak laki-laki sulung untukku, maka aku akan memberimu baju yang kujanjikan padamu saat kita masih remaja, Hee Bin.
Ok Jung terkejut, apa anda tadi memanggil saya Hee Bin?
Sukjong : Mulai sekarang, Jang Ok Jung kau menjadi Selir Level 1 Bin. Kau adalah Hee Bin. Jang Hee Bin, itu gelarmu.
Ok Jung menangis, Yang Mulia!
Sukjong : Dan itu hanya mungkin jika kau memiliki anak laki-laki. Jika kau melahirkan putra sulungku..aku akan membuat anak itu meneruskan takhta.
Tangis Ok Jung semakin keras, Yang Mulia..! Sukjong mengulurkan tangannya dan Ok Jung lari ke dalam pelukan Sukjong.
Ratu Inhyeon yang mendengar rencana Sukjong langsung menangis sakit hati. Ia sama sekali tidak diperhitungkan dan sama sekali tidak dianggap sebagai Ratu, karena apapun yang terjadi Sukjong sudah menetapkan anak Ok Jung yang akan menjadi penerusnya. Ratu Inhyeon mungkin tidak mengira keputusan Raja akan sejauh ini.
Sementara itu, Ok Jung menangis bahagia dalam pelukan Sukjong.
Sukjong tersenyum. Ini adalah caranya membalas mereka yang sudah menyakiti kekasihnya dan membuat mereka berdua kehilangan anak mereka.
Ok Jung [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13]
Notes :
Inhyeon melakukan semua tradisi dan adat istiadat yang ia ketahui sejak kecil tapi semua itu justru menjauhkannya dari Sukjong. Apa jangan2 Inhyeon mengubah strateginya dengan Choi musuri? semakin menarik saja wkk.
Pemeran remaja dan pemeran dewasa bisa selaras chemistry-nya ^^
0 comments:
Post a Comment