The Drop Box
A Documentary Film by Brian Ivie - 22
This is a story about faith..
This is a story about hope...
This is a story about love...
The Drop Box adalah sebuah Film Dokumenter yang sangat menyentuh tentang seorang Pendeta Korea Selatan, Pastor Lee Jong Rak dari Gereja Jusarang- Seoul yang menerima dan membesarkan bayi-bayi yang tidak diinginkan orang tua mereka. Bayi-bayi malang ini dimasukkan dalam sebuah kotak di dalam rumah Pastor Lee di Seoul.
Film dokumenter ini memenangkan Top Prize "Best of Festival" Jubilee Award dengan hadiah uang tunai $ 101,000 (sekitar 9 Miliar lebih) pada Festival Film Kristen Independen San Antonio/ 8th annual San Antonio Independent Christian Film Festival.
Pastor Lee membuat sebuah kotak yang mirip kotak pos, hanya saja ukurannya lebih besar di dinding rumahnya yang juga merangkap Gereja Jusarang. Kotak itu berfungsi untuk menerima para bayi yang tidak diinginkan orang tuanya. Biasanya bayi-bayi hasil hubungan gelap atau bayi dari keluarga miskin. Atau bayi-bayi yang memiliki kebutuhan khusus dan tidak diinginkan orang tuanya.
Bayi-bayi malang itu biasanya akan berakhir di jalan tanpa Drop Box. Di atas Drop Box ada tanda "Tempat untuk meninggalkan bayi." Ada selimut dan handuk di dalam kotak dan juga pemanas untuk membuat bayi itu tetap hangat, seperti inkubator sederhana. Dan kalau ada orang yang meletakkan bayi di dalam kotak itu, maka akan terdengar bunyi bel. Sehingga Pastor Lee, istrinya dan staf mereka langsung tahu dan langsung mengurus sang bayi. Begitu bayi itu masuk ke dalam rumah, mereka akan segera memberi makan dan merawat sang bayi.
Pastor Lee membangun Drop Box ini sejak Desember 2009. Bukan untuk menerima sumbangan baju, mainan dll yang biasa dikumpulkan gereja untuk acara sosial, Pastor Lee menampung bayi-bayi mungil yang tidak diinginkan orang tuanya.
Sejak itu, Pastor Lee dan tim sudah menerima dan merawat lusinan anak-anak yang terlantar. Biasanya mereka adalah anak2 dengan kebutuhan khusus yang tidak diinginkan orang tua mereka.
Pastor Lee ditanya awal mula Drop Box. Pastor Lee cerita, di satu pagi yang sangat dingin, ada seorang bayi yang ditinggalkan di depan pintu gerejanya hanya dibungkus selimut tipis. Pastor Lee berusaha keras menyelamatkan bayi itu tapi sayang, sudah terlambat dan bayi itu meninggal.
Pastor Lee juga mendengar ada pasangan muda yang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dengan bayi yang tidak diinginkan itu, sehingga mereka pergi ke sebuah bukit, mencekik bayi itu dan menguburnya di bukit.
Akhirnya, Pastor Lee memikirkan satu cara untuk menampung bayi-bayi yang tidak diinginkan itu. Hal ini mungkin biasa di negara-negara lain, tapi di Korea Selatan, Drop Box ini mungkin yang pertama kalinya. Drop Box atau Baby Box dibuat hanya untuk menyelamatkan nyawa.
Anak kandung Pastor Lee yang sudah berusia 20 tahun juga memiliki kebutuhan khusus. Karena anaknya inilah, Pastor Lee memiliki belas kasihan untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, cacat dan menderita.
Ny. Han, Presiden Mission to Promote Adoption in Korea (MPAK) berkata : "Saya melihat anak itu (putra Pastor Lee) dan berpikir betapa sulitnya dia harus menderita seperti ini sejak kecil. Saya merasa iba dan merasakan kesakitannya. Tidak ada kata yang bisa saya ucapkan ataupun kata untuk menghiburnya. Saya hanya menopangkan tangan di atas kepala anak itu dan melihatnya, lalu saya menundukkan kepala saya dan memberikan doa singkat untuknya. Pastor Lee juga berdoa bersama saya
Beberapa cerita Pastor Lee saat ia menerima bayi-bayi malang itu.1. Bayi pertama yang ia terima, saat itu sekitar pk. 2:40 (Des 2009), waktu saya mendengar bunyi bel, saya pikir itu hanya orang lewat. Tapi saat saya membuka kotak, ternyata ada seorang bayi di sana. Saya merasa kekuatan saya sudah pergi dari tubuh saya dan saya langsung terjatuh di lantai.
2. Beberapa bayi yang kami terima belum dipotong tali pusatnya. Tapi beberapa sudah.
3. Kadang, para ibu melahirkan bayi itu, membungkusnya dengan sesuatu dan segera meletakkan mereka disana. Dan itu membuat saya berpikir, para bayi ini bisa meninggal kalau tidak ada Kotak Bayi ini.
4. Ada sebuah contoh interview antara Pastor Lee dengan seorang ibu yang menyerahkan bayinya.
Pastor Lee : Kenapa anda menyerahkan bayi anda?
Ibu : Pastor, saya akan mengatakan yang sebenarnya.
Pastor Lee : Ya, katakan yang sebenarnya. tidak apa-apa.
Ibu : Bayi saya dilahirkan akibat affair diluar nikah. Pria itu sudah menikah dan saya juga sudah menikah (dengan orang lain).
Pastor Lee : Jadi, kalian punya keluarga yang berbeda?
Ibu : Ya. Saya bertemu dengannya di nite club. Kami bertemu sekitar 2 atau 3 kali.
Pastor Lee berdiri di dekat Kotak Bayi. Tulisan warna orange itu berbunyi : Untuk ibu kandung yang tidak bisa membesarkan bayinya yang berkebutuhan khusus atau bayi diluar nikah, tolong tarik handel dibawah ini dan tinggalkan bayi anda di dalam.
Tulisan warna biru : "Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku." (Mazmur 27:10)
Bagian dalam Kotak Bayi. Tulisan warna biru artinya : Tolong tulis tanggal lahir bayi anda.
5. Ada bayi yang memiliki cacat tubuh, tengkorak kepalanya belum terbentuk sempurna. Sang ibu meninggalkan catatan : Dia cacat. Saya minta maaf, tapi saya tidak bisa membesarkan anak ini, jadi saya meninggalkannya di dalam Kotak Bayi Gereja Jusarang (Gereja Kasih Kristus)
6. Pastor Lee : Salah satu dari ibu bayi itu berkata kepada saya, dia punya racun untuk bunuh diri dan membunuh bayinya. Jadi saya berkata pada ibu itu, Jangan lakukan itu. Datanglah kesini dengan bayimu.
7. Ada surat dari salah satu ibu bayi lelaki bernama Gi Ri, Tolong ambil anak saya, jangan mencari saya. Saya minta maaf, saya benar2 minta maaf.
Bayi bernama Gi Ri itu memang memiliki kebutuhan khusus.
8. Selain alasan-alasan diatas, ada alasan baru yang digunakan para ibu untuk menyerahkan bayi mereka ke Kotak Bayi Jusarang. Yaitu karena ada UU baru yang mulai diberlakukan sejak Agustus 2012. Tentang perlindungan anak-anak. Pemerintah Korea Selatan mengharuskan proses transparan dalam adopsi anak dan meminta para orang tua untuk mendaftarkan bayi yang baru lahir jika mereka ingin menyerahkan anaknya untuk diadopsi. Pemerintah semakin memperketat aturan adopsi dan membatasi adopsi oleh orang-orang dari Luar Korsel.
Peraturan ini membuat jumlah bayi yang dimasukkan ke dalam Kotak Bayi Pastor Lee meningkat tajam. Para ibu yang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dengan bayinya tanpa pikir panjang langsung memasukkan bayi mereka dalam kotak bayi itu.
Pastor Lee berkata, UU itu bertujuan untuk mendapatkan catatan lebih lengkap soal kependudukan. Tapi meskipun UU dibuat dengan tujuan baik, telah meningkatkan jumlah bayi-bayi yang dibuang.
Pastor Lee mengeluh, dulu bayi-bayi itu ditinggalkan di malam hari. Sekarang orang tidak sungkan meninggalkan bayi di siang hari.
Saat ini, Pastor Lee sudah menampung 20 orang anak, usia 2 sampai 26 tahun.
Meskipun memiliki tujuan mulia, Pastor Lee juga menerima kritikan. Tindakannya ini akan membuat para ibu yang tidak bertanggung jawab dengan mudahnya meninggalkan bayi mereka. Tapi Pastor Lee berkata ia tidak akan menutup Kotak Bayinya sampai ia yakin kalau pemerintah bisa menawarkan perlindungan memadai untuk bayi-bayi yang tidak diinginkan itu.
Menurut laporan kependudukan Korsel, sekitar 600 orang anak dibuang di jalan setiap tahun tapi jumlahnya mungkin lebih tinggi. Hanya 20% dari anak-anak terbuang itu diselamatkan dan ditempatkan sementara di pusat penampungan anak. Ratusan anak meninggal di jalanan. Jumlah kematian bayi dan anak yang dibuang semakin bertambah karena tingkat bayi yang dilahirkan oleh single mom juga meningkat.
Usaha pemerintah tidak cukup memadai, itu sebabnya para profesional Kristen mengembangkan Kotak Bayi.
Dr. Sang Duk Sim (ahli kandungan) berkata : "Jelas yang terbaik adalah para orang tua harus membesarkan anak mereka sendiri, tapi jika negara tidak melakukan fungsinya untuk situasi ini, yang terpenting adalah menyelamatkan nyawa bayi-bayi itu terlebih dulu."
Pastor Lee : "Tidak ada alasan bagi Kotak Bayi untuk muncul jika pemerintah melindungi keselamatan anak-anak dan membuat mereka bahagia."
Here are some ways to donate for those who want to help our kids.
1. You may help the children by donating some money.
Account Holder: Jusarang Gongdongche Church
Bank Info: Shinhan Bank
Account Number: 100-026-911734 (CMS, PayPal account)
Bank Info: Kookmin Bank
Account Number: 715301-01-258639
Bank Info: Nonghyup
Account Number: 170118-51-009901
Bank Info: Woori Bank
Account Number: 1005-501-909778
2. You may help the children by sending some goods.
Address:
Jusarang Gongdongche Church
646-151 Nangok-dong, Gwanak-gu
Seoul, Korea 151-883
Phone #: +82-2-854-4505 / Fax #: +82-2-852-1550
Email: 8414503@hanmail.net
myellieoh@gmail.com- This is my email address as I am helping Pastor Lee by translating.
Thank you, we really appreciate your help.
May the Lord bless you and keep you and your family in His grace!
Pastor Lee : Tidak ada seorangpun manusia yang tidak berguna. Tuhan mengirim mereka ke dunia untuk memakai mereka. "Tuhan, saya bersedia mati demi anak-anak ini."
Sources:
http://www.christianpost.com/news/the-drop-box-documentary-takes-home-grand-prize-at-christian-film-festival-91014/
http://mpakusa.blogspot.com/2012/11/a-visit-to-baby-box.html
http://news.msn.com/world/seoul-pastor%E2%80%99s-drop-box-orphanage-underscores-south-koreas-adoption-plight
http://www.charismanews.com/world/38306-baby-box-pastor-rescues-unwanted-korean-infants
This is a story about faith..
This is a story about hope...
This is a story about love...
The Drop Box adalah sebuah Film Dokumenter yang sangat menyentuh tentang seorang Pendeta Korea Selatan, Pastor Lee Jong Rak dari Gereja Jusarang- Seoul yang menerima dan membesarkan bayi-bayi yang tidak diinginkan orang tua mereka. Bayi-bayi malang ini dimasukkan dalam sebuah kotak di dalam rumah Pastor Lee di Seoul.
Film dokumenter ini memenangkan Top Prize "Best of Festival" Jubilee Award dengan hadiah uang tunai $ 101,000 (sekitar 9 Miliar lebih) pada Festival Film Kristen Independen San Antonio/ 8th annual San Antonio Independent Christian Film Festival.
Pastor Lee Jong Rak |
Bayi-bayi malang itu biasanya akan berakhir di jalan tanpa Drop Box. Di atas Drop Box ada tanda "Tempat untuk meninggalkan bayi." Ada selimut dan handuk di dalam kotak dan juga pemanas untuk membuat bayi itu tetap hangat, seperti inkubator sederhana. Dan kalau ada orang yang meletakkan bayi di dalam kotak itu, maka akan terdengar bunyi bel. Sehingga Pastor Lee, istrinya dan staf mereka langsung tahu dan langsung mengurus sang bayi. Begitu bayi itu masuk ke dalam rumah, mereka akan segera memberi makan dan merawat sang bayi.
Pastor Lee membangun Drop Box ini sejak Desember 2009. Bukan untuk menerima sumbangan baju, mainan dll yang biasa dikumpulkan gereja untuk acara sosial, Pastor Lee menampung bayi-bayi mungil yang tidak diinginkan orang tuanya.
Sejak itu, Pastor Lee dan tim sudah menerima dan merawat lusinan anak-anak yang terlantar. Biasanya mereka adalah anak2 dengan kebutuhan khusus yang tidak diinginkan orang tua mereka.
Foto : http://mpakusa.blogspot.com/2012/11/a-visit-to-baby-box.html |
Pastor Lee juga mendengar ada pasangan muda yang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dengan bayi yang tidak diinginkan itu, sehingga mereka pergi ke sebuah bukit, mencekik bayi itu dan menguburnya di bukit.
Akhirnya, Pastor Lee memikirkan satu cara untuk menampung bayi-bayi yang tidak diinginkan itu. Hal ini mungkin biasa di negara-negara lain, tapi di Korea Selatan, Drop Box ini mungkin yang pertama kalinya. Drop Box atau Baby Box dibuat hanya untuk menyelamatkan nyawa.
Anak kandung Pastor Lee yang sudah berusia 20 tahun juga memiliki kebutuhan khusus. Karena anaknya inilah, Pastor Lee memiliki belas kasihan untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus, cacat dan menderita.
Ny. Han, Presiden Mission to Promote Adoption in Korea (MPAK) berkata : "Saya melihat anak itu (putra Pastor Lee) dan berpikir betapa sulitnya dia harus menderita seperti ini sejak kecil. Saya merasa iba dan merasakan kesakitannya. Tidak ada kata yang bisa saya ucapkan ataupun kata untuk menghiburnya. Saya hanya menopangkan tangan di atas kepala anak itu dan melihatnya, lalu saya menundukkan kepala saya dan memberikan doa singkat untuknya. Pastor Lee juga berdoa bersama saya
Foto : Ellie Oh |
2. Beberapa bayi yang kami terima belum dipotong tali pusatnya. Tapi beberapa sudah.
3. Kadang, para ibu melahirkan bayi itu, membungkusnya dengan sesuatu dan segera meletakkan mereka disana. Dan itu membuat saya berpikir, para bayi ini bisa meninggal kalau tidak ada Kotak Bayi ini.
4. Ada sebuah contoh interview antara Pastor Lee dengan seorang ibu yang menyerahkan bayinya.
Pastor Lee : Kenapa anda menyerahkan bayi anda?
Ibu : Pastor, saya akan mengatakan yang sebenarnya.
Pastor Lee : Ya, katakan yang sebenarnya. tidak apa-apa.
Ibu : Bayi saya dilahirkan akibat affair diluar nikah. Pria itu sudah menikah dan saya juga sudah menikah (dengan orang lain).
Pastor Lee : Jadi, kalian punya keluarga yang berbeda?
Ibu : Ya. Saya bertemu dengannya di nite club. Kami bertemu sekitar 2 atau 3 kali.
Pastor Lee berdiri di dekat Kotak Bayi. Tulisan warna orange itu berbunyi : Untuk ibu kandung yang tidak bisa membesarkan bayinya yang berkebutuhan khusus atau bayi diluar nikah, tolong tarik handel dibawah ini dan tinggalkan bayi anda di dalam.
Tulisan warna biru : "Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku." (Mazmur 27:10)
Bagian dalam Kotak Bayi. Tulisan warna biru artinya : Tolong tulis tanggal lahir bayi anda.
5. Ada bayi yang memiliki cacat tubuh, tengkorak kepalanya belum terbentuk sempurna. Sang ibu meninggalkan catatan : Dia cacat. Saya minta maaf, tapi saya tidak bisa membesarkan anak ini, jadi saya meninggalkannya di dalam Kotak Bayi Gereja Jusarang (Gereja Kasih Kristus)
6. Pastor Lee : Salah satu dari ibu bayi itu berkata kepada saya, dia punya racun untuk bunuh diri dan membunuh bayinya. Jadi saya berkata pada ibu itu, Jangan lakukan itu. Datanglah kesini dengan bayimu.
Baby Gi Ri |
Bayi bernama Gi Ri itu memang memiliki kebutuhan khusus.
8. Selain alasan-alasan diatas, ada alasan baru yang digunakan para ibu untuk menyerahkan bayi mereka ke Kotak Bayi Jusarang. Yaitu karena ada UU baru yang mulai diberlakukan sejak Agustus 2012. Tentang perlindungan anak-anak. Pemerintah Korea Selatan mengharuskan proses transparan dalam adopsi anak dan meminta para orang tua untuk mendaftarkan bayi yang baru lahir jika mereka ingin menyerahkan anaknya untuk diadopsi. Pemerintah semakin memperketat aturan adopsi dan membatasi adopsi oleh orang-orang dari Luar Korsel.
Peraturan ini membuat jumlah bayi yang dimasukkan ke dalam Kotak Bayi Pastor Lee meningkat tajam. Para ibu yang tidak tahu apa yang harus mereka lakukan dengan bayinya tanpa pikir panjang langsung memasukkan bayi mereka dalam kotak bayi itu.
Pastor Lee berkata, UU itu bertujuan untuk mendapatkan catatan lebih lengkap soal kependudukan. Tapi meskipun UU dibuat dengan tujuan baik, telah meningkatkan jumlah bayi-bayi yang dibuang.
Pastor Lee mengeluh, dulu bayi-bayi itu ditinggalkan di malam hari. Sekarang orang tidak sungkan meninggalkan bayi di siang hari.
Saat ini, Pastor Lee sudah menampung 20 orang anak, usia 2 sampai 26 tahun.
Meskipun memiliki tujuan mulia, Pastor Lee juga menerima kritikan. Tindakannya ini akan membuat para ibu yang tidak bertanggung jawab dengan mudahnya meninggalkan bayi mereka. Tapi Pastor Lee berkata ia tidak akan menutup Kotak Bayinya sampai ia yakin kalau pemerintah bisa menawarkan perlindungan memadai untuk bayi-bayi yang tidak diinginkan itu.
Menurut laporan kependudukan Korsel, sekitar 600 orang anak dibuang di jalan setiap tahun tapi jumlahnya mungkin lebih tinggi. Hanya 20% dari anak-anak terbuang itu diselamatkan dan ditempatkan sementara di pusat penampungan anak. Ratusan anak meninggal di jalanan. Jumlah kematian bayi dan anak yang dibuang semakin bertambah karena tingkat bayi yang dilahirkan oleh single mom juga meningkat.
Usaha pemerintah tidak cukup memadai, itu sebabnya para profesional Kristen mengembangkan Kotak Bayi.
Dr. Sang Duk Sim (ahli kandungan) berkata : "Jelas yang terbaik adalah para orang tua harus membesarkan anak mereka sendiri, tapi jika negara tidak melakukan fungsinya untuk situasi ini, yang terpenting adalah menyelamatkan nyawa bayi-bayi itu terlebih dulu."
Pastor Lee : "Tidak ada alasan bagi Kotak Bayi untuk muncul jika pemerintah melindungi keselamatan anak-anak dan membuat mereka bahagia."
Here are some ways to donate for those who want to help our kids.
1. You may help the children by donating some money.
Account Holder: Jusarang Gongdongche Church
Bank Info: Shinhan Bank
Account Number: 100-026-911734 (CMS, PayPal account)
Bank Info: Kookmin Bank
Account Number: 715301-01-258639
Bank Info: Nonghyup
Account Number: 170118-51-009901
Bank Info: Woori Bank
Account Number: 1005-501-909778
2. You may help the children by sending some goods.
Address:
Jusarang Gongdongche Church
646-151 Nangok-dong, Gwanak-gu
Seoul, Korea 151-883
Phone #: +82-2-854-4505 / Fax #: +82-2-852-1550
Email: 8414503@hanmail.net
myellieoh@gmail.com- This is my email address as I am helping Pastor Lee by translating.
Thank you, we really appreciate your help.
May the Lord bless you and keep you and your family in His grace!
Pastor Lee : Tidak ada seorangpun manusia yang tidak berguna. Tuhan mengirim mereka ke dunia untuk memakai mereka. "Tuhan, saya bersedia mati demi anak-anak ini."
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Sources:
http://www.christianpost.com/news/the-drop-box-documentary-takes-home-grand-prize-at-christian-film-festival-91014/
http://mpakusa.blogspot.com/2012/11/a-visit-to-baby-box.html
http://news.msn.com/world/seoul-pastor%E2%80%99s-drop-box-orphanage-underscores-south-koreas-adoption-plight
http://www.charismanews.com/world/38306-baby-box-pastor-rescues-unwanted-korean-infants
0 comments:
Post a Comment