Jang Ok Jung episode 18
Dayang Hong membawa P. Yi Yun tapi Ok Jung merebutnya kembali. Ia tidak mau anaknya diambil saat ini. Ratu keluar dan mengingatkan Ok Jung dengan janjinya pada Ibu Suri untuk menyerahkan anak Ok Jung pada Ratu.
Ok Jung masih menolaknya. Ratu mendekat dan meminta Yun, serahkan Yun. Ok Jung menghindar, tidak jangan sekarang.
Ok Jung ingin Ratu melakukannya sesuai prosedur yang pantas. Kalau tidak Ok Jung tidak akan menyerahkan Yun-nya. Apa anda mengerti?
Ratu mengalah untuk saat ini dan membiarkan Ok Jung bersiap melakukan perpisahan dengan putranya. Tapi Ratu akan segera mengambilnya, jaga baik-baik Yun-ku sampai waktu itu tiba.
Ratu Inhyeon jalan masuk ke kediamannya. Shi Young menghembuskan nafas lega. Ok Jung tidak percaya, Yun-ku? Ok Jung menangis, Yang Mulia...saya mohon bangunlah.
Sukjong masih tidak sadar. Tabib selesai memeriksanya. Menteri Min masuk dan ingin tahu penyakit Raja. Tabib itu berkata bahwa Raja menderita penyakit insomnia dan sesak nafas. Menteri Min tanya apa Raja bisa sembuh.
Tabib berkata mungkin sulit bagi Yang Mulia untuk sadar. Kalau Yang Mulia tetap seperti ini..kemungkinan untuk sadar lagi...
Sebelum tabib selesai bicara, P. Dong Pyeong datang. Ia menyindir Menteri Min, apa yang anda lakukan disini Menteri Min?
Min juga menyindir, apa yang anda lakukan disini P. Dong Pyeong?
P. Dong Pyeong merasa berhak ada di sisi Raja, sebagai satu-satunya keluarga yang sedarah dengan Raja tentu saja ia harus menjenguknya pagi sampai malam.
Menteri Min ketawa dan tanya bagaimana kalau orang salah paham pada P. Dong Pyeong? Saat Raja tidak ada, orang akan mencari keluarga Raja yang berikutnya dan orang mungkin bisa berpikir kalau anda ingin membunuh Raja.
P. Dong Pyeong ketawa, yang sedarah dengan Raja. Anda mengatakan ini karena saya adalah keluarga Raja. Tapi anda juga sama saja, tidak ada yang dekat dengan Yang Mulia Raja seperti anda. Jadi anda seharusnya tidak mengatakan itu.
Jika kita saling menahan diri, maka kita tidak akan melakukan hal yang bodoh.
Menteri Min minum bersama Chi Soo. Chi Soo ingin mendanai Menteri Min lagi. Menteri Min menyindir Chi Soo, anda sibuk mengurus Yang Mulia Raja dan tidak melirik ke partai Seoin kami dan sekarang anda ingin mendanai kami?
Chi Soo ketawa, apa yang saya anggap penting bisa berubah hanya dalam hitungan menit. Yang paling penting adalah siapa yang memiliki kekuatan lebih besar saat ini. Dan bukankah sekarang kekuatan ada di Partai Seoin?
Chi Soo tahu yang paling penting saat ini adalah mengendalikan militer untuk menandingi pasukan kerajaan yang memihak Raja. Anda membutuhkan uang untuk menggerakkan pengawal istana dan militer. Saya akan membiayai semua itu.
Menteri Min ketawa, kalau Chi Soo melakukan itu ia benar2 sangat menghargainya.
Chi Soo : Tapi jika Ratu dari partai Seoin mengendalikan istana, apa semua selir kesayangan Raja akan diusir dari istana?
Maksudnya Jang Hee Bin yang mendapatkan semua perhatian dan kasih sayang Raja.
Menteri Min geli, ia tidak mengira Jang Hee Bin lumayan terkenal sampai seorang pedagang besar dari Cina juga mendengar namanya. Chi Soo tersenyum, jika selir itu diusir keluar istana, ia harus melihatnya. Ia ingin tahu secantik apa Selir itu.
Menteri Min ketawa. Ia tidak tahu hubungan masa lalu Ok Jung dan Chi Soo.
Ratu Inhyeon menemui Ayahnya dan Menteri Kim. Ratu tanya apa yang sudah mereka putuskan.
Menteri Kim ingin mengangkat putra Hee Bin ke takhta dan Ratu akan memerintah di balik layar. Karena Ratu cukup populer di kalangan masyarakat dan merupakan simbol dari partai Seoin. Ini akan sangat baik untuk menenangkan pemerintahan yang tidak stabil.
Ratu tanya apa yang akan terjadi pada Hee Bin. Menteri Kim berkata akan mengambil anak Hee Bin dan mengusir Hee Bin. Kemudian membunuhnya.
Ratu terkejut, apa mereka harus sejauh itu.
Menteri Min punya ide lain, ia takut kalau nanti putra Hee Bin tahu yang sebenarnya dan akan menjadi Yeonsangun berikutnya yang membawa hawa berdarah di istana.
Menteri Min ingin mengangkat Pangeran lain dari keluarga Raja untuk naik takhta dan berkoalisi dengannya.
Ratu semakin tegang : Siapa orangnya?
Menteri Min : Bagaimana kalau P. Dong Pyeong Yi Hang?
P. Dong Pyeong bicara pada Sukjong yang masih terbaring. Yang Mulia, sejak anda jatuh sakit, Min Yoo Jung dan partai Seoin mengambil alih istana, mereka mencari kesempatan untuk menguasai pasukan ibukota dan militer. Mereka juga membahas soal Ratu yang akan memerinta dari balik layar dengan menempatkan P. Yun di takhta.
P. Dong Pyeong mengeraskan suaranya, Yang Mulia apa yang akan anda lakukan sekarang?
Sukjong masih terbaring. P. Dong Pyeong menghela nafas.
Menteri Kim tidak setuju karena P. Dong Pyeong berasal dari Partai Namin. Menteri Min mengerti itu, tapi ia yakin bisa mengubah jalan P. Dong Pyeong. Jadi kita bisa menggerakkannya sesuai dengan keinginan kita.
Ratu Inhyeon ingat cara Ok Jung bicara dengan P. Dong Pyeong. Ratu menolak dan merasa ini bukan ide bagus. Ratu memilih akan memerinta di balik layar saja.
Ratu bukannya ingin terlibat dalam politik, tapi kalau Raja sadar nanti, ia bisa langsung mundur dari politik. Jika mereka menempatkan orang lain di takhta, apa yang akan terjadi pada Yang Mulia?
Menteri Min : Tapi Yang Mulia, kita hanya membutuhkan nama Raja saja, jadi tidak perlu harus Yang Mulia Yi Sun. Lagipula, apa anda lupa semua perlakuan kejamnya kepada anda?
Ratu tidak lupa. Tapi tetap saja, dia adalah suami saya.
Menteri Min : Tidak, Yang Mulia..kemarahan saya tidak akan mereda meskipun saya menghancurkan tulangnya dan meminumnya.
Ratu menghela nafas, Ayah, tolong pertimbangkan lagi.
Menteri Min : Baiklah, kita naikkan dia ke takhta atau kita bunuh dia yang penting, kita harus mendapatkan putra Hee Bin untuk dijadikan tawanan kita. Tolong urus itu, Yang Mulia.
Ratu masih tidak tenang dengan rencana membunuh Ok Jung, apa kita harus membunuh Hee Bin?
Menteri Min bahkan ingin membunuh semuanya, Sukjong, Hee Bin dan putra mereka.
P. Dong Pyeong jalan masuk ke balairung istana, tempat Raja bertahta. Sudah ada Menteri Min di dalam. P. Dong Pyeong komen, ia memang sudah lama ingin masuk tempat ini (P. Dong Pyeong sering diam2 menemui Sukjong disini tapi lewat belakang, karena keluarga Raja dilarang memiliki posisi politik)
Menteri Min menunjuk ke arah kursi para Menteri, posisi itu atau...ia menunjuk takhta Raja, posisi yang disana?
P. Dong Pyeong berkata tajam, ini bukan saatnya untuk bercanda.
Menteri Min : Siapa yang bercanda? Apa anda tidak bisa melihat apa yang sebenarnya saya inginkan?
P. Dong Pyeong : Kalau kau tidak bercanda, jangan bilang kalau kau ingin membuatku masuk dalam rencana pemberontakan.
Menteri Min sudah membuat beberapa rencana dan P. Dong Pyeong sudah ikut di dalamnya. P. Dong Pyeong mendekat, apa kau tahu siapa yang paling kutakuti di dunia ini? Yaitu Yang Mulia Raja. Kalau ia salah memilih dan mati, lalu bagaimana?
Menteri Min minta P. Dong Pyeong tidak berpikir seperti itu dan harus membuat keputusan.
P. Dong Pyeong : Kalau aku menolak?
Menteri Min : Kalau seperti itu, jika Ratu memerintah di balik layar dan partai Seoin yang berkuasa, maka anda adalah orang partai Namin yang berada di urutan teratas yang harus kami singkirkan.
Menteri Min tersenyum. P. Dong Pyeong hanya punya dua pilihan, ikut memberontak atau mati.
Ratu diantar ke depan Chwi Seon Dang. Ia melihat tandu putih sederhana yang akan digunakan untuk membawa Hee Bin keluar istana.
Ratu menyuruh Dayang Hong mengambil Won Ja keluar. Dayang Hong mengerti dan masuk bersama beberapa dayang lainnya.
Hee Bin tentu saja melawan sekuat tenaga, tidak bisa. Kenapa aku harus menyerahkan Won Ja kepada kalian semua?
Shi Young juga berusaha menghalangi mereka. Tapi mereka segera menahan Shi Young dan berusaha merampas Yun dari tangan ibunya. Hee Bin teriak-teriak, Yun menangis. Dayang Hong teriak menyuruh anak buahnya segera mengambil Yun. Adegan yang sulit dilihat, khususnya yang sudah punya anak $%$%#%$#%!!!!
Ratu jalan masuk dan semua menyingkir. Ratu mengingatkan Ok Jung pada janjinya. Ok Jung menolak dengan alasan Yang Mulia Raja belum mengeluarkan perintah.
Ratu berkata Yang Mulia Raja karena satu alasan tidak bisa memberikan perintah, dan dialah yang paling tinggi kedudukannya saat ini di istana yang akan mengambil keputusan.
Ok Jung masih membantah, Ratu tidak memiliki anak, jadi tidak tahu bagaimana rasanya jika anaknya dirampas.
Ratu tersenyum dingin, ia memang tidak tahu perasaan itu, tapi ia tahu bagaimana perasaan untuk membesarkan anak, ia ingin membesarkan Yun dengan baik. Ratu hanya akan memerintah dibalik layar melalui Won Ja, tapi ayahnya punya pikiran lain. Tidak mungkin ayahnya akan membiarkan Ok Jung dan anaknya hidup. Jadi pilih mana, jika mau anaknya hidup, Ok Jung harus pergi dan menyerahkan Won Ja pada Ratu.
Ok Jung tidak percaya, kalau ia menyerahkan Yun, apa Ratu yakin tidak akan membunuh Yun. Ratu tidak akan membiarkan terjadi sesuatu pada satu-satunya darah daging Raja.
Ratu ingin mengambil Yun, para dayang maju lagi untuk merebut Yun. Ok Jung masih melarangnya, tidak bisa. Tunggu sebentar. Ok Jung punya permintaan, ia ingin melihat Sukjong bersama Yun. Ratu tidak memberikan ijin. Ok Jung juga tidak bersedia dipisahkan dengan Yun.
Ratu marah dan berkata kalau Ok Jung bodoh. Ia sekarang memberikan kesempatan terakhir untuk Ok Jung. Kalau kau memang ingin menyelamatkan nyawa Yun, berikan Yun padaku lalu tinggalkan istana. Ok Jung tetap tidak bersedia dipisahkan dengan anaknya. Ratu berkata ia akan bermurah hati pada Ok Jung dan membiarkannya keluar dari istana dengan selamat. Berikan Yun kepadaku, hanya ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa Yun, apa kau pikir ayahku akan membiarkan kalian hidup begitu saja?
Ok Jung sekarang benar2 tidak berdaya.
Beberapa saat kemudian, Ratu Inhyeon jalan keluar diikuti Dayang Hong yang menggendong P. Yi Yun. Ratu duduk diatas tandu dan menerima Yun.
Ratu langsung menyukai Yun, Aku adalah ibumu...Won Ja.
Ok Jung lari keluar dan teriak2 memanggil anaknya, Yun-ah..Yun-ah. Yun-ah! Tapi Ok Jung dihalangi oleh para Dayang.
Dayang Hong minta Hee Bin segera naik ke dalam tandu putih itu. Ratu pergi.
Ok Jung teriak, Yang Mulia Ratu..saya mohon, biarkan saya melihat wajah Yun sekali lagi, ijinkan saya melihatnya sekali lagi. Tapi sia-sia, para dayang berjumlah lebih banyak dan Ok Jung tidak bisa melawan mereka.
Ratu memandangi Yun yang tertidur karena ayunan tandu dan tersenyum sambil membelai jari mungil Yun.
Sekarang Ok Jung harus segera masuk ke dalam tandu. Ok Jung tanya mereka akan membawanya kemana.
Dayang Hong menjelaskan, Ok Jung harus meninggalkan istana dan mencukur rambut lalu menjadi biarawati. Dayang Hong teriak dan menyuruh para dayang memaksa Ok Jung masuk tandu. Ok Jung marah dan membentak mereka. Lepaskan! Beraninya kalian menyentuh tubuh Hee Bin!
Ok Jung marah sekali tapi tidak punya pilihan lain saat ini dan terpaksa masuk ke dalam tandu meninggalkan istana.
P. Dong Pyeong jalan ke balairung istana lagi. Mungkin janjian dengan Menteri Min. Tapi kali ini, P. Dong Pyeong mencoba duduk di takhta Raja lalu menyentuh beberapa hiasan di meja Raja. Menteri Min masuk, P. Dong Pyeong langsung berdiri.
Menteri Min berkata santai, P. Dong Pyeong tidak perlu cemas, bukan manusia yang menjadikan posisi tapi posisi yang menjadikan manusia. Posisi itu benar-benar cocok untuk anda.
P. Dong Pyeong duduk lagi di takhta Raja dan berkata ia juga tidak merasa gugup ada disini. Seperti sudah terbiasa duduk disini, rasanya nyaman sekali.
Menteri Min berkata jika P. Dong Pyeong mau duduk disana, ia siap membantu melaksanakannya.
P. Dong Pyeong mengajukan syarat, ia ingin Menteri Min membiarkan Hee Bin dan P. Yi Yun hidup. Menteri Min tidak mengerti, mereka adalah lawan yang akan mengancam P. Dong Pyeong kelak.
P. Dong Pyeong membenarkan, tapi Won Ja hanyalah bayi dan tanpa Yang Mulia Raja, apa yang bisa dilakukan Hee Bin. Ia hanya ingin menjaga mereka sebagai tanda perhatiannya yang terakhir untuk Raja.
Menteri Min setuju, ia menganggap mereka sudah sepakat. Ia akan pergi ke kantor Do Seong Ji/Sekretariat Negara untuk mengambil stempel kerajaan.
P. Dong Pyeong belum setuju, mengambil stempel kerajaan berarti menghianati Raja, tapi ia belum sepenuhnya mempercayai Menteri Min. Ia membutuhkan jaminan. Menteri Min tanya apa keinginan P. Dong Pyeong.
P. Dong Pyeong ingin mereka tanda tangan menyatakan penolakan jika Won Ja diangkat menjadi Putra Mahkota. Jika mereka bisa memberikan itu pada P. Dong Pyeong, maka ia akan kerja sama dengan mereka.
Menteri Min janji mendapatkan tanda tangan itu. P. Dong Pyeong tersenyum, ia kelihatan puas.
Pengawal istana menyerbu kantor Sekretariat dan mengambil stempel kerajaan.
Menteri Min menunjukkan stempel itu pada P. Dong Pyeong. P. Dong Pyeong mengangguk.
Menteri Min berkumpul bersama rekan2nya satu partai, mereka sudah menandatangani pernyataan yang menolak Won Ja diangkat sebagai Se Ja. Mereka tanya apa yang akan dilakukan pada Hee Bin.
Menteri Min jelas akan menghabisi Hee Bin, ia tidak peduli syarat P. Dong Pyeong. Ia juga akan membunuh Won Ja, meskipun Ratu menyayangi Won Ja. Menteri Min tahu, Ratu pasti akan tidak senang tapi bagaimanapun Ratu tetap harus melakukannya. Mereka juga akan menghabisi Sukjong.
Mereka sudah memutuskan semuanya hari ini.
Menteri Min menghadap Ratu, ia ingin P. Yi Yun dibunuh. Lalu Jang dipaksa bunuh diri.
Ratu terkejut, Ayah! Bukankah kita sudah sepakat bahwa saya akan memerintah di balik layar dan akan mempertahankan P. Yi Yun.
Menteri Min berkata mereka hanya membutuhkan orang yang bisa duduk sebagai Raja dan P. Dong Pyeong Yi Hang sudah bersedia naik takhta.
Ratu tidak bisa mempercayainya, meskipun P. Dong Pyeong adalah keluarga Raja, tapi dia adalah pengikut Raja yang setia.
Menteri Min : Yang Mulia meskipun saat ini anda bisa memerintah di balik layar, tapi satu saat, P. Yi Yun akan naik takhta.
Menteri Min mengingatkan Ratu dengan kisah Ratu Yoon yang dieksekusi dan membuat putra Ratu Yoon (Yeonsangun) membalas dendam lalu membuat istana banjir darah. Tapi kalau mereka mengangkat P. Dong Pyeong, keadaan mereka akan tetap aman.
Ratu berkata ia sudah janji pada Hee Bin untuk mempertahankan nyawa P. Yi Yun.
Menteri Min berkata saat ini yang penting bukanlah janji dengan Jang itu. Menteri Min ingin P. Yi Yun dibunuh.
Ratu syok, tapi.. bagaimana dengan Yang Mulia?
Ok Jung diantar sampai jalan sepi, ia gelisah di dalam tandu. Berusaha meyakinkan dirinya, Won Ja adalah satu-satunya keturunan Yang Mulia..Ratu tidak mungkin bisa membunuh Won Ja begitu saja.
Tiba-tiba tandu Ok Jung dihadang beberapa orang bersenjata dan bertopeng. Mereka melumpuhkan pengawal, sementara tukang tandu lari. Seorang pria membuka tirai tandu dan membekap Ok Jung dengan kain. Ok Jung pingsan.
Jang Hyeon murka. Ok Jung menghilang setelah diusir dari istana? Jang Hee Jae berkata akan mengerahkan semua orangnya untuk mencari Ok Jung. Jang Hyeon marah, orang2 Seoin ini ingin membunuh Ok Jung kita.
Ok Jung terbaring di satu tempat, ia mulai sadar, seseorang memegang dahinya. Ok Jung terbangun dan melihat...Hyun Chi Soo.
Ok Jung duduk, Chi Soo orabeoni! Bagaimana kau bisa ?
Chi Soo menyajikan teh untuk Ok Jung. Ok Jung masih bingung, bagaimana Chi Soo bisa membawanya kesini. Ok Jung tanya kemana Chi Soo selama ini. Ia pernah dengar Chi Soo ada di Qing.
Chi Soo membenarkan, ia sudah mengalami banyak penderitaan yang tidak bisa dikatakan. Tapi yang memaksanya menjadi seperti ini adalah orang itu.
Ok Jung tanya siapa orang yang dimaksud Chi Soo.
Chi Soo tidak tahan melihat keserakahan orang itu kepada Ok Jung, melakukan segala trik konspirasi dan mengirim Ok Jung ke istana demi keserakahan dan kesuksesannya sendiri. Chi Soo tidak ingin Ok Jung masuk perangkap orang ini.
Ok Jung : Maksudmu pamanku?
Ok Jung berusaha membela Jang Hyeon, memang pamannya yang mengusulkannya masuk istana tapi keputusan untuk pergi adalah keputusannya. Ok Jung ingin kembali lagi ke istana dan ia harus bertemu pamannya sekarang.
Chi Soo melarangnya, jangan masuk ke dalam jebakannya lagi. Apa kau tidak tahu orang seperti apa dia itu? Dia membunuh ibuku dan membuatmu hampir mati.
Ok Jung tidak percaya. Chi Soo berkata bahwa Jang Hyeon ingin menguasai toko mereka hanya karena ingin mendapatkan Ok Jung. Ok Jung tetap tidak mau percaya.
Ok Jung tanya apa bukti yang dimiliki Chi Soo.
Chi Soo mengatakan kesaksian Ja Kyung, yang melihat pelaku pembakaran toko adalah orang bertatto dan Chi Soo tahu salah satu orang Jang Hyeon memiliki tatto. Kebakaran yang membuat ibu meninggal dunia di toko.
Ok Jung juga ingat pengakuan Ja Kyung waktu itu. Ia langsung pergi keluar dan ingin menemui pamannya.
Chi Soo mengejar Ok Jung dan melarang Ok Jung pergi. Ok Jung ingin pergi dan tanya kenapa pamannya melakukan itu?
Chi Soo merasa itu percuma saja, karena Jang Hyeon pasti akan menipu Ok Jung lagi. Chi Soo ingin Ok Jung pergi saja dengannya. Jang Hyeon pasti akan memanfaatkanmu lagi dan menghancurkanmu, sebelum ia melakukan itu, kumohon, pergilah bersamaku.
Ok Jung tidak bisa karena sekarang ia punya rumah, yaitu istana dan ia harus kembali ke sana. Ok Jung tidak bisa meninggalkan anaknya dan juga Raja.
Chi Soo masih berusaha mencegah Ok Jung pergi. Tapi di saat bersamaan, Hee Jae berhasil menemukan Ok Jung dan masuk ke halaman.
Hee Jae lega melihat Ok Jung, anda tidak terluka? Ok Jung berkata ia baik2 saja. Hee Jae melihat ke arah Chi Soo dan mengenalinya, sepertinya kita pernah bertemu, ah benar di pelabuhan.
Ok Jung menoleh ke Chi Soo, Chi Soo orabeoni, kuharap kau kembali menemukan jalanmu.
Ok Jung pergi bersama kakak dan anak buah Jang Hyeon.
Ratu Inhyeon menimang Yun dan ia tampak bahagia. Dayang Hong mengingatkan Ratu untuk memberikan Yun pada pengasuhnya.
Ratu keberatan, ia masih ingin melihat Yun. Dayang Hong mengingatkan, bahwa ini adalah aturan istana. Ratu berkata, untuk pertama kali dalam hidupnya, ia merasa aturan itu sangat rumit.
Dayang Hong tersenyum, Yang Mulia sangat menyukai Pangeran. Ratu membenarkan, Yun memang mempesona. Ratu ingin mengadopsi Yun.
Dayang Hong akhirnya membawa Yi Yun kembali ke pengasuhnya. Ratu ingat perintah ayanya untuk menghabisi Yun.
Ratu melihat Dayang Hong yang keluar dari kamarnya dengan perasaan tidak enak, ia memutuskan mengikuti Dayang Hong.
Dayang Hong membawa Yun dan mendengar suara di belakangnya, tapi saat menoleh, tidak ada orang. Dayang Hong jalan terus.
Ada seorang pria yang menyamar sebagai dayang jalan di belakang Dayang Hong. Orang itu sudah menyiapkan sapu tangan bius. Tapi saat orang itu mendekat, Ratu muncul. Dayang palsu itu langsung lari.
Ratu Inhyeon melihat dayang gadungan itu. Hyeon Moo juga diam-diam melihat semuanya. Ia jelas curiga dengan dayang palsu itu.
Ratu memanggil Dayang Hong dan mendekatinya. Dayang Hong tanya ada masalah apa.
Ratu tahu malam ini sinar bulan sangat terang, tapi bahaya membawa anak kecil jalan di malam hari begitu saja. Dayang Hong berkata ia sudah hafal jalannya dan tidak apa-apa, Yang Mulia tidak perlu menyusahkan diri.
Dayang Hong berharap kelak Won Ja akan mengerti ketulusan Ratu. Ratu tersenyum, ia juga senang melakukannya. Ratu tidak berharap Won Ja akan membalasnya, ia hanya ingin Won Ja bisa tetap sehat dan ada disisinya.
Ratu ingin sekalian pergi mengantar Yun ke pengasuhnya. Hyeon Moo tampak lega melihat sikap Ratu kepada Yi Yun.
Ada seorang pembunuh yang menyelinap ke dalam kamar Raja. Orang itu sudah menghunus pedangnya dan jalan mendekati Sukjong yang masih terbaring.
Orang itu jalan cepat dengan pedang terarah pada Raja.
Ok Jung mimpi buruk, ia memanggil anaknya dan terbangun. Ny. Yoon yang tidur di samping Ok Jung juga terbangun. Hee Bin Mama!
Ok Jung menangis, ibu. Ny. Yoon mengerti, anda bermimpi tentang Won Ja. Ok Jung membenarkan, ibu aku menginginkan Won Ja-ku, Yun-ku.
Ny. Yoon menangis, bagaimana anda bisa sama seperti ibu? Ok Jung tidak mau diusir dari istana, ia harus tetap di istana, bahkan kalau mati juga harus mati di istana. Ia harus tetap bersama Yi Yun dan Raja. Ok Jung tidak bisa membiarkan Ratu merampas Yun maupun Raja.
Ny. Yoon memeluk putrinya, ia mengerti betul bagaimana rasanya dipisahkan dengan anaknya dan keduanya menangis.
Paginya, para menteri masuk ke istana dengan tegang dan bingung, apa anda sudah dengar? Katanya Yang Mulia meninggal semalam dan akan ada Raja baru.
Menteri Min masuk ke ruang sidang dengan wajah penuh kemenangan. Mereka yakin Sukjong yang menyebalkan itu sudah tamat dan sekarang semua menunggu Raja baru dengan gembira.
P. Dong Pyeong jalan dengan membawa stempel kerajaan diikuti para Kasim. P. Dong Pyeong tersenyum.
Para Menteri, khususnya dari Partai Seoin masih kasak kusuk dengan semangat, kemudian terdengar pemberitahuan. Yang Mulia tiba..!
Pintu terbuka...dan Sukjong yang sehat-segarbugar jalan masuk ke dalam balairung istana. Hohoho..I love this. (musiknya dan semuanya, I love this, ok rewind..) Dari belakang, masuk semua tokoh dalam skenario yang dibuat Raja. P. Dong Pyeong, Yang Goon, Hyeon Moo, Tabib istana dan pasukan kerajaan.
Sukjong jalan di tengah-tengah para Menteri, menikmati setiap langkahnya dan bisa merasakan kebingungan serta keresahan mereka.
Menteri Min syok, bagaimana bisa.. Sukjong sengaja jalan perlahan dan melihat ke arah ayah mertuanya dengan pandangan penuh arti. I know what u did last night..abis kowe.
Sukjong duduk di takhta. Semua menteri membungkuk dengan wajah tegang. Sukjong pura-pura heran, kenapa wajah kalian? Apa kalian melihat hantu?
Flashback,
Kita kembali saat P.Dong Pyeong bertemu Raja dan Raja mengatakan niatnya mengangkat P. Yi Yun sebagai Putra Mahkota. Keduanya main catur sambil diskusi. P. Dong Pyeong menggerakkan bidaknya yang sepertinya mengancam Raja. Lalu Raja menggerakkan gajahnya dan kedudukan berubah.
P. Dong Pyeong terkejut, Yang Mulia..saya tidak mengira anda akan melakukan langkah itu. Sukjong berkata, seekor harimau menunggu dengan sabar sebelum ia menyerang dan membunuh mangsanya. Mencium bau mangsanya melalui angin. Dengan sabar.
P. Dong Pyeong tanya apa harimau itu perlu menunggu? Siapa yang bisa menandingi kekuatan harimau?
Sukjong : Harimau juga harus tahu siapa musuhnya agar bisa menyerang. Ada kalanya ia tidak tahu siapa musuh sebenarnya meskipun matanya terbuka lebar. Kalau aku jalan bersama mereka yang tidak jelas, kepalaku bisa dipenggalnya. Kalau aku yang diserang, itu tidak masalah, tapi kalau putraku yang belum siap menjadi Raja, itu akan sulit.
Jadi aku berpikir, Paman Dong Pyeong..kalau aku menutup mataku, apa aku akan bisa melihat musuh yang sebenarnya?
Sukjong memegang ulu hatinya lagi, ia kesakitan lalu berkata ia mengalami sakit yang sama seperti mendiang ayahnya.
Sukjong mendengar bahwa partai Seoin akan mencegah Yun menjadi Putra Mahkota. Aku harus berburu, akan bagus kalau aku bisa menyingkirkan semua musuh yang bisa mencelakai Putra Mahkotaku. Kau harus membantuku, Paman Dong Pyeong.
P. Dong Pyeong : Yang Mulia..bagaimana saya bisa?
Sukjong yakin, pihak Seoin pasti akan mendekati P. Dong Pyeong.
Kemudian saat P. Dong Pyeong duduk di samping Sukjong dan mengeluhkan tindakan Partai Seoin. Yang Mulia..apa yang akan anda lakukan sekarang? Sukjong hanya tersenyum..lalu membuka matanya. Jadi selama ini ia memang sudah sadar, Sukjong memang sakit, tapi tidak sampai pingsan dan ia hanya membutuhkan istirahat total.
Sukjong tahu memang sejak lama, Ratu ingin memerintah di balik layar, memang itu yang diinginkan Ratu.
Sukjong duduk dan mendengar apa yang terjadi pada Hee Bin serta Yi Yun. Sukjong menghela nafas, itu adalah kenyataan pahit yang akan mereka alami jika ia menutup mata saat ini. Sukjong memanggil tabib dan tanya apa ia sudah boleh bergerak. Tabib mengiyakan dan ia akan terus memberikan perawatan untuk Raja. Sukjong berterima kasih, meskipun tabib itu adalah orang kepercayaan keluarga Min, tapi ia bersedia membantu Sukjong.
Sukjong membutuhkan bantuan P. Dong Pyeong. Lalu mulailah P. Dong Pyeong bersikap seolah tertarik atau tidak punya pilihan dengan rencana Menteri Min untuk naik takhta menggantikan Raja. P. Dong Pyeong memperlihatkan reaksi senang dan tertarik saat duduk di takhta, itu semua agar Menteri Min masuk perangkap dan bersedia mengumpulkan tanda tangan untuk menolak Yun menjadi Putra Mahkota agar Sukjong bisa mengganti partai yang berkuasa dengan justifikasi.
Malamnya, saat pembunuh bayaran itu masuk kamar Raja dan bersiap menyerangnya, tiba-tiba Hyeon Moo muncul dan mengarahkan pedang ke leher pembunuh itu.
Pasukan Sukjong masuk ke dalam kamar dan mengepung pembunuh itu. Sukjong tersenyum lalu duduk. Pembunuh itu syok dan menjatuhkan pedangnya. Sukjong dengan dingin berkata ke pembunuh itu, katakan saja kalau kau sudah membunuh Raja kepada mereka. Maka aku akan membiarkanmu hidup.
P. Dong Pyeong jalan masuk dengan buku di tangan. Ia menyerahkan buku yang penuh tanda tangan anggota Partai Seoin pada Raja.
Sukjong memeriksanya dan tampak geram sekaligus puas. Saatnya melakukan perubahan besar-besaran.
Sekarang, Sukjong mengangkat buku berisi tanda tangan itu dengan wajah murka. Sukjong melempar buku itu dengan keras ke lantai. Ngeri juga, bayangkan, sudah ada pengawal istana di belakang para Menteri. Satu patah kata saja dari Raja, maka kepala para Menteri itu akan menggelinding ke lantai.
Para Menteri terkejut dan hanya bisa menunggu dengan tegang.
Sukjong : Itu adalah perjanjian yang kalian edarkan. Aku sudah mengumumkan akan mengangkat Won Ja sebagai Putra Mahkota sebelum aku jatuh sakit. Dan kalian masih berani mengedarkan pernyataan yang menentang keputusanku?
Won Ja sudah menjadi Putra Mahkota dan sudah dilaporkan ke Kuil Jongmyo! Tapi pernyataan yang kalian edarkan untuk menentang keputusanku mengangkat Won Ja sebagai Putra Mahkota berarti kalian menentang keturunanku naik takhta.
Menteri Min mencoba memberikan alasan, Yang Mulia..alasan kami membuat pernyataan adalah..
Sukjong memotongnya : Jelas itu adalah bukti penghianatan! Nama Min Daegam ada di urutan paling atas, apa itu artinya kau menentang cucumu sebagai ayah mertua negeri ini? Aku percaya banyak yang harus kita bahas Min Daegam.
Sukjong bicara pribadi dengan Menteri Min. Menteri Min masih pura2 polos, Yang Mulia..kenapa anda ingin bertemu dengan saya di saat seperti ini?
Sukjong : Banyak yang harus kita bicarakan secara pribadi, misalnya di tengah hari, kau bicara soal justifikasi, tapi malamnya kau merancang sesuatu yang mengerikan!
Menteri Min masih mencoba berdalih, apa maksud anda dengan merancang..?
Sukjong teriak memanggil Hyeon Moo. Hyeon Moo masuk bersama para pembunuh yang sudah ditangkap dan disiksa oleh pengawal Raja.
Sukjong murka : Yang satu mencoba membunuhku dan yang lain berusaha membunuh Won Ja! Dan dibelakang semua ini adalah..Min Yoo Jung!
Menteri Min tidak bisa berkutik, akhirnya ia tanya apa yang diinginkan Sukjong.
Sukjong : Mengganti partai yang berkuasa dengan justifikasi kesepakatan yang kau buat. Kalau kau tidak mematuhiku, kau bisa dituduh melakukan penghianatan. Pertama, aku akan menginterogasi orang2 ini di depan publik dan akan menghukum penghianat yang mencoba membunuhku dan Won Ja-ku! Dan aku akan menciptakan jalan yang mulus untuk keturunanku. Di masa lalu saat aku harus memilih calon putri mahkota, karena lebih baik memilih yang buruk daripada yang lebih buruk lagi, jadi aku harus memilih yang buruk. Hari ini aku ingin tahu, mana yang akan dipilih Min Daegam yang bijaksana?
Anak buah Min memohon, tuan..jika kita dituduh dalam penghianatan, tiga generasi kita akan dibantai. Tapi jika kita kehilangan kekuasaan, kita bisa mendapatkannya kembali nanti. Tapi kalau kita dituduh sebagai penghianat, kita akan menjadi penghianat selamanya.
Menteri Min mengepalkan tangan dengan marah, lalu berkata apa ia masih punya pilihan di saat seperti ini. Ia tidak punya pilihan selain mengikuti rencana Sukjong dan mundur dari pemerintahan.
Sukjong tersenyum senang. Menteri Min melihat ke arah Raja dengan wajah murka.
Ok Jung pergi ke istana, Hee Jae mengawalnya dan tampak cemas. Apa Ok Jung memang harus pergi ke istana saat ini? Apa tidak lebih baik menunggu sebentar.
Ok Jung sudah tidak tahan lagi, ia tidak bisa menunggu lagi saat tahu bahwa sesuatu bisa saja terjadi kepada Won Ja-nya. Hee Jae diam saja.
Tandu Ok Jung tiba di depan gerbang istana. Petugas langsung menghunus pedang, siapa yang ada di dalam tandu? Hee Jae juga menghunus pedangnya, selir tingkat 1 Hee Bin!
Hyeon Moo dan pasukannya menyerbu masuk ke kediaman Ratu. Dayang Hong membentak mereka karena berani bersikap kasar.
Hyeon Moo mendapat perintah Raja untuk mengambil Won Ja kembali.
Ratu terkejut tapi tidak mau memberikan Won Ja pada orang2 kasar seperti mereka. Ia ingin membawa Won Ja dengan tangannya sendiri menemui Raja.
Tiba-tiba terdengar suara Jang Hee Bin, tidak. Tidak perlu seperti itu.
Ratu dan Dayang Hong bagaikan melihat hantu. Sepertinya Ratu tidak mengerti kenapa Ok Jung belum jadi biarawati. Ok Jung jalan masuk dengan anggun. Semua pengawal membungkuk hormat kepadanya. Ratu menyadari perubahan ini. Sekarang Ratu yang merasa terancam dan berusaha mempertahankan Yun.
Ok Jung memandang Yun dengan penuh kerinduan : Saya, Ibu Won Ja akan mengambilnya kembali.
Ratu kelihatan bingung, bagaimana kau bisa..
Dayang Hong juga tidak berani bersikap kasar lagi karena sekarang dibelakang Ok Jung berdiri Hyeon Moo dan pasukannya.
Ok Jung : Saya menyadarinya setelah saya meninggalkan istana, tempat dimana saya harus tinggal dan mati adalah istana ini. Tidak peduli seperti apa Yang Mulia Ratu dan Menteri Min mencoba mengusir saya keluar, saya tidak akan pernah keluar atau pergi dari istana lagi. Anda harus bersiap untuk itu.
Semakin anda menginjak rumput, rumput itu akan tumbuh semakin kuat.
Ratu gemetar dan melihat ke arah Yun. Ok Jung langsung mengambil Yun dari pelukan Ratu dengan cepat.
Ok Jung berseru ke arah Hyeon Moo : Dimana Yang Mulia Raja? Sekarang Yang Mulia sudah sadar, aku harus segera bergegas dan melapor kalau aku sudah kembali dengan selamat!
Hyeon Moo : Saya akan mengantar anda, Hee Bin Mama.
Ok Jung berbalik, ia pergi bersama pasukan tanpa membungkuk ke arah Ratu. Ratu jatuh terduduk. Semua sudah berakhir sekarang, Ratu tahu itu.
Sukjong menunggu Ok Jung. Ok Jung tersenyum lega saat melihat Sukjong baik-baik saja. Ia langsung lari ke dalam pelukan Raja. Ok Jung menangis, ia benar2 sangat mencemaskan Raja.
Sukjong minta maaf, telah membuat Ok Jung dan anaknya menderita, ia harus melakukan itu demi Yun. Ok Jung mengerti, ia terlalu bahagia bisa melihat Raja lagi.
Sukjong tersenyum dan menggendong Yun. Coba sudah sebesar apa dia sekarang. Sukjong bicara ke Yun, Yun-ah...ayahmu akan mewariskan negeri Joseon ini kepadamu. Joseon yang sempurna dengan Pangeran yang sempurna yang tidak akan bisa diabaikan oleh para menteri.
Ok Jung terkejut mendengar ini, tapi ia menangis bahagia.
Ratu berkata ia merasa situasinya saat ini adalah seperti berdiri di ujung tebing dengan jari kakinya. Dayang Hong mencoba menguatkan dan menghibur Ratu. Ratu Inhyeon tetap merasakan kuatnya jebakan Raja. Ratu menyadari, mungkin dirinyalah penyebab dan yang bisa mengakhiri insiden ini.
Dayang Hong sedih, bagaimana Yang Mulia bisa ..kenapa harus seperti itu?
Ratu Inhyeon : Tapi aku tidak pernah salah dengan firasat burukku.
Partai Namin sekarang memiliki kekuasaan besar di istana. Menteri Jo dan rekan2nya tampak berseri-seri.
Sebaliknya, dari pihak Seoin, hanya ada dua orang Menteri yang hadir. Mereka merasa gugup pergi ke istana, tapi mereka belum menerima perintah untuk mengundurkan diri.
Raja tiba dan semua menghormat. Raja langsung memerintah Do Seong Ji untuk membacakan keputusannya. Raja mengangkat Menteri Jo sebagai Perdana Menteri menggantikan Min Yoo Jung. Diikuti oleh menteri2 partai Namin lain yang langsung mendapat jabatan strategis. Bahkan Jang Hee Jae juga mendapat jabatan tinggi, sebagai Jendral pasukan khusus.
Menteri dari partai Seoin langsung panik. Istana dikuasai oleh Partai Namin.
Sukjong : Saat aku membuat perubahan ini, aku menyadari bahwa ada ratusan orang Partai Seoin telah menyalahgunakan kekuasaannya di istanaku. Kalian dari Partai Namin pasti merasa sangat kehausan sampai dengan sekarang.
Menteri Jo berkata mereka telah menerima lebih dari cukup dari Raja, mereka merasa sangat berterima kasih.
Tapi pihak Namin masih menginginkan satu hal lagi.
Sukjong : Apa itu?
Menteri Jo : Kepala Min Yoo Jung yang sudah menyalahgunakan kekuasaan.
Anggota Seoin syok. Sukjong tersenyum, kepala Min Yoo Jung? Aku juga menginginkan sesuatu, apa kalian akan menerimanya?
Partai Namin : Apa itu, Yang Mulia?
Sukjong tampak emosi lagi, lalu mengendalikan dirinya. Aku ingin menurunkan Ratu yang sekarang.
Para Menteri terkejut. Hee Jae tersenyum.
Sukjong : Aku sungguh-sungguh ingin menurunkan Ratu yang sekarang!
Sukjong mengatakan keinginannya dengan penuh kemarahan. Ia benar2 merasa dendam dengan Min Yoo Jung, yang selalu menghinanya sejak ia masih menjadi Putra Mahkota, memaksanya menikah dengan putrinya. Sekarang adalah saatnya membalas Min Yoo Jung. Kasihan Ratu Inhyeon, Ratu yang tidak pernah diinginkan oleh Sukjong.
Ok Jung [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16-1], [16-2], [17]
Next On Jang Ok Jung...
Ok Jung masih menolaknya. Ratu mendekat dan meminta Yun, serahkan Yun. Ok Jung menghindar, tidak jangan sekarang.
Ok Jung ingin Ratu melakukannya sesuai prosedur yang pantas. Kalau tidak Ok Jung tidak akan menyerahkan Yun-nya. Apa anda mengerti?
Ratu mengalah untuk saat ini dan membiarkan Ok Jung bersiap melakukan perpisahan dengan putranya. Tapi Ratu akan segera mengambilnya, jaga baik-baik Yun-ku sampai waktu itu tiba.
Ratu Inhyeon jalan masuk ke kediamannya. Shi Young menghembuskan nafas lega. Ok Jung tidak percaya, Yun-ku? Ok Jung menangis, Yang Mulia...saya mohon bangunlah.
Sukjong masih tidak sadar. Tabib selesai memeriksanya. Menteri Min masuk dan ingin tahu penyakit Raja. Tabib itu berkata bahwa Raja menderita penyakit insomnia dan sesak nafas. Menteri Min tanya apa Raja bisa sembuh.
Tabib berkata mungkin sulit bagi Yang Mulia untuk sadar. Kalau Yang Mulia tetap seperti ini..kemungkinan untuk sadar lagi...
Sebelum tabib selesai bicara, P. Dong Pyeong datang. Ia menyindir Menteri Min, apa yang anda lakukan disini Menteri Min?
Min juga menyindir, apa yang anda lakukan disini P. Dong Pyeong?
P. Dong Pyeong merasa berhak ada di sisi Raja, sebagai satu-satunya keluarga yang sedarah dengan Raja tentu saja ia harus menjenguknya pagi sampai malam.
Menteri Min ketawa dan tanya bagaimana kalau orang salah paham pada P. Dong Pyeong? Saat Raja tidak ada, orang akan mencari keluarga Raja yang berikutnya dan orang mungkin bisa berpikir kalau anda ingin membunuh Raja.
P. Dong Pyeong ketawa, yang sedarah dengan Raja. Anda mengatakan ini karena saya adalah keluarga Raja. Tapi anda juga sama saja, tidak ada yang dekat dengan Yang Mulia Raja seperti anda. Jadi anda seharusnya tidak mengatakan itu.
Jika kita saling menahan diri, maka kita tidak akan melakukan hal yang bodoh.
Menteri Min minum bersama Chi Soo. Chi Soo ingin mendanai Menteri Min lagi. Menteri Min menyindir Chi Soo, anda sibuk mengurus Yang Mulia Raja dan tidak melirik ke partai Seoin kami dan sekarang anda ingin mendanai kami?
Chi Soo ketawa, apa yang saya anggap penting bisa berubah hanya dalam hitungan menit. Yang paling penting adalah siapa yang memiliki kekuatan lebih besar saat ini. Dan bukankah sekarang kekuatan ada di Partai Seoin?
Chi Soo tahu yang paling penting saat ini adalah mengendalikan militer untuk menandingi pasukan kerajaan yang memihak Raja. Anda membutuhkan uang untuk menggerakkan pengawal istana dan militer. Saya akan membiayai semua itu.
Menteri Min ketawa, kalau Chi Soo melakukan itu ia benar2 sangat menghargainya.
Chi Soo : Tapi jika Ratu dari partai Seoin mengendalikan istana, apa semua selir kesayangan Raja akan diusir dari istana?
Maksudnya Jang Hee Bin yang mendapatkan semua perhatian dan kasih sayang Raja.
Menteri Min geli, ia tidak mengira Jang Hee Bin lumayan terkenal sampai seorang pedagang besar dari Cina juga mendengar namanya. Chi Soo tersenyum, jika selir itu diusir keluar istana, ia harus melihatnya. Ia ingin tahu secantik apa Selir itu.
Menteri Min ketawa. Ia tidak tahu hubungan masa lalu Ok Jung dan Chi Soo.
Ratu Inhyeon menemui Ayahnya dan Menteri Kim. Ratu tanya apa yang sudah mereka putuskan.
Menteri Kim ingin mengangkat putra Hee Bin ke takhta dan Ratu akan memerintah di balik layar. Karena Ratu cukup populer di kalangan masyarakat dan merupakan simbol dari partai Seoin. Ini akan sangat baik untuk menenangkan pemerintahan yang tidak stabil.
Ratu tanya apa yang akan terjadi pada Hee Bin. Menteri Kim berkata akan mengambil anak Hee Bin dan mengusir Hee Bin. Kemudian membunuhnya.
Ratu terkejut, apa mereka harus sejauh itu.
Menteri Min punya ide lain, ia takut kalau nanti putra Hee Bin tahu yang sebenarnya dan akan menjadi Yeonsangun berikutnya yang membawa hawa berdarah di istana.
Menteri Min ingin mengangkat Pangeran lain dari keluarga Raja untuk naik takhta dan berkoalisi dengannya.
Ratu semakin tegang : Siapa orangnya?
Menteri Min : Bagaimana kalau P. Dong Pyeong Yi Hang?
P. Dong Pyeong bicara pada Sukjong yang masih terbaring. Yang Mulia, sejak anda jatuh sakit, Min Yoo Jung dan partai Seoin mengambil alih istana, mereka mencari kesempatan untuk menguasai pasukan ibukota dan militer. Mereka juga membahas soal Ratu yang akan memerinta dari balik layar dengan menempatkan P. Yun di takhta.
P. Dong Pyeong mengeraskan suaranya, Yang Mulia apa yang akan anda lakukan sekarang?
Sukjong masih terbaring. P. Dong Pyeong menghela nafas.
Menteri Kim tidak setuju karena P. Dong Pyeong berasal dari Partai Namin. Menteri Min mengerti itu, tapi ia yakin bisa mengubah jalan P. Dong Pyeong. Jadi kita bisa menggerakkannya sesuai dengan keinginan kita.
Ratu Inhyeon ingat cara Ok Jung bicara dengan P. Dong Pyeong. Ratu menolak dan merasa ini bukan ide bagus. Ratu memilih akan memerinta di balik layar saja.
Ratu bukannya ingin terlibat dalam politik, tapi kalau Raja sadar nanti, ia bisa langsung mundur dari politik. Jika mereka menempatkan orang lain di takhta, apa yang akan terjadi pada Yang Mulia?
Menteri Min : Tapi Yang Mulia, kita hanya membutuhkan nama Raja saja, jadi tidak perlu harus Yang Mulia Yi Sun. Lagipula, apa anda lupa semua perlakuan kejamnya kepada anda?
Ratu tidak lupa. Tapi tetap saja, dia adalah suami saya.
Menteri Min : Tidak, Yang Mulia..kemarahan saya tidak akan mereda meskipun saya menghancurkan tulangnya dan meminumnya.
Ratu menghela nafas, Ayah, tolong pertimbangkan lagi.
Menteri Min : Baiklah, kita naikkan dia ke takhta atau kita bunuh dia yang penting, kita harus mendapatkan putra Hee Bin untuk dijadikan tawanan kita. Tolong urus itu, Yang Mulia.
Ratu masih tidak tenang dengan rencana membunuh Ok Jung, apa kita harus membunuh Hee Bin?
Menteri Min bahkan ingin membunuh semuanya, Sukjong, Hee Bin dan putra mereka.
P. Dong Pyeong jalan masuk ke balairung istana, tempat Raja bertahta. Sudah ada Menteri Min di dalam. P. Dong Pyeong komen, ia memang sudah lama ingin masuk tempat ini (P. Dong Pyeong sering diam2 menemui Sukjong disini tapi lewat belakang, karena keluarga Raja dilarang memiliki posisi politik)
Menteri Min menunjuk ke arah kursi para Menteri, posisi itu atau...ia menunjuk takhta Raja, posisi yang disana?
P. Dong Pyeong berkata tajam, ini bukan saatnya untuk bercanda.
Menteri Min : Siapa yang bercanda? Apa anda tidak bisa melihat apa yang sebenarnya saya inginkan?
P. Dong Pyeong : Kalau kau tidak bercanda, jangan bilang kalau kau ingin membuatku masuk dalam rencana pemberontakan.
Menteri Min sudah membuat beberapa rencana dan P. Dong Pyeong sudah ikut di dalamnya. P. Dong Pyeong mendekat, apa kau tahu siapa yang paling kutakuti di dunia ini? Yaitu Yang Mulia Raja. Kalau ia salah memilih dan mati, lalu bagaimana?
Menteri Min minta P. Dong Pyeong tidak berpikir seperti itu dan harus membuat keputusan.
P. Dong Pyeong : Kalau aku menolak?
Menteri Min : Kalau seperti itu, jika Ratu memerintah di balik layar dan partai Seoin yang berkuasa, maka anda adalah orang partai Namin yang berada di urutan teratas yang harus kami singkirkan.
Menteri Min tersenyum. P. Dong Pyeong hanya punya dua pilihan, ikut memberontak atau mati.
Ratu diantar ke depan Chwi Seon Dang. Ia melihat tandu putih sederhana yang akan digunakan untuk membawa Hee Bin keluar istana.
Ratu menyuruh Dayang Hong mengambil Won Ja keluar. Dayang Hong mengerti dan masuk bersama beberapa dayang lainnya.
Hee Bin tentu saja melawan sekuat tenaga, tidak bisa. Kenapa aku harus menyerahkan Won Ja kepada kalian semua?
Shi Young juga berusaha menghalangi mereka. Tapi mereka segera menahan Shi Young dan berusaha merampas Yun dari tangan ibunya. Hee Bin teriak-teriak, Yun menangis. Dayang Hong teriak menyuruh anak buahnya segera mengambil Yun. Adegan yang sulit dilihat, khususnya yang sudah punya anak $%$%#%$#%!!!!
Ratu jalan masuk dan semua menyingkir. Ratu mengingatkan Ok Jung pada janjinya. Ok Jung menolak dengan alasan Yang Mulia Raja belum mengeluarkan perintah.
Ratu berkata Yang Mulia Raja karena satu alasan tidak bisa memberikan perintah, dan dialah yang paling tinggi kedudukannya saat ini di istana yang akan mengambil keputusan.
Ok Jung masih membantah, Ratu tidak memiliki anak, jadi tidak tahu bagaimana rasanya jika anaknya dirampas.
Ratu tersenyum dingin, ia memang tidak tahu perasaan itu, tapi ia tahu bagaimana perasaan untuk membesarkan anak, ia ingin membesarkan Yun dengan baik. Ratu hanya akan memerintah dibalik layar melalui Won Ja, tapi ayahnya punya pikiran lain. Tidak mungkin ayahnya akan membiarkan Ok Jung dan anaknya hidup. Jadi pilih mana, jika mau anaknya hidup, Ok Jung harus pergi dan menyerahkan Won Ja pada Ratu.
Ok Jung tidak percaya, kalau ia menyerahkan Yun, apa Ratu yakin tidak akan membunuh Yun. Ratu tidak akan membiarkan terjadi sesuatu pada satu-satunya darah daging Raja.
Ratu ingin mengambil Yun, para dayang maju lagi untuk merebut Yun. Ok Jung masih melarangnya, tidak bisa. Tunggu sebentar. Ok Jung punya permintaan, ia ingin melihat Sukjong bersama Yun. Ratu tidak memberikan ijin. Ok Jung juga tidak bersedia dipisahkan dengan Yun.
Ratu marah dan berkata kalau Ok Jung bodoh. Ia sekarang memberikan kesempatan terakhir untuk Ok Jung. Kalau kau memang ingin menyelamatkan nyawa Yun, berikan Yun padaku lalu tinggalkan istana. Ok Jung tetap tidak bersedia dipisahkan dengan anaknya. Ratu berkata ia akan bermurah hati pada Ok Jung dan membiarkannya keluar dari istana dengan selamat. Berikan Yun kepadaku, hanya ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa Yun, apa kau pikir ayahku akan membiarkan kalian hidup begitu saja?
Ok Jung sekarang benar2 tidak berdaya.
Beberapa saat kemudian, Ratu Inhyeon jalan keluar diikuti Dayang Hong yang menggendong P. Yi Yun. Ratu duduk diatas tandu dan menerima Yun.
Ratu langsung menyukai Yun, Aku adalah ibumu...Won Ja.
Ok Jung lari keluar dan teriak2 memanggil anaknya, Yun-ah..Yun-ah. Yun-ah! Tapi Ok Jung dihalangi oleh para Dayang.
Dayang Hong minta Hee Bin segera naik ke dalam tandu putih itu. Ratu pergi.
Ok Jung teriak, Yang Mulia Ratu..saya mohon, biarkan saya melihat wajah Yun sekali lagi, ijinkan saya melihatnya sekali lagi. Tapi sia-sia, para dayang berjumlah lebih banyak dan Ok Jung tidak bisa melawan mereka.
Ratu memandangi Yun yang tertidur karena ayunan tandu dan tersenyum sambil membelai jari mungil Yun.
Sekarang Ok Jung harus segera masuk ke dalam tandu. Ok Jung tanya mereka akan membawanya kemana.
Dayang Hong menjelaskan, Ok Jung harus meninggalkan istana dan mencukur rambut lalu menjadi biarawati. Dayang Hong teriak dan menyuruh para dayang memaksa Ok Jung masuk tandu. Ok Jung marah dan membentak mereka. Lepaskan! Beraninya kalian menyentuh tubuh Hee Bin!
Ok Jung marah sekali tapi tidak punya pilihan lain saat ini dan terpaksa masuk ke dalam tandu meninggalkan istana.
P. Dong Pyeong jalan ke balairung istana lagi. Mungkin janjian dengan Menteri Min. Tapi kali ini, P. Dong Pyeong mencoba duduk di takhta Raja lalu menyentuh beberapa hiasan di meja Raja. Menteri Min masuk, P. Dong Pyeong langsung berdiri.
Menteri Min berkata santai, P. Dong Pyeong tidak perlu cemas, bukan manusia yang menjadikan posisi tapi posisi yang menjadikan manusia. Posisi itu benar-benar cocok untuk anda.
P. Dong Pyeong duduk lagi di takhta Raja dan berkata ia juga tidak merasa gugup ada disini. Seperti sudah terbiasa duduk disini, rasanya nyaman sekali.
Menteri Min berkata jika P. Dong Pyeong mau duduk disana, ia siap membantu melaksanakannya.
P. Dong Pyeong mengajukan syarat, ia ingin Menteri Min membiarkan Hee Bin dan P. Yi Yun hidup. Menteri Min tidak mengerti, mereka adalah lawan yang akan mengancam P. Dong Pyeong kelak.
P. Dong Pyeong membenarkan, tapi Won Ja hanyalah bayi dan tanpa Yang Mulia Raja, apa yang bisa dilakukan Hee Bin. Ia hanya ingin menjaga mereka sebagai tanda perhatiannya yang terakhir untuk Raja.
Menteri Min setuju, ia menganggap mereka sudah sepakat. Ia akan pergi ke kantor Do Seong Ji/Sekretariat Negara untuk mengambil stempel kerajaan.
P. Dong Pyeong belum setuju, mengambil stempel kerajaan berarti menghianati Raja, tapi ia belum sepenuhnya mempercayai Menteri Min. Ia membutuhkan jaminan. Menteri Min tanya apa keinginan P. Dong Pyeong.
P. Dong Pyeong ingin mereka tanda tangan menyatakan penolakan jika Won Ja diangkat menjadi Putra Mahkota. Jika mereka bisa memberikan itu pada P. Dong Pyeong, maka ia akan kerja sama dengan mereka.
Menteri Min janji mendapatkan tanda tangan itu. P. Dong Pyeong tersenyum, ia kelihatan puas.
Pengawal istana menyerbu kantor Sekretariat dan mengambil stempel kerajaan.
Menteri Min menunjukkan stempel itu pada P. Dong Pyeong. P. Dong Pyeong mengangguk.
Menteri Min berkumpul bersama rekan2nya satu partai, mereka sudah menandatangani pernyataan yang menolak Won Ja diangkat sebagai Se Ja. Mereka tanya apa yang akan dilakukan pada Hee Bin.
Menteri Min jelas akan menghabisi Hee Bin, ia tidak peduli syarat P. Dong Pyeong. Ia juga akan membunuh Won Ja, meskipun Ratu menyayangi Won Ja. Menteri Min tahu, Ratu pasti akan tidak senang tapi bagaimanapun Ratu tetap harus melakukannya. Mereka juga akan menghabisi Sukjong.
Mereka sudah memutuskan semuanya hari ini.
Menteri Min menghadap Ratu, ia ingin P. Yi Yun dibunuh. Lalu Jang dipaksa bunuh diri.
Ratu terkejut, Ayah! Bukankah kita sudah sepakat bahwa saya akan memerintah di balik layar dan akan mempertahankan P. Yi Yun.
Menteri Min berkata mereka hanya membutuhkan orang yang bisa duduk sebagai Raja dan P. Dong Pyeong Yi Hang sudah bersedia naik takhta.
Ratu tidak bisa mempercayainya, meskipun P. Dong Pyeong adalah keluarga Raja, tapi dia adalah pengikut Raja yang setia.
Menteri Min : Yang Mulia meskipun saat ini anda bisa memerintah di balik layar, tapi satu saat, P. Yi Yun akan naik takhta.
Menteri Min mengingatkan Ratu dengan kisah Ratu Yoon yang dieksekusi dan membuat putra Ratu Yoon (Yeonsangun) membalas dendam lalu membuat istana banjir darah. Tapi kalau mereka mengangkat P. Dong Pyeong, keadaan mereka akan tetap aman.
Ratu berkata ia sudah janji pada Hee Bin untuk mempertahankan nyawa P. Yi Yun.
Menteri Min berkata saat ini yang penting bukanlah janji dengan Jang itu. Menteri Min ingin P. Yi Yun dibunuh.
Ratu syok, tapi.. bagaimana dengan Yang Mulia?
Ok Jung diantar sampai jalan sepi, ia gelisah di dalam tandu. Berusaha meyakinkan dirinya, Won Ja adalah satu-satunya keturunan Yang Mulia..Ratu tidak mungkin bisa membunuh Won Ja begitu saja.
Tiba-tiba tandu Ok Jung dihadang beberapa orang bersenjata dan bertopeng. Mereka melumpuhkan pengawal, sementara tukang tandu lari. Seorang pria membuka tirai tandu dan membekap Ok Jung dengan kain. Ok Jung pingsan.
Jang Hyeon murka. Ok Jung menghilang setelah diusir dari istana? Jang Hee Jae berkata akan mengerahkan semua orangnya untuk mencari Ok Jung. Jang Hyeon marah, orang2 Seoin ini ingin membunuh Ok Jung kita.
Ok Jung terbaring di satu tempat, ia mulai sadar, seseorang memegang dahinya. Ok Jung terbangun dan melihat...Hyun Chi Soo.
Ok Jung duduk, Chi Soo orabeoni! Bagaimana kau bisa ?
Chi Soo menyajikan teh untuk Ok Jung. Ok Jung masih bingung, bagaimana Chi Soo bisa membawanya kesini. Ok Jung tanya kemana Chi Soo selama ini. Ia pernah dengar Chi Soo ada di Qing.
Chi Soo membenarkan, ia sudah mengalami banyak penderitaan yang tidak bisa dikatakan. Tapi yang memaksanya menjadi seperti ini adalah orang itu.
Ok Jung tanya siapa orang yang dimaksud Chi Soo.
Chi Soo tidak tahan melihat keserakahan orang itu kepada Ok Jung, melakukan segala trik konspirasi dan mengirim Ok Jung ke istana demi keserakahan dan kesuksesannya sendiri. Chi Soo tidak ingin Ok Jung masuk perangkap orang ini.
Ok Jung : Maksudmu pamanku?
Ok Jung berusaha membela Jang Hyeon, memang pamannya yang mengusulkannya masuk istana tapi keputusan untuk pergi adalah keputusannya. Ok Jung ingin kembali lagi ke istana dan ia harus bertemu pamannya sekarang.
Chi Soo melarangnya, jangan masuk ke dalam jebakannya lagi. Apa kau tidak tahu orang seperti apa dia itu? Dia membunuh ibuku dan membuatmu hampir mati.
Ok Jung tidak percaya. Chi Soo berkata bahwa Jang Hyeon ingin menguasai toko mereka hanya karena ingin mendapatkan Ok Jung. Ok Jung tetap tidak mau percaya.
Ok Jung tanya apa bukti yang dimiliki Chi Soo.
Chi Soo mengatakan kesaksian Ja Kyung, yang melihat pelaku pembakaran toko adalah orang bertatto dan Chi Soo tahu salah satu orang Jang Hyeon memiliki tatto. Kebakaran yang membuat ibu meninggal dunia di toko.
Ok Jung juga ingat pengakuan Ja Kyung waktu itu. Ia langsung pergi keluar dan ingin menemui pamannya.
Chi Soo mengejar Ok Jung dan melarang Ok Jung pergi. Ok Jung ingin pergi dan tanya kenapa pamannya melakukan itu?
Chi Soo merasa itu percuma saja, karena Jang Hyeon pasti akan menipu Ok Jung lagi. Chi Soo ingin Ok Jung pergi saja dengannya. Jang Hyeon pasti akan memanfaatkanmu lagi dan menghancurkanmu, sebelum ia melakukan itu, kumohon, pergilah bersamaku.
Ok Jung tidak bisa karena sekarang ia punya rumah, yaitu istana dan ia harus kembali ke sana. Ok Jung tidak bisa meninggalkan anaknya dan juga Raja.
Chi Soo masih berusaha mencegah Ok Jung pergi. Tapi di saat bersamaan, Hee Jae berhasil menemukan Ok Jung dan masuk ke halaman.
Hee Jae lega melihat Ok Jung, anda tidak terluka? Ok Jung berkata ia baik2 saja. Hee Jae melihat ke arah Chi Soo dan mengenalinya, sepertinya kita pernah bertemu, ah benar di pelabuhan.
Ok Jung menoleh ke Chi Soo, Chi Soo orabeoni, kuharap kau kembali menemukan jalanmu.
Ok Jung pergi bersama kakak dan anak buah Jang Hyeon.
Ratu Inhyeon menimang Yun dan ia tampak bahagia. Dayang Hong mengingatkan Ratu untuk memberikan Yun pada pengasuhnya.
Ratu keberatan, ia masih ingin melihat Yun. Dayang Hong mengingatkan, bahwa ini adalah aturan istana. Ratu berkata, untuk pertama kali dalam hidupnya, ia merasa aturan itu sangat rumit.
Dayang Hong tersenyum, Yang Mulia sangat menyukai Pangeran. Ratu membenarkan, Yun memang mempesona. Ratu ingin mengadopsi Yun.
Dayang Hong akhirnya membawa Yi Yun kembali ke pengasuhnya. Ratu ingat perintah ayanya untuk menghabisi Yun.
Ratu melihat Dayang Hong yang keluar dari kamarnya dengan perasaan tidak enak, ia memutuskan mengikuti Dayang Hong.
Dayang Hong membawa Yun dan mendengar suara di belakangnya, tapi saat menoleh, tidak ada orang. Dayang Hong jalan terus.
Ada seorang pria yang menyamar sebagai dayang jalan di belakang Dayang Hong. Orang itu sudah menyiapkan sapu tangan bius. Tapi saat orang itu mendekat, Ratu muncul. Dayang palsu itu langsung lari.
Ratu Inhyeon melihat dayang gadungan itu. Hyeon Moo juga diam-diam melihat semuanya. Ia jelas curiga dengan dayang palsu itu.
Ratu memanggil Dayang Hong dan mendekatinya. Dayang Hong tanya ada masalah apa.
Ratu tahu malam ini sinar bulan sangat terang, tapi bahaya membawa anak kecil jalan di malam hari begitu saja. Dayang Hong berkata ia sudah hafal jalannya dan tidak apa-apa, Yang Mulia tidak perlu menyusahkan diri.
Dayang Hong berharap kelak Won Ja akan mengerti ketulusan Ratu. Ratu tersenyum, ia juga senang melakukannya. Ratu tidak berharap Won Ja akan membalasnya, ia hanya ingin Won Ja bisa tetap sehat dan ada disisinya.
Ratu ingin sekalian pergi mengantar Yun ke pengasuhnya. Hyeon Moo tampak lega melihat sikap Ratu kepada Yi Yun.
Ada seorang pembunuh yang menyelinap ke dalam kamar Raja. Orang itu sudah menghunus pedangnya dan jalan mendekati Sukjong yang masih terbaring.
Orang itu jalan cepat dengan pedang terarah pada Raja.
Ok Jung mimpi buruk, ia memanggil anaknya dan terbangun. Ny. Yoon yang tidur di samping Ok Jung juga terbangun. Hee Bin Mama!
Ok Jung menangis, ibu. Ny. Yoon mengerti, anda bermimpi tentang Won Ja. Ok Jung membenarkan, ibu aku menginginkan Won Ja-ku, Yun-ku.
Ny. Yoon menangis, bagaimana anda bisa sama seperti ibu? Ok Jung tidak mau diusir dari istana, ia harus tetap di istana, bahkan kalau mati juga harus mati di istana. Ia harus tetap bersama Yi Yun dan Raja. Ok Jung tidak bisa membiarkan Ratu merampas Yun maupun Raja.
Ny. Yoon memeluk putrinya, ia mengerti betul bagaimana rasanya dipisahkan dengan anaknya dan keduanya menangis.
Paginya, para menteri masuk ke istana dengan tegang dan bingung, apa anda sudah dengar? Katanya Yang Mulia meninggal semalam dan akan ada Raja baru.
Menteri Min masuk ke ruang sidang dengan wajah penuh kemenangan. Mereka yakin Sukjong yang menyebalkan itu sudah tamat dan sekarang semua menunggu Raja baru dengan gembira.
P. Dong Pyeong jalan dengan membawa stempel kerajaan diikuti para Kasim. P. Dong Pyeong tersenyum.
Para Menteri, khususnya dari Partai Seoin masih kasak kusuk dengan semangat, kemudian terdengar pemberitahuan. Yang Mulia tiba..!
Pintu terbuka...dan Sukjong yang sehat-segarbugar jalan masuk ke dalam balairung istana. Hohoho..I love this. (musiknya dan semuanya, I love this, ok rewind..) Dari belakang, masuk semua tokoh dalam skenario yang dibuat Raja. P. Dong Pyeong, Yang Goon, Hyeon Moo, Tabib istana dan pasukan kerajaan.
Sukjong jalan di tengah-tengah para Menteri, menikmati setiap langkahnya dan bisa merasakan kebingungan serta keresahan mereka.
Menteri Min syok, bagaimana bisa.. Sukjong sengaja jalan perlahan dan melihat ke arah ayah mertuanya dengan pandangan penuh arti. I know what u did last night..abis kowe.
Sukjong duduk di takhta. Semua menteri membungkuk dengan wajah tegang. Sukjong pura-pura heran, kenapa wajah kalian? Apa kalian melihat hantu?
Flashback,
Kita kembali saat P.Dong Pyeong bertemu Raja dan Raja mengatakan niatnya mengangkat P. Yi Yun sebagai Putra Mahkota. Keduanya main catur sambil diskusi. P. Dong Pyeong menggerakkan bidaknya yang sepertinya mengancam Raja. Lalu Raja menggerakkan gajahnya dan kedudukan berubah.
P. Dong Pyeong terkejut, Yang Mulia..saya tidak mengira anda akan melakukan langkah itu. Sukjong berkata, seekor harimau menunggu dengan sabar sebelum ia menyerang dan membunuh mangsanya. Mencium bau mangsanya melalui angin. Dengan sabar.
P. Dong Pyeong tanya apa harimau itu perlu menunggu? Siapa yang bisa menandingi kekuatan harimau?
Sukjong : Harimau juga harus tahu siapa musuhnya agar bisa menyerang. Ada kalanya ia tidak tahu siapa musuh sebenarnya meskipun matanya terbuka lebar. Kalau aku jalan bersama mereka yang tidak jelas, kepalaku bisa dipenggalnya. Kalau aku yang diserang, itu tidak masalah, tapi kalau putraku yang belum siap menjadi Raja, itu akan sulit.
Jadi aku berpikir, Paman Dong Pyeong..kalau aku menutup mataku, apa aku akan bisa melihat musuh yang sebenarnya?
Sukjong memegang ulu hatinya lagi, ia kesakitan lalu berkata ia mengalami sakit yang sama seperti mendiang ayahnya.
Sukjong mendengar bahwa partai Seoin akan mencegah Yun menjadi Putra Mahkota. Aku harus berburu, akan bagus kalau aku bisa menyingkirkan semua musuh yang bisa mencelakai Putra Mahkotaku. Kau harus membantuku, Paman Dong Pyeong.
P. Dong Pyeong : Yang Mulia..bagaimana saya bisa?
Sukjong yakin, pihak Seoin pasti akan mendekati P. Dong Pyeong.
Kemudian saat P. Dong Pyeong duduk di samping Sukjong dan mengeluhkan tindakan Partai Seoin. Yang Mulia..apa yang akan anda lakukan sekarang? Sukjong hanya tersenyum..lalu membuka matanya. Jadi selama ini ia memang sudah sadar, Sukjong memang sakit, tapi tidak sampai pingsan dan ia hanya membutuhkan istirahat total.
Sukjong tahu memang sejak lama, Ratu ingin memerintah di balik layar, memang itu yang diinginkan Ratu.
Sukjong duduk dan mendengar apa yang terjadi pada Hee Bin serta Yi Yun. Sukjong menghela nafas, itu adalah kenyataan pahit yang akan mereka alami jika ia menutup mata saat ini. Sukjong memanggil tabib dan tanya apa ia sudah boleh bergerak. Tabib mengiyakan dan ia akan terus memberikan perawatan untuk Raja. Sukjong berterima kasih, meskipun tabib itu adalah orang kepercayaan keluarga Min, tapi ia bersedia membantu Sukjong.
Sukjong membutuhkan bantuan P. Dong Pyeong. Lalu mulailah P. Dong Pyeong bersikap seolah tertarik atau tidak punya pilihan dengan rencana Menteri Min untuk naik takhta menggantikan Raja. P. Dong Pyeong memperlihatkan reaksi senang dan tertarik saat duduk di takhta, itu semua agar Menteri Min masuk perangkap dan bersedia mengumpulkan tanda tangan untuk menolak Yun menjadi Putra Mahkota agar Sukjong bisa mengganti partai yang berkuasa dengan justifikasi.
Malamnya, saat pembunuh bayaran itu masuk kamar Raja dan bersiap menyerangnya, tiba-tiba Hyeon Moo muncul dan mengarahkan pedang ke leher pembunuh itu.
Pasukan Sukjong masuk ke dalam kamar dan mengepung pembunuh itu. Sukjong tersenyum lalu duduk. Pembunuh itu syok dan menjatuhkan pedangnya. Sukjong dengan dingin berkata ke pembunuh itu, katakan saja kalau kau sudah membunuh Raja kepada mereka. Maka aku akan membiarkanmu hidup.
P. Dong Pyeong jalan masuk dengan buku di tangan. Ia menyerahkan buku yang penuh tanda tangan anggota Partai Seoin pada Raja.
Sukjong memeriksanya dan tampak geram sekaligus puas. Saatnya melakukan perubahan besar-besaran.
Sekarang, Sukjong mengangkat buku berisi tanda tangan itu dengan wajah murka. Sukjong melempar buku itu dengan keras ke lantai. Ngeri juga, bayangkan, sudah ada pengawal istana di belakang para Menteri. Satu patah kata saja dari Raja, maka kepala para Menteri itu akan menggelinding ke lantai.
Para Menteri terkejut dan hanya bisa menunggu dengan tegang.
Sukjong : Itu adalah perjanjian yang kalian edarkan. Aku sudah mengumumkan akan mengangkat Won Ja sebagai Putra Mahkota sebelum aku jatuh sakit. Dan kalian masih berani mengedarkan pernyataan yang menentang keputusanku?
Won Ja sudah menjadi Putra Mahkota dan sudah dilaporkan ke Kuil Jongmyo! Tapi pernyataan yang kalian edarkan untuk menentang keputusanku mengangkat Won Ja sebagai Putra Mahkota berarti kalian menentang keturunanku naik takhta.
Menteri Min mencoba memberikan alasan, Yang Mulia..alasan kami membuat pernyataan adalah..
Sukjong memotongnya : Jelas itu adalah bukti penghianatan! Nama Min Daegam ada di urutan paling atas, apa itu artinya kau menentang cucumu sebagai ayah mertua negeri ini? Aku percaya banyak yang harus kita bahas Min Daegam.
Sukjong bicara pribadi dengan Menteri Min. Menteri Min masih pura2 polos, Yang Mulia..kenapa anda ingin bertemu dengan saya di saat seperti ini?
Sukjong : Banyak yang harus kita bicarakan secara pribadi, misalnya di tengah hari, kau bicara soal justifikasi, tapi malamnya kau merancang sesuatu yang mengerikan!
Menteri Min masih mencoba berdalih, apa maksud anda dengan merancang..?
Sukjong teriak memanggil Hyeon Moo. Hyeon Moo masuk bersama para pembunuh yang sudah ditangkap dan disiksa oleh pengawal Raja.
Sukjong murka : Yang satu mencoba membunuhku dan yang lain berusaha membunuh Won Ja! Dan dibelakang semua ini adalah..Min Yoo Jung!
Menteri Min tidak bisa berkutik, akhirnya ia tanya apa yang diinginkan Sukjong.
Sukjong : Mengganti partai yang berkuasa dengan justifikasi kesepakatan yang kau buat. Kalau kau tidak mematuhiku, kau bisa dituduh melakukan penghianatan. Pertama, aku akan menginterogasi orang2 ini di depan publik dan akan menghukum penghianat yang mencoba membunuhku dan Won Ja-ku! Dan aku akan menciptakan jalan yang mulus untuk keturunanku. Di masa lalu saat aku harus memilih calon putri mahkota, karena lebih baik memilih yang buruk daripada yang lebih buruk lagi, jadi aku harus memilih yang buruk. Hari ini aku ingin tahu, mana yang akan dipilih Min Daegam yang bijaksana?
Anak buah Min memohon, tuan..jika kita dituduh dalam penghianatan, tiga generasi kita akan dibantai. Tapi jika kita kehilangan kekuasaan, kita bisa mendapatkannya kembali nanti. Tapi kalau kita dituduh sebagai penghianat, kita akan menjadi penghianat selamanya.
Menteri Min mengepalkan tangan dengan marah, lalu berkata apa ia masih punya pilihan di saat seperti ini. Ia tidak punya pilihan selain mengikuti rencana Sukjong dan mundur dari pemerintahan.
Sukjong tersenyum senang. Menteri Min melihat ke arah Raja dengan wajah murka.
Ok Jung pergi ke istana, Hee Jae mengawalnya dan tampak cemas. Apa Ok Jung memang harus pergi ke istana saat ini? Apa tidak lebih baik menunggu sebentar.
Ok Jung sudah tidak tahan lagi, ia tidak bisa menunggu lagi saat tahu bahwa sesuatu bisa saja terjadi kepada Won Ja-nya. Hee Jae diam saja.
Tandu Ok Jung tiba di depan gerbang istana. Petugas langsung menghunus pedang, siapa yang ada di dalam tandu? Hee Jae juga menghunus pedangnya, selir tingkat 1 Hee Bin!
Hyeon Moo dan pasukannya menyerbu masuk ke kediaman Ratu. Dayang Hong membentak mereka karena berani bersikap kasar.
Hyeon Moo mendapat perintah Raja untuk mengambil Won Ja kembali.
Ratu terkejut tapi tidak mau memberikan Won Ja pada orang2 kasar seperti mereka. Ia ingin membawa Won Ja dengan tangannya sendiri menemui Raja.
Tiba-tiba terdengar suara Jang Hee Bin, tidak. Tidak perlu seperti itu.
Ratu dan Dayang Hong bagaikan melihat hantu. Sepertinya Ratu tidak mengerti kenapa Ok Jung belum jadi biarawati. Ok Jung jalan masuk dengan anggun. Semua pengawal membungkuk hormat kepadanya. Ratu menyadari perubahan ini. Sekarang Ratu yang merasa terancam dan berusaha mempertahankan Yun.
Ok Jung memandang Yun dengan penuh kerinduan : Saya, Ibu Won Ja akan mengambilnya kembali.
Ratu kelihatan bingung, bagaimana kau bisa..
Dayang Hong juga tidak berani bersikap kasar lagi karena sekarang dibelakang Ok Jung berdiri Hyeon Moo dan pasukannya.
Ok Jung : Saya menyadarinya setelah saya meninggalkan istana, tempat dimana saya harus tinggal dan mati adalah istana ini. Tidak peduli seperti apa Yang Mulia Ratu dan Menteri Min mencoba mengusir saya keluar, saya tidak akan pernah keluar atau pergi dari istana lagi. Anda harus bersiap untuk itu.
Semakin anda menginjak rumput, rumput itu akan tumbuh semakin kuat.
Ratu gemetar dan melihat ke arah Yun. Ok Jung langsung mengambil Yun dari pelukan Ratu dengan cepat.
Ok Jung berseru ke arah Hyeon Moo : Dimana Yang Mulia Raja? Sekarang Yang Mulia sudah sadar, aku harus segera bergegas dan melapor kalau aku sudah kembali dengan selamat!
Hyeon Moo : Saya akan mengantar anda, Hee Bin Mama.
Ok Jung berbalik, ia pergi bersama pasukan tanpa membungkuk ke arah Ratu. Ratu jatuh terduduk. Semua sudah berakhir sekarang, Ratu tahu itu.
Sukjong menunggu Ok Jung. Ok Jung tersenyum lega saat melihat Sukjong baik-baik saja. Ia langsung lari ke dalam pelukan Raja. Ok Jung menangis, ia benar2 sangat mencemaskan Raja.
Sukjong minta maaf, telah membuat Ok Jung dan anaknya menderita, ia harus melakukan itu demi Yun. Ok Jung mengerti, ia terlalu bahagia bisa melihat Raja lagi.
Sukjong tersenyum dan menggendong Yun. Coba sudah sebesar apa dia sekarang. Sukjong bicara ke Yun, Yun-ah...ayahmu akan mewariskan negeri Joseon ini kepadamu. Joseon yang sempurna dengan Pangeran yang sempurna yang tidak akan bisa diabaikan oleh para menteri.
Ok Jung terkejut mendengar ini, tapi ia menangis bahagia.
Ratu berkata ia merasa situasinya saat ini adalah seperti berdiri di ujung tebing dengan jari kakinya. Dayang Hong mencoba menguatkan dan menghibur Ratu. Ratu Inhyeon tetap merasakan kuatnya jebakan Raja. Ratu menyadari, mungkin dirinyalah penyebab dan yang bisa mengakhiri insiden ini.
Dayang Hong sedih, bagaimana Yang Mulia bisa ..kenapa harus seperti itu?
Ratu Inhyeon : Tapi aku tidak pernah salah dengan firasat burukku.
Partai Namin sekarang memiliki kekuasaan besar di istana. Menteri Jo dan rekan2nya tampak berseri-seri.
Sebaliknya, dari pihak Seoin, hanya ada dua orang Menteri yang hadir. Mereka merasa gugup pergi ke istana, tapi mereka belum menerima perintah untuk mengundurkan diri.
Raja tiba dan semua menghormat. Raja langsung memerintah Do Seong Ji untuk membacakan keputusannya. Raja mengangkat Menteri Jo sebagai Perdana Menteri menggantikan Min Yoo Jung. Diikuti oleh menteri2 partai Namin lain yang langsung mendapat jabatan strategis. Bahkan Jang Hee Jae juga mendapat jabatan tinggi, sebagai Jendral pasukan khusus.
Menteri dari partai Seoin langsung panik. Istana dikuasai oleh Partai Namin.
Sukjong : Saat aku membuat perubahan ini, aku menyadari bahwa ada ratusan orang Partai Seoin telah menyalahgunakan kekuasaannya di istanaku. Kalian dari Partai Namin pasti merasa sangat kehausan sampai dengan sekarang.
Menteri Jo berkata mereka telah menerima lebih dari cukup dari Raja, mereka merasa sangat berterima kasih.
Tapi pihak Namin masih menginginkan satu hal lagi.
Sukjong : Apa itu?
Menteri Jo : Kepala Min Yoo Jung yang sudah menyalahgunakan kekuasaan.
Anggota Seoin syok. Sukjong tersenyum, kepala Min Yoo Jung? Aku juga menginginkan sesuatu, apa kalian akan menerimanya?
Partai Namin : Apa itu, Yang Mulia?
Sukjong tampak emosi lagi, lalu mengendalikan dirinya. Aku ingin menurunkan Ratu yang sekarang.
Para Menteri terkejut. Hee Jae tersenyum.
Sukjong : Aku sungguh-sungguh ingin menurunkan Ratu yang sekarang!
Sukjong mengatakan keinginannya dengan penuh kemarahan. Ia benar2 merasa dendam dengan Min Yoo Jung, yang selalu menghinanya sejak ia masih menjadi Putra Mahkota, memaksanya menikah dengan putrinya. Sekarang adalah saatnya membalas Min Yoo Jung. Kasihan Ratu Inhyeon, Ratu yang tidak pernah diinginkan oleh Sukjong.
Ok Jung [1], [2], [3], [4], [5], [6], [7], [8], [9], [10], [11], [12], [13], [14], [15], [16-1], [16-2], [17]
Next On Jang Ok Jung...
Dae Bin Gung Ok San |
Hate this...hate this..!! |
0 comments:
Post a Comment