Kontes Seo CM303 Bandar Taruhan Agen Judi Bola Online Terpercaya Dan Terbesar Di Indonesia

Jang Ok Jung episode 6

Raja Sukjong dan Ok Jung jalan kembali ke pondok berburu. Sukjong mendengar suara orang-orang. Ia menarik Ok Jung sembunyi dan melihat ke arah para pembunuh.
Sukjong berkata akan mengalihkan perhatian mereka dan minta Ok Jung kembali ke pondok.
Ok Jung : Bagaimana dengan Tuan?
Sukjong : Jangan mencemaskanku. Aku akan mengusir mereka dan akan meloloskan diri.

Ok Jung kelihatan cemas. Sukjong menepuk pundak Ok Jung, ia mengambil batu dan melemparnya ke satu arah. Sukjong langsung lari.
Anak buah Heo Gyeon melihatnya dan mengejar Sukjong, itu dia yang kita cari.

Ok Jung ingat ibunya dan langsung lari kembali ke pondok berburu.
Kwang San tiba di pondok berburu dan menemukan ibu Ok Jung. Ok Jung lari ke pondok dan melihat ibunya sudah disandera Kwang San.

Ok Jung memohon agar mereka tidak melukai ibunya. Tidak lama, orang-orang suruhan Ny. Jo juga datang, mereka ingin Ny. Yoon dibawa kembali ke kediaman Jo. Ok Jung menahan tangisnya.
Sukjong berusaha melarikan diri tapi terdesak lagi, lawannya sangat banyak dan mereka bersiap membunuh Raja. Sukjong mengambil batu, hanya itu yang bisa ia gunakan sebagai senjata.
Tiba-tiba salah seorang pembunuh jatuh terpanah. P. Dong Pyeong dan pasukannya tiba. Raja kelihatan lega. P. Dong Pyeong teriak, lindungi Yang Mulia!! Anak buah P. Dong Pyeong langsung menyerang anak buah Heo Gyeon dan mengejar mereka.

P. Dong Pyeong turun dari kuda dan mendekati Raja, Yang Mulia..anda tidak apa-apa? Sukjong lega melihat pamannya.

P. Dong Pyeong tidak bisa mengerahkan pasukan, ia membawa anak buahnya sendiri. P. Dong Pyeong segera membuka jubahnya dan menyelimuti Raja, kita harus bergegas. Anak buah Heo Jeok dan P. Bok Sun mencari kemana-mana.

Sukjong : P. Bok Sun dan Heo Jeok. Sudah kuduga.
P. Dong Pyeong minta Raja segera kembali ke istana karena mungkin anak buah Heo Gyeon kembali lagi. Sukjong setuju, tapi sebelum itu ia ingin pergi ke satu tempat.

Sukjong kembali ke pondok. Tapi tidak menemukan Ok Jung dan ibunya. Sukjong kelihatan kecewa sekali.

P. Dong Pyeong ikut masuk dan tanya apa Raja mencari seseorang. Sukjong membenarkan, penolongku. Orang yang menyelamatkan jiwaku. P. Dong Pyeong berjanji akan menemukan orang itu, tapi ia ingin Raja segera pulang. Kalau anda tidak muncul dalam perayaan tahun baru, mereka mungkin akan melakukan sesuatu.

Sukjong hanya menghela nafas. Ia tidak tahu kapan bisa bertemu Ok Jung lagi.
Ok Jung dan ibunya dibawa ke kediaman Ny. Jo. Seperti biasa Ny. Jo memaki mereka dan marah2, sekarang ia ingin menghukum Ok Jung juga.
Ny. Jo ingin membakar wajah Ok Jung dengan plat besi panas. Ibu Ok Jung panik dan memohon ampun pada Ny. Jo, ia bersedia mati kalau perlu tapi ia mohon putrinya diampuni.

Ok Jung juga memegang kaki Ny. Jo dan minta agar Ny. itu melepaskan ibunya, ibunya tidak salah, dialah yang melarikan ibunya.



Keributan itu terdengar oleh Tuan Jo Sa Seok. Ia menutup bukunya dengan keras, ia sudah muak dengan kekejian istrinya. Tuan Jo keluar dan menghentikan semuanya. Tepat saat plat besi panas itu hampir mendarat ke wajah Ok Jung. Fiuh...

Ny. Jo berkata ini adalah urusan rumah tangga dan minta suaminya tidak ikut campur. Tuan Jo kesal, itulah sebabnya aku memalingkan wajahku selama ini. Tapi aku tidak tahan lagi. Bagaimana kau bisa tidak memiliki rasa belas kasihan? Istrinya terkejut, Tuanku, anda tidak bisa mengatakan itu pada saya.
Tuan Jo marah, apa kau pikir aku tidak tahu? Bahwa selama ini kau sudah dibutakan oleh uang dari Jang Hyeon dan kehilangan kebaikanmu sebagai Nyonya rumah ini! Sudah hentikan, tidak boleh ada lagi yang seperti ini!

Tuan Jo memandang ke arah Ok Jung dan ibunya, lalu jalan pergi. Ny. Jo panik dan mengejar suaminya. Tuanku..tuanku anda tidak bisa seperti ini.

Ok Jung dan ibunya lega, keduanya berpelukan sambil menangis. (Mungkin ibu Ok Jung sudah menjadi budak di rumah keluarga Jo sejak kecil/remaja dan sudah berteman dengan Jo Sa Seok sejak dulu. Sistem kasta di Joseon ini benar2 aneh. Bagus juga dijajah Jepang, jadi semuanya sama.)
Istana siap mengadakan perayaan tahun baru. Keluarga Raja dan para Menteri sudah hadir, tapi tidak ada tanda-tanda kehadiran Raja. Ratu Ingyeong kelihatan resah dan mencemaskan Sukjong. 

Ibu Suri Agung Jo tanya pada Ratu, apa Yang Mulia tidak sehat akhir-akhir ini, apa anda sering menemui Yang Mulia?
Ratu Ingyeong tampak bingung, saat saya menemui Yang Mulia..

Ibu Suri Myeongseong memotongnya, kenapa? anda ingin sesuatu terjadi pada Yang Mulia? Ibu suri Agung kesal sekali, anda mulai lagi.
Ratu Ingyeong berusaha menenangkan kedua sesepuh istana itu karena banyak mata yang melihat mereka. Menteri Kim juga kelihatan resah dan curiga.

Para menteri kasak kusuk, sebenarnya apa yang terjadi pada Yang Mulia? Salah seorang menteri berbisik pada Heo Jeok : Apa rumor tentang kematian Yang Mulia itu benar?
Heo Jeok mengulum senyum, ya siapa tahu, saya belum mendengar kabar tentang Yang Mulia akhir-akhir ini. Saya juga merasa cemas, siapa tahu terjadi sesuatu yang buruk.
Menteri itu kelihatan panik, lalu apa kita harus siap-siap untuk suksesi? Heo Jeok hanya tersenyum.

Kedua Ibu Suri semakin resah. Heo Jeok melihat ke arah keluarga istana dan bersiap mengajukan suksesi. Heo Jeok maju satu langkah.

Tiba-tiba terdengar seruan : Yang Mulia tiba!!
Heo Jeok syok dan menoleh ke arah pintu gerbang utama. (Oh..aku pingin ngulek wajahnya Heo Jeok itu, jadi sambel grrr$%#%!!!)

Sukjong jalan masuk diiringi semua stafnya. Keluarga Raja langsung lega. Menteri Kim juga tersenyum lebar, bagaimanapun kalau terjadi sesuatu dengan Sukjong, putrinya dan posisinya juga ada dalam bahaya.
Semua Menteri langsung bersorak : Panjang umur Yang Mulia! Panjang umur Yang Mulia!!
Sukjong jalan mendekat dan Menteri Heo Jeok terpaksa ikut bersorak, panjang umur Yang Mulia! Sukjong sengaja memelankan langkahnya di depan Heo Jeok. Ia melirik dingin ke arah Heo Jeok.

Sukjong membungkuk pada kedua Ibu Suri lalu duduk di takhtanya. Ratu menghela nafas lega.
Heo Jeok melihat ke arah Sukjong dengan wajah benci. Sukjong hanya tersenyum dingin.

Ok Jung dan ibunya dikurung di dalam gudang. Ok Jung membelai rambut ibunya yang tertidur di pangkuannya. Ok Jung ingat perlakuan tidak manusiawi yang diterima ibunya.
Ok Jung ingat ajakan Sukjong untuk pergi ke tempatnya. Kau bisa mencariku di istana. Lalu ingat tawaran Tuan Jo untuk masuk istana sebagai gungnyeo.


Ok Jung membangunkan ibunya. Ia minta Ibunya mempercayainya, apapun yang ia lakukan. Ibu, aku akan melepaskan ibu dari perbudakan.
Ibu Ok Jung bingung, Ok Jung..apa yang kau rencanakan? Ok Jung berdiri dan menggedor pintu gudang, hei..! Aku ingin bertemu dengan Jo Daegam!

Ok Jung menemui Tuan Jo. Tuan Jo tanya apa yang ingin dikatakan Ok Jung.
Ok Jung : Bukankah Tuan berkata, saya bisa mendapatkan kekuasaan tergantung pada apa yang saya lakukan?
Tuan Jo membenarkan.
Ok Jung tanya, kalau ia punya kesempatan, apa dia dan ibunya bisa mengubah kelasnya? Tuan Jo mengangguk, itu benar.

Ok Jung : Kalau Tuan masih membutuhkan saya, tolong kirim saya ke istana. Kalau masih belum terlambat, saya ingin menjadi seorang gungnyeo. Sebagai gantinya, tolong bakar surat perbudakan ibu saya dan biarkan ibu saya bebas.
Tuan Jo tampak geli, kesepakatan apa ini? Lalu apa yang akan kudapatkan?

Ok Jung janji akan meraih apa yang diinginkan Tuan Jo. Tuan Jo tanya kenapa Ok Jung berubah pikiran, apa kau takut menjadi budak pemerintah?
Ok Jung membenarkan, itu salah satunya. Tapi saya juga berharap mendapat kesempatan baru.
Tuan Jo : Apa kau berharap mendapat perhatian Raja dari kemurahan Ibu Suri Agung?

Ok Jung minta Tuan Jo mengirimnya ke bagian Jim-Bang. Tuan Jo heran, kau mau masuk ke bagian Jim-bang (jahit) dan bukannya Ji-mil (kamar Raja.)?
Ok Jung : Karena itu keahlian saya. Saya ingin membuat baju juga di istana. Saya akan membuat baju terbaik di istana dan mendapatkan kekuasaan.

Tuan Jo tanya apa hanya itu alasan Ok Jung masuk ke istana sebagai gungnyeo.
Ok jung mengaku masih memiliki alasan lain, tapi ia ingin menyimpannya di dalam hati. Karena berbahaya jika Ok Jung berkata ingin bertemu dengan 'Kepala Pengawal Istana', sementara semua gungnyeo adalah wanita milik Raja. Ia tidak ingin berakhir tragis seperti sepupunya.

Tuan Jo mengerti tapi ia membutuhkan jaminan. Tuan Jo harus melihat sekeras apa usaha Ok Jung untuk berhasil di istana dan tidak akan membebaskan ibu Ok Jung begitu saja, tapi karena ibu Ok Jung adalah milik istrinya, itu bisa menimbulkan masalah. Tuan Jo memutuskan menjadikan ibu Ok Jung sebagai Oegeo Nobi, jadi ibu Ok Jung tetap seorang pelayan tapi tidak tinggal di dalam kediaman Jo.
Kalau saatnya sudah tiba, aku akan benar-benar membebaskannya.

Ok Jung tidak punya pilihan lain, ia setuju. Kalau memang itu yang harus Tuan lakukan, saya akan mengikuti perintah Tuan. Tapi saya mohon tepatilah janji Tuan.
Tuan Jo mengangguk.

Ok Jung jalan keluar dan menangis di luar ruang Tuan Jo. Ayah...aku melakukan hal yang benar kan?

Sukjong memanggil Heo Jeok dan berkata kalau ia diserang orang. Heo Jeok terkejut dan tanya siapa penjahat yang melakukan hal keji itu.
Sukjong berkata kemungkinan besar adalah Partai Seoin yang baru saja dikeluarkan dari pemerintahan, tapi ia tidak memiliki buktinya. Sukjong minta Heo Jeok menyelidikinya.

Sukjong berencana melakukan Nae Sa (penyelidikan intern) dan minta Heo Jeok mencari orang yang bertanggung jawab atas penyerangan itu.

Heo Jeok berjanji akan menyelidiki sampai ke dasarnya. Sukjong berkata ia mempercayai Heo Jeok. Heo Jeok membungkuk dan pergi.
P. Dong Pyeong mendekat dan tanya apa Heo Jeok akan percaya perkataan Raja.
Sukjong tidak peduli, Heo Jeok mau percaya atau tidak, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Sukjong merasa malu, ia sama saja seperti mendiang ayahnya. P. Dong Pyeong menghibur Sukjong, ini baru permulaan saja, ia yakin Sukjong bisa mengatasi semua ini. Yang Mulia, saya sudah minta tabib memeriksa luka anda, saya yakin lukanya tidak infeksi.
Sukjong berkata akan pergi ke Kuil Jong Myo untuk berdoa. Aku baru saja lolos dari kematian dan harus berdoa untuk ayahku, berterima kasih pada ayah yang selalu melindungiku.

P. Dong Pyeong tersenyum, lalu ia tanya apa ia boleh mencari penyelamat Sukjong waktu itu.
Sukjong : Dia pasti sudah pergi ke Cina. Kalau dia tidak jadi pergi ke Cina, dia akan ke istana mencariku. Aku yakin ia sudah pergi.

Ny. Jo murka dan masuk ke kamar Ok Jung. Ia teriak2, menuduh Ok Jung sudah merayu suaminya untuk membebaskan ibunya. Ny. Jo mengancam akan tetap membawa ibu Ok Jung ke kantor pemerintah untuk dijadikan budak.
Ok Jung berdiri dan minta Ny. Jo tidak memperlakukan mereka seperti ini. Ny. Jo semakin marah, beraninya kau melotot kepadaku. Ok Jung berkata ia akan masuk istana dibawah perlndungan keluarga Jo. Jadi sebaiknya Ny. Jo tidak bersikap seperti ini karena ia sudah mengorbankan hidupnya demi keluarga Jo.

Ny. Jo tidak percaya, kau mau jadi gungnyeo? untuk apa kau masuk istana?
Ok Jung : Untuk apa lagi? tentu saja untuk mendapat perhatian Yang Mulia Raja.
Ny. Jo : Apa kau pikir semudah itu?

Ok Jung : Bukankah Nyonya selalu menuduh saya merayu orang dengan wajah saya ini? Kalau saya masuk istana dengan perlindungan dari keluarga Jo dan mendapat perhatian Ibu Suri Agung, bukankah itu mungkin saja terjadi? Jika Nyonya membebaskan ibu saya, saya tidak akan melupakan Nyonya jika saya mendapat perhatian dari Yang Mulia Raja.
Ny. Jo akhirnya bisa diam dan ia mengancam akan tetap membuat ibu Ok Jung sebagai budak kalau Ok Jung tidak menepati janjinya. Ia pergi.

Ibu Ok Jung masuk ke kamar putrinya. Ia tidak mengerti jalan pikiran putrinya. Ia tidak suka Ok Jung masuk istana dan menjadi gungnyeo, itu artinya tidak menikah seumur hidup. Tapi Ok Jung sudah bulat tekadnya, demi membebaskan ibunya dari perbudakan.
P. Bok Sun berkumpul lagi dengan Heo Jeok+Heo Gyeon, dan Jang Hyeon. P. Bok Sun berkata Raja menuduh Partai Seoin sebagai pelakunya. Berarti Raja sebenarnya sudah tahu kalau kita adalah pelakunya, tapi pura2 tidak tahu. Bukankah itu membuktikan kalau Yang Mulia tidak memiliki kekuatan?
P. Bok Sun ingin melakukan kudeta. Jang Hyeon tanya apa P. Bok Sun sudah memiliki rencana. P. Bok Sun ingin memancing Raja keluar.

Heo Gyeon sudah punya rencana, di ulang tahun ayahnya yang ke-60, ia akan mengundang Raja dan membunuhnya. Mereka juga punya anak buah dari Kantor Militer, jadi mereka bisa mulai pemberontakan. Jang Hyeon akan mengumpulkan dana kalau mereka ingin mengerahkan militer.
Heo Gyeon memotongnya dan berkata akan memimpin pasukannya sendiri. Heo Gyeon minta P. Bok Sun dan ayahnya membuat perencanaan. Lalu kita akan mengumpulkan para menteri yang akan bergabung dengan kita dan mendapat tanda tangan mereka.

P. Bok Sun minta Heo Jeok memastikan bahwa Raja akan hadir di ulang tahun Heo Jeok, kalau tidak semua rencana mereka akan sia-sia saja.
Jang Hyeon tampak kurang senang dengan rencana P. Bok Sun. P. Bok Sun menegur Jang Hyeon, kenapa dengan wajahmu? Apa itu wajah orang yang akan segera meraih impiannya untuk balas dendam selama 7 th?
Jang Hyeon pura2 tertawa dan berkata justru ia merasa sangat senang.


Jang Hyeon menemui Tuan Jo dan meminta Ok Jung kembali kepadanya. Tuan Jo minta Jang Hyeon tidak mengusik istrinya, Ok Jung dan juga ibu Ok Jung lagi.

Jang Hyeon membuka kartunya dan berkata kalau Ok Jung akan mengemban tugas yang sangat penting. Ia sudah menjanjikan Ok Jung untuk menjadi selir P. Bok Sun.
Tuan Jo terkejut : Janji dengan P. Bok Sun?
Jang Hyeon membenarkan, kalau Yang Mulia Raja jatuh sakit, siapa yang akan berada di urutan berikutnya untuk naik takhta?

Tuan Jo marah, apa kau tidak tahu dimana kau sekarang? Bagaimana kau bisa mengatakan hal yang sembarangan seperti itu?
Jang Hyeon tidak peduli dan terus melanjutkan, P. Bok Sun adalah urutan berikutnya yang berhak naik takhta.

Tuan Jo syok, apa kau merencanakan pemberontakan sekarang? Jang Hyeon menyangkalnya, saya ini penggemar uang, bagaimana saya bisa merencanakan pemberontakan? Tapi Yang Mulia Raja adalah pria biasa, jadi siapa yang bisa menebak masa depan? Saya hanya mencoba membangun hubungan.

Tuan Jo menggebrak mejanya, beraninya Jang Hyeon bicara sembarangan tentang Raja.  Jang Hyeon memohon agar Jo Sa Seok memberikan Ok Jung kepadanya. Tuan Jo berkata ia akan membesarkan Ok Jung dengan caranya sendiri dan kalau Ibu Suri Agung memutuskan mendukungnya, maka Ok Jung akan berada diluar jangkauan kita.

Jang Hyeon syok, maksud anda..Ok Jung..?
Tuan Jo : Ini sudah terlambat. Ok Jung sudah berangkat ke istana.

Jang Hyeon murka. Ia keluar dan bergegas minta dicarikan kuda, kita harus segera menyusul Ok Jung ke istana.
Sukjong ingin jalan keluar istana secara resmi. Kasim Yang sudah menurunkan tirai tandu Raja. Tapi Sukjong mencegahnya. Ia ingin tirainya dibuka saja.
Kasim Yang syok, tapi Yang Mulia..keselamatan anda..? Sukjong tidak suka, kalau dengan alasan keamanan ia harus pergi dengan tirai tertutup dan membuat rakyat tidak bisa melihat wajahnya.

Sukjong : Aku tidak bisa membagi hidupku dengan rakyat, tapi jika aku menutup mata dan telingaku dengan tirai ini, bagaimana aku bisa menjadi dekat dengan rakyatku? Aku akan memulainya dengan menunjukkan wajahku pada rakyatku. Kau juga setuju kan, Paman Dong Pyeong?


 P. Dong Pyeong setuju. Anda benar. Saya akan mengawasi dengan mata setajam elang pada gerakan mencurigakan sedikit saja. Kasim Yang masih protes, ia mengingatkan Raja dengan kejadian di lokasi perburuan tapi Raja membentaknya.
Sukjong : Kau umumkan saja pada rakyat kalau aku akan lewat tapi jangan dengan kata2 'minggir'. Mengerti? Jalan.
Kasim Yang : Baik, Yang Mulia.



Rombongan Raja mulai keluar dari istana. Semua rakyat berlutut dengan wajah ke tanah. Jang Hyeon dan Kwang San juga sudah tiba di dekat istana. Mereka buru-buru ikut berlutut.
Para ibu mengintip wajah Raja dan memuji, Yang Mulia Raja benar-benar tampan.
Jang Hyeon penasaran dan mengintip ke arah tandu Raja. Jang Hyeon melihat wajah Sukjong dengan jelas.

Jang Hyeon syok. Ia ingat pria yang bicara dengan Ok Jung di pesta P. Dong Pyeong. Jang Hyeon baru sadar, kalau pemuda bangsawan yang waktu itu adalah Putra Mahkota.
Jang Hyeon melihat tandu Raja yang mulai menjauh, lalu tersenyum gembira. Ini sungguh diluar dugaannya, siapa yang mengira jalannya ternyata semudah ini. Kenapa harus memutar dan menjodohkan Ok Jung dengan P. Bok Sun, padahal Raja sudah ada di genggaman Ok Jung.
Jang Hyeon berdiri dan masih memandangi rombongan Raja dari belakang. Kwang San melihat tandu Ok Jung tiba di gerbang istana. Kwang San ingin menghentikan Ok Jung.
Jang Hyeon menahannya. Jang Hyeon membiarkan Ok Jung masuk istana.

Ok Jung dibawa menghadap Ibu Suri Agung Jo. Ok Jung mengenalkan diri, Yang Mulia, saya Jang Ok Jung. Ok Jung menghormat pada Ibu Suri.
Tapi Ibu Suri Jo tidak mengacuhkan Ok Jung dan tetap serius membaca. Dayang kediaman Ibu Suri hanya menggeleng. Ok Jung memberanikan diri mengulang penghormatannya.

Ibu Suri Agung Jo murka. Ia memukul meja, beraninya kau menghormat dua kali! Apa karena aku sedang berbaring, maka kau menganggap aku adalah mayat? (Sesuai tradisi, menghormat dua kali biasanya dilakukan di depan jenazah.)
Ok Jung berkata ia menghormat untuk salam dan menghormat untuk pulang.


Ibu Suri Agung Jo menghela nafas, ia minta Ok Jung duduk dan melepas kacamatanya. Ibu Suri Jo tanya apa yang paling dalam di dunia ini.
Ok Jung menjawab : Hati. Hati manusia yang tidak bisa diukur adalah hal paling dalam di dunia ini.

Ibu Suri Agung Jo melihat bahwa Ok Jung memiliki mata dengan kedalaman yang tidak terukur. Bagaimana aku tahu kalau kau memiliki kesetiaan bagaikan sumur yang tidak pernah kering?
Ok Jung : Kita akan tahu dalamnya sumur kalau airnya sudah dipompa keluar. Apa anda bersedia mencari tahu bersama dengan saya?

Ibu Suri Jo tertawa dingin, dengan waktu? Kau sungguh berani! Kau boleh pergi. Aku lelah, aku ingin istirahat.
Ok Jung terpaksa pergi.

Ok Jung jalan ke bukit dimana ia mencari Sukjong waktu itu dan ingat undangan Sukjong untuk mencarinya di istana. Namaku Yi Sun. Ok Jung menahan tangisnya, ia sungguh ingin bertemu Sukjong.
Ok Jung pulang ke studionya. Jang Hyeon sudah menunggu Ok Jung disana. Apa kau masuk ke istana?
Ok Jung membenarkan, ia janji akan segera mengembalikan hutannya pada pamannya.
Jang Hyeon tidak mempermasalahkan itu, ia hanya ingin tahu siapa pria 'Kepala Pasukan Istana' yang ada di pesta P. Dong Pyeong waktu itu.
Ok Jung marah, apa paman memata-mataiku?

Jang Hyeon marah : Itu tidak penting, yang penting ada hubungan apa antara kau dan pria itu?!
Ok Jung : Kami hanya bertemu beberapa kali dan tidak ada hubungan apapun.
Jang Hyeon : Baiklah, aku tidak akan mencegahmu masuk istana tapi ingat satu hal, Ok Jung tidak akan lepas dari genggamanku. Kau mengerti?

Jang Hee Jae pulang ke Joseon. Ia langsung menemui pamannya dan memberi hormat dengan resmi. Hee Jae sepertinya cocok dengan Jang Hyeon.
Jang Hyeon tanya apa pendapat Hee Jae dengan keputusan Ok Jung yang ingin masuk istana.

Hee Jae berkata, adiknya lebih pintar darinya, jika Ok Jung memutuskan seperti itu, pasti karena Ok Jung sudah memikirkannya masak2 dan Hee Jae tidak akan komen. Jang Hyeon berkata yang paling penting adalah menyingkirkan penghalang bagi Ok Jung. Karena orang yang menentukan takdir kita adalah takdir adikmu, apa kau mengerti?
Hee Jae janji akan menyingkirkan semua orang yang menghalangi adiknya, sampai ke akarnya. Paman tidak perlu khawatir.

Ibu Ok Jung sedih, Ok Jung-ah..apa kau tidak bisa mengubah keputusanmu? apa kau memang harus menjadi gungnyeo? Kau cantik bagaikan bunga, kenapa kau harus menjadi gungnyeo dan menjadi tua sendirian? Kalau kau pergi sebagai gungnyeo, itu artinya kau akan kehilangan seseorang di dunia ini yang akan menyayangimu dan menjagamu.
 

Sebagai ibu yang mencuri kebahagiaan putrinya sebagai wanita, bagaimana aku bisa hidup?
Ok Jung minta ibunya tidak berkata seperti itu, karena orang paling penting baginya adalah ibunya. Keduanya berpelukan sambil menangis. 


Jang Hee Jae masuk ke kamar mereka, ah ibu..Ok Jung bukannya akan mati kan? Hee Jae datang..ibu.
Ibu dan Ok Jung langsung memeluk Hee Jae. Ketiganya kelihatan bahagia. Hee Jae janji akan menjaga mereka berdua, Ibu dan juga Ok Jung. Ketiganya pelukan lagi.

Ratu Ingyeong asyik menyulam. Ibu Suri Myeongseong tiba2 datang. Ratu gugup dan segera berdiri menyambut ibu mertuanya. Ibu Suri marah2, anda asyik menyulam tanpa tahu apa yang terjadi di Istana?
Ibu Suri teriak pada dayang di luar, apa yang kalian tunggu? Cepat bawa masuk semua baju dan kosmetik!

Ratu kelihatan heran. Para dayang masuk dengan membawa baki-baki penuh dangui kerajaan aneka warna dan kosmetik.
Ratu Ingyeong sudah berganti baju dan dirias. Lalu ikut jalan bersama Ibu Suri. Ratu heran apa sebenarnya yang akan dilakukan Ibu Suri.

Ibu Suri : Ada perkataan, ternyata ini adalah hari pasaran (Pasar buka di hari2 tertentu dan dianggap suatu kebetulan.). Tapi tidak ada kebetulan di dunia ini. Jadi anda harus melihat langit untuk meraih bintang.
Yang Mulia Raja akan melewati tempat ini dari tempatnya mengadakan diskusi. Jadi percayalah pada saya dan..

Ibu Suri melihat Raja. Ia langsung menarik Ratu mendekat ke arah anaknya. Raja membungkuk, Ibunda.

Ibu Suri berkata ini sungguh kebetulan, Ratu dan saya sedang jalan-jalan dan bertemu Yang Mulia disini.
Sukjong tersenyum dan melirik Ingyeong, kau datang. Ingyeong gugup, Yya..

Ibu Suri ingin Sukjong menghabiskan waktu bersama Ingyeong. Sukjong berkata harus segera ke Daejeon untuk membahas masalah penting.
Ibu Suri menarik Ratu semakin dekat ke arah Sukjong, ia berkata ingin melihat keduanya bahagia. Ibu Suri berbisik dan minta Sukjong menghabiskan waktu dengan bahagia bersama Ingyeong. Ibu Suri menepuk pundak anaknya dan jalan pergi.

Ratu Ingyeong kebingungan ditinggal sendiri bersama Raja. Sukjong hanya menghela nafas lalu jalan ke arah Ingyeong dan menarik tangannya. (suara Lim Jae Bum mulai terdengar wkk eolmana apahago apaheeya..)
Sukjong mengajak Ingyeong main tuho. Aku akan melempar panah biru dan kau melempar panah merah. Sukjong mulai melempar panah dan tentu saja..masuk.
Giliran Ingyeong, sayang anak panah Ingyeong gagal masuk ke dalam tabung. Sukjong ketawa dan mendekat.

Sukjong memegang bahu Ingyeong dan mengajarkan cara memegang anak panah dengan benar pada istrinya. Ingyeong benar2 terlihat bahagia dengan semua perhatian Sukjong. Ibu Suri melihat pasangan itu dari jauh dan merasa puas, lalu jalan pergi. Kasim Yang dan para dayang juga tersenyum melihat keduanya.
Sukjong tahu kalau ibunya sudah pergi.

Sukjong minta Ingyeong melempar anak panah dan ternyata masuk. Untuk sesaat pasangan itu tertawa dengan wajar, sepertinya sungguhan.
Sukjong menarik tangan Ingyeong dan berkata ibunya sangat tulus menginginkan kebahagiaan anaknya jadi ia tidak bisa melawannya. 


Lalu Sukjong mendekat dan berbisik pada Ingyeong, kau tahu bahwa pernikahan dengan kepentingan politik hanya untuk pertunjukan saja. Jadi hari ini cukup sampai disini. Sukjong menepuk bahu Ingyeong.
Kasihan Ratu Ingyeong, ia jelas benar2 mencintai Raja. Sukjong jalan pergi. Kasim Yang bingung, ia membungkuk pada Ratu dan bergegas mengikuti Raja. Ratu berdiri termangu di lapangan, ia kelihatan terluka. Menteri Kim kelihatan tidak suka dengan perlakuan yang diterima putrinya.
Menteri Kim menyuap Ibu Suri Myeongseong dengan sekotak perhiasan lagi. Ibu Suri tampak senang menerimanya. Menteri Kim tanya apa Raja tidak pernah mengunjungi kediaman Ratu lagi.

Ibu Suri hanya tertawa dan berkata masih ada banyak sekali hari di depan. Raja juga tidak memiliki selir, prioritas Raja saat ini hanya pekerjaan dan pekerjaan. Kim Daegam, tolong singkirkan Partai Namin, jadi kalau pemerintahan sudah stabil, Raja pasti akan sering berkunjung ke kediaman Ratu. Apa anda setuju?
Menteri Min hanya mengangguk dan tersenyum.

Inhyeon merangkai bunga bersama kedua temannya. Ini bunga yang indah untuk dinikmati. Teman Inhyeon membenarkan, ia pernah berkeras merangkai bunga mawar, tapi akhirnya jarinya lecet2 kena duri.
Teman satunya lagi tanya apa Inhyeon belum mendengar rumor itu. Inhyeon tanya rumor apa.

Teman Inhyeon cerita soal Ratu, katanya Ratu tidak diacuhkan oleh Yang Mulia dan dia mendapat perlakuan yang tidak baik. Kalau saja ibumu tidak meninggal saat itu, takhta itu pasti sudah..
Inhyeon tidak suka teman2nya membicarakan Ratu negri ini dan ia juga tidak suka dibawa-bawa dalam masalah ini. Teman2nya langsung diam.

Sukjong main catur dengan Heo Jeok. Heo Jeok menekan Sukjong dan Sukjong terancam kalah. Sukjong tanya, Perdana Menteri apa kau mengijinkanku mengambil langkah balik?
Heo Jeok akan memberikan ijin, tapi tidak gratis. Ia mengundang Raja menghadiri perayaan ulang tahunnya empat hari lagi.
Raja mengerti : Ah, ulang tahunmu yang ke-60.
Heo Jeok berkata ia sudah tua dan tidak banyak melakukan apa-apa. Raja tahu niat tersembunyi Heo Jeok. Sukjong mengamati Heo Jeok dan berkata sayang sekali, hari itu ia punya rencana berburu.

Heo Jeok jelas kelihatan kecewa. Sukjong memajukan sebuah bidak (xiang=gajah), aku bisa menyerangmu dengan ini.
Heo Jeok : Kalau begini, saya tidak punya cara untuk bertahan, ini langkah yang jenius, Yang Mulia.
Sukjong : Apa aku harus mengijinkanmu mundur?
Heo Jeok : Apa anda bersedia melakukannya?


Sukjong : Tapi tidak gratis. Aku punya permintaan. Ini tentang guru masa kecilku, Jo Hyeon Moo yang sudah dikeluarkan dari militer oleh mendiang Raja dengan tuduhan pemberontakan yang sekarang hidup berpindah-pindah tempat. Aku ingin membawanya kembali ke istana.
Heo Jeok tidak setuju, bagaimana bisa menerima orang lain selain kesatuan yang sudah ada. Sukjong menyuap Heo Jeok dengan jabatan Administrator Propinsi (Doje Chalsajik). Kalau kau mendapatkan jabatan itu berarti kau memiliki semua kekuasaan bersenjata, tentu saja kau tidak keberatan aku memiliki pasukan kan?

Heo Jeok jelas menyukainya tapi tetap mengundang Raja untuk hadir di pesta ulang tahunnya, jika Yang Mulia hadir, saya akan menganggap itu sebagai tanda jadi kesepakatan kita.
Sukjong tersenyum : Kau membuatku tidak bisa menolaknya. Baiklah, aku akan mampir sebelum aku pergi berburu.

Min Yu Jung mendapat laporan kondisi istana dari seorang pejabat dan ia hanya ketawa, aku ingin melihat harimau perang melawan serigala. Bagaimanapun sebagai rubah, aku pasti akan mendapatkan dagingnya. Min minta pejabat itu untuk terus mengawasi Raja dan pergi ke kediamannya, katakan kalau aku akan segera pulang.
Sukjong membaca daftar tamu yang akan hadir dalam perayaan ulang tahun Heo Jeok. Semuanya petinggi militer kecuali Kim Man Gi.
P. Dong Pyeong membenarkan, gerakan Kim Man Gi pasti bisa dilihat, jadi mereka hanya bisa mengandalkan Hyeon Moo.

Sukjong tahu pasti akan terjadi sesuatu. P. Dong Pyeong berkata, jika mereka datang untuk memberontak, kita tidak punya kesempatan. Tapi kita mungkin akan mendapat kesempatan kalau Hyeon Moo tiba tepat pada waktunya.
Kasihan sekali keluarga Raja ini.

Inhyeon memberi hormat secara resmi pada istri baru ayahnya. Anda pasti lelah setelah melakukan perjalanan jauh, ibu.
Ny. Min minta Inhyeon memberikan semua petunjuk tentang aturan rumah tangga keluarga Min. Inhyeon minta ibunya tidak perlu bersikap sungkan kepadanya. Tuan Min minta istrinya membuatkan teh dan ia ingin bicara berdua saja dengan Inhyeon.

Tuan Min tanya apa Inhyeon tidak keberatan ia langsung menikah setelah kematian ibunya. Inhyeon sama sekali tidak keberatan, karena ia tahu ayahnya melakukan ini demi dirinya.
Tuan Min ketawa, ia janji pada Inhyeon akan memastikan putrinya akan mendapat posisi Ratu. Aku juga akan memastikan kalau putramu akan duduk di takhta.

Inhyeon minta ijin untuk berkunjung ke kediaman Ratu. Ayahnya mengerti, itu ide bagus. Aku akan mengurus masalah itu.

Ok Jung bersiap masuk istana. Ok Jung berharap ia mungkin akan mendapat kesempatan baru di istana.
Ok Jung diantar ke bagian jahit oleh dayang Ibu Suri Agung. Dayang Ibu Suri minta seorang gungnyeo melaporkan kedatangan Ok Jung pada Cheon Sanggung, Dayang yang bertanggung jawab urusan jahit.

Dayang muda itu mengenalkan diri pada Ok Jung, namaku Shi Young, margaku Uhm, siapa namamu?
Ok Jung mengenalkan diri dengan resmi. Shi Young minta Ok Jung bersikap biasa saja dan mengajaknya berteman.

Ok Jung segera ditarik ke bagian jahit. Ok Jung tampak bersemangat melihat studio jahit istana. Semua sibuk menjahit dan membuat pola.
Tiba2 mereka panik, Cheon Sanggung datang! Semua sibuk membereskan dan merapikan studionya. Ok Jung heran, siapa Cheon Sanggung?
Para dayang menjelaskan Cheon Sanggung adalah dayang kepala paling mengerikan di istana.
 

Cheon Sanggung tiba. (Whoa..whoa..it's Young Sun! Oh I love her, pasti dia semakin mengerikan haha)
Seorang dayang langsung menyajikan teh, wajahnya pucat ketakutan. Cheon Sanggung hanya melirik dan minum teh. Ia mengulurkan tangan dan asistennya langsung memberikan mistar kayu pada Cheon Sanggung.

Cheon Sanggung memeriksa kerapian baju seragam semua dayang dan tidak ada yang membuatnya terkesan, ia mengetok kepala para dayang, hanya seragam Ja Kyung yang membuatnya puas. Ok Jung terkejut dan ingin tahu apa gungnyeo bernama Ja Kyung itu adalah teman masa kecilnya waktu itu.

Cheon Sanggung marah pada Shi Young karena tidak bisa mengikat pita bajunya dengan erat, kalian tidak bisa mengatur baju kalian sendiri. Jadi baju siapa yang berani kalian buat?! Siapa yang mengukur rok bagian luar Ibu Suri?

Shi Young mengangkat tangan. Cheon Sanggung langsung memarahinya lagi, bagaimana kau mengukurnya? Shi Young menjawab, ya sesuai dengan ukuran Ibu Suri..lalu ia sadar sudah membuat kesalahan.
Cheon Sanggung tanpa ampun mengetok kepala Shi Young lagi, rok bagian luar harus satu meter lebih panjang dan lebar dari rok sutra biasa! Kalau rok itu hanya lebih panjang semeter tapi ukuran lebarnya tetap sama, itu bukan rok namanya!
Shi Young minta ampun, ia bingung dengan baju pengantin Ratu. Cheon Sanggung mengetok kepala Shi Young, kepalamu ini hanya dipenuhi kotoran saja. Potong gajinya selama 6 bulan. Asisten Cheon Sanggung langsung mengiyakan.

Cheon Sanggung menjelaskan, Chim Bang bertanggung jawab atas busana keluarga Raja, sulaman, dan baju linen-nya. Sebagai salah satu dari enam divisi yang bertanggung jawab atas urusan rumah tangga istana. Tapi Chim Bang kita ada di urutan kedua setelah divisi kediaman Raja (Jimil), jadi aku ingin kalian mengingat bahwa divisi kita adalah satu dari yang terbaik!
Jika kalian membuat masalah yang mempermalukan reputasi kita, maka kalian akan segera dikeluarkan! Mengerti?

Semua mengiyakan, mengerti Nyonya. Cheon Sanggung melihat ke arah Ok Jung, apa dia orangnya? asistennya membenarkan. Cheon Sanggung tanya siapa nama Ok Jung.
Ok Jung : Nama saya Jang Ok Jung.

Ja Kyung syok dan melihat ke arah Ok Jung. Gungnyeo bernama Ja Kyung itu memang Ja Kyung teman masa kecil Ok Jung. Setelah peristiwa kebakaran itu, Ja Kyung menghilang dan ternyata ia masuk ke istana.
Ok Jung melihat ke arah Ja Kyung. Ja Kyung cepat-cepat memalingkan muka.

Sukjong sedang berpakaian dibantu para dayang. Ia menanyakan baju katun yang dipakainya waktu itu. Dayang Kepala berkata baju itu tidak berasal dari istana. Sukjong terkejut, apa kau membuangnya?
Dayang : Tidak, kami mencucinya dan menyimpannya.
Sukjong lega, bagus. Aku akan mengenakannya hari ini.


Sukjong selesai mengenakan jubah resminya. Ia menyembunyikan pedang pendek di balik lengan bajunya. P. Dong Pyeong menemui Sukjong dan berkata kalau Hyeon Moo belum tiba di ibukota.
Sukjong : Tapi mereka sudah menerima pesan untuk menyerang kediaman Heo Jeok kan?
P. Dong Pyeong membenarkan dan mereka sudah berangkat. Sukjong tampak resah, kalau Hyeon Moo belum tiba juga setelah pesta usai maka nyawanya dipertaruhkan.


Heo Gyeon menyiapkan anak buahnya. Ia memerintah mereka waspada dan tidak menimbulkan gerakan mencurigakan di sekitar kediamannya.
Hyeon Moo dan pasukannya masih dalam perjalanan, mereka tidak menemukan perahu untuk menyeberang, Hyeon Moo memerintah untuk mengambil jalan memutar, lewat darat. Kasihan prajurit yang lari.

Raja dan P. Dong Pyeong berangkat ke kediaman Heo Jeok.
Pelayan Heo Jeok mulai menyiapkan hidangan pesta, musik dan lain-lain. Para tamu mulai berdatangan, kebanyakan petinggi militer. P. Bok Sun dan Jang Hyeon juga datang.

Raja meninggalkan istana bersama rombongannya.

Ok Jung tanpa sengaja berpapasan dengan rombongan Ibu Suri. Ok Jung cepat2 membungkuk minta maaf. Dayang Hong membentaknya, beraninya menghalangi jalan Ibu Suri!

Ibu Suri melirik dingin pada Ok Jung lalu segera pergi. Ok Jung melanjutkan pekerjaannya. Ia harus mencuci baju.
Ibu Suri merasa terganggu dan melihat Ok Jung lagi, ia tanya dari bagian mana Ok Jung itu. Ibu Suri lega setelah tahu kalau Ok Jung ada di bagian jimbang dan kadang juga bagian laundry. Lebih baik menyingkirkan wanita penggoda jauh dari Raja. (yah..belum tahu dia.)


Ok Jung selesai mencuci dan bertemu beberapa gungnyeo lainnya. Mereka tidak suka dengan Ok Jung. Mereka dengan sengaja menjatuhkan cucian yang baru saja selesai dicuci Ok Jung dan menginjaknya.
Ok Jung protes tapi tidak digubris, beraninya seorang dari golongan rendah masuk ke bagian jimbang. Paling tidak harus golongan jungin yang bisa masuk ke bagian jimbang. (Orang biasa tapi dibawah bangsawan/yangban. Seperti golongan pedagang dll)

Ok Jung membungkuk dan mengambil kembali cuciannya. Salah seorang gungnyeo menyiram kepala Ok Jung dengan air.
Semua temannya ketawa. Air abu adalah sabun yang bagus untuk mencuci baju. Lalu gungnyeo itu pura2 terkejut, astaga..ini bukan air abu, tapi air kotor. Wah pantas saja bau sekali.
Mereka menyeringai sinis pada Ok Jung dan jalan pergi. Ja Kyung melihat kejadian itu dan tersenyum. Ia jalan pergi bersama teman2nya.

Ok Jung harus menahan sakit hatinya. Ia mencuci ulang semua baju itu. Ok Jung melihat kain yang dijemur di depannya.
Ok Jung teringat wajah Sukjong, saat berjalan bersama Sukjong diantara kain-kain itu.  Ok Jung menghela nafas dan melanjutkan mencuci, entah kapan ia bisa bertemu dengan 'Kepala Pengawal Istana' itu.
P. Bok Sun membuat satu kesepakatan dan minta semua pejabat menuliskan nama mereka. Jika kudeta mereka berhasil hari ini dan P. Bok Sun naik takhta, maka nama pejabat yang tertulis di dokumen itu pasti akan mendapatkan balas jasa.
Semua menuliskan nama mereka. Dokumen itu sampai di tangan Jang Hyeon. Jang Hyeon hampir menuliskan namanya, tapi dokumennya langsung diambil dan diberikan pada pejabat lain. Bahkan kuas di tangan Jang Hyeon juga diambil. Mereka pada dasarnya tidak suka jika orang rendahan seperti Jang Hyeon juga ikut dalam kesepakatan ini, tapi mereka tidak menolak uang Jang Hyeon.
Jang Hyeon jelas sangat kesal.

P. Bok Sun membaca nama-nama itu dan berkata kalau mereka sudah bersatu dengannya. Mereka tanya apa Ibu Suri Agung tahu soal ini. P. Bok Sun tidak menganggap itu penting. Lagipula Jo Sa Seok juga tidak pernah menghadiri kegiatan partai.
Heo Gyeon mengatakan rencananya. Ini seperti kisah Tiga Negara, saat Liu Bang dan Xiang Yu bertikai sebelum mendirikan Dinasti Han, anak buah Xiang Yu, Xiang zhuang mengadakan pertunjukan tarian pedang di depan Liu Bang.


Yang Mulia Raja tiba di kediaman Heo Jeok. Semua pejabat menyambut Sukjong.
Sukjong bercanda dan berkata kalau ia hampir salah mengira bahwa tempat ini adalah istana. Aku sadar bahwa ini adalah hari ulang tahun Perdana Menteri yang sanggup menjatuhkan burung yang terbang di udara.

Heo Jeok dan semua pejabat tampak gelisah. Sukjong memberi salam pada P. Bok Sun, sudah lama saya tidak melihat anda di istana Paman, tapi anda justru ada di sini.
P. Bok Sun menyindir : Kalau adik saya (Dong Pyeong) atau saya melakukan pergerakan, itu cenderung akan menyebabkan masalah. Tapi saya lihat, P. Dong Pyeong justru melindungi anda.
P. Dong Pyeong : Bagaimana saya berani melindungi Yang Mulia? kami hanya berteman saja.
Heo Jeok mengundang Raja untuk duduk. Sukjong jalan dengan santai ke kursinya.

Jang Hyeon muncul dari pintu samping, ia tidak diberikan tempat duduk. P. Dong Pyeong melihatnya dan Jang Hyeon membungkuk pada P. Dong Pyeong.

Heo Gyeon membuka acara, ia berterima kasih pada Raja dan undangan lain yang bersedia hadir dalam pesta ulang tahun ayahnya. Untuk merayakan pesta ini, Heo Gyeon sudah menyiapkan sebuah tarian pedang untuk semuanya. Pestanya akan segera dimulai.


Lima orang gadis mengenakan cadar dan membawa pedang masuk ke halaman. Mereka menghormat dan mulai menari.
Jang Hyeon memberi kode pada P. Dong Pyeong lalu pergi. P. Dong Pyeong mengikuti Jang Hyeon.

Sukjong mengamati tarian pedang itu dan wajahnya kelihatan tegang.
 

Jang Hyeon memikirkan semuanya, pertemuan kebetulan antara Raja dan Ok Jung. Ini diluar dugaan Jang Hyeon. Apalagi sekarang pihak P. Bok Sun sama sekali tidak menganggap Jang Hyeon. Jang Hyeon memutuskan menghianati P. Bok Sun dan memihak Raja.
P. Dong Pyeong menemui Jang Hyeon, ia menunjukkan gaya santai dan berkata sepertinya enak pipis diluar daripada harus buang air di toilet yang bau.
P. Dong Pyeong benar2 buang air kecil sampai Jang Hyeon melompat karena kaget.

P. Dong Pyeong menyindir Jang Hyeon, aku tahu kau dekat dengan P. Bok Sun, tapi aku tidak tahu kalau kau juga kenal dengan Perdana Menteri yang baru saja tiba di ibukota. Tentu saja, kau memang punya koneksi yang hebat.
Jang Hyeon mengaku, P. Dong Pyeong adalah satu2nya orang yang menilai tinggi dirinya dan tahu kualitas Jang Hyeon sebenarnya.

P. Dong Pyeong : Benar kan, orang akan bersedia mati untuk orang yang mengakuinya. Eh..? aku tidak bermaksud memintamu menyerahkan nyawamu.
Kalau kau ingin mengatakan sesuatu, katakan saja. Kita sudah saling tahu satu sama lain.

Jang Hyeon : Tuan, apa anda tahu kisah tentang Xiang Zhuang? Saya hanya pedagang bodoh, saya hanya mendengar dari sini dan sana, tentang Xiang Yu dan Liu Bang...lalu tentang Xiang Zhuang.
 

P. Dong Pyeong masih belum sadar dan berkata, itu kan kisah yang terkenal, Xiang Yu meminta Xiang Zhuang menari di pesta yang dihadiri Liu Bang...

P. Dong Pyeong tiba-tiba sadar, maksudmu..Heo Jeok memakai strategi Xiang Zhuang?
P. Dong Pyeong akan lari masuk tapi Jang Hyeon menahannya, sudah terlambat. Saya sudah mengatasinya.

Pertunjukan tari masih berlangsung dan Raja tampak tegang. Heo Gyeom menunggu waktu yang pas, ia memang ingin membunuh Raja dengan menggunakan penari pedang itu. Salah seorang pembunuh akan menikam tepat ke jantung Raja, hanya satu tikaman saja.
Seorang pelayan menyajikan teh. Raja mengambil tehnya dan membaca pesan di tatakan gelas, penari pedang Xiang Zhuang (Hangjang geum mu). Raja tertegun, ia tidak jadi minum.

P. Bok Sun memberi tanda pada Heo Gyeon. Heo Gyeon membuka kipasnya. Itu adalah tanda untuk menyerang!
Salah seorang penari lari dan melompat ke arah Raja dengan pedang mengarah tepat ke jantung Raja!

Pasukan Hyeon Moo mulai masuk kotaraja. Mereka bergegas menuju kediaman Heo Jeok.
Pedang penari itu semakin dekat dengan jantung Raja. Raja melihat ke arah penari itu tanpa berkedip.
Ok Jung [1], [2], [3], [4], [5]

Notes :
Oh my..bikin jantungan aja. Aku berharap, entah satu atau dua hal ini. Sukjong dengan cepat menangkis serangan penari itu dengan pedang pendek yang disembunyikan di lengannya.
Atau tiba2 Sukjong sudah memakai baju militer rancangan Ok Jung yang ada plat besi di bagian dadanya. Episode ini benar2 seperti roller coaster.


Coba andaikan tarian pedangnya kaya gini...lebih keren. (I miss Hwang Jini)

Jang Hyeon ini benar2 tidak bisa ditebak tindakannya. Tapi ia selalu berpikir dengan pikiran pedagang, siapa dan pihak mana yang lebih menguntungkan dan lebih cepat untuk sampai ke tujuannya, pasti akan didukungnya karena ia punya dana.

Preview ep 7
P. Bok Sun minta Raja menyerahkan takhta kepadanya. Hyeon Moo dan pasukannya tiba. Mereka mengendalikan keadaan.
Raja membentak P. Bok Sun : Apa kau pernah memikirkan sedikit saja, tugas menjadi Raja yang jujur itu?!

Ratu Ingyeong sakit parah, ia kena cacar air.
Ok Jung bertemu Sukjong dan berkata Ratu kena cacar air dan hidupnya tidak lama lagi. Ibu Suri marah2 karena Ok Jung berani menyarankan kepada Raja untuk menemui Ratu.
Ibu Suri melarang Raja pergi menemui Ingyeong.
Sukjong teriak pada ibunya : Tidak, saya harus pergi!





0 comments:

Post a Comment