Kontes Seo CM303 Bandar Taruhan Agen Judi Bola Online Terpercaya Dan Terbesar Di Indonesia

Yeongjo of Joseon - 1


Overview,
Raja ke-21 Dinasti Joseon. Raja yang paling lama memerintah, yaitu dari tahun 1724-1776 atau selama 52 tahun! Naik takhta setelah kakak-nya, Raja
Gyeongjong meninggal dunia tahun 1724

Ayah : Raja Sukjong (Raja ke-19, Joseon)

Ibu : Royal Noble Consort Suk dari Klan Choi.
Lahir di : Istana Changdeok, Korea
Meninggal di : Istana Gyeonghui, Korea


Pendamping :
1. Ratu Jeongseong - Dalsung dari Klan Seo
2. Ratu Jeongsung - Gyeongju dari Klan Kim
3. Royal Noble Consort Jeong dari Klan Lee
4. Royal Noble Consort Yeong dari Klan Lee

5. Jo Gwi-in
6. Moon Suk-Ui


Keturunan :
1. Putera Mahkota Hyojang (1719-1728), dari Selir Jeong klan Lee. Sayang mati muda.
2. Putera Mahkota Sado (1735-1762), dari Selir Yeong klan Lee.
3. Puteri dari Selir Jeong klan Lee.
4. Putri Hwasoon
5. Putri Hwapyeong
6. Putri Hwahyeop
7. Putri Hwawan

8. Putri Hwayoo
9. Putri Hwaryeong
10. Putri Hwagil


Nama Kehormatan Yeongjo /Gelar Yeongjo :
Raja Yeongjo Jangsun Jihaeng Sundeok Yeongmo Uiryeol Jang-ui Hong-yun Gwang-in Donhui Checheon Geon-geuk Seonggong Sinhwa Daeseong Gwang-un Gaetae Giyeong Yomyeong Suncheol Geon-geon Gonyeong Baemyeong Sutong Gyeongnyeok Honghyu Junghwa Yungdo Sukjang Changhun Jeongmun Seonmu Huigyeong Hyeonhyo Besar (wuih...nama satu buku telp dipakai semua.)
Yeongjo adalah Raja yang dipengaruhi kuat oleh ajaran Kong Hu Cu atau Confucius. Ajaran Confucius atau Confucianism mengalami era puncak pada jaman Raja Yeongjo. Bahkan Yeongjo sangat menguasai buku2 Confucius lebih daripada dewan istana. Selama pemerintahan-nya, Joseon mengalami pertumbuhan ekonomi terutama pertumbuhan di bidang perdagangan, manufaktur/industri dan pertambangan.

Yeongjo melakukan banyak perubahan dalam banyak bidang termasuk organisasi politik, kebudayaan, dan industri. Yeongjo mengakhiri dominasi partai politik dan ini membawa pengaruh merugikan dalam urusan negara.
Yeongjo mengurangi pajak militer sebesar 50%, memerintahkan pajak atas perikanan, garam, akomodasi/angkutan, dan meningkatkan pajak tanah untuk menambah penghasilan pajak.

Yeongjo juga menyusun sistem akunting untuk membedakan pendapatan negara dan biaya2.
Di masa pemerintahan Yeongjo, Joseon banyak mencetak koin mata uang untuk mendorong perputaran mata uang.

Yeongjo adalah Raja Joseon pertama yang menentang ajaran Roma Katolik di Joseon. Yeongjo secara resmi mengatakan bahwa ajaran Roma Katolik adalah praktek jahat.

Kematian Putera Mahkota Jangjo atau Pangeran Sado

7 tahun setelah kematian putera tertua Yeongjo, lahirlah Pangeran Sado. Tentu saja ini menggembirakan dan Yeongjo langsung memutuskan mengangkat Pangeran yang baru lahir itu sebagai Putera Mahkota.


Yeongjo sengaja menjauhkan diri dari anaknya. Yeongjo menempatkan PM Sado di lokasi lain di istana untuk dididik khusus sebagai Raja mendatang. Ini membuat hubungan antara Yeongjo dan PM Sado menjadi kaku kalau tidak ingin dikatakan sulit.

PM Sado selalu takut dengan ayahnya, yang selalu memarahinya. Ini membuat PM Sado depresi dan mengalami sakit mental. Setiap kali Raja Yeongjo mendekatinya, PM Sado langsung saja memukul atau membunuh orang di istana untuk melepaskan stresnya. Dikatakan kalau PM Sado juga menderita penyimpangan seksual.

Yeongjo memutuskan untuk mengakhiri nyawa PM Sado, tapi ia tidak ingin membunuh anaknya dengan tangannya sendiri, Sado juga tidak akan mengikuti perintah ayahnya untuk bunuh diri.

Di satu hari yang panas, bulan Agustus, 1767, Sado akhirnya mematuhi ayahnya dan ia memanjat lumbung beras yang besar. Setelah 8 hari, Sado meninggal karena kehabisan nafas/sesak. Saat itu, putra Sado, Jeongjo masih berusia 11 tahun ketika ayahnya meninggal. Ibu Jeongjo, Putri Mahkota Hyegyeong mengajar agar Jeongjo tidak mendendam pada kakeknya atas tragedi ini. (Memoir of Lady Hyegyeong)


Sembilan tahun kemudian, tahun 1776, Yeongjo meninggal dunia. Ia dimakamkan di Donggureung. Putra Sado, Jeongjo naik takhta menjadi Raja ke-22 Joseon. (bisa diikuti kisahnya di Yi San)

Di awal pemerintahan Jeongjo, terjadi kemelut politik akibat ketakutan anggota partai politik kalau Jeongjo akan membalas dendam akibat kematian ayahnya.

Yeongjo juga pernah dituduh tidak berbakti pada mendiang ibunya Choi Suk Bin karena Putra Mahkota Hyojang yang dilahirkan th 1719, hanya setahun setelah Choi Suk Bin meninggal dunia. Menurut adat, Raja harus menahan diri dan tetap dalam keadaan berkabung selama 3 tahun jika orang tuanya meninggal dunia. Dengan kata lain dilarang melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Tapi selir Jeong dari Klan Lee justru mengandung dan melahirkan pangeran th 1719.

0 comments:

Post a Comment